Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan
dan kelemahannya dan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan tantangan. Analisis SWOT bermanfaat dilakukan apabila telah jelas ditentukan dalam bisnis apa
perusahaan beroperasi, dan kearah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi manajemen
dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya.
2.4.2 Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merrupakan salah satu unsur penting dalam proses manajemen stratejik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi
yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi perusahaan. Lingkungan merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi perubahan
dan strategi. Tujuan dari analisis adalah agar organisasi perusahaan mampu memanfaatkan
informasi dan
perubahan untuk mendapatkan keunggulan kompetitifnya di masa depan. Analisis lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
2.4.2.1 Analisis Lingkungan Internal
Pada lingkungan internal, para manajer strategis harus dapat mengenali variabel-variabel dalam perusahaan yang merupakan kekuatan atau kelemahan yang
penting.Analisis lingkungan internal menghasilkan sejumlah informasi tentang kekuatan organisasional, yaitu apakah organisasi bekerja dengan baik.Kekuatan dan
kelemahan harus dianalisis untuk makna strategi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal atau biasanya disebut dengan analisis peluang dan ancaman organisasi perusahaan.Disebut demikian karena perubahan lingkungan
eksternal perusahaan merupakan sumber utama ancaman dan peluang perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
2.5 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha antara lain pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah :
1. Murtadlo 2013
Judul Skripsi: Upaya Pengembangan Usaha Pengrajin Batik Malangan Studi Kasus di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang
Hasil Penelitian: Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan suatu usaha tidak akan lepas dari peran modal. Modal
akan memberikan keuntungan bagi perusahaan ketika dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya. Modal tersebut meliputi modal fisik, modal
keuangan, modal manusia dan modal social b.
Batik malangan memerlukan upaya agar bisa berkembang di tengah persaingan pasar batik yang ada di Indonesia. Upaya -upaya yang
dijalankan yaitu melaksanakan strategi pengembangan pasar yang bertujuan agar batik malangan dapat dikenal lebih luas di berbagai daerah di
Inodonesia. Upaya berikutnya yaitu melaksanakan strategi produk baru yang bertujuan memenuhi selera konsumen yang selalu berganti.
Universitas Sumatera Utara
c. Minat konsumen dalam membeli batik tidak hanya berdasarkan faktor harga,
melainkan dari segi keunikan yang menjadi ciri khas batik malangan. d.
Perkembangan budaya dan fashion dapat berdampak positif bagi pengembangan batik malangan. Batik telah mampu menjadi warisan
budaya yang digemari, menjadi tren, berkembang pesat, dimodifikasi, dikembangkan, dan disebarluaskan sehingga menjadi budaya yang tidak
pernah punah oleh perkembangan zaman. 2.
Karase 2013 Judul Skripsi: Strategi Segmentasi Pasar Terhadap Volume Penjualan Busana
Muslim Pada CV Rabbani Asysa Makassar.
Hasil Penelitian: a.
Berdasarkan uji hasil statistik dan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa strategi segmentasi pasar yang terdiri dari
segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis, dan segmentasi perilaku yang diterapkan oleh perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan produk busana muslim Makassar.
b. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dan uji T uji parsial,
diperoleh hasil bahwa segmentasi pasar yang paling berpengaruh terhadap volume penjualan produk busana muslim Rabbani Makassar
adalah segmentasi perilaku. Dengan demikian, hipotesis yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa segmentasi pasar yang paling berpengaruh dominan adalah segmentasi psikografis tidak terbukti
3. Yanti. Ilmu Administrasi Bisnis, Binus University, Jakarta
Judul skripsi: Analisis Strategi Bisnis Pada Toyusin Collection Dalam Menghadapi Persaingan Industri .
Hasil Penelitian: a.
Faktor-faktor Internal dan Eksternal pada Toyusin Collection: Faktor Internal :
1 Kekuatan Strength pada Toyusin Collection adalah : bahannya nyaman
dengan beraneka ragam pilihan warna, design yang trendy, kemajuan teknologi informasi, dimana bidang usaha Toyusin menggunakan E-
Commerce, sistem pengiriman yang cepat, menggunakan sistem ONH, pemasaran hingga ke manca negara, banyaknya mitra dan agen, menggunakan
katalog untuk mempromosikan produk, mempunyai jaringan pemasaran yang luas, serta pencatatan keuangan secara sistematis.
2 Kelemahan Weakness pada Toyusin Collection adalah : harga yang cukup
mahal untuk segmen menengah kebawah, pengambilan keputusan secara sentralisasi, karyawan terkadang mengambil keputusan sepihak, serta biaya
modal yang semakin tinggi akibat situasi ekonomi yang sekarang ini. Faktor Eksternal :
1 Peluang Opportunities pada Toyusin Collection adalah : Mayoritas
penduduk di Indonesia beragama muslim, busana muslim sebagai identitas bahwa dia seorang muslimah, perubahan gaya hidup para muslimah untuk
Universitas Sumatera Utara
menutup diri namun tetap tampil modis dan penuh gaya, pertumbuhan pasar yang tinggi, fashion busana muslim Indonesia tidak hanya membidik negara-
negara muslim, namun sekaligus negara non-muslim termasuk Eropa. 2
Ancaman Threat pada Toyusin Collection adalah : semakin banyaknya pesaing, banyaknya produk busana muslim asal China, keadaan perekonomian
yang belum stabil, serta peluang pasar terbatas pada kelas menengah ke atas. b.
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui Matriks QSPM pada tahap keputusan decision stage, maka terlihat Strategi Penetrasi Pasar lebih
memiliki daya tarik untuk di terapkan oleh Toyusin Collection dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.682, diikuti Strategi Pengembangan Produk
dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.149 dan Strategi Pengembangan Pasar dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.416.
4. Gultom 2014
Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu Hasil Penelitian:
a. Kekuatan yang dimiliki oleh usaha tenun ulos Mutiara Manalu yaitu kualitas
benang yang baik, keterampilan yang sudah matang dan kreativitas dalam memadupadankan warna, suasana lingkungan kerja yang aman, produk yang
dihasilkan bernilai seni tinggi, dekat dengan sarana transportasi. b.
Kelemahan yang dimiliki yaitu tidak mau mengikuti pelatihan dan menggunakan dana koperasi, belum memiliki karyawan, tidak memiliki
sistem pencatatan keuangan, tidak mempunyai manajemen yang baik, sering menolak pesanan dari penampung.
Universitas Sumatera Utara
c. Berdasarkan hasil analisis eksternal faktor- faktor yang dapat
dipertimbangkan dalam pengembangan usaha tenun ulos Mutiara Manalu adalah:1. Peluang yaitu : Pinjaman koperasi, permintaan yang selalu ada,
acara - acara pestaadat, memiliki pelanggan tetap, semakin canggihnya teknologi, kepedulian pemerintah dalam memperkenalkan tenun ulos,
kemampuan dalam memproduksi berbagai jenis tenun lain. d.
Ancaman yaitu : Hadirnya tenun mesin, produk substitusi, kekuatan penawaran oleh pembeli, kenaikan harga bahan baku, pergeseran pola
pandang terhadap ulos. e.Strategi yang digunakan pada usaha tenun Mutiara Manalu sesuai hasil analisis adalah strategi agresif. Dengan strategi alternatif
yaitu : 1 Strategi pertumbuhan konsentrasi penetrasi pasar adalah strategi perusahaan yang memfokuskan pada bisnis produk jasa tunggal, yang sangat
berkaitan. pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu: Pengembangan pasar 2 Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi
yang populer dan seringkali membuahkan hasil yang memuaskan bagi organisasi.
