Strategi Pengembangan Usaha Baju Impor Bangkok (Studi Pada Toko Daju “Dscarpashop Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 medan)
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAJU
IMPOR
BANGKOK
(
STUDI PADA TOKO BAJU “DSCARPASHOP
JL. SEI PADANG DALAM 1 NO. 24 MEDAN)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
oleh:
FANNY DITYARINA
110907095
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAJU IMPOR BANGKOK (Studi Pada Toko Baju DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan )
Nama : Fanny Dityarina Nomor Induk Mahasiswa : 11090705
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
Dunia fashion yang kini semakin berkembang dengan pesat seiring makin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk pakaian. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan pada usaha Toko Baju Dscarpa Shop melalui pendekatan SWOT dengan menganalisis faktor lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dilaksanakan dengan teknik wawancara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian dengan analisis SWOT menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pada tabel matriks EFAS dimana faktor peluang (oppurtunity) mempunyai sub total 2,85, sedangkan faktor ancaman (threath) mempunyai sub total 0,55. Sementara hasil analisis pada tabel matriks evaluasi IFAS dimana kekuatan (strengths) mempunyai sub total 2,16, sedangkan faktor kelemahan (weakness) mempunyai sub total 0,20. Hasil sub total tersebut menunjukkan bahwa posisi usaha Dscarpashop berada pada diagram kuadran I, yaitu bahwa strategi yang digunakan dalam mengembangkan usaha strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan usaha.
Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Faktor Eksternal, Faktor Internal, Usaha Baju Dscarpashop Medan
(3)
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY BANGKOK IMPORT CLOTHES (Studies in Store DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang In 1 24 Medan)
Name : Fanny Dityarina NIM : 11090705
Study Program : Science Business Administration / Business Faculty : Faculty of Social Science and Political Science Advisor : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si
The fashion world is now growing rapidly as people increasingly high demand for apparel products. This study aims to formulate an appropriate business development strategy to be applied to businesses Store Dscarpa Shop through SWOT approach to analyze the internal environment factors which consist of strengths and weaknesses as well as external environmental factors consisting of opportunities and threats.
Forms of research used in this research is descriptive qualitative approach and implemented by interview. Data used in this study are primary data and secondary data.
Results of the study showed that the SWOT analysis based on the analysis of EFAS matrix table where opportunity factor (oppurtunity) has a sub total of 2.85, while the threat factor (threath) have sub total 0.55. While the results of the analysis in the evaluation matrix table IFAs where strength (strengths) has a sub-total of 2.16, while the factor of weakness (weakness) have sub total 0.20. Results showed that the sub total Dscarpashop business position is at the first quadrant diagram, namely that the strategy used in developing an aggressive business strategy that supports business growth policy.
Keywords: Strategy Development, External Factors, Internal Factors, Business Shirt Dscarpashop Medan
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengajudul Strategi Pengembangan Usaha Baju Impor Bangkok pada Toko Baju Dscarpashop disusun berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini dari para pembaca.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan masukan atau dukungan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun material. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Badaruddin, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
(5)
5. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Ibu Eka Safrina, selaku Pengelola Usaha Baju Impor Bangkok pada Toko Baju Dscarpashop yang telah banyak memberikan informasi dan masukan terkait dengan peneliti ini.
7. Karyawan Usaha Baju Impor Bangkok pada Toko Baju Dscarpashop dan Konsumen Baju Impor Bangkok pada Toko Baju Dscarpashop.
8. Seluruh teman-teman Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis 2011 yang selalu membantu dan memberikan dukungan.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Sarmin dan Ibunda Eka Safrina, serta adik Agung Iswahyudi dan saudara-saudara penulis yang telah banyak memberikan motivasi dan kasih sayangnya serta Do’a kepada penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Medan, Juli 2015
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... 5
2.1.1 Pengertian Strategi... 5
2.1.2 Jenis-Jenis Strategi ... 7
2.1.3 Fungsi Dari Strategi... 12
2.1.4 Unsur-Unsur Strategi ... 12
2.1.5 Strategi Pemasaran Bisnis ... 14
2.1.5.1 Pengertian Strategi Pemasaran ... 14
2.1.5.2 Langkah-Langkah Strategi Pemasaran ... 14
2.2 Pengembangan Usaha ... 16
2.2.1 Pengertian Pengembangan Usaha ... 16
2.2.2 Jenis Pengembangan Usaha ... 16
2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha ... 16
2.3 Pengertian Pengembangan Usaha ... 18
(7)
2.4.1 Pengertian Analisis SWOT ... 19
2.4.2 Analisis Lingkungan... 19
2.4.2.1Analisis Lingkungan Internal ... 20
2.4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 20
2.5 Penelitian Terdahulu ... 20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Lokasi ... 26
3.3 Informan Penelitian... 26
3.4 Definisi Konsep... 27
3.5 Definisi Operasional ... 27
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.7 TeknikAnalisis Data ... 29
3.7.1 Melakukan Perumusan IFAS ... 29
3.7.2 Melakukan Perumusan EFAS ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37
4.1.1 Sejarah Usaha ... 37
4.1.2 Visi dan Misi ... 38
4.1.3 Struktur Organisasi ... 38
4.1.4 Deskripsi Jabatan ... 39
4.2 Penyajian Data ... 40
4.3 Analisis Data ... 46
4.3.1 Analisis Faktor Internal Toko D’Scarpashop ... 46
(8)
4.4 Pengambilan Keputusan Strategi ... 48
4.4.1 Matriks IFAS ... 48
4.4.2 Matriks EFAS ... 50
4.5 Penentuan Strategi Dalam Matriks SWOT ... 53
4.6 Pengembangan Usaha Toko D’Scarpashop ... 62
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipe Strategi Bisnis ... 7
Tabel 3.1 Matriks IFAS ... 30
Tabel 3.2 Matriks EFAS ... 31
Tabel 3.3 IFAS + EFAS ... 32
Tabel 3.4 Matriks SWOT ... 35
Tabel 4.1 Faktor Internal Toko D’Scarpashop ... 47
Tabel 4.2 Faktor Ekstenal Toko D’Scarpashop ... 48
Tabel 4.3 Matriks IFAS Toko D’Scarpashop ... 49
Tabel 4.4 Matriks EFAS Toko D’Scarpashop ... 51
Tabel 4.5 Matriks IFAS + EFAS Toko D’Scarpashop ... 52
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT ... 34 Gambar 4.1 Gambar Variasi dan Desain Produk Toko D’Scarpashop ... 39 Gambar 4.2 Struktur Organisani Toko D’Scarpashop ... 53
(11)
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAJU IMPOR BANGKOK (Studi Pada Toko Baju DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan )
Nama : Fanny Dityarina Nomor Induk Mahasiswa : 11090705
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
Dunia fashion yang kini semakin berkembang dengan pesat seiring makin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk pakaian. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan pada usaha Toko Baju Dscarpa Shop melalui pendekatan SWOT dengan menganalisis faktor lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dilaksanakan dengan teknik wawancara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian dengan analisis SWOT menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pada tabel matriks EFAS dimana faktor peluang (oppurtunity) mempunyai sub total 2,85, sedangkan faktor ancaman (threath) mempunyai sub total 0,55. Sementara hasil analisis pada tabel matriks evaluasi IFAS dimana kekuatan (strengths) mempunyai sub total 2,16, sedangkan faktor kelemahan (weakness) mempunyai sub total 0,20. Hasil sub total tersebut menunjukkan bahwa posisi usaha Dscarpashop berada pada diagram kuadran I, yaitu bahwa strategi yang digunakan dalam mengembangkan usaha strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan usaha.
Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Faktor Eksternal, Faktor Internal, Usaha Baju Dscarpashop Medan
(12)
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY BANGKOK IMPORT CLOTHES (Studies in Store DSCARPASHOP
Jl. Sei Padang In 1 24 Medan)
Name : Fanny Dityarina NIM : 11090705
Study Program : Science Business Administration / Business Faculty : Faculty of Social Science and Political Science Advisor : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si
The fashion world is now growing rapidly as people increasingly high demand for apparel products. This study aims to formulate an appropriate business development strategy to be applied to businesses Store Dscarpa Shop through SWOT approach to analyze the internal environment factors which consist of strengths and weaknesses as well as external environmental factors consisting of opportunities and threats.
Forms of research used in this research is descriptive qualitative approach and implemented by interview. Data used in this study are primary data and secondary data.
Results of the study showed that the SWOT analysis based on the analysis of EFAS matrix table where opportunity factor (oppurtunity) has a sub total of 2.85, while the threat factor (threath) have sub total 0.55. While the results of the analysis in the evaluation matrix table IFAs where strength (strengths) has a sub-total of 2.16, while the factor of weakness (weakness) have sub total 0.20. Results showed that the sub total Dscarpashop business position is at the first quadrant diagram, namely that the strategy used in developing an aggressive business strategy that supports business growth policy.
Keywords: Strategy Development, External Factors, Internal Factors, Business Shirt Dscarpashop Medan
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana yang telah diatur undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah (www.depkop.go.id). Banyaknya hambatan yang dihadapi oleh pemilik usaha seperti pemilihan rencana strategi yang diambil serta keuangan yang buruk dan sebagainya. Namun hambatan – hambatan tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai strategi pengembangan yang telah dikemukakan oleh banyak buku maupun blog dalam situs internet. Sebelum itu, dilakukanlah beberapa pemilihan strategi yang paling terbaik dan yang memungkinkan untuk di lakukan secara nyata. Kemudian mengimplementasikannya, kesungguhan dalam melaksanakannya merupakan suatu faktor terpenting, jika tidak ada kesungguhan dalam menjalankan bisnis tersebut maka, yang terjadi hanya kegagalan yang sia - sia.
Pada saat ini, dalam menghadapi persaingan usaha, apalagi persaingan usaha toko baju yang semakin ketat para pengusaha dituntut agar mencari ide untuk mengembangkan usaha, agar usaha dapat terus berkembang dan maju. Mampu bersaing dengan usaha usaha lainnya. Persaingan ketat yang dimaksud adalah seperti produk barang serta kualitas barang yang hampir sama semua, harga yang tidak jauh beda bahkan sama untuk para reseller ataupun eceran, para konsumen yang bebas
(14)
dalam mencari toko baju yang menurut mereka harganya paling rendah atau terjangkau. Tinggal hanya para pelaku usaha saja yang harus mampu untuk mencari cara memasarkan toko baju mereka. Usaha kecil menengah ini harus mampu mempertahankan usahanya agar terus berkembang dalam memenuhi kebutuhan hidup pelaku usaha dan memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen.
Usaha kecil turut serta dalam meramaikan persaingan di Indonesia, semakin berkembangnya berbagai usaha kecil dan menengah di Indonesia, termasuk di Kota Medan berdampak terhadap semakin beragamnya berbagai jenis usaha yang di pengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat itu sendiri. Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah sandang atau baju. Pada masa kini kebutuhan tersebut keberadaannya sudah menjadi nomor satu. Dapat kita ketahui, baju memiliki nilai dimana seseorang dapat diketahui status sosialnya. Seseorang yang mengetahui tentang dunia fashion maka status sosial yang ia miliki pastilah baik dimata masyarakat. Fashion atau trend baju hadir dari seseorang perancang baju yang menciptakan berbagai model baju yang bagus dimata masyarakat, lalu masyarakat yang berminat akan menggunakan desain baju tersebut untuk menciptakan status sosial hidupnya dilingkungan sekitarnya. Berbagai fashion atau trend baju hadir dari beberapa negara, yang mana rancangan baju tersebut digunakan oleh beberapa orang atau seluruh orang dibeberapa bagian negara. Contohnya, desain baju merk ternama seperti Zara, akan mudah ditemukan dimana pun di negara Indonesia walaupun itu hanya replikanya saja dengan berbagai model dan bahan pakaiannya.
(15)
Perilaku golongan kaum muda yang konsumtif terhadap mode fashion zaman sekarang, mempengaruhi perubahan dalam pemenuhan kebutuhannya. Saat ini di Medan semakin banyak bermunculan toko baju dengan beraneka macam produk yang di jual ke pasaran. Bermula dari model baju Bangkok sebagai kebutuhan yang banyak diminati kaum muda, usaha toko baju ini kemudian berkembang ke berbagai kota di Indonesia termasuk di Medan. Toko baju ini berlokasi di Jl. Sei Padang Dalam 1 No.24 Medan yang merupakan lokasi strategis bagi usaha perdagangan di kota Medan khususnya pada usaha usaha yang menjual produk seperti pakaian dan celana impor. Para konsumen kebanyakan merupakan golongan usia muda yang memiliki gaya hidup mengikuti trend dan mengikuti zaman modern saat ini.
Bedasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mencari strategi untuk mengembangkan usaha bisnis baju impor ini agar terus meningkat, sehingga peneliti membuat penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Baju Impor
Dari Bangkok” (Studi Pada Toko Baju “DSCARPASHOP MEDAN
Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah penelitian, yaitu: Bagaimana strategi pengembangan usaha baju impor Bangkok “Dscarpashop Medan”.
(16)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memberi jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu: mengetahui strategi pengembangan usaha baju impor Bangkok Dscarpashop Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan mengenai strategi bisnis untuk meningkatkan volume penjualan.
2. Bagi penulis, sebagai pengalaman nyata dalam bidang sosial dan penerapan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini menjadi bahan masukan untuk fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/I masa mendatang.
(17)
BAB II
KERANGKA TEORI 2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Rangkuti (2014: 3) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Beberapa pengertian strategi menurut Rangkuti (2014: 3), diantaranya:
1. Chandler (1962) mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
2. Leaned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.
3. Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steinter dan Miner (1977) mengatakan bahwa strategi merupakan respon secara terus menerus, maupun adaptasi terhadap peluang dan ancaman eksternal, ataupun kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi.
4. Porter (1985) mengatakan bahwa strategi ialah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
5. Andrews (1980), mengatakan bahwa strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan
(18)
sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
6. Hamel dan Prahalad (1995), mengatakan bahwa strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inoasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti pada bisnis yang dilakukan.
(19)
2.1.2 Jenis - Jenis Strategi
Menurut Umar (2010 : 29), tabel di bawah ini menunjukkan strategi utama dari Strategi Generik, yaitu :
Tabel 2.1. Tipe strategi bisnis
Strategi Generik Strategi Utama
1.Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy)
a.Strategi Integrasi kedepan (Forward Integration Strategy) b.Strategi Integrasi kebelakang (Backward Integration Strategy) c.Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration Strategy) 2.Strategi Intensif
(Intensive Strategy)
a.Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy) b.Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) c.Strategi Penetrasi Pasar
(Market Penetration Strategy) 3.Strategi Diversifikasi
(Diversification Strategy)
a.Strategi Diversifikasi Konsentrik (Concntric Diversification Strategy) b.Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Divers. Strategy) c.Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Divers. Strategy) 4.Strategi Bertahan
(Defence Strategy)
a.Strategi Usaha Patungan (Joint Ventture Strategy) b.Strategi Penciutan Biaya (Retrenchment Strategy) c.Strategi Penciutan Usaha (Divestiture Strategy) d.Strategi Likuidasi (Liquidation Strategy) Sumber: Umar, (2010: 29)
(20)
1. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategies)
Strategi Integrasi Vertikal dibagi atas dua strategi yaitu strategi integrasi kedepan dan strategi integrasi kebelakang.
a. Strategi Integrasi kedepan (Forward Integration)
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer mereka, bila perlu memilikinya. Hal ini dapat dilakukan bila mana perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasa mereka., sehingga mengganggu stabilitas produksi. Padahal, perusahaan mampu untuk mengelola pendistrubusian dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki. b. Strategi Integrasi kebelakang (Backward Integration)
Strategi Integrasi kebelakang merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat sehingga tidak dapat lagi diandalkan.
c. Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walaupun dengan memilikinya. Strategi ini merupakan suatu strategi pertumbuhan. Strategi ini memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan kepemilikan atau untuk meningkatkan pengendalian para pesaing.
(21)
2. Strategi Intensif (Intensive Strategies)
Strategi Intensif terbagi atas tiga strategi yaitu strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar.
a. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development)
Strategi ini untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang kedaerah – daerah yang secara geografis merupakan daerah baru.Tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh.
b. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)
Strategi ini merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk-produk atau jasa – jasa yang ada sekarang. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk memperbaiki atau mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau jasa yang dihasilkan berada pada tahapan jenuh. Pesaing menawarkan produk sejenis lebih baik, lebih murah, memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk, dan berada pada industri yang sedang tumbuh.
c. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategies)
Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat
(22)
diimplementasikan baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan dengan strategi lain untuk dapat menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan, items untuk promosi penjualan, dan atau usaha – usaha promosi lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal.
3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategies)
Strategi diversifikasi terbagi atas tiga kelompok yaitu strategi diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi konglomerat, strategi diversifikasi horizontal.
a. Strategi Diversifikasi Konsentrik (Concentric Diversification)
Strategi ini ditujukan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tetap berkaitan. Dalam arti penambahan jasa atau produk untuk pengembangan perusahaan. Mencakup pemindahan suatu bisnis kebisnis yang baru tetapi tidak jauh dari bisnis inti perusahaan.
b. Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification)
Strategi ini sangat berbanding dari strategi diversifikasi konsentrik karena strategi ini ditujukan kepada perusahaan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis inti.
c. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification)
Strategi dengan menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada.
4. Strategi Bertahan (Defensive Strategies)
Strategi Bertahan dibagi atas empat kelompok yaitu strategi usaha patungan, stategi penciutan biaya, strategi penciutan usaha, dan strategi likuidasi.
(23)
a. Strategi Usaha Patungan (Joint Venture Strategy)
Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan bertahan untuk tidak mau memikul beban – beban usahanya sendirian. Seringkali dua atau lebih perusahaan sponsor membentuk sebuah organisasi yang terpisah dan telah membagi kepemilikan ekuitas pada entitas yang baru ini. Implentasinya dalam kenyataan, dapat berjalan dengan baik.Jadi tujuan strategi ini adalah intuk menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk perusahaan yang baru yang terpisah dari induk-induknya.
b. Strategi Penciutan Biaya (Rentrenchment Strategy)
Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan.Hal ini dilakukan karena terjadi penurunan penjualan dan laba perusahaan.Strategi ini dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar pesaingnya. Dalam kenyataannya, strategi ini untuk menghemat biaya agar penjualan maupun keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian asset perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan sering mendapat kegagalandalam berusaha padahal sumber daya cukup tersedia, kurang efisien dalam berusaha, atau diperlukan reorganisasi internal karena dianggap perusahaan terlalu cepat tumbuh.
c. Strategi Penciutan Usaha (Divestiture Strategy)
Strategi menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan tersebut. Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Jadi, implementasi dari strategi ini adalah dengan
(24)
menjual sebuah unit binis.Hal ini dapat dilakukan jika suatu unit bisnis sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya karena terus merugi dan berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
d. Strategi Likuidasi (Liquidation)
Merupakan strategi pengakuan dari suatu kegagalan. Bagaimana pun juga jika terus beroperasi akan mengalami kerugian terus menerus. Jadi, strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. Hal ini dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya.Dengan menjual harta perusahaannya, maka pemegang saham dapat memperkecil kerugiannya.
2.1.3 Fungsi dari Strategi
Menurut Assauri (2013: 7) fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Fungsi strategi adalah sebagai berikut:
1. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang lain.
2. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya.
3. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang dapat sekarang atau sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.
4. Menghasilkan dan membangkitkan lebih banyak sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.
5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi kedepan.
(25)
2.1.4 Unsur – Unsur Strategi
Dalam bukunya Assauri (2013: 5) terdapat 5 unsur strategi yaitu:
1. Arena: yang merupakan produk, jasa, saluran distribusi, pasar geografis, dan lainnya dimana organisasi beroperasi. Arena ini sangat mendasar bagi pemilihan keputusan oleh para orang strategis, yaitu dimana atau di arena apa organisasi akan beraktivitas. Arena ini merupakan hal yang ditekankan dalam menetapkan visi atau tujuan yang lebih luas.
