Perencanaan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Program Dinamis di PT. Invilon Sagita

(1)

PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN

MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIS

DI PT. INVILON SAGITA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

SABARIA G. S. BERUTU 100423024

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

(3)

ABSTRAK

PT. Invilon Sagita adalah perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai produk berbahan PVC (polyvinyl chloride), seperti : pipa, daun pintu, selang air, kabel penutup, talang air, sambungan pipa, dan atap rumah. Objek penelitian adalah daun pintu. Daun pintu yang dihasilkan memiliki spesifikasi yang bervariasi, yaitu: daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm, daun pintu ukuran 80 cm x 200 cm, dan daun pintu 70 cm x 200 cm. Proses produksi untuk menghasilkan produk tersebut adalah sama.

PT. Invilon Sagita tidak memiliki cara khusus dalam perencanaan produksi. Pada beberapa periode perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan mengharapkan tidak terjadi kekurangan produk yang mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk menjual produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu perencanaan produksi dengan menggunakan program dinamis untuk mendapatkan jumlah yang optimal dengan penggunaan biaya minimal. Perencanaan jumlah produksi dilakukan dengan menggunakan program dinamis. Hasil perencanaan produksi setiap periode adalah 13.820 unit dengan persediaan akhir 4.218 unit (September 2013), 14.521 unit dengan persediaan akhir 4.884 unit (Oktober 2013), 13.820 unit dengan persediaan akhir 4.932 unit (November 2013), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.647 unit (Desember 2013), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.275 unit (Januari 2014), 14.119 unit dengan persediaan akhir 4.669 unit (Februari 2014), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.493 unit (Maret 2014), 13.820 unit dengan persediaan akhir 4.565 unit (April 2014), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.404 unit (Mei 2014), 12.820 unit dengan persediaan akhir 3.490 unit (Juni 2014), 12.521 unit dengan persediaan akhir 2.161 unit (Juli 2014), dan 11.820 dengan tidak ada persediaan (Agustus 2014).

Total biaya perencanaan produksi dengan menggunakan program dinamis sebesar Rp. 14.393.179.214 sedangkan total biaya perencanaan produksi sesuai dengan peramalan sebesar Rp. 14.743.404.662. Persentase selisih total biaya perencanaan dengan program dinamis dan berproduksi sesuai peramalan sebesar 2,37 %. Kata kunci : perencanaan jumlah produksi, program dinamis, daun pintu PVC


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan pengetahuan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana yang berjudul ”Perencanaan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Program Dinamis di PT. Invilon Sagita”

Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ekstensi pada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penulisan Tugas sarjana ini, penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan Tugas sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara, Medan, Januari 2014


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun sumbangan pemikiran. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material, spiritual maupun bimbingan, terutama kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T. dan Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc., selaku Koordinator Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, yang merangkap sebagai Dosen Pembimbing I Penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini.

4. Prof. Dr. Ir. Rahim Matondang, MSIE selaku Koordinator Bidang Manajemen yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam pengerjaan Laporan Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Ir. Dini Wahyuni, M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini.


(6)

6. Ibu Ir. Anizar, M. Kes. selaku pembanding I dan Ibu Rahmi M. Sari, S.T., M.M (T) selaku pembanding II yang telah memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan perbaikan laporan Tugas Sarjana ini.

7. Bapak S. Haloho, S.E., selaku kepala bagian personalia PT. Invilon Sagita yang memberi bantuan berupa informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.

8. Kedua orang tua (L. Berutu dan R. Bancin), kakak, abang, dan adik serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis baik doa, moral, semangat maupun materi dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

9. Semua teman-teman angkatan 2010 Ekstensi di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki keterbatasan dalam segala hal sehingga mungkin masih banyak kekurangan ataupun kelemahan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi untuk penyempurnaan laporan ini agar nantinya berguna dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.


(7)

D A F T A R I S I

BAB Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah. ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-5


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.4. Organisasi dan Manajemen... II-3 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3 2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja... II-4 2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-7 2.5. Proses Produksi ... II-10 2.5.1. Standar Mutu Bahan/Produk ... II-10 2.5.2. Bahan Produksi ... II-10 2.5.2.1. Bahan Baku ... II-10 2.5.2.2. Bahan Tambahan ... II-11 2.5.2.3. Bahan Penolong ... II-12 2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-12 2.5.4. Mesin Produksi dan Peralatan ... II-13

III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Perencanaan Produksi ... III-1 3.2. Peramalan ... III-3 3.2.1. Metode Kuantitatif ... III-4


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

3.2.2. Metode Kualitatif ... III-8 3.3. Pengukuran Waktu ... III-9 3.3.1. Pengukuran Waktu Jam Henti ... III-9 3.3.2. Uji Keseragaman Data ... III-11 3.3.3. Uji Kecukupan Data ... III-12 3.3.4. Rating Factor dan Allowance ... III-13 3.3.5. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku ... III-15 3.4. Biaya Pabrikasi ... III-16 3.5. Break Event Point ... III-17 3.5.1. Biaya Tetap (Fixed Cost) ... III-18 3.5.2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) ... III-19 3.6. Program Dinamis ... III-19 3.6.1. Perencanaan Produksi Dengan Program Dinamis ... III-21

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Rancangan Penelitian... IV-1

4.3. Objek Penelitian... IV-1 4.4. Variabel yang Diamati ... IV-2


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

4.6. Instrumen Penelitian ... IV-3 4.7. Metode Pengumpulan Data... IV-3

4.8. Metode Pengolahan Data ... IV-4 4.9. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-8

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Proporsi Grup Produk dan Jumlah Permintaan ... V-1 5.1.2. Jumlah Hari Kerja ... V-2 5.1.3. Jumlah Pekerja Setiap Work Center ... V-3 5.1.4. Penilaian Westinghouse Factor ... V-4 5.1.5. Penilaian Allowance ... V-4 5.1.6. Waktu Siklus ... V-5 5.1.7. Faktor Efisiensi dan Utilitas Mesin ... V-8 5.1.8. Sistem Pengupahan dan Jam Kerja ... V-9 5.1.9. Biaya Produksi ... V-9 5.1.10.Break Event Point ... V-12 5.2. Pengolahan Data ... V-13 5.2.1. Peramalan Jumlah Permintaan Daun Pintu ... V-13 5.2.2. Perhitungan Waktu Baku ... V-18


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB Halaman

5.2.2.1.Uji Keseragaman Data ... V-18 5.2.2.2. Uji Kecukupan Data ... V-20 5.2.2.3. Perhitungan Waktu Baku ... V-22 5.2.3. Perencanaan Produksi ... V-24 5.2.4. Kemampuan Produksi ... V-27 5.2.5. Biaya Produksi ... V-29 5.2.6. Perhitungan Biaya BEP ... V-32 5.2.7. Perencanaan Produksi dengan Program Dinamis ... V-33

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Kondisi Aktual ... VI-1 6.2. Analisis Perencanaan Jumlah Produksi dengan Program Dinamis . VI-2 6.3. Keuntungan/Kesulitan Penerapan Program Dinamis ... VI-3

V KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1. Data Produksi dan Permintaan Daun Pintu September 2012 – Agustus 2013 ... I-2 2.1. Jenis - jenis Pipa ... II-2 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Invilon Sagita ... II-4 5.1. Jenis dan Proporsi Permintaan Daun Pintu ... V-1 5.2. Data Jumlah Permintaan Daun Pintu September 2012-Agustus

2013 ... V-1 5.3. Data Jumlah Produksi Daun Pintu September 2012- Agustus 2013 V-2 5.4. Jumlah Hari Kerja September 2012 - Agustus 2013 ... V-3 5.5. Jumlah Pekerja Setiap Work Center ... V-3 5.6. Penilaian Westinghouse Factor Setiap Stasiun Kerja ... V-4 5.7. Penilaian Allowance Setiap Stasiun Kerja ... V-4 5.8. Waktu Proses Pembuatan Daun Pintu Ukuran 90 cm x 200 cm... V-6 5.9. Waktu Proses Pembuatan Daun Pintu Ukuran 80 cm x 200 cm... V-6 5.10. Waktu Proses Pembuatan Daun Pintu Ukuran 70 cm x 200 cm.... V-7 5.11. Jumlah Mesin, Efisiensi, Utilitas, dan Waktu Set Up ... V-8 5.12. Biaya Bahan Langsung Pembuatan Daun Pintu ... V-9 5.13. Biaya Listrik, Pemeliharaan Mesin, Bahan Tidak Langsung, dan Alat Tulis ... V-10


(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL Halaman

5.14. Biaya Depresiasi Mesin ... V-11 5.15. Data Pekerja Tidak Langsung ... V-12 5.16. Total Biaya Overhead Pabrikasi ... V-12 5.17. Biaya Tetap Pembuatan Daun Pintu ... V-12 5.18. Biaya Tidak Tetap Pembuatan Daun Pintu ... V-13 5.19. Perhitungan Nilai Kesalahan Dengan Metode SES ... V-16 5.20. Rekapitulasi Nilai MSE dengan Metode SES ... V-17 5.21. Hasil Peramalan Permintaan Daun Pintu September 2013 -

Agustus 2014 ... V-18 5.22. Rekapitulasi Perhitungan Uji Keseragaman Data ... V-20 5.23. Uji Kecukupan Data Proses Proses Pencampuran ... V-21 5.24. Rekapitulasi Perhitungan Uji Kecukupan Data ... V-22 5.25. Westinghouse Factor pada Setiap Stasiun Kerja ... V-22 5.26. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku Stasiun Kerja untuk

Proses Pembuatan 20 unit Daun Pintu ... V-23 5.27. Perhitungan Waktu Operasi Masing-masing Work Center ... V-24 5.28. Kapasitas Perusahaan Setiap Periode ... V-26 5.29. Kemampuan Produksi Setiap Periode ... V-27 5.30. Biaya Bahan Langsung Pembuatan Daun Pintu ... V-29 5.31. Total Biaya Overhead Pabrikasi ... V-30


(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL Halaman

5.32. Tahap Dekomposisi ... V-34 5.33. Penentuan Fungsi Rekursif ... V-35 5.34. Biaya Produksi Bulan Agustus 2014 ... V-36 5.35. Biaya Produksi Bulan Juli 2014 ... V-37 5.36. Biaya Produksi Bulan Juni 2014 ... V-38 5.37. Biaya Produksi Bulan Mei 2014 ... V-38 5.38. Biaya Produksi Bulan April 2014 ... V-39 5.39. Biaya Produksi Bulan Maret 2014 ... V-40 5.40. Biaya Produksi Bulan Februari 2014 ... V-41 5.41. Biaya Produksi Bulan Januari 2014 ... V-41 5.42. Biaya Produksi Bulan Desember 2013 ... V-42 5.43. Biaya Produksi Bulan November 2013 ... V-43 5.44. Biaya Produksi Bulan Oktober 2013 ... V-44 5.45. Biaya Produksi Bulan September 2013 ... V-44 5.46. Rekapitulasi Biaya Produksi ... V-45 6.1. Perencanaan Jumlah Produksi Berdasarkan Permintaan ... VI-2 6.2. Perencanaan Jumlah Produksi dengan Program Dinamis ... VI-3


(15)

D A F T A R G A M B A R

GAMBAR Halaman

2.1. Struktur Organisasi PT. Invilon Sagita ... II-5 3.1. Grafik Pola Horizontal ... III-5 3.2. Grafik Pola Musiman ... III-5 3.3. Grafik Pola Siklis ... III-6 3.4. Grafik Pola Trend ... III-6 3.5. Tahapan Fungsi Transisi ... III-20 4.1. Diagram Alir Peramalan ... IV-3 4.2. Diagram Alir Pengukuran Waktu ... IV-6 4.3. Diagram Alir Perencanaan Produksi Dengan Program Dinamis ... IV-8 4.4. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-9 5.1. Grafik Permintaan Pintu Daun Pintu PVC September 2013 -

Agustus 2014 ... V-14 5.2. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Proses Pencampuran ... V-19 5.3. Model Perencanaan Produksi ... V-36


(16)

ABSTRAK

PT. Invilon Sagita adalah perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai produk berbahan PVC (polyvinyl chloride), seperti : pipa, daun pintu, selang air, kabel penutup, talang air, sambungan pipa, dan atap rumah. Objek penelitian adalah daun pintu. Daun pintu yang dihasilkan memiliki spesifikasi yang bervariasi, yaitu: daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm, daun pintu ukuran 80 cm x 200 cm, dan daun pintu 70 cm x 200 cm. Proses produksi untuk menghasilkan produk tersebut adalah sama.

PT. Invilon Sagita tidak memiliki cara khusus dalam perencanaan produksi. Pada beberapa periode perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan mengharapkan tidak terjadi kekurangan produk yang mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk menjual produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu perencanaan produksi dengan menggunakan program dinamis untuk mendapatkan jumlah yang optimal dengan penggunaan biaya minimal. Perencanaan jumlah produksi dilakukan dengan menggunakan program dinamis. Hasil perencanaan produksi setiap periode adalah 13.820 unit dengan persediaan akhir 4.218 unit (September 2013), 14.521 unit dengan persediaan akhir 4.884 unit (Oktober 2013), 13.820 unit dengan persediaan akhir 4.932 unit (November 2013), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.647 unit (Desember 2013), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.275 unit (Januari 2014), 14.119 unit dengan persediaan akhir 4.669 unit (Februari 2014), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.493 unit (Maret 2014), 13.820 unit dengan persediaan akhir 4.565 unit (April 2014), 13.521 unit dengan persediaan akhir 4.404 unit (Mei 2014), 12.820 unit dengan persediaan akhir 3.490 unit (Juni 2014), 12.521 unit dengan persediaan akhir 2.161 unit (Juli 2014), dan 11.820 dengan tidak ada persediaan (Agustus 2014).

Total biaya perencanaan produksi dengan menggunakan program dinamis sebesar Rp. 14.393.179.214 sedangkan total biaya perencanaan produksi sesuai dengan peramalan sebesar Rp. 14.743.404.662. Persentase selisih total biaya perencanaan dengan program dinamis dan berproduksi sesuai peramalan sebesar 2,37 %. Kata kunci : perencanaan jumlah produksi, program dinamis, daun pintu PVC


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini tingkat persaingan yang semakin kompetitif terjadi pada hampir semua perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk dapat bergerak cepat, efektif, dan efisien untuk meningkatkan produksi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia sehingga diperoleh hasil produksi yang optimal. Untuk menghasilkan produksi yang optimal diperlukan perencanaan produksi yang tepat. Perencanaan produksi merupakan suatu teknik perencanaan yang bertujuan memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Dengan adanya perencanaan produksi diharapkan sumber daya yang ada dapat dialokasikan dengan tepat, tingkat persediaan dapat dikendalikan, biaya produksi dan biaya simpan dapat diminimisasi, serta permintaan konsumen dapat terpenuhi.

PT. Invilon Sagita merupakan perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk berbahan PVC (Polyvinyl Chloride), seperti: pipa, daun pintu, sambungan pipa, selang air, talang air, penutup kabel, dan atap rumah. Pada penelitian ini, jenis produk yang dibahas adalah daun pintu.

Data produksi dan permintaan daun pintu September 2012 - Agustus 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1.


(18)

Tabel 1.1. Data Produksi dan Permintaan Daun Pintu September 2012 - Agustus 2013

Periode Produksi (unit)

Permintaan (unit)

Kekurangan/Kelebihan Produksi (unit)

September 2012 13.020 14.340 -1.320

Oktober 2012 12.130 11.950 +180

November 2012 13.920 13.030 +890

Desember 2012 13.450 14.110 -660

Januari 2013 13.130 14.670 -1.540

Februari 2013 13.050 12.220 +830

Maret 2013 13.980 13.440 +540

April 2013 13.750 14.210 -460

Mei 2013 13.190 13.080 +110

Juni 2013 14.420 14.210 +210

Juli 2013 14.810 14.890 -80

Agustus 2013 14.650 15.160 -510

Total 163.500 165.310

Sumber : Bagian Produksi dan Pemasaran PT. Invilon Sagita

Tabel 1.1. menunjukkan bahwa pada periode tertentu jumlah permintaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah produksi, dan total produksi yang dihasilkan juga tidak mampu memenuhi total permintaan.

PT. Invilon Sagita merupakan perusahaan yang tidak memiliki cara khusus dalam perencanaan produksi. Perencanaan jumlah produksi yang ada di perusahaan berdasarkan pada potensi sumber daya yang dimiliki. Sehingga diperlukan suatu cara khusus yang dapat digunakan untuk perencanaan produksi.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk merencanakan jumlah produksi adalah dengan menggunakan pendekatan program dinamis. Program dinamis merupakan suatu teknik matematika yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan secara bertahap berdasarkan periode waktu. Program dinamis dapat menyesuaikan sistematika perhitungannya menurut ukuran masalah yang tidak selalu tetap dengan tetap melakukan perhitungan satu per satu secara lengkap dan menyeluruh.


(19)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah pada beberapa periode perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen tepat waktu. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memiliki cara khusus dalam merencanakan jumlah produksi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah merencanakan jumlah produksi untuk setiap periode dengan menggunakan program dinamis sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen tepat waktu.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang diperoleh di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan masalah.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam perencanaan jumlah produksi.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Sebagai tambahan referensi untuk memperkaya laporan penelitian Teknik Industri dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.


(20)

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dibatasi hanya untuk 3 jenis daun pintu, yaitu: daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm, daun pintu ukuran 80 cm x 200 cm, dan daun pintu ukuran

70 cm x 200 cm. Jenis produk tersebut adalah produk yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dan perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumen.

2. Data permintaan produk yang digunakan adalah data permintaan pada bulan September 2012 - Agustus 2013.

3. Penentuan waktu baku tiap operasi dilakukan dengan menggunakan metode jam henti (stoptwatch time study).

4. Perencanaan jumlah produksi dilakukan untuk jangka waktu 12 bulan, yaitu September 2013 - Agustus 2014.

5. Jumlah maksimal produk yang dapat disimpan di gudang penyimpanan produk adalah sebesar 5.000 unit.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian.