5. Yumanda 2009
Judul Skripsi: Strategi Pemasaran Keripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap Kelinci Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Hasil Penelitian: industri rumah tangga Cap Kelinci sebagai produsen yang menghasilkan keripik singkong. Sistem penjualannya langsung di tempat
produsen dan bukan sebagai distributor atau penyalur.Kekuatan yang dapat diandalkan Cap Kelinci yaitu keunggulan produk dan sikap jujur, ramah
Universitas Sumatera Utara
terhadap pelanggan. Kelemahan yang ada di Cap Kelinci ini adalah tidak memiliki kas perusahaan, sehingga perusahaan ini akan mengalami krisis
keuangan. Peluang terbesar yang mungkin dapat diperoleh adalah menguasai pasar monopolistik.Ancaman yang dihadapi yaitu daya beli konsumen yang
menurun dan kecenderungan masyarakat terhadap supermarket.Strategi yang digunakan adalah strategi keunggulan produk.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah
penelitian yang menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel, sedangkan penelitian kualitatif, menurut Creswell 2008 adalah
penelitian yang bersifat pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut, peneliti harus
mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Data yang berupa informasi tersebut dikumpulkan lalu dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran
yang dituangkan dalam bentuk laporan tulisan, yang mana tidak ada ketentuan baku tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian Conny, 2010: 8.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah toko baju berada di Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan.
3.3. Informan Penelitian
1. Informan Kunci key informan
Orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, informasi kunci adalah
pemilik usaha dari bisnis baju impor Bangkok ini.
Universitas Sumatera Utara
2. Informan Utama
Orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian Informan adalah karyawan dari toko baju impor Bangkok
Dscarpashop Medan. 3.
Informan Tambahan Orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat
dalam interaksi yang diteliti. Informan tambahan dari penelitian ini adalah pelanggan dari toko baju import Bangkok. Informan tambahan ini dilakukan
secara accidental.
3.4 Definisi Konsep
Definisi konsep dalam penelitian ini adalah : 1.
Menurut Rangkuti 2014: 3 strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dalam
perkembangannya, konsep
mengenai strategi
terus berkembang.Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep
mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. 2.
Menurut Subagyo 2008:29 pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada.
Pengembangan usaha berarti mencari konsep terbaru untuk memperluas usaha atau memperkuat usaha agar lebih baik lagi .
3.5. Definisi Operasional
Definisi Operasiona adalah definisi dari variabel-variabel yang dipilih oleh peneliti. Adapun variabel-variabel tersebut yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Strenght S, adalah suatu kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komperatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat
terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pemasok-pembeli, dan faktor-faktor lain.
b. Weakness W, adalah suatu kondisi yang nerupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat
merupakan sumber kelemahan dalam suatu usaha. Hal-hal terebut yang sangat mendukung pengembangan usaha baju, maka harus diperhatikan sebaik-
baiknya dan dapat dijadikan sebagai kekuatan usaha. c.
Opportunity O adalah sebuah kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi
usaha baju impor Bangkok Dscarpashop Medan. d.
Threat T, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang akan datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di
masa depan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar antara pembeli atau pemasok,
perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Faktor- faktor lingkungan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi usaha baju Dscarpashop Medan.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang diterapkan adalah data primer, merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara peneliti dan informan.
Data primer didapat melalui hasi wawancara dan observasi.
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1. Melakukan perumusan IFAS
Menurut Rangkuti 2009: 24 setelah melakukan identifikasi faktor-faktor strategis internal, maka faktor
– faktor strategi internal tersebut disusun dalam rangka Strenght dan Weakness. Tahapnya adalah :
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan
pada kolom 1 2.
Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut dalam perusahaan. semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00
3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor memberikan skala
mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif semua yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 sangat baik dengan membandingkannya dengan
Universitas Sumatera Utara
rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing
– masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding hingga 1,0 poor
5. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 3.1. IFAS Faktor
– faktor Internal
1 Bobot
2 Rating
3 Bobot x
rating 4
Komentar
Kekuatan Kelemahan
Total 1
Sumber: Rangkuti, 2009: 25
3.7.2. Melakukan Perumusan EFAS