commit to user 10
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di
SMKN 2 Sragen? 2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII
TPTL di SMKN 2 Sragen. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menjawab masalah-masalah yang dihadapi di sekolah dalam
mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, oleh sebab itu penulis secara rinci mengemukakan manfaat penelitian ini adalah mendorong guru untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan manfaat :
1. Manfaat Teoritis
commit to user 11
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw bagi siswa SMK Negeri 2 Sragen. b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Siswa Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa
kelas XII TPTL SMK Negeri 2 Sragen. b. Manfaat bagi Guru
Melatih guru dalam memvariasi model pembelajaran terutama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. c. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan pengetahuan umum tentang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
Menengah Atas sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru lain. d. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah
Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif jigsaw.
commit to user 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Teori-teori yang melatar belakangi penelitian ini antara lain adalah teori tentang pembelajaran, teori tentang pembelajaran kooperatif, dan teori tentang
pembelajaran tipe Jigsaw.
1. Belajar dan Pembelajaran yang Efektif
Belajar dan pembelajaran adalah satu kesatuan. Pembelajaran berasal dari kata dasar ’belajar’. Pembelajaran merupakan terjemahan dari ’learning’, baik
belajar maupun pembelajaran berpusat pada peserta didik.
a. Teori Belajar
Definisi belajar secara lengkap dikemukakan oleh Slavin 2000 seperti dikutip oleh Trianto 2009 yang mendefinisikan belajar sebagai;
Learning is usually defined as a chane in individual caused by experience. Changes caused by development such as growing taller
are not instances of learning. Neither are characteristics of individuals that are present as birth such as reflexes and respons to
hunger or pain. However, humans do so much learning from the day of their birth and some say earlier that learning and development
are inseparably linked Slavin dalam Trianto, 2009: 16. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Proses
commit to user 13
belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada perubahan pada diri
pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh
individu, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Menurut Morgan dalam Dimyati dan Mudjiono 1994: 98 belajar
didefinisikan sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur, yaitu: 1 belajar adalah perubahan tingkah laku 2
perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena unsur kedewasaan, dan 3 perubahan tersebut harus relatif permanen dan
tetap ada untuk waktu yang cukup lama Secara psikologi, belajar merupakan proses jiwa yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus
dikembangkan. Fungsi-fungsi jiwa itu antara lain merasa, berfikir, minat, kemampuan dan sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih.
Menurut Hamalik 2007 belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan Hamalik, 2007: 27.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar memiliki ciri-ciri: 1 Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
commit to user 14
2 Berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3 Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4 Positif atau berakumulasi. 5 Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6 Permanen atau tetap. 7 Bertujuan da terarah.
8 Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan Trianto, 2009: 4.
b. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar
Menurut Staton dalam Suprijono 2009: 26-27, ada enam faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar, yaitu:
1 motivasi, yakni keinginan untuk belajar. Motivasi terjadi dari dua faktor yaitu: a pengertian yang jelas tentang apa yang akan dipelajari dan, b
pengertian yang jelas tentang alasan-alasan mengapa mempelajarinya itu penting,
2 konsentrasi, yakni pemusatan segenap perhatian pada situasi belajar tertentu. Proses belajar bertambah cepat bila konsentrasi diperkuat,
3 reaksi, yakni penyerahan sesuatu bantuan untuk memungkinkan terjadinya proses belajar,
4 organisasi, yakni menempatkan bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang berarti,
5 Comprehension, yakni langkah terakhir dalam proses belajar dan, 6 repetisi ulangan, yakni pengawetan terbesar dari proses belajar. Ulangan
adalah pencegah kelupaan, tetapi harus disertai pemikiran dan tujuan.
commit to user 15
Sementara itu, menurut Hamalik 2007, belajar yang efektif sangat dipengaruhi faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut
adalah: 1 Faktor kegiatan, pengunaan dan ulangan.
2 Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan
pelajaran yang belum dikuasai dapat lebih mudah dipahami. 3 Belajar akan lebih berhasil bila siswa merasa berhasil dan mendapat
kepuasannya. 4 Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil dalam belajarnya
atau tidak. 5 Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar.
6 Pengalaman masa lampau bahan apersepsi dan pengertian-pengertian yang dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar.
7 Faktor kesiapan belajar 8 Faktor minat dan usaha.
9 Faktor-faktor fisiologis. 10 Faktor intelegensi Hamalik, 2007: 32-33.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik Sudjana 1999:3. Pada dasarnya
kemampuan kognitif merupakan hasil belajar, sebagaimana diketahui bahwa
commit to user 16
hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan Sudjana, 1999:11.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu kata “prestasi” dan “belajar”. Poerwadarminta 2004: 787 “prestasi adalah hasil yang telah
dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan”. Selanjutnya Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud RI 1995 : 787
merumuskan “bahwa pada hakekatnya belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran
lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.
Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah
pengetahuan atau kecakapan. Prestasi belajar juga dapat dikatan sebagai hasil yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan
merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, maupun kecakapan daalm situasi tertentu. Dapat juga dikatakan
hasil maksimal dari apa yang diupayakan oleh siswa. Pretasi ini secara nyata dapat dilihat dalam bentuk kuantitatif yakni angka. Prestasi belajar ini antara
siswa satudgn yang lainnya berbeda. Siswa yang belajar baik, tepat dalam menggunakan waktu belajar cenderung akan mempunyai prestasi belajar
yang baik. Begitu juga sebaliknya. Pengertian prestasi belajar disini diartikan dengan prestasi belajar
bahasa indonesia. Nilai atau prestasi belajar bahasa Indonesia ditekankan pada vocabulary, reading, listening, writing, dan speaking. Prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti program
commit to user 17
pengajaran pada waktu tertentu dalam bentuk nilai Depdikbud, 1990: 140. Hasil belajar siswa adalah akumulasi nilai pada raport. Bermacam-macam
prestasi diantaranya adalah: prestasi baik, prestasi cukup, prestasi kurang. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam prestasi belajar antara lain: faktor
individu, faktor lingkungan belajar, dan faktor materi pembelajaran. Beberapa cara untuk menentukan hasil belajar dengan menggunakan tes
tertulis, tes lisan, tes perbuatan atau ketrampilan proses. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang baik dan memuaskan,
banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu para pendidik diharapkan mengetahuinya, sehingga dapat mengatur dan atau menggunakan
faktor-faktor tersebut agar sedapat mungkin menguntungkan dalam proses interaksi belajar-mengajar.
Suryabrata 2001: 183, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor yang
berasal dari luar diri pelajar faktor eksogen, dan juga faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar faktor indogen. Faktor-faktor yang berasal
dari luar eksogen dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : faktor- faktor non sosial dan faktor-faktor sosial. Sedangkan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri pelajar endogen dapat dibedakan pula menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor fisiologis serta faktor-faktor psikologis.
d. Teori Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar dan terarah keinginan untuk belajar dan memperoleh hasil
belajar sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.
commit to user 18
Dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar maksimal perlu memperhatikan
faktor-faktor yang
mempengaruhi proses
belajar. Sesungguhnya terlalu banyak faktor yang dapat diketahu yang
mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu. Semua faktor yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu dapat pula digolongkan
menjadi faktor-faktor yang berasal dari orang yang belajar mandiri maupun yang berasal dari luar orang yang bersangkutan.
Menurut Morgan dan kawan-kawan 2006 : 98 belajar didefinisikan sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga
unsur, yaitu 1 belajar adalah perubahan tingkah laku 2 perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena unsur kedewasaan, dan
3 perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama Secara psikologi, belajar merupakan proses jiwa yang
didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus dikembangkan. Fungsi- fungsi jiwa itu antara lain merasa, berfikir, minat, kemampuan dan
sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih. Pada uraian diatas dinyatakan bahwa seseorang belajar dengan melalui
aktivitas dalam suatu sistem penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, pemikiran, kegiatan fisik atau ,aktivitas motor. Siswa harus aktif berusaha
dalam belajar, apakah suatu keterampilan menerima informasi, pengertian, kebiasaan, suatu pendapat, sikap, minat atau tuntutan dari lingkungan.
Belajar adalah suatu proses yang diawali dengan aktivitas-aktivitas atau suatu perubahan yang diakhiri dengan reaksi untuk menghadapi situasi baru
commit to user 19
yang dapat memberikan perubahan pada karakteristik anak sesuai dengan kematangannya. Kimble and Garmezy yang dikutip oleh Snelbecker 2004 :
75, Learning is a relatively permanent change in a behavioral tendency that occurs a result of reinforced practice.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari penguatan praktek. Garry and Kingsley yang dikutip oleh Snelbecker 2004:
98 menyatakan, bahwa learning is the process by which behavior in the broad sense is originated or changed trough practice or training.
Snelbecker; 2004: 121. Belajar adalah proses tingkah laku dalam arti luas yang diubah melalui praktek atau latihan. Bigge yang dikutip oleh Snelbecker
2004 : 57, memberi definisi belajar sebagai; learning. in contrast with matlration. is a change iniliving individua which is not heralded by his
genetic in heritance. It may be a change in insight, behavior, perception, or motivation. or a combination of these [Snelbecker 2004: 13]. Belajar yang
diaktifkan dengan kematangan adalah suatu perubahan dalam kehidupan individu yang tidak dipengaruhi oleh faktor warisan. Be1ajar memungkinkan
adanya perubahan dalam insight, tingkah laku, persepsi, motivasi atau gabungan dari semuanya.
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak adapat dipisahkan dari kegiatan manusia, sebab kebutuhan manusia makin lama
makin bertambah banyak, baik kuantitas maupun kualitas. Tanpa belajar manusia tidak akan mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
commit to user 20
seseorang yang menghasilkan perubahan pada dirinya, baik dalam bentuk pengetahuan dan ketrampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai positif
selama berlangsung kegiatan pembelajaran. Pembelajaran sebagai pengganti istilah mengajar, pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara
sadar oleh seorang atau tim untuk melakukan kegiatan belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Tohar,
2004: 1. Kegiatan mengajar mencakup tahap-tahap: perencanaan, strategi mengajar, persiapan pelaksanaan, termasuk penciptaan iklim belajar mengajar
yang serasi dan pemberian motivasi belajar, penilaian prestasi belajar hingga pelaksanaan pengajaran remidial bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Bagi tenaga kependidikan ada beberapa tahapan yang dilakukan supaya
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, menurut Tohar 2004: 36 tahap-tahap dalam pembelajaran adalah :
1 Perumusan tujuan pengajaran, merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan untuk diketahui, dilakukan dan dihayati oleh siswa setelah
menyelesaikan suatu kegiatan belajar. 2 Pengembangan alat evaluasi, adalah suatu yang digunakan untuk mempermudah
seseorang untuk mengumpulkan informasi dan memanfaatkannya sebagai penimbang dan pengambilan keputusan. Untuk mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan, pengajaran disusun alat evaluasi dengan perubahan tingkah laku diantaranya adalah : tes lisan, tertulis, perbuatan. Jika tertulis berbentuk
essei, obyektif, melengkapi angket studi kasus. 3 Analisis Tugas Belajar dan Identifikasi Kemampuan Siswa
commit to user 21
Kemampuan yang ingin dicapai sebagai tujuan pengajaran, diurai atas unsur-unsur tingkah laku yang membentuk kemampuan tersebut. Unsur-
unsur yang telah diidentifikasi tersebut diseleksi sehingga hanya unsur- unsur yang diidentifikasi karakteristik individual siswa seperti :
kecerdasan, bakat, kebiasaan belajar, motivasi belajar, kemampuan awal dan kebutuhan belajar siswa terutama menyangkut kesulitan belajar.
4 Penyusunan Strategi Belajar Mengajar Strategi belajar mengajar hakekatnya ialah rencana kegiatan belajar
yang dipilih guru untuk dilaksanakan baik oleh siswa maupun oleh guru dalam rangka usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Penyusunan strategi belajar ini menyangkut uraian tentang jadwal kegiatan, tempat pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, format
lama waktu pertemuan. Kriteria yang digunakan dalam memilih strategi ialah : efisiensi, efektifitas dan keterlibatan siswa.
5 Diskusi atau tanya jawab, kerja kelompok, perorangan. Diskusi dilakukan di dalam kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan dilakukan oleh
guru dan siswa baik secara individu maupun kelompok. 6 Monitoring belajar mengajar. Melakukan monitoring terhadap kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa apakah bisa berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan atau tidak Tohar, 2000 : 38.
e. Pembelajaran Efektif
Untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam rangka untuk meraih prestasi, dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya adalah sebagai
berikut:
commit to user 22
1 Menumbuhkan keyakinan dan percaya diri bahwa seseorang dapat melaksanakan tugas atau belajar dengan baik, dan keyakinan tersebut
akan mampu berkembang bila ada upaya yang bersungguh-sungguh. 2 Dalam melaksanakan tugas atau belajar untuk mencapai prestasi
dilakukan dengan rasa ikhlas dan senang, serta mempunyai tujuan yang jelas.
3 Antara tujuan yang ingin dicapai dan keberhasilan yang dicapai pada diri seseorang ada keterkaitannya.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan SMK