2. Harga jual, harga bahan, dan biaya produksi tidak mengalami perubahan selama dilakukan penelitian.

3. Mesin dan peralatan yang digunakan berada dalam keadaan baik. 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana


(21)

Sistematika penulisan laporan bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun dan mempelajari bagian-bagian dari seluruh rangkaian penelitian. Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini adalah:

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian, dan sistematika penulisan laporan tugas sarjana.

BAB II Gambaran umum perusahaan berisi tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, organisasi dan manajemen, dan proses produksi.

BAB III Landasan teori berisi tentang teori-teori pendukung, seperti: perencanaan produksi, peramalan, pengukuran waktu, biaya pabrikasi, Break Event Point (BEP), dan program dinamis.

BAB IV Metodologi penelitian berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, rancangan penenelitian, objek penelitian, variabel yang diamati, kerangka berpikir, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan blok diagram prosedur penelitian

BAB V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data tentang proporsi grup produk, jumlah permintaan, jumlah hari kerja, jumlah pekerja setiap work center, rating factor, allowance, waktu siklus, faktor efisiensi mesin, utilisasi mesin, gaji operator, jam kerja perusahaan, dan biaya produksi. Setelah data dikumpulkan maka dilanjutkan dengan pengolahan data yang terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: peramalan jumlah permintaan daun pintu, perhitungan waktu baku, perhitungan kapasitas yang tersedia di perusahaan, perhitungan kemampuan


(22)

produksi perusahaan, perhitungan biaya produksi, perhitungan Break Event Point

(BEP), dan perencanaan produksi dengan menggunakan program dinamis pada setiap periode.

BAB VI Analisis pemecahan masalah berisi tentang perbandingan antara perencananaan produksi apabila perusahaan menghasilkan produk sesuai dengan peramalan dan perencanaan produksi apabila perusahaan menggunakan program dinamis.

BAB VII Kesimpulan dan saran berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Invilon Sagita merupakan perusahaan yang menghasilkan produk berbahan PVC (Polyvinyl Chloride), seperti: pipa, daun pintu, sambungan pipa, selang air, talang air, cable duct (penutup kabel), dan atap rumah. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1974 dengan nama UD. Sagita. Perusahaan ini mengalami perkembangan sehingga pada tahun 1990 berubah nama menjadi PT. Invilon Sagita. Total investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan mencapai 20 juta dollar dengan kapasitas produksi mencapai 18.000 ton pertahun. PT. Invilon Sagita merupakan suatu perusahaan yang memiliki beberapa standar produksi, seperti:

Japanese Industrial Standard (JIS), Standar Industri Indonesia (SII), dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan berkualitas baik.

Konsumen PT. Invilon Sagita adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, PDAM Tirtanadi Medan, proyek gas elpiji PERTAMINA di Lhoksemawe, proyek pembangunan beberapa perumahan, proyek pembangunan beberapa hotel, seperti: Hotel Tiara Medan, Hotel Garuda Plaza, dan King’s hotel Palembang. Selain itu, PT.Invilon Sagita juga turut menyukseskan program penyediaan air bersih dengan membantu pembuatan jaringan air minum di Tanah Karo. Sebagai penghargaan atas peran serta perusahaan dalam membantu program tersebut, Gubernur


(24)

Sumatera Utara memberikan penghargaan kehormatan berupa Upakarti dari Presiden Republik Indonesia.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Invilon Sagita menghasilkan beberapa jenis produk antara lain: 1. Pipa

Jenis pipa yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jenis-Jenis Pipa

Ukuran Nominal

(inchi)

Diameter luar (mm)

Tebal Dinding Tipe AW-AXX

(mm)

Tipe AW-General (mm)

½ 22 1,5 1,6

¾ 26 1,6 1,8

1 32 1,7 2,0

2 60 2,0 2,4

3 89 2,5 3,1

4 114 3,0 4,1

5 140 4,5 5,0

6 165 5,0 6,2

8 216 6,2 7,7

10 257 7,2 9,0

12 318 8,2 10,0

2. Daun pintu

Jenis daun pintu yang dihasilkan oleh perusahaan adalah : daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm, daun pintu ukuran 80 cm x 200 cm, dan daun pintu ukuran 70 cm x 200 cm.

3. Sambungan pipa

Jenis sambungan pipa yang dihasilkan oleh perusahaan adalah : bend elbow

90°, bend elbow 45°, tee, reducing tee, double tee, double reducing tee, wye, reducing wye, double wye, dan double reducing wye.


(25)

4. Selang air

Jenis selang air yang dihasilkan oleh perusahaan adalah : selang air diameter 5/8 inchi, selang air diameter 3/4 inchi, dan selang air diameter 1 inchi.

5. Talang air

Jenis talang air yang dihasilkan oleh perusahaan adalah : talang air ukuran 6 inchi, talang air ukuran 8 inchi, dan talang air ukuran 10 inchi.

6. Cable duct (Penutup kabel)

Jenis penutup kabel yang dihasilkan oleh perusahaan adalah : penutup kabel warna abu-abu dan penutup kabel warna putih.

7. Atap rumah

Jenis atap rumah yang dihasilkan oleh perusahaan adalah: invitap (atap gelombang) dan invideck (atap spandek).

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Invilon Sagita terletak di jalan Mesjid/Jl. Binjai Km. 10.5, Desa Payageli, Kecamatan Medan Sunggal, Kotamadya Medan, Sumatera Utara dan berkantor pusat di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 103-B, Kotamadya Medan, Sumatera Utara.

2.4. Organisasi dan Manajemen

2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Invilon Sagita memiliki struktur organisasi berbentuk fungsional. Struktur organisasi fungsional merupakan organisasi yang diatur berdasarkan


(26)

pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama. Pengelompokan aktivitas membentuk unit-unit kerja, seperti: bagian gudang, bagian kimia, bagian pembelian, bagian keuangan dan personalia, bagian pemasaran, bagian produksi, dan bagian maintenance yang memiliki fungsi yang khusus. Struktur organisasi perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT. Invilon Sagita dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT.Invilon Sagita berjumlah 208 orang. Rincian jumlah tenaga kerja yang ada pada PT. Invilon Sagita dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Invilon Sagita

No Jabatan Jumlah (orang)

1 Direktur 1

2 General manager 1

3 Bagian gudang 9

4 Bagian maintenance 15

5 Bagian pembelian 9

6 Bagian keuangan dan personalia 5

7 Bagian pemasaran 15

8 Bagian produksi 135

9 Bagian kimia 7

10 Satpam 8

11 Petugas kebersihan 3

Total 208

Sumber: Bagian Keuangan & Personalia PT. Invilon Sagita

Jam kerja di PT. Invilon Sagita berbeda antara karyawan kantor, karyawan lantai produksi dan petugas keamanan. Karyawan kantor bekerja satu shift


(27)

sedangkan karyawan lantai produksi dan petugas keamanan bekerja dua shift. Jam kerja perhari untuk karyawan di lantai produksi dan satpam adalah 7 jam, sedangkan untuk karyawan kantor adalah 7 jam. Jam lembur hanya berlaku pada karyawan yang bekerja pada work center ekstrusi. Jam kerja lembur terhitung apabila seorang pekerja bekerja lebih dari 7 jam per shift. Jam lembur yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar 4 jam. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Karyawan kantor

a. Hari Senin sampai Kamis

- Pukul 08.00 - 12.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 12.00 - 13.00 WIB : Istirahat - Pukul 13.00 - 16.00 WIB : Kerja aktif b. Hari Jumat

- Pukul 08.00 - 12.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 12.00 - 14.00 WIB : Istirahat - Pukul 14.00 - 17.00 WIB : Kerja aktif c. Hari Sabtu

- Pukul 08.00 - 12.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 12.00 - 13.00 WIB : Istirahat - Pukul 13.00 - 14.00 WIB : Kerja aktif 2. Karyawan lantai produksi dan petugas keamanan a. Shift I


(28)

- Pukul 12.00 - 13.00 WIB : Istirahat - Pukul 13.00 - 16.30 WIB : Kerja aktif b. Shift II

- Pukul 20.30 - 24.00 WIB : Kerja aktif - Pukul 24.00 - 01.00 WIB : Istirahat - Pukul 01.00 - 4.30 WIB : Kerja aktif

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka perusahaan harus memperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan. Salah satu indikator kesejahteraan karyawan adalah memberikan upah yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Sistem pengupahan di perusahaan dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1. Upah bulanan

Upah bulanan diberikan kepada tenaga kerja tetap, yaitu pada bagian kantor dan satpam. Upah bulanan dibayar pada setiap akhir bulan.

2. Upah harian

Upah harian diberikan kepada tenaga kerja yang bertugas di bagian produksi. Upah harian dibayar pada setiap awal bulan dengan perhitungan akumulasi waktu kerja harian.

Adapun fasilitas-fasilitas lain yang diberikan oleh perusahaan adalah : 1. Upah lembur

Upah lembur diberikan apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan.


(29)

2. Tunjangan jabatan

Tunjangan jabatan merupakan pelengkap gaji pokok, mengingat ada pekerjaan yang memegang peranan dan tanggung jawab serta tuntutan khusus. Tunjangan jabatan yang diberikan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 100.000.

3. Uang makan

Uang makan diberikan setiap pengambilan gaji. Uang makan yang diberikan perusahaan adalah sebesar Rp. 5.000/hari.

4. Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan Hari Raya diberikan kepada karyawan yang merayakan hari raya dan tahun baru. THR diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama 1 tahun dan dibayar sebesar satu bulan gaji.

5. Uang transportasi

Uang transportasi diberikan pada karyawan saat menerima gaji diakhir bulan. Jumlah uang transportasi yang diperoleh karyawan tergantung pada kedudukan karyawan di perusahaan.

6. Cuti

Pemberian cuti bertujuan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja. Cuti diberikan kepada karyawan yang sudah bekerja selama 1 tahun. 7. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu bentuk asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungi tenaga kerja. Asuransi tersebut lebih dikenal dengan nama Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK). ASTEK ini terdiri atas:


(30)

a. Jaminan kecelakaan kerja

Jaminan kecelakaan kerja dilakukan dengan cara pembayaran premi oleh perusahaan. Jumlah premi adalah sebesar 0,89 % dari gaji pokok karyawan setiap bulan. Jaminan kecelakaan kerja hanya akan diberikan apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugasnya.

b. Jaminan hari tua

Jaminan hari tua diberikan apabila tenaga kerja sudah pensiun pada umur 55 tahun. Besarnya dana pensiun yang diberikan ASTEK tergantung kepada masa kerja tenaga kerja yang bersangkutan.

c. Jaminan kematian

Jaminan kematian diberikan apabila tenaga kerja meninggal dunia. Premi jaminan kematian adalah sebesar 0,3 % dari gaji pokok karyawan setiap bulan.

d. Jaminan pemeliharaan kesehatan

Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja beserta keluarganya. Apabila tenaga kerja tersebut belum menikah, perusahaan mengalokasikan dana sebesar 3 % dari gaji pokok dan bagi yang sudah menikah perusahaan mengalokasikan dana sebesar 6 % dari gaji pokok dengan batasan maksimal memiliki tiga orang anak. Pengobatan dilakukan pada klinik atau rumah sakit tertentu yang memiliki kerja sama dengan perusahaan. Setelah perawatan dan pengobatan selesai, maka setiap pasien harus menunjukkan bukti kuitansi pembayaran ke pada pihak perusahaan.


(31)

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Bahan / Produk

PT. Invilon Sagita merupakan perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk berbahan PVC, salah satu diantaranya adalah daun pintu. Pihak perusahaan menetapkan bahwa setiap produk yang dihasilkan harus melalui proses pengawasan yang ketat mulai masuknya bahan ke mixer sampai ke proses pengujian sehingga memiliki standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu produk perlu ditingkatkan dan dipertahankan guna menjaga kualitas produk jadi.

2.5.2. Bahan Produksi

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat daun pintu terdiri atas bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong. Rincian bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan daun pintu dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

2.5.2.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam jumlah yang besar. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan daun pintu adalah :

1. Resin

Resin mempunyai sifat keras dan kaku, bentuknya serbuk putih. Pengguan resin betujuan agar bahan mudah diolah serta tidak mudah terbakar. Resin merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan daun


(32)

pintu. Penggunaan bahan ini mencapai 60 % - 80 % dalam setiap kali kegiatan produksi.

2. Tepung CaCO3

Tepung CaCO3 merupakan senyawa zat kalsium dan karbonat, atau sering juga disebut tepung kapur. Kegunaan bahan ini adalah untuk menentukan kelenturan dan kekerasan produk serta mengontrol kehalusan permukaan. Penggunaan bahan ini mencapai 20 % - 28 % dalam setiap kali kegiatan produksi.

2.5.2.2.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi pembuatan daun pintu adalah:

1. Zat pewarna

Zat pewarna adalah zat yang digunakan untuk menentukan warna daun pintu. Ada beberapa jenis warna daun pintu yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu: putih, biru, cream, ungu, hijau, pink, dan abu-abu.

2. Stearic Acid (SA)

Stearic Acid digunakan sebagai stabilisator untuk menjaga suhu bahan baku pada saat dipanaskan, dan dilebur.

3. Paraloid

Paraloid digunakan untuk membantu larutan agar cepat mengeras di udara kering.


(33)

2.5.2.3.Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang membantu proses produksi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi pembuatan daun pintu adalah air. Air digunakan sebagai pendingin setelah produk selesai dicetak.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Uraian proses pembuatan daun pintu adalah sebagai berikut: 1. Pencampuran

Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong. Bahan yang sudah ditimbang sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan kemudian dicampur dengan menggunakan mesin mixer

(pencampur). Bahan dituang ke dalam mesin pencampur .Proses pencampuran dilakukan oleh 8 orang karyawan dengan menggunakan 2 unit mesin pencampur. Setiap unit mesin pencampur ditangani oleh 4 orang karyawan. Pencampuran dilakukan selama 30 menit hingga bahan benar-benar tercampur dengan baik. Hasil pencampuran ditampung dalam karung atau goni.

2. Ekstrusi

Proses ekstrusi merupakan proses yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pemanasan, pencetakan, pendinginan, dan pemotongan. Proses ekstrusi menggunakan mesin extruder. Hasil pencampuran diangkat dengan menggunakan hoisting crane oleh seorang operator kemudian dibawa ke bagian ekstrusi. Setelah tiba dibagian ekstrusi hasil pencampuran dimasukkan


(34)

ke dalam mesin extruder melalui hopper. Hasil pencampuran akan dipanaskan pada suhu 180 oC - 200 oC. Kemudian dicetak dengan menggunak mould yang berfungsi sebagai cetakan daun pintu. Daun pintu yang sudah dicetak kemudian didinginkan dengan menggunakan siraman air. Daun pintu yang sudah dingin kemudian dipotong berdasarkan ukuran yang diinginkan dengan menggunakan alat pemotong.

3. Finishing

Daun pintu yang telah dipotong kemudian dibawa ke bagian finishing. Proses

finishing terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: pembersihan debu, pemberian motif, pengkilat, dan pengering. Seluruh proses ini dilakukan pada satu mesin. 4. Pengepakan

Produk yang sudah jadi kemudian dimasukkan kedalam kardus berbentuk persegi panjang. Proses pengepakan dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan kardus dan lem.

2.5.4. Mesin dan Peralatan Produksi

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan untuk keperluan produksi di PT. Invilon Sagita adalah sebagai berikut:

1. Mesin

Mesin yang digunakan dalam proses pembuatan daun pintu adalah: a. Mesin extruder

Spesifikasi mesin extruder adalah sebagai berikut: - Merek : Techwell


(35)

- Asal : Itali - Tipe : E 60/25 D - Daya : 37.5 kW

- Ukuran : 4 m x 1,5 m x 1 m - Feeding hopper : 100 liter (stainless steel) - Cos ϕ : 0,85

- Kegunaan : Mengekstrusi bahan b. Mesin pencampur (Mixer)

Spesifikasi mesin pencampur adalah sebagai berikut: - Merek : Techwell

- Daya : 75 HP - Tegangan : 380 Volt - Arus : 57 Amp - Kapasitas : 20 ton/jam - Co s ϕ : 0,9

- Kegunaan : Mencampur bahan c. Mesin finishing

Spesifikasi mesin finishing adalah sebagai berikut: - Merek : Techwell

- Daya : 75 HP - Tegangan : 380 Volt - Co s ϕ : 0,7


(36)

- Kegunaan : Membersihkan, memberi motif, dan memberikan warna kilat pada daun pintu

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan daun pintu adalah sebagai berikut:

a. Kereta sorong

Kereta sorong digunakan untuk membawa bahan baku dari gudang bahan baku menuju lantai produksi dan memindahkan produk jadi yang telah dikemas dari lantai produksi menuju gudang produk jadi.

b. Forklift

Forklift digunakan untuk mengangkat bahan-bahan dari penyimpanan ke bagian pencampuran. Forklift berjumlah 2 unit.

c. Timbangan

Timbangan yang digunakan terdiri atas : - Timbangan analog (100 kg)

Timbangan analog digunakan untuk menimbang bahan baku. Timbangan

analog berjumlah 3 unit. - Timbangan digital (10 kg)

Timbangan digital digunakan untuk menimbang bahan tambahan. Timbangan digital berjumlah 2 unit.


(37)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Perencanaan Produksi1

1. Berjangka waktu

Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah dan awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan dimasa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak, dan kapan harus dilakukan. Perencanaan bertujuan untuk memperkirakan masa yang akan datang berdasarkan data pada masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi.

Perencanaan produksi harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks. Proses tersebut memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan, tenaga kerja, peralatan, modal, dan informasi yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang sangat lama. Berdasarkan periode waktu, perencanaan produksi dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Perencanaan produksi jangka panjang. b. Perencanaan produksi jangka menengah c. Perencanaan produksi jangka pendek 2. Berjenjang

Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya dalam satu kali dan digunakan selamanya. Perencanaan produksi dilakukan secara bertahap dan


(38)

berjenjang. Artinya perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produksi level rendah hingga level yang lebih tinggi.

3. Terpadu

Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin/peralatan, tenaga kerja, dan waktu, dimana semua faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu berdasarkan perkiraan.

4. Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah masa berlaku habis, maka harus dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Rencana baru harus dibuat berdasarkan adanya evaluasi pada perencanaan sebelumnya.

5. Terukur

Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan .

6. Realistis

Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik

1

Arman Hakim Nasution, Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Cet. I: Jakarta : Erlangga, 1999), (h. 10-15)


(39)

untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat.

7. Akurat

Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang akurat tentang kondisi internal, sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan.

8. Menantang

Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.

3.2. Peramalan2

1. Penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas, dan personalia. Input yang penting untuk penjadwalan seperti itu adalah ramalan tingkatan permintaan untuk produk, bahan, tenaga kerja, finansial, atau jasa pelayanan.

Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Beberapa peranan penting peramalan dalam hal berikut ini:

2. Penyediaan sumber daya tambahan. Waktu tenggang untuk memperoleh bahan, menerima pekerja baru, atau membeli mesin, peralatan dapat berkisar beberapa hari atau beberapa tahun.

3. Penentuan sumber daya yang diinginkan. Setiap sumber organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka panjang.


(40)

Keputusan semacam ini tergantung pada kesempatan pasar, faktor-faktor lingkungan, dan pengembangan internal dan sumber daya finansial, manusia, produk, dan teknologis. Semua penentuan ini memerlukan ramalan yang baik dan keahlian seorang manajer untuk dapat menafsirkan pendugaan serta membuat keputusan yang tepat.

Perusahaan perlu mengembangkan suatu pendekatan berganda untuk menduga peristiwa yang tidak tentu dan membangun suatu sistem peramalan. Organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mengikuti empat hal yaitu:

1. Identifikasi dan definisi masalah peramalan. 2. Aplikasi serangkaian metode peramalan.

3. Prosedur pemilihan metode yang tepat berdasarkan situasi tertentu.

4. Dukungan organisasi untuk menerapkan dan menggunakan metode peramalan secara formal.

Situasi peramalan sangat beragam dalam horison waktu peramalan, faktor yang menetukan hasil sebenarnya, dan tipe pola data. Teknik peramalan dibagi kedalam dua jenis, yaitu: metode kuantitatif dan metode kualitatif.

3.2.1. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: model deret berkala

(time series) dan model regresi/kausal. Model deret berkala dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel. Tujuan peramalan dengan model deret berkala

2


(41)

adalah menemukan pola dalam deret data historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan. Model regresi mengasumsikan bahwa faktor yang diramalalkan menunjukkan suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas.

Apabila suatu data tersedia, hubungan peramalan dapat dihipotesiskan baik sebagai fungsi dari waktu kemudian diuji. Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data. Pola data dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Pola horizontal (H), terjadi bila mana nilai data berfluktuasi berada pada nilai rata-rata yang konstan. Grafik pola horizontal dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Grafik Pola Horizontal

2. Pola musiman (S) terjadi bila mana suatu deret dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman. Grafik pola musiman dapat dilihat pada Gambar 3.2.


(42)

Gambar 3.2. Grafik Pola Musiman

3. Pola siklis (C) terjadi bila mana data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang yang menyerupai siklus bisnis. Grafik pola siklis dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Grafik Pola Siklis

4. Pola trend (T) terjadi bila mana terdapat kenaikan atau penurunan dalam jangka panjang. Grafik pola tren dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(43)

Gambar 3.4. Grafik Pola Trend

Peramalan dengan metode kuantitatif dapat diterapkan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:

a. Tersedia informasi tentang masa lalu.

b. Informasi tentang masa lalu dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik. c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut

dimasa yang akan datang.

Beberapa metode peramalan time series adalah sebagai berikut: 1. Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average)

Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa jumlah nilai observasi masa lalu yang akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini digunakan istilah rata-rata bergerak

(moving average) karena setiap muncul nilai observasi baru, nilai rata-rata baru dapat dihitung dengan membuang nilai observasi yang paling tua dan memasukkan nilai observasi terbaru.


(44)

Metode pemulusan eksponensial tunggal menggunakan satu parameter pemulusan yang ditentukan secara eksplisit. Untuk menghitung ramalan dengan menggunakan metode ini, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Ft =

α

. Xt + (1-α). Ft-1 et = Xt - Ft

Keterangan:

Ft : hasil peramalan pada periode t

α

: konstanta pemulusan (0 ≤

α

≤1) e : kesalahan

Xt : nilai sebenarnya/nilai pengamatan

Konstanta pemulusan yang digunakan dapat bervariasi, yaitu 0≤

α

≤1. Nilai

α

yang digunakan adalah bervariasi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh nilai MSE (Mean Square Error) yang terkecil. Nilai MSE terkecil dapat diperoleh dengan melakukan beberapa kali percobaan. Nilai MSE dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

MSE =

= −

n

i i

n e

1 2

1 Keterangan :

MSE : nilai tengah kesalahan kuadrat e : kesalahan

n : jumlah periode 3.2.2. Metode Kualitatif

Metode kualitatif dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: metode eksplatoris dan normatif. Peramalan dengan metode kualitatif digunakan untuk membantu perencanaan dan melengkapi ramalan kuantitatif, bukan untuk memberikan


(45)

ramalan numerik. Peramalan dengan metode ini membutuhkan biaya besar. Metode kualitatif dapat digunakan dan berhasil apabila digunakan secara bersamaan dengan metode kuantitatif, seperti dalam bidang pengembangan produk, pengeluaran modal, perumusan sasaran dan tujuan, dan penggabungan organisasi skala sedang atau besar.

3.3. Pengukuran Waktu3

1. Pengukuran waktu secara langsung

Pengukuran waktu (time study) merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator/pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja yang normal, dan dalam lingkungan kerja yang terbaik. Pengukuran waktu dibagi menjadi dua, yaitu:

Pengukuran waktu secara langsung dilakukan di tempat pekerjaan yang bersangkutan. Pengukuran waktu secara langsung dapat dibagi atas dua jenis pengukuran, yaitu: pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwacth) dan pengukuran waktu kerja dengan sampling pekerjaan.

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung

Pengukuran waktu secara tidak langsung dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan, yaitu dengan membaca tabel yang tersedia di perusahaan namun tetap mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen kegiatan.

3


(46)

Pengukuran jenis ini dapat dilakukan untuk mengetahui waktu baku dan waktu gerakan.

3.3.1. Pengukuran Waktu Jam Henti4

1. Definisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati. Dalam penentuan tujuan tersebut, dibutuhkan adanya tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang digunakan dalam pengukuran jam henti.

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwatch time study) diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad ke-19. Metode ini tepat digunakan untuk jenis pekerjaan yang berlangsung secara singkat dan dilakukan secara berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama.

Langkah-langkah pengukuran waktu kerja dengan menggunakan

stopwatch time study adalah :

2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan.

3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetil-detilnya namun masih dalam batas-batas kemudahan untuk dilakukan pengukuran.

4


(47)

4. Amati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.

5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus yang dilaksanakan sudah memenuhi syarat atau tidak, lakukan uji keseragaman dan kecukupan data.

6. Tetapkan rating factor operator. Rating factor ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performansioperator.

7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performansi kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akan diperoleh waktu kerja normal.

8. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang diberikan ini bertujuan untuk menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan yang bersifat personal, kelelahan, dan keterlambatan material.

9. Tetapkan waktu kerja baku yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.

3.3.2. Uji Keseragaman Data5

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menyebar seragam atau tidak. Selama melakukan pengukuran, operator mungkin mendapatkan data yang tidak seragam. Untuk itu digunakan alat yang dapat mendeteksinya yaitu peta kendali. Data dikatakan seragam jika berada dalam batas kontrol dan data dikatakan tidak seragam jika berada diluar batas


(48)

kontrol. Untuk menghitung uji keseragaman data, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu rata-rata adalah sebagai berikut :

X= n

Xi

2. Menghitung standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:

σ =

1 )

( 2

− −

n X Xi

3. Menghitung BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB (Batas Kontrol Bawah) dengan rumus sebagai berikut:

BKA = X + kσ BKB = X- k

σ

Keterangan:

X : waktu rata-rata

σ

: standar deviasi BKA : batas kontrol atas BKB : batas kontrol bawah

k : nilai yang diperoleh untuk luasan kurva normal pada tingkat keyakinan pengamatan

5

Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja (Cet. II: Bandung : ITB, 2006), (h. 151)


(49)

3.3.3. Uji Kecukupan Data6

'

N

Uji kecukupan data berguna untuk memastikan bahwa jumlah sampel yang telah dikumpulkan telah cukup untuk mewakili populasi, sehingga dapat digunakan bagi pengolahan data selanjutnya.

Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = 2 \ 2 2 ) (            

i i i X X X n s k Keterangan:

Xi : waktu pengamatan setiap elemen kerja untuk tiap siklus yang diukur.

k : nilai yang diperoleh untuk luasan kurva normal pada tingkat keyakinan pengamatan.

s : derajat ketelitian dari data Xi yang dikehendaki, yang menunjukkan maksimun penyimpangan yang bisa diterima dari nilai Xi yang sebenarnya.

N : jumlah siklus pengamatan/pengukuran awal yang dilakukan untuk elemen kegiatan yang dipilih.

N’ : jumlah siklus pengamatan/pengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar diperoleh ketelitian yang diharapkan.

Jumlah pengukuran waktu dikatakan cukup apabila jumlah pengukuran minimum dibutuhkan secara teoritis lebih kecil dari pengukuran pendahuluan


(50)

yang sudah dilakukan (N’< N). Jika jumlah pengukuran masih belum mencukupi maka harus dilakukan pengukuran lagi sampai jumlah pengukuran tersebut cukup.

3.3.4. Rating Factor dan Allowance7

1. Keterampilan (Skill)

Rating factor adalah perbandingan performansi seorang pekerja dengan konsep normalnya. Salah satu cara menentukan rating factor adalah dengan menggunakan cara Westinghouse. Terdapat 4 faktor yang dianggap sangat menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu:

Keterampilan didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai tingkat tertentu saja, yaitu tingkat kemampuan maksimal yang dapat diberikan oleh pekerja yang bersangkutan. Secara psikologis keterampilan merupakan

attitude untuk pekerjaan yang bersangkutan. 2. Usaha (Effort)

Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Usaha mempunyai korelasi yang kuat dengan keterampilan.

3. Kondisi Kerja (Condition)

Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan tempat bekerja seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan

Peningkatan Produktivitas Kerja (Cet. I: Surabaya : Guna Widya, 2000), (h. 134-135)

7


(51)

faktor di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. Oleh sebab itu, faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya

4. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dari suatu kerja ke kerja yang lain tanpa mengalami banyak perubahan yang berarti.

Kelonggaran (allowance) diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan diluar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu:

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (personal)

Kelonggaran yang termasuk di dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman seperlunya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan sewaktu bekerja.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan.

3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan (delay)

Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar kekuasaan/kendali pekerja, seperti mesin macet, listrik padam, dan lain-lain.


(52)

3.3.5. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku8

) %

100 (

% 100

Allowance

Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo kerja yang normal. Waktu normal merupakan waktu siklus dengan telah mempertimbangkan rating factor. Waktu baku adalah waktu untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan

allowance. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu normal dan rating factor adalah sebagai berikut:

WN = WT x RF RF = 1 + westinghouse factor

Keterangan :

WN : waktu normal WT : waktu terpilih RF : rating factor

Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu baku adalah sebagai berikut:

WB = WN x

Keterangan :

WB : waktu baku

Allowance : kelonggaran

8


(53)

3.4. Biaya Pabrikasi9

3.5. Break Even Point

Biaya pabrikasi atau biaya produksi (factory cost) merupakan jumlah dari tiga unsur biaya, yaitu: biaya bahan langsung, biaya pekerja langsung, dan biaya

overhead pabrik. Biaya bahan langsung dan biaya pekerja langsung dapat dikelompokkan ke dalam biaya utama. Biaya bahan langsung (direct materials)

adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Biaya pekerja atau tenaga langsung (direct labor) adalah biaya yang dibayar kepada karyawan yang dikerahkan secara langsung untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.

Overhead pabrik (factory overhead) adalah beban pabrik yang dapat didefenisikan sebagai biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan ke produk tertentu. Biaya bahan tidak langsung (indirect material) adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil. Biaya pekerja tidak langsung (indirect labor) adalah biaya yang dibayar kepada karyawan yang dikerahkan, namun tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi.

10

Break event point adalah titik pulang pokok dimana total revenue (total penerimaan) sama dengan total cost (biaya total). Titik pulang pokok terjadi tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi biaya


(54)

operasi, pemeliharaan, dan biaya modal. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Break Event Point adalah :

TR = p x q TC = a + bq Syarat BEP adalah: TR = TC

p x q = a + ( b x q) (p x q) – (b x q) = a

q (p – b) = a

q =

) (p b

a − BEP(Q) =

) (p b

a − Keterangan:

a : fixed cost (biaya tetap) b : variable cost per unit p : harga per unit

q : jumlah produksi

TR : total revenue (total penerimaan) TC : total cost (biaya total)

10

H.M. Yacop Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis (Cet. II: Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 1998), (h. 155-157)


(55)

3.5.1. Biaya Tetap (Fixed Cost) 11

1. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Contoh biaya tetap adalah:

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah jumlah tenaga kerja dikalikan dengan gaji masing-masing yang telah ditetapkan perbulan.

2. Biaya asuransi

Jumlah biaya asuransi yang dibayarkan tergantung pada besarnya aset yang diasuransikan.

3. Dana depresiasi/penyusutan

Jumlah dana penyusutan disesuaikan dengan jumlah dana yang dihitung setiap tahunnya berdasarkan metode yang digunakan.

3.5.2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah ketika jumlah produksi berubah. Biaya tidak tetap terdiri atas: dari biaya bahan langsung, biaya bahan tidak langsung, biaya upah tenaga kerja langsung, biaya listrik yang digunakan di lantai produksi, dan peralatan tulis yang digunakan di lantai produksi.

3.6. Program Dinamis

Program dinamis adalah teknik manajemen sain yang diaplikasikan kepada persoalan dengan melibatkan keputusan berurutan yang saling berkaitan. Program


(56)

ini dikembangkan oleh Richard Bellman dan G. B Dantzig pada tahun 1940-1950. Sebagai sebuah konsep, program dinamis lebih luwes bila dibandingkan program optimasi lainnya. Konsep dasar dalam program dinamis adalah sebagai berikut: 1. Dekomposisi

Persoalan program dinamis dapat dipecah-pecah menjadi sub-persoalan atau tahapan (stage) yang lebih kecil dan berurutan. Setiap tahap disebut juga sebagai titik keputusan. Setiap keputusan yang dibuat pada suatu tahap akan mempengaruhi keputusan-keputusan pada tahap berikutnya.

2. Status

Status adalah kondisi awal (Sn) dan kondisi akhir (Sn-1) pada setiap tahap, dimana pada tahap tersebut keputusan dibuat (Dn). Status akhir pada sebuah tahap tergantung kepada status awal dan keputusan yang dibuat pada tahap yang bersangkutan. Status akhir pada suatu tahap merupakan input bagi tahap berikutnya.

3. Variabel Keputusan dan Hasil

Keputusan yang dibuat pada setiap tahap (Dn) merupakan keputusan yang berorientasi kepada return yang diakibatkannya (Rn|Dn), yaitu tingkat maksimal atau minimal.

4. Fungsi Transisi


(57)

Fungsi transisi menjelaskan secara pasti bagaimana tahap-tahap saling berhubungan. Fungsi ini berbentuk fungsi hubungan antar status pada setiap tahap yang beurutan. Fungsi transisi secara umum berbentuk :

Sn-1 = Sn – Dn

dimana: Sn-1 : status pada tahap n-1, atau status akhir pada tahap-n Sn : status awal pada tahap n

Komponen pada setiap tahap dapat dilihat pada Gambar 3.5.

n Dn

Sn

n-1 Dn-1

Rn Rn-1

Sn-1

Gambar 3.5. Tahapan Fungsi Transisi

5. Optimasi Tahap

Optimasi tahap dalam program dinamis adalah menentukan keputusan optimal pada setiap tahap dari berbagai kemungkinan nilai status inputnya.

6. Fungsi Rekursif

Fungsi rekursif biasanya digunakan pada berbagai program komputer. Nilai sebuah variabel pada fungsi itu merupakan nilai kumulatif dari nilai variabel tersebut pada tahap sebelumnya.

3.6.1. Perencanaan Produksi dengan Menggunakan Program Dinamis12

12


(58)

Perencanaan produksi dengan biaya minimum dapat menggunakan fungsi rekursif sebagai berikut:

Fn(In)=min [ Kn (Xn , I + Xn – Dn ) + 1 * 1 ( +

+ n

n I

F )]

Keterangan:

Xn : jadwal produksi pada periode n (n =1, 2, 3…n) Dn : peramalan permintaan pada periode n

In : persediaan

Kn (Xn, In) : biaya pada periode n untuk memproduksi Xn unit Fn (In) : biaya minimum pada periode n, n+1,….N


(59)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Invilon Sagita terletak di jalan Mesjid Km 10.5 Payageli Medan-Binjai, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Agustus 2013 sampai dengan Januari 2014.

4.2 Rancangan Penelitian

Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data.

