commit to user 52
dan kelemahannya.
Refleksi dilaksanakan
bersama-sama dengan
kolaborator.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data penelitian ini meliputi a tempat dan peristiwa, yakni kegiatan pembelajaran menulis surat resmi yang berlangsung di dalam kelas
dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b informan, yaitu guru kelas XII TPTL2 teman sejawat dan siswa kelas XII
TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen, c dokumen yang berupa foto kegiatan pembelajaran menulis, hasil tes siswa, buku pelajaran, silabus dan RRP.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil tes pembelajaran menulis
mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan pembelajaran di dalam kelas ketika guru
mengajar bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Teknik Pengumpulan data
Data kuantitatif nilai dikumpulkan dengan teknik tes, dan data kualitatif dikumpulkan dengan teknis pengamatan dan wawancara.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan tergantung pada ruang lingkup dan tujuan penelitian yang dilakukan. Metode dasar dalam
penelitian kualitatif adalah observasi dan wawancara Muhadjir, 2002: 58.
commit to user 53
Sehingga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi kepustakaan dan dokumentasi.
a. Teknik Observasi
Teknik Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman
gambar Sutopo, 2002: 64. Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan setting kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat dalam
kegiatan, waktu dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan Muhadjir, 2002: 58. Observasi
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung. Dalam hal ini
peneliti melakukan observasi langsung dengan mendatangi peristiwanya, yaitu melakukan pengamatan ke lokasi penelitian di SMK Negeri 2
Sragen.
b. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu. Wawacara ini
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia serta pendapat-pendapat mereka Muhadjir, 2002: 95. Secara umum ada
dua jenis wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam Sutopo, 2002: 58.
Dalam wawancara ini dilakukan dengan mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya data
commit to user 54
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna memperoleh data baik lisan ataupun tulisan atas sejumlah data yang diperlukan.
Metode wawancara yang digunakan adalah metode campuran, dengan menggabungkan metode terpimpin terstruktur dengan metode
bebas tidak terstruktur dengan cara peneliti membuat panduan wawancara dalam mengembangkan secara bebas sebanyak mungkin
sesuai kebutuhan data yang diperoleh. Metode wawancara ini dilakukan dalam rangka memperoleh data primer serta pendapat-pendapat dari
Kepala Sekolah dan para guru di SMK Negeri 2 Sragen tentang peningkatan kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas XII TPTL.
c. Analisis Dokumentasi
Studi dokumen dilakukan dengan penelitian mengenai dokumen- dokumen yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar mata pelajaran
menulis bahasa Indonesia siswa kelas XII TTL SMK Negeri 2 Sragen. Penggunaan keempat metode dalam penelitian ini, dilakukan untuk saling
melengkapi. Metode dokumentasi diharapkan melengkapi metode observasi atau sebaliknya. Metode wawancara untuk mendalami dan
melakukan cek ulang terhadap sekolah.
commit to user 55
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah 80 atau lebih siswa kelas XII TPTL2 mencapai nilai lebih dari 70 atau lebih dari 80 atau lebih
siswa masuk dalam kategori nilai B.
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Pembelajaran No
Nilai Kategori
Catatan 1.
X ≥ 80
A Sangat Baik
2. 70 – 79
B Baik
3. 60 – 69
C Sedang
4. Dibawah 60
D Kurang
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam PTK ini bersifat deskriptif analitik kritik dan analistis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data penelitian
adalah : 1. Klasifikasi Data
Klasifikasi data merupakan pengelompokan data berdsakn kriteria tertentu untuk mencari homogenitas yang dinginkan. Dalam penelitian ini klasifikasi
digunakan untuk mengelompokan hasil belajar siswa dari kegiatan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Penafsiran Data
commit to user 56
Penafsiran data bertujuan untuk mengambil kesimpulan sementara data yang telah diperoleh. Penafsiran merupakan langkah awal untuk pembahasan
masalah secara mendalam. 3. Evaluasi Data
Data yang telah diklasifikasikan kemudian dievaluasi untuk mendapatkan kebenaran antara hasil penafsiran denagn ralitas sesungguhnya. Apakah data
tersebut dapat dipertanggungjawabakan dalam penelitian atau tidak, apakah penafsiran yang disampaikan sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan
dan sebagainya. Hasil evaluasi dapat dipergunakan sebagai feed back umpan balik untuk mengukur sejauh mana data yang diperoleh dalam penelitian
tersebut merupakan sesuatu yang bermanfat ataukah tidak. Apabila dirasa kurang dapat mencapai KKM yang diinginkan, maka prosedur penelitian
dapat dilakukan secara berulang. 4. Penarikan Kesimpulan
Tujuan akhir dari setiap penelitian adalah mendapatkan kesimpulan mengenai apa yang telah disampaikan dengan hasil penelitian. Kesimpulan
merupakan hasl tertinggi dalam suatu penelitian. Dengan diperolehnya kesimpulan, maka masalah yang disajikan, dibahas dan dicarikan jalan
keluarnya akan nampak dengan jelas. Dengan demikian maka kesimpulan merupakan penjabaran sistematis dari seluruh kegiatan penelitian.
Cara pengambilan kesimpulan berdasarkan sifat interaktif berada pada semua model analisis yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan verifikasi
tersebut saling berkaitan dan berinteraksi, tak bisa dipisahkan dari kegiatan
commit to user 57
pengumpulan data. Dalam bentuk ini guru tetap tidak bergerak di antara tiga komponen analisis reduksi data, sajian data, verifikasi dengan proses
pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.
commit to user 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi penelitian ini merupakan jawaban atas permasalahan yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Secara garis besar, Bab IV menguraikan tiga hal
pokok yaitu: 1 Kegiatan pratindakan, 2 Pelaksanaan tindakan siklus I sampai dengan siklus III, dan 3 Pembahasan penelitian.
1. Kegiatan Pratindakan
a. Pembahasan tentang Permasalahan dalam Pembelajaran Menulis
Surat Resmi
Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti melakukan konsultasi dengan teman-teman sejawat pada minggu pertama bulan Oktober 2010
untuk membahas
permasalahan yang
dihadapi selama
proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Dari hasil konsultasi dengan
teman-teman sejawat diketahui bahwa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengarangmenulis surat resmi, siswa memperoleh
nilai yang sangat rendah. Lebih dari 80 dari jumlah siswa kelas XII TPTL 2 tidak memenuhi nilai KKM yang ditentukan yaitu 62.
Dalam diskusi tersebut, guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia secara terbuka mengungkapkan masalah yang dihadapi terutama pada
pengajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kesulitan siswa dalam menulis disebabkan beberapa faktor, yaitu factor situasi
commit to user 59
pembelajaran menulis di kelas, faktor guru, dan juga faktor siswa sendiri. Banyak siswa beranggapan bahwa belajar menulis kurang memberi
manfaat dalam kehidupan nyata, terutama dunia kerja mereka yang didominasi praktek perteknikan. Pendapat siswa tersebut harus segera
diluruskan karena kalau tidak, akan berakibat kurangnya minat siswa pada pembelajaran menulis. Berkurangnya minat mengakibatkan siswa
semakin malas menulis dan membuat pelajaran menulis menjadi bertambah sulit.
Hasil pengamatan pratindakan adalah; 1 Siswa tersibukkan dengan kegiatan praktik sehingga mereka
cenderung mengabaikan pelajaran menulis. 2 Siswa banyak yang tidak menyukai kegiatan tulis menulis.
3 Pembelajaran yang sering dilakukan di kelas adalah metode ceramah yang berpusat pada guru sehingga kurang memberi kesempatan
kepada siswa untuk banyak menulis, dan berakibat pada hasil yang sangat kurang.
4 Guru masih
mengalami kesulitan
dalam mengembangkan
keterampilan menulis, aktivitas dan sikap karena penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat.
5 Aktivitas siswa belum tampak karena siswa sebagai pendengar.
commit to user 60
b. Pembahasan tentang Upaya Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran
Berdasarkan uraian permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran sebagaimana tersebut diatas, maka peneliti dan teman
sejawat berusaha untuk menemukan solusinya sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran sehingga keterampilan menulis dapat meningkat
secara optimal. Dalam hal ini, guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran yang
terfokus pada upaya melibatkan secara aktif sehingga siswa bukan lagi sebagai objek, tetapi sebagai subjek belajar dan ini sesuai dengan tuntutan
kurikulum saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jadi guru diharapkan dapat mengorganisir proses pembelajaran menulis
sedimikian rupa sehingga akhir tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif sesuai pa yang diharapkan. Oleh karena itu, pembelajaran menulis
harus dirancang dan disajikan dengan lebih menarik melalui proses pembelajaran yang bernuansa kooperatif untuk mengembangkan
keterampilan, sikap dan aktivitas siswa sehingga hasil belajar yang tercapai lebih optimal.
c. Menyusun Perencanaan Pembaharuan Pembelajaran
1 Pelaksanaan Pratindakan
Pelaksanaan pratindakan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal terhadap siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen tahun
pelajaran 2010 2011. Materi pre tes adalah menulis surat undangan.
