commit to user
Grafik Daftar Ketuntasan nilai IPA Kelas II Semestar II SDN Karanganyar III Th.2011
Gambar 15. Histogram Kriteria Ketuntasan pada Siklus III Berdasarkan grafik di atas maka siswa yang mengalami ketuntasan
belajar pada siklus tiga ini mengalami peningkatan.Dari 38 siswa yang belajar tuntas mencapai 87 dan yang belum tuntas hanya 13 .
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I,II dan III dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dapat
meningkatkan penguasaan konsep energi cahaya pada siswa kelas II SD Negeri Karanganyar III, baik dari segi kognitif,afektif maupun psikomotorik.Berdasarkan
analisis data maka dapat dituliskan : 1.
Data hasil nilai belajar siswa menunjukkan peningkatan,sebelum tindakan siswa yang belajar tuntas hanya 7,89 kemudian pada siklus
I naik menjadi 15,7 kemudian pada siklus II naik lagi menjadi 60,52 dan pada siklus III naik lagi menjadi 86,84 .
13 87
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Tidak Tuntas
Tuntas
commit to user
2. Data aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus 1 skor
aktivitas siswa pada pertemuan pertama yaitu 2,28 dan pada pertemuan kedua naik menjadi 2,57 dengan rata-rata 2,425. Pada siklus II,pada
pertemuan pertama 3,28 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,42 dengan rata-rata 3,35. Pada siklus III, pertemuan pertama 3,71
kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,85 dengan rata-rata 3,78.
3. Data hasil kinerja guru juga mengalami peningkatan, pada siklus 1
skor kinerja guru pada pertemuan pertama yaitu 2,25 dan pada pertemuan kedua naik menjadi 3,00 dengan rata-rata 2,625. Pada siklus
II, pada pertemuan pertama 3,25 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,35 dengan rata-rata 3,3.Pada siklus III, pertemuan pertama
3,5 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,58 dengan rata- rata 3,54. Dan perbandingan frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.16. Perbandingan frekuensi nilai penguasaan konsep pada siklus I, siklus II dan siklus III siswa kelas II SDN Karanganyar 03.
No Rentang
Nilai Sebelum
Tindakan Siklus I
Siklus II Siklus III
f f
f f
1 20-28
1 2,63
15 39,47
2 29-37
6 15,7
7 18,42
3 38-46
15 39,47
5 13,15
1 2,63
4 47-55
8 21,05
6 15,78
5 13,15
2 5,26
5 56-64
1 2,63
12 31,57
4 15,78
6 65-73
3 7,89
12 31,57
2 5,26
7 74-82
3 7,89
11 28,94
8 83-91
1 2,63
12 31,57
9 92-100
5 13,15
Total 38
100 38
100 38
100 38
100
commit to user
Tabel 4.17. Perbandingan Hasil tes siklus I, siklus II, dan siklus III siswa kelas II SDN Karanganyar III
Keterangan Pra Tindakan
Siklus I Siklus II
Siklus III Nilai terendah
20 30
45 55
Nilai tertinggi 65
60 90
100 Rata-rata nilai
42 48
64 81
Sehingga dari tabel 4.17 dapat dilihat dari gambar grafik .
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tes Sebelum
Tindakan Tes Siklus I Tes Siklus
II Tes Siklus
III Data Nilai
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Rata-rata Nilai
Gambar 16. Grafik Perbandingan nilai dari tes pra tindakan tes siklus I, tes siklus II dan tes siklus III.
commit to user
Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I 30; pada siklus II naik menjadi 45; dan pada siklus III naik lagi menjadi 55. Nilai terendah yang
diperoleh siswa pada siklus I 30; pada siklus II naik menjadi 45; dan pada siklus III naik lagi menjadi 55.Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus
I sebesar 70; pada siklus II naik menjadi 90; dan pada siklus III 100.Nilai rata- rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 548; siklus II 64;
dan pada siklus III 81 Dari analisis data dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
pada siklus III, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan
kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu. Prosentase perkembangan belajar kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa mencetuskan pendapat, mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu
medemonstrasikan, kerjasama
dengan kelompok
meningkat, dan
menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelaspun
menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya penguasaan konsep bentuk energi pada siswa kelas II SDN Karanganyar III meningkat.
Berdasarkan peningkatan pemahaman konsep bentuk energi yang ditandai dengan nilai tes belajar yang telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas PTK dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini.
Perkembangan belajar afektif siswa
a. Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.
b. Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat.
c. Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.
d. Siswa aktif dalam pembelajaran.
e. Siswa aktif mengajukan pertanyaan dan pendapat.
f. Kerjasama dalam kelompok meningkat.
g. Tugas individu atau tugas kelompok terlaksana dengan baik.
commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan Model Pembelajaran Kuantum pada siswa kelas II SD Negeri Karanganyar III tahun pelajaran 2011, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut : 1.
Penguasaan konsep energi cahaya pada siswa kelas II SDN Karanganyar III Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 20102011 setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum mengalami peningkatan pada setiap siklus. Nilai KKM dalam konsep energi cahaya
adalah 62. Hasil tes sebelum penelitian dilakukan menunjukkan nilai rata-rata kelas 42. Hasil tes pada silkus 1 menunjukkan nilai rata-rata 48 dan
mengalami peningkatan
sebesar 7,81.Kemudian
pada siklus
11 menunjukkan nilai rata-rata kelas 64 dan mengalami peningkatan sebesar
44,82. Sedangkan pada siklus 111 menunjukkan nilai rata-rata kelas 81 dan mengalami peningkatan sebesar 26,32.
2. Data aktivitas siswa juga mengalami peningkatan,pada siklus 1 skor aktivitas
siswa pada pertemuan pertama yaitu 2,28 dan pada pertemuan kedua naik menjadi 2,57 dengan rata-rata 2,425.Pada siklus II,pada pertemuan pertama
3,28 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,42 dengan rata-rata 3,35. Pada siklus III, pertemuan pertama 3,71 kemudian pada pertemuan kedua naik
menjadi 3,85 dengan rata-rata 3,78. 3.
Data hasil kinerja guru juga mengalami peningkatan, pada siklus 1 skor kinerja guru pada pertemuan pertama yaitu 2,25 dan pada pertemuan kedua
naik menjadi 3,00 dengan rata-rata 2,625. Pada siklus II, pada pertemuan pertama 3,25 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,35 dengan rata-
rata 3,3. Pada siklus III, pertemuan pertama 3,5 kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 3,58 dengan rata-rata 3,54.