4.3. Objek Penelitian

Objek yang diamati adalah tiga jenis daun pintu, yaitu: daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm, daun pintu ukuran ukuran 80 cm x 200 cm, dan daun pintu


(60)

4.4. Variabel Yang Diamati

Variabel yang diamati selama penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kapasitas tersedia

Kapasitas tersedia merupakan variabel yang menunjukkan jumlah waktu maksimum yang tersedia di perusahaan.

2. Biaya produksi

Biaya produksi merupakan suatu variabel yang menunjukkan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan daun pintu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja langsung.

3. Perencanaan jumlah produksi

Perencanaan jumlah produksi merupakan suatu variabel yang digunakan untuk menunjukkan jumlah produk yang akan dihasilkan perusahaan dalam satuan unit.

4.5. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian ini adalah perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen tepat waktu, sehingga perlu dilakukan perencanaan produksi. Perencanaan jumlah produksi harus mempertimbangkan kapasitas tersedia yang ada di perusahaan. Jumlah produksi optimum yang dihasilkan akan memberikan dampak pada penggunaan biaya produksi minimal.


(61)

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah stopwatch, kertas lembar pengamatan, dan alat tulis.

4.7. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Waktu siklus tiap work center, diperoleh melalui pengukuran waktu. b. Proses produksi pembuatan daun pintu, diperoleh melalui pengamatan. c. Kemampuan pekerja dan kondisi lingkungan, diperoleh melalui

pengamatan. 2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data jumlah permintaan daun pintu, diperoleh dari bagian pemasaran. b. Data jumlah produksi daun pintu, diperoleh dari bagian produksi.

c. Data varian produk dan proporsi permintaan daun pintu, diperoleh dari bagian pemasaran.

d. Data jumlah pekerja tiap work center, diperoleh dari bagian keuangan dan personalia.

e. Data jumlah jam kerja tersedia, diperoleh dari bagian keuangan dan personalia.


(62)

g. Data biaya produksi terdiri atas : biaya bahan, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan diperoleh dari bagian pembelian. Biaya overhead dan biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari bagian keuangan dan personalia.

h. Data biaya modal kerja terdiri atas : biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap dan biaya tidak tetap diperoleh dari bagian keuangan dan personalia.

i. Biaya penyimpanan produk dan jumlah penyimpanan produk yang diizinkan diperoleh dari bagian gudang penyimpanan produk.

4.8. Metode Pengolahan Data

Metode perencanaan produksi yang digunakan adalah program dinamis. Langkah-langkah dalam melakukan pengolahan data dapat dilihat sebagai berikut: 1. Peramalan jumlah permintaan daun pintu untuk periode setahun yang akan

datang. Hasil peramalan jumlah permintaan akan digunakan untuk menghitung rencanaan produksi. Metode peramalan yang digunakan adalah metode time series. Tahapan yang dilakukan untuk memperoleh hasil peramalan dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(63)

Input Data Mulai

Pemilihan Metode Peramalan

Perhitungan MSE (Mean Square Error)

Pemilihan nilai parameter terbaik berdasarkan nilai MSE terkecil

Peramalan pada periode selanjutnya

Selesai

Gambar 4.1. Diagram Alir Peramalan

2. Penentuan waktu baku dengan mempertimbangkan adanya rating factor dan

allowance. Pengukuran waktu dilakukan dengan menggunakan metode

stopwatch time study. Tahapan pengukuran dengan stopwatch time study dapat dilihat pada Gambar 4.2.


(64)

Mulai

Input data waktu proses

Perhitungan waktu proses rata-rata setiap WC

Perhitungan standar deviasi

Uji keseragaman data

Out of control

Uji Kecukupan data

Data cukup

Perhitungan waktu normal

Perhitungan waktu baku

Selesai Buang data yang

out of control

ya

tidak tidak


(65)

3. Perencanaan jumlah produksi dengan metode program dinamis.

a. Mengidentifikasi variabel masukan, yaitu : hasil peramalan, kemampuan jumlah produksi, jumlah persediaan, variabel biaya produksi, dan biaya simpan.

b. Mengidentifikasi variabel keputusan, yaitu: menentukan jumlah produk yang akan diproduksi dan jumlah persediaan dalam setiap periode.

c. Merumuskan persamaan fungsi rekursif.

d. Menyelesaikan model dengan menggunakan metode program dinamis. Tahapan pengolahan perencanaan produksi dengan program dinamis dapat dilihat pada Gambar 4.3.


(66)

Identifikasi variabel masukan (state) - Hasil peramalan

- Kemampuan produksi - Jumlah persediaan - Variabel biaya produksi - Biaya simpan

Identifikasi variabel keputusan

Perumusan fungsi rekursif

Menetapkan hasil setiap periode (stage) - Jumlah persediaan yang optimal - Total biaya yang digunakan

Mulai

Selesai

Gambar 4.3. Diagram Alir Perencanaan Produksi Dengan Program Dinamis

4.9. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahapan dalam melaksanakan suatu penelitian. Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.4.


(67)

Studi Pendahuluan

Melakukan observasi terhadap kondisi perusahaan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan pengumpulan data dan pemecahan

masalah

Pengumpulan Data

Data Primer Pengumpulan Data

1. Proses produksi pembuatan daun pintu 2. Waktu siklus pembuatan daun pintu 3. Kemampuan pekerja dan kondisi lingkungan

1. Jumlah permintaan produk 2. Gaji tenaga kerja

3. Varian produk dan produksi permintaan 4. Jumlah pekerja tiap work center

5. Faktor efisiensi dan utilitas 6. Biaya produksi

7. Biaya modal kerja 8. Biaya penyimpanan

Pengolahan Data

1. Peramalan jumlah permintaan daun pintu

2. Perhitungan waktu baku proses pembuatan daun pintu 3. Perencanaan jumlah produksi daun pintu

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen tepat waktu karena

perusahaan tidak memiliki cara khusus dalam perencanaan jumlah produksi


(68)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Proporsi Grup Produk dan Jumlah Permintaan

Objek yang diteliti adalah tiga jenis daun pintu. Jenis dan proporsi permintaan daun pintu dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Jenis dan Proporsi Permintaan Daun Pintu

No Jenis Proporsi

Permintaan (%) 1 Daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm 25

2 Daun pintu ukuran 80 cm x 200 cm 55 3 Daun pintu ukuran 70 cm x 200 cm 20 Sumber : Bagian Produksi PT. Invilon Sagita

Data jumlah permintaan daun pintu September 2012-Agustus 2013 dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Data Jumlah Permintaan Daun Pintu September 2012-Agustus 2013

Periode Jumlah Permintaan (unit)

September 2012 14.340

Oktober 2012 11.950

November 2012 13.030

Desember 2012 14.110

Januari 2013 14.670

Februari 2013 12.220

Maret 2013 13.440

April 2013 14.210

Mei 2013 13.080

Juni 2013 14.210


(69)

Tabel 5.2. Data Jumlah Permintaan Daun Pintu September 2012-Agustus 2013 (Lanjutan)

Periode Jumlah Permintaan (unit)

Agustus 2013 15.160

Total 165.310

Sumber : Bagian Pemasaran PT. Invilon Sagita

Jumlah daun pintu yang dihasilkan oleh perusahaan berubah setiap periode. Hal ini didasarkan pada jumlah hari kerja yang ada di perusahaan. Data jumlah produksi daun pintu September 2012-Agustus 2013 dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Data Jumlah Produksi Daun Pintu September 2012-Agustus 2013

Periode Jumlah Produksi (unit) September 2012 13.020

Oktober 2012 12.130 November 2012 13.920 Desember 2012 13.450 Januari 2013 13.130 Februari 2013 13.050

Maret 2013 13.980

April 2013 13.750

Mei 2013 13.190

Juni 2013 14.420

Juli 2013 14.810

Agustus 2013 14.650

Total 163.500

Sumber : Bagian Produksi PT. Invilon Sagita

5.1.2. Jumlah Hari Kerja

PT. Invilon Sagita memiliki 6 hari jam kerja dalam 1 minggu. Dalam rentang 1 bulan dilakukan 2 kali pergantian shifft. Ketika pergantian shifft terjadi, seluruh karyawan tidak bekerja. Jumlah waktu kerja tersedia berdasarkan


(70)

perhitungan libur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Jumlah Hari Kerja September 2012 - Agustus 2013 Periode Jumlah Hari

Kerja (hari) September 2012 24

Oktober 2012 25 November 2012 24 Desember 2012 25 Januari 2013 25 Februari 2013 23

Maret 2013 25

April 2013 24

Mei 2013 25

Juni 2013 24

Juli 2013 25

Agustus 2013 24

Sumber : Bagian Personalia PT. Invilon Sagita

5.1.3. Jumlah Pekerja Setiap Work Center

Proses pembuatan daun pintu dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: pencampuran, ekstrusi, finishing, dan pengepakan. Jumlah pekerja satu stasiun kerja dengan stasiun kerja yang lain berbeda, disesuaikan pada kebutuhan proses dan jumlah mesin yang ada. Jumlah pekerja setiap work center dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Jumlah Pekerja Setiap Work Center Work

Center

Nama

Work Center

Jumlah Pekerja ( Orang)

I Pencampuran 16

II Ekstruksi 14

III Finishing 6

IV Pengepakan 8

Total 44


(71)

5.1.4. Penilaian Westinghouse Factor

Penentuan rating factor yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode westinghouse. Penilaian westinghouse factor setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Penilaian Westinghouse Factor Setiap Stasiun Kerja

Work

Center Faktor

Rating

(Kelas) Lambang

Skor Penyesuaian

Total

I

Keterampilan Good C1 0,06

0,03

Usaha Average D 0,00

Kondisi Kerja Fair E - 0,03

Konsistensi Average D 0,00

II

Keterampilan Good C1 0,06

0,06

Usaha Average D 0,00

Kondisi Kerja Average D 0,00

Konsistensi Average D 0,00

0,06 III

Keterampilan Good C1 0,06

Usaha Average D 0,00

Kondisi Kerja Average D 0,00

Konsistensi Average D 0,00

IV

Keterampilan Good C1 0,06

0,06

Usaha Average D 0,00

Kondisi Kerja Average D 0,00

Konsistensi Average D 0,00

Sumber : Pengamatan Langsung di PT. Invilon Sagita

5.1.5. Penilaian Allowance

Penilaian allowance setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Penilaian Allowance Setiap Stasiun Kerja

Work

Center Faktor

Allowance

(%)

Total (%) I

Tenaga yang dikeluarkan : sangat ringan 6,5

9,5 Sikap kerja : berdiri diatas dua

kaki

1,0 Keadaan atmosfer : cukup 1,0 Kebutuhan pribadi 1,0


(72)

Tabel 5.7. Penilaian Allowance Setiap Stasiun Kerja (Lanjutan)

Work

Center Faktor

Allowance

(%)

Total (%) II

Tenaga yang dikeluarkan : dapat diabaikan 2,0

4 Sikap kerja : berdiri diatas dua

Kaki

1,0 Kebutuhan pribadi 1,0

III

Tenaga yang dikeluarkan : dapat diabaikan 2,0

4 Sikap kerja : berdiri diatas dua

kaki

1,0 Kebutuhan pribadi 1,0

IV

Tenaga yang dikeluarkan : dapat diabaikan 3,0

5 Sikap kerja : berdiri diatas dua

kaki

1,0 Kebutuhan pribadi 1,0 Sumber : Pengamatan Langsung di PT. Invilon Sagita

5.1.6. Waktu Siklus

Metode pengukuran waktu yang digunakan adalah metode jam henti. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan stopwatch sebanyak 10 kali untuk setiap work center.

Pengukuran dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan jenis daun pintu, yaitu: waktu proses pembuatan daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm, waktu proses pembuatan daun pintu ukuran 80 cm x 200 cm, dan waktu proses pembuatan daun pintu ukuran 70 cm x 200 cm.

Tabel pengukuran waktu proses pembuatan daun pintu ukuran 90 cm x 200 cm dapat dilihat pada Tabel 5.8.


(1)

Rp. 88.918. Perusahaan akan mencapai titik BEP setelah menghasilkan produk sebesar 5.605 unit/bulan. Biaya simpan sebesar Rp. 889/unit.

6.1. Biaya Produksi Sesuai Peramalan Permintaan

Hasil perhitungan biaya produksi bila perusahaan menghasilkan daun pintu sesuai jumlah permintaan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Perencanaan Jumlah Produksi Sesuai Peramalan Permintaan

No Bulan Kemampuan

Produksi (unit)

Jumlah Produksi (unit)

Biaya Produksi (Rp) 1 September 2013 16.820 14.066 1.250.720.588

2 Oktober 2013 17.521 13.855 1.231.958.890

3 November 2013 16.820 13.772 1.224.578.696 4 Desember 2013 17.521 13.806 1.227.601.908

5 Januari 2014 17.521 13.893 1.235.337.774

6 Februari 2014 16.119 13.725 1.220.399.550

7 Maret 2014 17.521 13.697 1.217.909.846

8 April 2014 16.820 13.748 1.222.444.664

9 Mei 2014 17.521 13.682 1.216.576.076

10 Juni 2014 16.820 13.734 1.221.199.812

11 Juli 2014 17.521 13.850 1.231.514.300

12 Agustus 2014 16.820 13.981 1.243.162.558

Total 205.342 165.809 14.743.404.662

6. 2. Analisis Perencanaan Jumlah Produksi dengan Program Dinamis Metode program dinamis yang digunakan adalah backward recursive yang mana perhitungan dilakukan terlebih dahulu untuk periode paling akhir, kemudian bergerak tahap demi tahap sampai periode awal.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, bahwa pada bulan September 2013 perusahaan harus memiliki persediaan daun pintu sebanyak


(2)

4.464 unit diawal periode. Hasil perhitungan biaya produksi dengan menggunakan program dinamis dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Perencanaan Jumlah Produksi dengan Program Dinamis

Bulan Permintaan (unit)

Produksi (unit)

Persediaan Akhir (unit)

Biaya Akumulasi

(Rp)

Biaya Produksi (Rp) Sept - 2013 14.066 13.820 4.218 14.393.179.214 1.233.073.066

Okt - 2013 13.855 14.521 4.884 13.160.106.148 1.296.215.352 Nov - 2013 13.772 13.820 4.932 11.863.890.796 1.233.334.432 Des - 2013 13.806 13.521 4.647 10.630.556.364 1.206.451.913 Jan - 2014 13.893 13.521 4.275 9.424.104.451 1.206.374.570 Feb - 2014 13.725 14.119 4.669 8.217.729.881 1.260.228.508 Mar - 2014 13.697 13.521 4.493 6.957.501.373 1.206.548.814 Apr - 2014 13.748 13.820 4.565 5.750.952.559 1.233.355.768 Mei - 2014 13.682 13.521 4.404 4.517.596.791 1.206.562.149 Jun - 2014 13.734 12.820 3.490 3.311.034.642 1.143.561.214 Jul - 2014 13.850 12.521 2.161 2.167.473.428 1.115.716.797 Agu - 2014 13.981 11.820 0 1.051.756.631 1.051.756.631

Total 165.809 14.393.179.214

Berdasarkan Tabel 6.1. dan Tabel 6.2. dapat dilihat bahwa total biaya perencanaan selama setahun dengan menggunakan program dinamis sebesar Rp. 14.393.179.214, sedangkan total biaya perencanaan produksi sesuai permintaan sebesar Rp. 14.743.404.662. Hal ini menunjukkan bahwa biaya produksi sesuai dengan permintaan lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan program dinamis.


(3)

6.3. Keuntungan/Kesulitan Penerapan Metode Program Dinamis

Keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan metode program dinamis adalah perusahaan memperoleh biaya produksi yang minimal, bila dibandingkan dengan perusahaan berproduksi sesuai permintaan. Besarnya persentase selisih biaya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Selisih = 100%

permintaan sesuai prod. B. dinamis program prod. B. -permintaan sesuai prod. B. x

= .662 14.743.404 Rp. .214 14.393.179 Rp. .662 14.743.404 Rp. x 100% = .662 14.743.404 Rp. 8 350.225.44 Rp. x 100%

= 2,37 %

Persentase selisih biaya sesuai permintaan dengan biaya produksi dengan menggunakan program dinamis adalah sebesar 2,37 %.

Penerapan metode program dinamis tidak hanya memberikan keuntungan bagi perusahaan tetapi juga kesulitan dalam penggunaan metode tersebut. Kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kebutuhan sumber daya manusia yang mengerti dan ahli metode tersebut. Penggunaan metode ini pada tahap awal sulit untuk diaplikasikan, namun untuk tahap selanjutnya akan lebih mudah seiring dengan meningkatnya kemampuan sumber daya manusia yang ditugaskan untuk melakukan hal tersebut.


(4)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh selama penelitian adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Invilon Sagita dapat

dilihat bahwa permasalahan yang terjadi adalah penentuan jumlah produksi yang kurang optimal yang disebabkan karena perusahaan belum memiliki cara khusus dalam perencanaan produksi.

2. Perencanaan produksi dengan menggunakan program dinamis menghasilkan biaya sebesar Rp. 14.393.179.214 sedangkan apabila perusahaan berproduksi

sesuai dengan permintaan akan menghasilkan biaya sebesar Rp. 14.743.404.662. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa apabila

perusahaan menggunakan program dinamis diperoleh penghematan biaya sebesar 2,37 %.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan selama penelitian adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan program dinamis


(5)

tersebut. Penggunaan metode ini pada tahap awal memiliki kesulitan untuk diaplikasikan, namun pada tahap selanjutnya sudah lebih mudah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Arman Nasution. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Graha Widya.

Jhonson, Lynwood. 1974. Operation Research in Production Planning, Scheduling, and Inventory Control. USA: John Wiley & Sons.

Makridakis, Spyros. 1999, Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga. Matz, Adolph. 1997. Akuntansi Biaya. Jakarta: Erlangga.

Sinulingga, Sukaria. 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu Sutalaksana, Iftikar. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB. Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Surabaya:

Guna Widya.