commit to user 61
Siswa diminta untuk menulis surat resmi, yaitu surat undangan dari Ketua OSIS kepada para pengurus OSIS untuk mengadakan rapat
Panitia Idul Adha. Kriteria penilaian tulisan siswa meliputi; sistematika penulisan, penulisan sesuai EYD, isi sesuai perintah, dan
kebersihan dan kerapihan. Hasil tes tertulis siswa menunjukkan bahwa lebih dari 50 tulisan
siswa tidak sistematis, hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan EYD 36, isi tulisan tidak sesuai dengan perintah 67, dan tulisan
kurang bersih dan rapi 40. Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80 siswa kelas XII-
TPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya
11.7 siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pre-tes untuk pelajaran menulis adalah
59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi
siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi kelas sebelum pretes, diketahui
bahwa kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih berorientasi pada metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan
mencatat materi sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa juga kurang pro aktif, kurang bergairah dalam pembelajaran menulis
karena mereka beranggapan nenulis kurang memberi manfaat.
commit to user 62
Ditambah lagi, kesibukan mereka dalam praktek perteknikan menjadikan pelajaran menulis semakin dikesampingkan oleh mereka.
Sikap siswa semacam ini ternyata membawa akibat terhadap rendahnya kemampuan menulis di sekolah sebagaimana hasil tes awal
terurai di atas. Hal ini perlu segera mendapat erhatian guru dan mengatasinya dengan cara mengubah paradigma pembelajaran.
Pembelajaran yang digunakan haruslah dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran dan siswa bertindak sebagai subjek belajar dan
bukan lagi sebagai objek dalam belajar.
2 Menetapkan Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis
Solusi pembelajaran yang dipilih oleh peneliti dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Strategi pembelajaran tipe
jigsaw dipilih karena peneliti mempertimbangkan kondisi dan sikap siswa yang kurang tertarik dalam pembelajaran menulis.
Selanjutnya guru kolaborator dan peneliti sepakat untuk menerapkan strategi ini pada siswa kelas XII TPTL2 agar kebiasaan
belajar siswa dapat terpola sanpai pada tingkat berikutnya. Proses pembelajaran
ini mengoptimalkan
peran serta
siswa dan
membekalinya dengan
sikap saling
ketergantungan positif,
tanggungjawab individu dan kerjasama serta dapat mengembangkan jiwa sosial siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang sering dilakukan sebagai jawaban tuntutan kurikulum.
commit to user 63
3 Penyamaan Persepsi antara Peneliti sebagai Guru Pelaksana
Tindakan dan Guru Kolaborator tentang Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Agar memperoleh persepsi yang sama tentang tujuan penelitian, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hal pokok terlebih dahulu
sebelummenyusun rancangan dan melaksanakan tindakan. Dari hasil diskusi penyamaan strategi, peneliti dan guru kolaborator sama-sama
mencatat point-point materi dan aktivitas yang harus dilaksanakan siswa serta merancang pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya mereka
juga melakukan proses untuk menetapkan sistem penilaian. Di samping itu, guru menentukan jumlah kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang heterogen. Guru membagi siswa kelas XII TPTL 2 menjadi 6
kelompok, yang masing-masing kelompok diketuai oleh siswa yang menduduki ranking 1 sampai 6.
Selain itu, peneliti juga memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran kepada siswa, membagi tugas yang harus dikerjakan
dalam kelompok, menyampaikan tata cara siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru dan kolaborator juga menyiapkan
peralatan dan strategi untuk memantau efektifitas kerja kelompok secara bergiliran dan membantu siswa untuk memaksimalkan kerja
kelompok, dan merangkum materi pelajaran. Guru dan kolaborator
commit to user 64
akhirnya merancang desain pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw.
d. Menyusun Rancangan Tindakan Pembelajaran Menulis Surat Resmi
Rancangan tindakan yang dbuat oleh guru dan kolaborator adalah rancangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam desain
pembelajaran ini peran guru disamping sebagai fasilitator juga sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok. Guru
bertugas mengawasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran yaitu keterampilan kooperatif yang muncul. Adapaun keterampilan kooperatif
yang dimaksud adalah sikap bekerjasama dan saling membantu dalam diskusi, saling menghargai pendapat teman, berani berpendapat sopan,
adil, jujur, sabar, dan memiliki azas konsistensi yang tinggi. Rancanagn pembelajaran disusun sebanyak 3 siklus dengan 2 kali
pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali untuk melaksanakan tes dengan tema surat resmi.
Setelah akhir penerapan tindakan, guru dan kolaborator berdiskusi sebagai langkah refleksi dari tindakan. Dari hasil pengkajian refleksi
maka guru dan kolaborator melakukan revisi rancangan sesuai permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas