c. Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan sudut 45
derajat. d.
Usahakan kestabilan posisi jarum Proverawati dan Andhini, 2010.
2.2.2.4. Berapa Kali Pemberian Imunisasi Campak pada Bayi
Di Indonesia, sejak tahun 2004 imunisasi campak diberikan dua kali, yang pertama pada umur 9-11 bulan dan yang kedua pada program Bulan Imunisasi Anak
Sekolah BIAS pada umur 6–7 tahun Hartati, 2008.
2.2.2.5. Kontra Indikasi Pemberian Imunisasi Campak
Kontra indikasi pemberian vaksin campak: 1.
Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38° Celcius 2.
Gangguan sistem kekebalan 3.
Pemakaian obat imunosupresan 4.
Alergi terhadap protein telur 5.
Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin 6.
Wanita hamil Lisnawati, 2011
2.2.2.6. Efek Samping Imunisasi Campak
Hingga 15 pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3
hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi Proverawati dan Andhini, 2010. 2.2.2.7. Tempat untuk Mendapatkan Imunisasi Campak
Untuk memaksimalkan pelayanan imunisasi, dan mengoptimalkan keberhasilan program imunisasi, telah disediakan tempat-tempat khusus yang bisa
digunakan untuk pemberian imunisasi. Imunisasi dapat dilakukan di posyandu,
Universitas Sumatera Utara
puskesmas, polindes, rumah sakit, bidan desa, praktek dokter, dan tempat lain yang telah disediakan Proverawati dan Andhini, 2010.
2.3. Landasan Teori
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi,
berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal internal activity seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan
kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik keturunan dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Perilaku manusia merupakan refleksi dari
berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya.
Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat
yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara