dengan 2,5 m dan ventilasi udara pada ketinggian 2,5 m sampai dengan 3,5 m yang menjadi penyebab tingginya temperatur di titik yang lebih tinggi.
Dari Gambar 5.20. dan Tabel 5.23. dapat dilihat kecenderungan garis regresi yang menaik dengan tingkat hubungan yang tinggi. Hal ini membuktikan
bahwa setiap kenaikan ketinggian akan mengakibatkan kenaikan temperatur di dalam ruang kelas.
6.1.3. Pengaruh Kelembaban Udara terhadap Temperatur
Kelembaban relatif pada setiap lantai masih berada pada zona nyaman yaitu bekisar antara 30 sampai 70. Pada Tabel 5.22. dapat dilihat bahwa
pengaruh kelembaban udara terhadap temperatur ruang kelas memiliki hubungan yang sangat lemah.
Dari Gambar 5.21. dan Tabel 5.23. terlihat garis regresi yang menaik dengan korelasi yang sangat lemah. Hal tersebut menunjukkan kenaikan
kelembaban udara menyebabkan kenaikan temperatur dalam ruang kelas, tetapi hubungannya sangat lemah.
Terjaganya kelembaban udara di dalam ruang kelas menujukkan bahwa fitur penjaga kelembaban udara ruangan yang dimiliki AC masih berfungsi
dengan baik.
6.1.4. Pengaruh Kecepatan Angin terhadap Temperatur
Dari Gambar 5.22. dan Tabel 5.23. dapat dilihat bahwa garis regresi antara pengaruh kecepatan angin terhadap temperatur cenderung menurun dengan
hubungan yang sangat lemah. Hal ini menunjukkan kenaikan kecepatan angin mengakibatkan penurunan temperatur di dalam ruang kelas tetapi hubungannya
sangat lemah. Hal tersebut disebabkan kecepatan angin yang sangat rendah di dalam ruang kelas. Kecepatan angin di ruang kelas yang sangat rendah disebabkan
karena ventilasi udara yang ada telah ditutup menggunakan plastik sehingga angin tidak dapat masuk ruang kelas dari sisi luar bangunan. Selain itu, walaupun pintu
ruangan selalu dibiarkan terbuka tetapi letaknya yang menghadap sisi dalam gedung menyebabkan angin yang masuk ke ruang kelas tidaklah kuat.
Lemahnya kecepatan angin di dalam ruangan mengindikasikan rendahnya kualitas udara karena sirkulasi udara yang kurang baik Prasasto
Satwiko, 2008 sehingga menjadi faktor yang menyebabkan ketidaknyamanan di ruang kelas.
6.1.5. Pengaruh Temperatur terhadap Kenyamanan Termal
Dari Tabel 5.23. dan Gambar 5.23. dapat dilihat bahwa pengaruh temperatur terhadap kenyamanan termal memiliki hubungan yang cukup kuat
dengan nilai korelasi yang negatif, artinya setiap kenaikan temperatur akan berpengaruh terhadap turunnya kenyamanan termal yang dirasakan oleh
mahasiswa pengguna ruang kelas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa pengguna ruang kelas
J15 202 lebih menyukai kondisi termal ruangan yang lebih sejuk.
6.1.6. Pengaruh Kecepatan Angin terhadap Kenyamanan Termal
Dari Tabel 5.24. dan Gambar 5.24. dapat dilihat bahwa pengaruh kecepatan angin terhadap kenyamanan termal memiliki hubungan yang cukup
kuat. Garis regresi yang menunjukkan kenaikan menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif antara kecepatan angin dengan kenyamanan termal ruangan,
artinya semakin tinggi kecepatan angin di dalam ruang kelas maka semakin tinggi juga tingkat kenyaman termal yang dirasakan oleh mahasiswa pengguna ruang
kelas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa pengguna ruang kelas
J15 202 secara umum lebih menyukai kondisi termal di dalam ruang kelas yang
lebih berangin.
6.1.7. Analisis Psikologi Mahasiswa Pengguna Ruang Kelas