2. Sarana kendaraan: yang digunakan untuk dapat mencapai arena sasaran. Unsur ini harus dipertimbangkan untuk diputuskan oleh para strategis, yang berkaitab dengan bagaimana organisasi dapat mencapai arena sasaran. Hal tersebut berupa perluasan cakupan produk, yang dapat dilakukan melalui pengembangan produk dari dalam organisasi atau secara patungan.
3. Pembeda: adalah unsur yang bersifat spesifik dari strategi yang ditetapkan, seperti bagaimana organisasi akan dapat menang atau unggul dipasar, yaitu bagaimana oganisasi akan mendapatkan pelanggan secara luas. 4. Tahapan rencana: yang merupakan penetapan waktu dan langkah dari
pergerakan stratejik. Walaupun substansi dari suatu strategi mencakup arena, sarana, dan pembeda tetapi keputusan yang menjadi unsur yang keempat, unsur ini menetapkan langkah – langkah utana pergerakan dari strategi, bagi pencapaian tujuan atau visi organisasi.
5. Pemikiran yang ekonomis: merupakan gagasan yang jelas tentang bagaimana manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan. Strategi sangat
(26)
sukses atau berhasil, tentunya mempunyai dasar pemikiran yang ekonomis, sebagai tumpuan untuk penciptaan keuntungan yang akan dihasilkan.
2.1.5 Strategi Pemasaran Bisnis
2.1.5.1 Pengertian Strategi Pemasaran
Dalam mengembangkan usaha strategi pemasaran juga dapat membantu pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya. Adapun pengertian dari strategi pemsaran adalah sebagai berikut:
Menurut Rangkuti (2014: 48) strategi pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manejerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing – masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi.
Menurut Musa (2014: 89) strategi pemasaran adalah strategi yang mengarahkan pada bagaimana mencapai tujuan perusahaan melalui pemasaran produk yang dapat memuaskan pelanggan. Semua tujuan finansial akan sangat ditentukan oleh tingkat volume penjualan, yang umumnya menjadi dasar proyeksi pendapat perusahaan.
2.1.5.2 Langkah – Langkah Strategi Pemasaran
Adapun langkah – langkah strategi pemsaran bisnis menurut Musa (2014: 89) sebagai berikut:
(27)
1. Segmentasi pasar: tindakan mengindentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Upaya untuk mengelompokkan pasar dalam karakteristik yang homogeny. Segmentasi pasar memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sumber daya terbatas karena produksi massal dan iklan massal yang tidak diperlukan. Untuk menciptakan segmentasi pasar, perusahaan harus dapat melihatnya berdasarkan karakteristik demografi, psikografi, geografi ataupun perilaku pembelian konsumen.
2. Targeting: suatu tindakan memilik satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Setelah mengetahui segmentasi pasarnya, langkah selanjutnya adalah memilik dan menentukan target pasar yang akan dimasukin perusahaan untuk strategi pemasan. Strategi fungsional didasarkan pada pemahaman perusahaan akan karakteristik target pasar ini.
3. Positioning: adalah penerapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada dipasar kedalam benak konsumen. Setelah menetapkan segmen dan target pasar yang akan diambil, selanjutnya perusahaan melakukan positioning untuk menentukan ekspetasi dan kegiatan konsumen. Positioning adalah pengembangan skema representasi yang mencerminkan produk atau jasa yang dibandingkan dengan pesaing dalam dimensi yang penting bagi kesuksesan perusahaan.
Setelah mengenali target pasarnya dengan baik dan positioning apa yang ingin ditanamkan dalam benak konsumen, perusahaan perlu
(28)
mengembangkan unsur-unsur dalam bauran pemasaran yang sesuai untuk memuaskan target pasar yang telah dipilih. Unsur dalam bauran pemasaran adalah 4P yaitu: product, price, promotion, dan place.
2.2 Pengembangan Usaha
2.2.1 Pengertian Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada. Pengembangan usaha berarti mencari konsep terbaru untuk memperluas usaha atau memperkuat usaha agar lebih baik lagi (Subagyo, 2008:29).
2.2.2 Jenis Pengembangan Usaha
Menurut Subagyo (2008:29) pengembangan usaha terbagi atas dua jenis yaitu: 1. Pengembangan Usaha Vertikal
Pengembangan usaha vertikal adalah pengembangan usaha dengan perluasan usaha dengan cara membangun unit bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya.
2. Pengembangan Usaha Horizontal
Pengembangan usaha horizontal adalah pengembangan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan bisnis utamanya.
(29)
2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha
Menurut Anoraga (2007: 89) tahapan pengembangan usaha kecil adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Identifikasi peluang
Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci.Untuk itu diperlukan data dan informasi. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber:
a. Rencana perusahaan
b. Saran dan usul menejemen usaha kecil c. Program pemerintah
d. Hasil berbagai riset peluang usaha Tahap 2: Merumuskan alternatif usaha
Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan usaha atau manajer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
Tahap 3: Seleksi alternatif
Alternatif yang banyak selanjutnya dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik (prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Ketersediaan pasar b. Risiko kegagalan c. Harga
(30)
Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan yang terpilih terebut.
Tahap 5: Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.
2.3. Pengertian Bisnis
Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”, yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya kesibukan. Bisnis dalam arti luas sering didefenisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan. (Suliyanto, 2010: 1).
Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba.Istilah bisnis berasal dari bahasa Inggris atau business. (Suryatama, 2014: 1). Dalam buku (Suryatana. 2014: 2) beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian bisnis, yaitu:
1. Brown dan Petrello: Bisnis adalah sebuah lembaga yang menghasilkan jasa dan barang yang sedang diperlukan oleh masyarakat. Namun, apabila kebutuhan atau keperluan masyarakat meningkat, maka dari lembaga bisnis
(31)
akan meningkat produksinya untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat, sambil mendapatkan keuntungan.
2. Steinford: Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Bisa dilakukan oleh perusahaan ataupun badan usaha, perusahaan yang mempunyai badan hukum, atau perorangan yang tidak memiliki badan usaha atau badan hukum seperti warung yang tidak memiliki izin usaha.
3. Huat: sebuah intuisi atau kegiatan yang memproduksi barang atau jasa didalam kehidupan sehari – hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem yang memproduksi jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lain.
4. Musselman: bisnis merupakan jumlah dari keseluruhan aktivitas yang diorganisir oleh orang yang sedang berkecimpumg didalam bidang industri perniagaan yang menyediakan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan memperbaiki kualitas hidup.
2.4 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi 2.4.1 Pengertian Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2009:20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang (Oppurtinity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan ancaman (Threats).
(32)
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan tantangan. Analisis SWOT bermanfaat dilakukan apabila telah jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan kearah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi / manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya.
