video. Selain itu media powerpoint ini dapat dibuat dengan menambahkan animasi, transisi, dan hyperlink sehingga akan menarik siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
2.1.8 Teori Belajar yang Mendasari Model Kooperatif Tipe STAD
Berbantuan Audiovisual
Sebelum guru merancang suatu proses pembelajaran, perlu diketahui teori belajar yang mendukung penggunaan model, metode, atau media tertentu.
Pengetahuan tentang teori belajar akan menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru, sehingga pelaksanaan pembelajaran akan sesuai
dengan tahap perkembangan dan kebutuhan siswa. Teori belajar yang menjadi dasar penggunaan model kooperatif tipe STAD berbantuan audiovisual antara lain
yaitu teori belajar kognitif piaget dan teori belajar konstruktivisme. 2.1.8.1
Teori Belajar Kognitif Piaget Teori belajar kognitif sangat erat hubungannya dengan teori psikologi
kognitif. Prinsip teori psikologi kognitif adalah bahwa setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh
tingkat-tingkat perkembangan dan pemahaman atas dirinya sendiri. Aspek kognitif mempersoalkan masalah bagaimana orang memperoleh pemahaman
mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya, dan bagaimana mereka berhubungan dengan lingkungan mereka dengan menggunakan kesadarannya. Sedangkan aspek
psikologisnya menekankan pada hubungan antara orang dengan lingkungan psikologinya secara bersamaan dan saling berhubungan secara timbal balik
Winataputra, 2008: 3.3.
Piaget, menyatakan bahwa sejak lahir siswa mengalami tahap-tahap perkembangan kognitif. Setiap tahapan perkembangan kognitif tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda. Pia get dalam Rifa‟I dan Anni, 2011: 26
mengemukakan tahap-tahap perkembangan kognitif, yaitu: a.
Tahap Sensorimotorik 0-2 tahun. Pada tahap ini seorang bayi dapat merespon motorik yang diperoleh dari rangsangan penginderaan dengan
kegiatan melihat, menggenggam, dan mendengar. b.
Praoperasional 2-7 tahun terdiri dari: 1 sub-tahap Simbolis 2-4 tahun. Pada tahap ini anak cenderung mengambil pandangan pada suatu objek sesuai
yang dilihat dan tidak dapat memahami pandangan orang lain; 2 sub-tahap Intuitif 4-7 tahun. Pada tahap ini anak mengetahui suatu objek tanpa
menggunakan pemikiran rasional. c.
Tahap Operasional Konkrit 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika. Namun, masih dalam bentuk benda
konkret. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya pada situasi konkret dan kemampuan untuk menggolonggolongkan, belum bisa
memecahkan masalah abstrak. d.
Tahap Operasional Formal 11-15 tahun. Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran operasional formal tampak lebih
jelas dalam pemecahan problem verbal, seperti anak memecahkan problem walau disajikan secara verbal.
Teori belajar kognitif menganggap bahwa belajar merupakan proses pengelolaan informasi yang terjadi di dalam otak. Berdasarkan tahap per-
kembangan kognitif Piaget, anak SD berada pada tahap operasional konkret, yaitu anak masih berpikir konkret dan belum berpikir abstrak. Pembelajaran harus di-
laksanakan dengan menggunakan media yang konkret untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran. Teori kognitif mendukung penggunaan media
audiovisual karena dengan menggunakan media audiovisual, siswa akan memperoleh pemahaman mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya sesuai
dengan tahap perkembangannya yang masih berada pada tahap operasional konkret dan operasional formal. Media audiovisual akan membantu dalam
memperjelas materi yang akan dipelajari dan memfokuskan perhatian siswa pada saat pembelajaran.
2.1.8.2 Teori Belajar Konstruktivisme
Winataputra 2008: 6.9 mengungkapkan konstruktivis menurut Vygotsky merupakan pengetahuan yang dibangun secara sosial yaitu siswa
terlibat dalam suatu interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan membangun makna suatu pengetahuan. Dengan demikian proses yang terjadi akan beragam
sesuai dengan konteks kulturnya. Rifa‟I dan Anni, 2011: 137 inti sari teori
konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus menemukan dan men- transformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Menurut
pandangan teori rekonstrivistik, belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak.
Teori belajar konstruktivisme beranggapan bahwa belajar merupakan proses untuk membantu siswa mengkonstruksi pengetahuannya dengan me-
ngaitkan materi dengan pengetahuan siswa. Inti sari teori belajar konstruktivisme
adalah belajar merupakan proses penemuan dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang
sebagai orang yang secara konstan memeriksa informasi baru untuk di- konfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip
teresbut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi baru yang diperoleh. Teori konstruktivisme mendukung penerapan model kooperatif tipe STAD karena akan
membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri mengenai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan yang ditunjang dengan
kegiatan diskusi dan kuis yang melatih siswa untuk berpikir secara individual maupun secara kolaboratif.
2.1.9 Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Audiovisual