Model Gogin Model Grindle Model George Edward III

mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan- keputusan kebijakan. Sedangkan Patton dan Sawicky dalam Tangkilisan, 2003:9 menyebutkan bahwa implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. II.2.2. Model-Model Implementasi Kebijakan

1. Model Gogin

Untuk mengimplementasi kebijakan model Gogin dapat mengidentifikan variabel-variabel yang mempengaruhi tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implementasi yakni : 1 Bentuk dan isi kebijakan termasuk juga kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi, 2 Kemampuan organisasi dengan segala sumber daya berupa dana maupun insentif lainnya yang dapat mendukung implementasi secara efektif, dan 3 Pengaruh Lingkungan dari masyarakat dapat berupa karakteristik, motivasi, kecendrungan hubungan antara warga masyarakat termasuk pola komunikasinya Tangkilisan, 2003:20.

2. Model Grindle

Grindle dalam Tangkilisan 2003:20 menciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan kegiatan dan hasil-hasilnya, pada model ini hasil kebijakan yang dicapai akan dipengaruhi oleh isi kebijakan antara lain: 1. Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi 2. Tipe-tipe manfaat 3. Derajat perubahan yang diharapkan Universitas Sumatera Utara 4. Letak pengambilan keputusan 5. Pelaksanaan program 6. Sumber daya yang dilibatkan Selanjutnya adalah pengaruh lingkungan yang terdiri dari: 1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat 2. Karakteristik lembaga penguasa, dan 3. Kepatuhan dan daya tanggap

3. Model George Edward III

Menurut George C. Edward III dalam Subarsono 2005:90-92 implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni: 1. Komunikasi Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Tujuan dan sasaran kebijakan harus ditranmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran

2. Sumberdaya

Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial. Tanpa sumberdaya kebijakan hanya tinggal dikertas dan menjadi dokumen saja. 3. Disposisi Universitas Sumatera Utara Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. 4. Struktur Birokrasi Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang paling penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar standar operating procedures atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi implementor dalam bertindak.

4. Model Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn