Mengingat, warga belajar yang dilayani adalah masyarakat yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, TKI di luar negeri, calon TKI, masyarakat di daerah-daerah
khusus, seperti daerah perbatasan, daerah bencana, dan daerah yang terisolir dengan fasilitas pendidikan belum ada, dan sebagainya, maka pendidikan kesetaraan akan
sangat membantu dalam memperoleh pendidikan.
Warga belajar yang sangat spesifik demikian, maka kurikulum yang diajarkan juga berbeda dengan pendidikan formal. Misal, program Paket B setara
SMPMTs, pembagian bobot muatan substansi kajian pengetahuan adalah 60, dan muatan keterampilan hidup adalah 40. Selain itu, layanan pendidikan kesetaraan,
baik bagi masyarakat pedesaan maupun masyarakat miskin di perkotaan tetap mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain: 1 perencanaan integratif, 2
memahami budaya setempat, 3 penguasaan bahasa, 4 akses kepada pendidikan dasar yang mengacu kepada keterampilan hidup yang sesuai dengan potensi lokal,
budaya, dan sumberdaya.
2.4 Pendidikan Wirausaha
2.4.1 Pengertian Wirausaha
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama
mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Secara sederhana menurut Kasmir 2007:18 “arti wirausahawan
entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan.
Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswastawirausaha berasal dari kata: Wira: utama, gagah
berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri
sendiri. Berdasarkan The International journal of Entrepreneurship Education In
The 21st Century: From legitimization to leadership. A Coleman Foundation White Paper USASBE National Conference January 16, 2004. By Donald F. Kuratko The
Entrepreneurship Program Miller College of Business Ball State University Muncie, IN 47306, yaitu :
Entrepreneurship is a dynamic process of vision, change, and creation. It requires an application of energy and passion towards the creation and
implementation of new ideas and creative solutions. Essential ingredients include the willingness to take calculated risks in terms of time, equity, or
career; the ability to formulate an effective venture team; the creative skill to marshal needed resources; and fundamental skill of building solid
business plan; and finally, the vision to recognize opportunity where others see chaos, contradiction, and confusion.
Jadi, kewirausahaan adalah lebih dari sekedar penciptaan bisnis. Meskipun itu tentu merupakan aspek penting, itu bukan gambaran lengkap. Karakteristik
peluang mencari, mengambil risiko di luar keamanan, dan memiliki kegigihan untuk mendorong ide melalui dengan realitas menggabungkan dalam perspektif khusus
yang menembus pengusaha. Sebuah perspektif kewirausahaan dapat dikembangkan pada individu. Perspektif ini dapat dipamerkan dalam atau di luar organisasi, di
perusahaan-perusahaan keuntungan atau tidak-untuk-keuntungan, dan dalam kegiatan bisnis atau non-bisnis untuk tujuan menyalurkan ide-ide kreatif. Dengan demikian,
kewirausahaan merupakan konsep terpadu yang menembus suatu individu bisnis dengan cara yang inovatif. Ini adalah perspektif yang telah merevolusi cara berbisnis
di setiap tingkatan dan di setiap negara Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang
tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang- orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-
orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri.
Hisrich, Peters, dan Sheperd dalam Buchari 2007:33 mendifinisikan “kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan
waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan
dan kebebasan pribadi”.
Kewirausahaan menurut Yusuf 2006:11 dapat didefinisikan sebagai berikut:
Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha
baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-
tantangan persaingan.
Peter F. Drucker dalam Kasmir 2007:18 mengungkapkan bahwa “kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda”. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Kata kunci dari kewirausahaan menurut Kasmir 2007:18 adalah; 1
Pengambilan resiko. 2
Menjalankan usaha sendiri 3
Memanfaatkan peluang-peluang 4
Menciptakan usaha baru 5
Pendekatan yang inovatif 6
Mandiri misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk
menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif, sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri tidak bergantung kepada pemerintah
atau pihak-pihak lain dalam menghadapi segala tantangan persaingan. Inti dari
kewirausahaan adalah; Pengambilan resiko, menjalankan sendiri, memanfaatkan peluang-peluang, menciptakan baru, pendekatan yang inovatif, dan mandiri.
2.4.2 Etika Wirausaha