2.4.2 Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merrupakan salah satu unsur penting dalam proses manajemen stratejik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi / perusahaan. Lingkungan merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi perubahan dan strategi. Tujuan dari analisis adalah agar organisasi / perusahaan mampu memanfaatkan informasi dan perubahan untuk mendapatkan keunggulan kompetitifnya di masa depan. Analisis lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
2.4.2.1 Analisis Lingkungan Internal
Pada lingkungan internal, para manajer strategis harus dapat mengenali variabel-variabel dalam perusahaan yang merupakan kekuatan atau kelemahan yang penting.Analisis lingkungan internal menghasilkan sejumlah informasi tentang kekuatan organisasional, yaitu apakah organisasi bekerja dengan baik.Kekuatan dan kelemahan harus dianalisis untuk makna strategi.
(33)
2.4.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal atau biasanya disebut dengan analisis peluang dan ancaman organisasi / perusahaan.Disebut demikian karena perubahan lingkungan eksternal perusahaan merupakan sumber utama ancaman dan peluang perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
2.5 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha antara lain pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah :
1. Murtadlo (2013)
Judul Skripsi: Upaya Pengembangan Usaha Pengrajin Batik Malangan (Studi Kasus di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang)
Hasil Penelitian: Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan suatu usaha tidak akan lepas dari peran modal. Modal akan memberikan keuntungan bagi perusahaan ketika dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya. Modal tersebut meliputi modal fisik, modal keuangan, modal manusia dan modal social
b. Batik malangan memerlukan upaya agar bisa berkembang di tengah persaingan pasar batik yang ada di Indonesia. Upaya -upaya yang dijalankan yaitu melaksanakan strategi pengembangan pasar yang bertujuan agar batik malangan dapat dikenal lebih luas di berbagai daerah di Inodonesia. Upaya berikutnya yaitu melaksanakan strategi produk baru yang bertujuan memenuhi selera konsumen yang selalu berganti.
(34)
c. Minat konsumen dalam membeli batik tidak hanya berdasarkan faktor harga, melainkan dari segi keunikan yang menjadi ciri khas batik malangan.
d. Perkembangan budaya dan fashion dapat berdampak positif bagi pengembangan batik malangan. Batik telah mampu menjadi warisan budaya yang digemari, menjadi tren, berkembang pesat, dimodifikasi, dikembangkan, dan disebarluaskan sehingga menjadi budaya yang tidak pernah punah oleh perkembangan zaman.
2. Karase (2013)
Judul Skripsi: Strategi Segmentasi Pasar Terhadap Volume Penjualan Busana Muslim Pada CV Rabbani Asysa Makassar.
Hasil Penelitian:
a. Berdasarkan uji hasil statistik dan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa strategi segmentasi pasar yang terdiri dari segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis, dan segmentasi perilaku yang diterapkan oleh perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan produk busana muslim Makassar.
b. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dan uji T (uji parsial), diperoleh hasil bahwa segmentasi pasar yang paling berpengaruh terhadap volume penjualan produk busana muslim Rabbani Makassar adalah segmentasi perilaku. Dengan demikian, hipotesis yang
(35)
menyatakan bahwa segmentasi pasar yang paling berpengaruh dominan adalah segmentasi psikografis tidak terbukti
3. Yanti. (Ilmu Administrasi Bisnis, Binus University, Jakarta)
Judul skripsi: Analisis Strategi Bisnis Pada Toyusin Collection Dalam Menghadapi Persaingan Industri .
Hasil Penelitian:
a. Faktor-faktor Internal dan Eksternal pada Toyusin Collection: Faktor Internal :
1) Kekuatan (Strength) pada Toyusin Collection adalah : bahannya nyaman dengan beraneka ragam pilihan warna, design yang trendy, kemajuan teknologi informasi, dimana bidang usaha Toyusin menggunakan E-Commerce, sistem pengiriman yang cepat, menggunakan sistem ONH, pemasaran hingga ke manca negara, banyaknya mitra dan agen, menggunakan katalog untuk mempromosikan produk, mempunyai jaringan pemasaran yang luas, serta pencatatan keuangan secara sistematis.
2) Kelemahan (Weakness) pada Toyusin Collection adalah : harga yang cukup mahal untuk segmen menengah kebawah, pengambilan keputusan secara sentralisasi, karyawan terkadang mengambil keputusan sepihak, serta biaya modal yang semakin tinggi akibat situasi ekonomi yang sekarang ini.
Faktor Eksternal :
1) Peluang (Opportunities) pada Toyusin Collection adalah : Mayoritas penduduk di Indonesia beragama muslim, busana muslim sebagai identitas bahwa dia seorang muslimah, perubahan gaya hidup para muslimah untuk
(36)
menutup diri namun tetap tampil modis dan penuh gaya, pertumbuhan pasar yang tinggi, fashion busana muslim Indonesia tidak hanya membidik negara-negara muslim, namun sekaligus negara-negara non-muslim termasuk Eropa.
2) Ancaman (Threat) pada Toyusin Collection adalah : semakin banyaknya pesaing, banyaknya produk busana muslim asal China, keadaan perekonomian yang belum stabil, serta peluang pasar terbatas pada kelas menengah ke atas. b. Berdasarkan hasil pengolahan data melalui Matriks QSPM pada tahap
keputusan (decision stage), maka terlihat Strategi Penetrasi Pasar lebih memiliki daya tarik untuk di terapkan oleh Toyusin Collection dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.682, diikuti Strategi Pengembangan Produk dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.149 dan Strategi Pengembangan Pasar dengan Jumlah Total Nilai Daya Tarik senilai 4.416. 4. Gultom (2014)
Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Kecil Tenun Ulos Mutiara Manalu Hasil Penelitian:
a. Kekuatan yang dimiliki oleh usaha tenun ulos Mutiara Manalu yaitu kualitas benang yang baik, keterampilan yang sudah matang dan kreativitas dalam memadupadankan warna, suasana lingkungan kerja yang aman, produk yang dihasilkan bernilai seni tinggi, dekat dengan sarana transportasi.
b. Kelemahan yang dimiliki yaitu tidak mau mengikuti pelatihan dan menggunakan dana koperasi, belum memiliki karyawan, tidak memiliki sistem pencatatan keuangan, tidak mempunyai manajemen yang baik, sering menolak pesanan dari penampung.
(37)
c. Berdasarkan hasil analisis eksternal faktor- faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pengembangan usaha tenun ulos Mutiara Manalu adalah:1. Peluang yaitu : Pinjaman koperasi, permintaan yang selalu ada, acara - acara pesta/adat, memiliki pelanggan tetap, semakin canggihnya teknologi, kepedulian pemerintah dalam memperkenalkan tenun ulos, kemampuan dalam memproduksi berbagai jenis tenun lain.
d. Ancaman yaitu : Hadirnya tenun mesin, produk substitusi, kekuatan penawaran oleh pembeli, kenaikan harga bahan baku, pergeseran pola pandang terhadap ulos. e.Strategi yang digunakan pada usaha tenun Mutiara Manalu sesuai hasil analisis adalah strategi agresif. Dengan strategi alternatif yaitu : (1) Strategi pertumbuhan konsentrasi (penetrasi pasar) adalah strategi perusahaan yang memfokuskan pada bisnis produk/ jasa tunggal, yang sangat berkaitan. pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu: Pengembangan pasar (2) Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi yang populer dan seringkali membuahkan hasil yang memuaskan bagi organisasi.
5. Yumanda (2009)
Judul Skripsi: Strategi Pemasaran Keripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap Kelinci Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)
Hasil Penelitian: industri rumah tangga Cap Kelinci sebagai produsen yang menghasilkan keripik singkong. Sistem penjualannya langsung di tempat produsen dan bukan sebagai distributor atau penyalur.Kekuatan yang dapat diandalkan Cap Kelinci yaitu keunggulan produk dan sikap jujur, ramah
(38)
terhadap pelanggan. Kelemahan yang ada di Cap Kelinci ini adalah tidak memiliki kas perusahaan, sehingga perusahaan ini akan mengalami krisis keuangan. Peluang terbesar yang mungkin dapat diperoleh adalah menguasai pasar monopolistik.Ancaman yang dihadapi yaitu daya beli konsumen yang menurun dan kecenderungan masyarakat terhadap supermarket.Strategi yang digunakan adalah strategi keunggulan produk.
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel, sedangkan penelitian kualitatif, menurut Creswell (2008) adalah penelitian yang bersifat pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut, peneliti harus mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Data yang berupa informasi tersebut dikumpulkan lalu dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran yang dituangkan dalam bentuk laporan tulisan, yang mana tidak ada ketentuan baku tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian (Conny, 2010: 8).
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah toko baju berada di Jl. Sei Padang Dalam 1 No. 24 Medan.
3.3. Informan Penelitian
1. Informan Kunci (key informan)
Orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, informasi kunci adalah pemilik usaha dari bisnis baju impor Bangkok ini.
(40)
2. Informan Utama
Orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian Informan adalah karyawan dari toko baju impor Bangkok Dscarpashop Medan.
3. Informan Tambahan
Orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti. Informan tambahan dari penelitian ini adalah pelanggan dari toko baju import Bangkok. Informan tambahan ini dilakukan secara accidental.
3.4 Definisi Konsep
Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Menurut Rangkuti (2014: 3) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang.Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.
2. Menurut Subagyo (2008:29) pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada. Pengembangan usaha berarti mencari konsep terbaru untuk memperluas usaha atau memperkuat usaha agar lebih baik lagi .
3.5. Definisi Operasional
Definisi Operasiona adalah definisi dari variabel-variabel yang dipilih oleh peneliti. Adapun variabel-variabel tersebut yaitu :
(41)
a. Strenght (S), adalah suatu kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komperatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pemasok-pembeli, dan faktor-faktor lain.
b. Weakness (W), adalah suatu kondisi yang nerupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan dalam suatu usaha. Hal-hal terebut yang sangat mendukung pengembangan usaha baju, maka harus diperhatikan sebaik-baiknya dan dapat dijadikan sebagai kekuatan usaha.
c. Opportunity (O) adalah sebuah kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi usaha baju impor Bangkok Dscarpashop Medan.
d. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang akan datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar antara pembeli atau pemasok, perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Faktor- faktor lingkungan yang tidak
(42)
menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi usaha baju Dscarpashop Medan.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang diterapkan adalah data primer, merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara peneliti dan informan. Data primer didapat melalui hasi wawancara dan observasi.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1. Melakukan perumusan IFAS
Menurut Rangkuti (2009: 24) setelah melakukan identifikasi faktor-faktor strategis internal, maka faktor – faktor strategi internal tersebut disusun dalam rangka Strenght dan Weakness. Tahapnya adalah :
1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada kolom 1
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut dalam perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan
(43)
rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor)
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 3.1. IFAS Faktor – faktor
Internal (1)
Bobot (2)
Rating (3)
Bobot x rating
(4)
Komentar
Kekuatan
Kelemahan
Total 1 Sumber: (Rangkuti, 2009: 25)
3.7.2. Melakukan Perumusan EFAS
Berikut inilah cara – cara penentuan Faktor Strategi Eksternal dalam Rangkuti, (2009: 22) adalah sebagai berikut:
(44)
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dati 1,0 (sangat
penting) hingga 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak faktor strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1(poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah sebaliknya.Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor)
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
(45)
Tabel 3.2. EFAS Faktor – faktor
Eksternal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x rating (4) Komentar Peluang Ancaman
Total 1 Sumber: (Rangkuti, 2009: 24)
Setelah mendapatkan hasil seberapa besar nilai kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang terlihat pada tabel IFAS dan EFAS maka dapat melakukan
penjumlahan atas IFAS + EFAS, apabila menemukan perbandingan maka akan dapat menunjukkan beberapa cara alternatif untuk menentukan strategi pengembangan untuk usaha ini.
Menurut Rangkuti ( 2009) Penggabungan IFAS + EFAS dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 IFAS+EFAS
Strength (kekuatan) Bob ot Weakness (kelemahan) Bobot Sub Total (A) Sub Total (B) Opportunity (Peluang) Bob ot Threat (Ancaman) Bobot Sub Total (C) Sub Total (D) Total S+O atau (A) + (C)
Total W+T atau (B) + (D)
(46)
Hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.
2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang harus dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strateginya.
Matriks Posisi Organisasi Dan Pilihan Strategi Umum
Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Matriks Evaluasi Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut :
a. Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut.
c. Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y<0
d. Kalau kekuatan lebih besar dari pada kelamahan maka nilai x>0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar dari pada kekuatan maka nilai x<0
(47)
Lalu sub total yang telah dijumlahkan dan melakukan perbandingan, maka akan dimasukkan kedalam diagram SWOT. Setelah itu akan ditentukan strategi apa yang akan digunakan atau diterapkan.
(48)
3. Mendukung Strategi Trun
Around
1. Mendukung Strategi Agresif
4. Mendukung Strategi Defensif
2. Mendukung Strategi Diversifikasi
Gambar 3.1 Gambar Diagram Analisis SWOT Sumber: (Rangkuti, 2009: 19)
Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategi)
Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk / pasar)
Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang pasaryang sangat besar, tetapi dilain pihak ia menghadapi kendala internal. Kondisi bisnis pada kuadran ini mirip dengan
Berbagai Peluang
Kekuatan Kelemahan
(49)
Question Mark pada BCG Matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Lebih rinci akan dijelaskan strategi yang akan dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT seperti pada tabel dibawah :
Tabel 3.4 Matriks SWOT
Sumber : (Rangkuti, 2009:31)
1. IFAS, internal factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor internal dalam kerangka strength dan weakness.
IFAS
EFAS
STRENGTH (S)
a. Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
WEAKNESSES (W) b. Tentukan 5-10
faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O)
c. Tentukan 5-10 Faktor peluang eksternal
STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T)
d. Tentukan 5-10 Faktor ancaman eksternal
STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman
STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan
(50)
2. EFAS, eksternal factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor eksternal dalam kerangka oppurtunities dan threats.
3. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
4. Strategi ST, ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
5. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
6. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
(51)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Usaha
Toko D’Scarpa Shop berawal dari sebuah toko yang menjual sepatu tempahan atau sepatu “homemade”, setelah itu beralih menjadi toko jilbab lalu beralih lagi menjadi toko yang menjual berbagai pakaian wanita impor dari Bangkok, Thailand.
Toko Dscarpashop ini awalnya didirikan pada tahun 2011. Usaha ini pertama kali didirikan secara online shop sepatu homemade, hingga saat ini sudah menjadi toko yang sedang mengembangkan menjadi toko yang lebih baik lagi.
Toko D’Scarpashop ini beroperasi mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Dalam menjalankan usahanya, pemilik memiliki strategi harga yang sangat kompetitif dengan usaha sejenis lainnya. Pemilik juga memiliki harga khusus bagi para reseller yang bergabung dengannya. Mereka yang menjadi para reseller dari toko ini sangat puas dengan harga yang diberikan oleh pemilik usaha. Namun, ada beberapa para pesaing yang sepertinya tidak sehat dalam menentukan harga.
Dalam wawancara, pemilik usaha memiliki metode penjualan seperti menyediakan barang ready, atau yang disebut dengan stock barang. Beberapa item barang seperti, aksesoris, baju, celana, jumpsuit, rok, jilbab, tas, hingga baju kurung untuk yang muslim.
Modal usaha yang dibutuhkan hanya tiket pesawat, uang bea cukai, dan penginapan selama disana. Sistem yang ada pada toko ini berawal dari sistem
(52)
penjualan PO (Pre Order). Pre Order adalah sistem penjualan secara berkala dimana pelanggan atau konsumen membayar dahulu lalu barang datang pada saat yang ditentukan. Pre Order ini merupakan suatu sistem penjualan yang membutuhkan kepercayaan antara penjual dan pembeli. Pembeli memberikan kepercayaan sepenuhnya pada penjualan untuk barang yang dipesan. Modal awal usaha ini tidak bisa ditentukan berapa dalam nilai atau nominal karena pada saat pertama kali mendirikan toko ini hanya memerlukan kepercayaan dari pembeli. Dengan kepercayaan dari para pelanggan maka toko ini bisa berdiri dengan baik dan layak hingga saat ini.
4.1.2 Visi dan Misi
Toko D’Scarpashop ini memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi : Menjadikan toko ini adalah toko yang menjual pakaian anak remaja dan dewasa wanita sebagai kebutuhan sandang yang terbaik
Misi : Melakukan perbaikan secara terus – menerus dan memberikan pelayanan yang terbaik dan selalu mengikuti mode dan zaman.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi yang ingin mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam Toko D’Scarpashop ini memiliki struktur organisasi yang tidak rumit. Hanya terdiri dari pemilik usaha dan satu orang karyawan. Dalam struktur organisasi ini akan terlihat tugas dan peranan masing – masing dari setiap anggota yang ada dalam organisasi ini.
(53)
Gambar 4.1 Struktur organisasi Toko D’Scarpashop Sumber: Hasil Penelitian, (2015)
4.1.4 Deskripsi Jabatan
Berikut adalah deskripsi kerja pada struktur organisasi Toko D’Scarpashop
1. Pemilik Usaha
Sebagai seorang pemilik usaha dari Toko D’Scarpashop, menyusun segala kebutuhan untuk toko, menyusun segala keuangan, seperti pemasukan dan pengeluaran. Membantu karyawan yang bekerja di tokonya. Memberikan kenyamanan bagi para pelanggan dan karyawan. Pergi ke kota Bangkok untuk berbelanja pesanan barang dan stock barang yang akan dijual, menggaji karyawan, menyusun pesanan pelanggan, menyusun barang – barang yang akan dikirim, menulis alamat pelanggan yang harus dikirim, memberikan konfirmasi kepada pelanggan jika barang sudah siap kirim dan sudah sampai tujuan. Memberikan konfirmasi kepada pihak jasa pengiriman barang jika barang sudah siap dijemput untuk dikirim. Membeli tiket pesawat dan membeli voucher hotel. Menentukan harga jual barang
PEMILIK USAHA
(54)
yang ready. Melayani pelanggan yang membeli lewat online ataupun langsung di toko.
2. Karyawan
Sebagai orang kepercayaan dari pemilik usaha, karyawan ini juga sebagai kasir di toko ini. Menerima pemasukan dan memberikannya langsung kepada pemilik usaha. Ia hanya membantu pemilik usaha dalam belanja keperluan toko seperti ikut belanja ke Bangkok dan menyusun barang yang akan dikirim. Melayani pelanggan yang datang ke toko. Memberikan solusi yang terbaik bagi pelanggan yang datang ke toko dalam hal memilih baju. Membantu pemilik usaha dalam memeberikan harga yang diletakkan pada barang ready.
4. 2 Penyajian Data
Dari hasil observasi dan wawancara secara langsung yang dilakukan oleh peneliti, hasil penelitian ini dibagi atas dua aspek yaitu aspek lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dimana aspek lingkungan internal terdiri dari strenght dan weakness. Dalam aspek ini terdiri dari beberapa sub seperti, produk, pemasaran, distribusi dan persediaan, pelayanan pelanggan, sumber daya manusia, dan sistem manajemen. Sedangkan aspek eksternal terdiri dari opportunity dan threat. Dalam aspek ini terdiri dari beberapa sub seperti, persaingan, kebijakan pemerintah, peluang, kemajuan teknologi.
1. Lingkungan Internal a. Produk
(55)
Produk yang yang ditawarkan oleh usaha ini adalah kebutuhan primer manusia yaitu sandang. Namun sandang yang ditawarkan adalah pakain impor dari negeri Bangkok. Bermcam-macam pakaian sangat digemari oleh para remaja hingga wanita dewasa di kota Medan pada saat ini. Harga jual yang ditawarkan sangat beragam sesuai dengan model dan jenis pakaian yang ditawarkan. Seperti halnya harga celana jeans, untuk harga jeans saja sudah bervariasi dari harga Rp 135.000 hinggan Rp 155.000. Menentukan harga jual dapat dibagi dari harga tiket pesawat dan harga bagasi yang diperlukan untuk mendatangkan barang ini hingga ke Medan. Harga yang ditawarkan sangat kompetitif dengan harga yang ditawarkan oleh usaha sejenis lainnya.
2) Mutu produk
Kualitas barang menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh pemilik usaha. Kualitas menentukan toko tersebut baik atau tidaknya dalam mememuaskan konsumen. Kualitas yang baik sangat harus dipertahankan. Dalam hal ini, toko sudah sangat mempertahankan dan menjaga agar selalu memilih kualitas yang sangat baik. Dalam wawancara yang terlampir, karyawan juga mengakui bahwa pemilik usaha sangat memperhatikan kualitas barang yang untuk memuaskan pelanggan. Karyawan juga membantu mencari pemilik usaha untuk memcari dengan teliti barang – barang yang berkualitas dan bagus. 3) Desain dan variasi produk
Desain dan variasi produk sangat diperlukan untuk menarik pelanggan untuk datang dan puas dalam memilih pakaian yang ditawarkan. Sebisa mungkin pemilik toko mencari desain terbaru yang sedang diminati oleh para remaja
(56)
pada saat ini, bahkan pemilik toko mencari desain – desain yang lebih menarik agar menjadi satu – satunya toko yang menjual model pakaian yang lain dari yang lain. Karyawan yang bekerja pun mengatakan bahwa, toko ini memiliki desain dan variasi yang sangat banyak untuk menunjang penampilan toko.
4) Perlengkapan (feature) tambahan
Perlengkapan tambahan yang ada pada toko ini merupakan hal yang sangat membantu untuk menunjang penampilan toko. Seperti manikin, rak gantung, gantungan baju, dan cermin hingga lampu hias. Tidak ada salahnya jika toko dibuat sebaik dan seindah mungkin untk memberikan kenyaman bagi para pelanggan dan konsumen yang datang.
5) Pengemasan dan label a. Pengemasan
Pengemasan dilakukan sudah dilakukan seperti layaknya toko pada umumnya. Pengemasan barang yang rapi sangat memberikan kesan yang baik bagi pelanggan. Pengemasan barang pre order pun dilakukan secara baik dan rapi dan secepat mungkin agar barang tersebut cepat sampai ke tangan konsumen. b. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh pemilik usaha sudah sangat baik sekali. Pemilik melakukan pemasaran lewat internet, lewat media sosial seperti dalam akun instagramnya. Melakukan promosi dengan memberikan hadiah seperti acara give away, dan diskon harga di toko langsung. Dalam wawancara yang terlampir, karyawan mengatakan bahwa pemilik usaha telah melakukan
(57)
berbagi usaha promosi dalam rangka meningkatkan penjualan. Seperti halnya dengan usaha sejenis lainnya, pemilik usaha memperkenalkan toko nya lewat media sosial, seperti give away dan potongan harga ditoko.
c. Distribusi dan persediaan. 1) Kecepatan distribusi
Dalam kecepatan distribusi barang, dipastikan pemilik usaha dan karyawannya berusaha secepat mungkin untuk menyusun dan mempacking barang. Ketepatan, ketelitian dan kecepatan sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Namun, karyawan mengatakan bahwa ada kendala yang dihada pi oleh pemilik usaha dalam hal pengiriman barang yaitu kurir yang terkadang lama dalam menyampaikan barang pesanan ke tangan konsumen.
2) Ketersediaan barang
Stock barang yang ada ditoko sangat membantu pemilik usaha dalam menjalankan usahanya. Seperti barang – barang ready stock di toko memiliki harga yang berbeda dengan barang pre order dan memiliki keuntungan tersendiri untuk mengisi toko.
d. Pelayanan Pelanggan
Pelayanan kepada pelanggan sangat di utamakan oleh pemilik usaha. Ada beberapa yang telah dilakukan oleh pemilik usaha untuk kenyamanan pelanggan. Seperti memberikan fasilitas bagi pelanggan berupa tempat duduk untuk menunggu, televisi, air conditioner (AC), cermin, dan kamar pas. Semua fasilitas tersebut untuk memberikan rasa nyaman kepada pelanggan agar betah pada saat berada di toko ini. Karyawan yang bekerja pun merasa
(58)
nyaman dalam melakukan aktivitasnya. Tidak memiliki kendala apa pun dalam melayani pelanggan yang datang. Dalam wawancara yang terlampir, beberapa pelanggan pun mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan sudah sangat baik dan memenuhi harapan mereka serta merasa nyaman pada saat memilih baju ditoko D’Scarpashop ini.
e. Sumber daya manusia
Karyawan yang bekerja pada toko ini sangat membantu pemilik usaha. Karena tanpa dia, pemilik usaha akan bekerja sendiri dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam berbagai hal. Hubungan atara pemilik usaha dan karyawan sangat lah baik. Kerjasama yang mereka jalin dapat terlihat pada saat mereka membeli barang ke dagangan ke kota Bangkok hingga sampai ke tangan konsumen yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa motivasi yang diberikan oleh pemilik usaha kepada karyawannya membuat karyawannya memiliki niat bekerja yang sungguh – sungguh. Karyawan yang bekerja setiap hari, 6 hari dalam satu minggu. Karyawan yang bekerja mengatakan bahwa hubungan antara Ia dan pemilik usaha sangat baik.
f. Sistem Manajemen
Memiliki sistem manajemen dan pembukuan yang jelas dan nyata sangat berguna bagi toko ini. Pembukuan ini untuk mengetahui aktivitas keuangan pada toko ini. Segala yang mengatur keuangan sepenuhnya di pegang oleh pemilik usaha.
(59)
2. Lingkungan Eksternal a. Persaingan
Persaingan sangat terlihat dengan jelas pada usaha seperti ini. Sebagian besar meminati usaha ini sangat banyak di Kota Medan. Namun, persaingan dari usaha baru yang akan muncul tetap menjadi suatu kewaspadaan bagi pemilik usaha sendiri. Harus memiliki cara yang terbaik untuk mengatasi berbagai ancaman yang akan datang datang persaingan baru atau pun dalam hal yang lain seperti kebijakan pemerintah.
b. Kebijakan pemerintah 1) Peraturan pemerintah
Pemilik usaha yang berbelanja langsung ke Kota Bangkok, pasti akan berurusan langsung dengan pihak Bea Cukai yang ada di bandara. Pemilik usaha mengikuti segala aturan yang ada dibuat oleh Bea Cukai, ia langsung mengikuti kewajiban dan prosedur tanpa berbuat yang dilanggar oleh pemerintah.
2) Kebijakan Fiskal
Harga BBM atau Bahan Bakar Minyak sangat mempengaruhi harga jual yang di tawarkan oleh pemilik usaha. Namun, harga yang ditawarkan oleh pemilik usaha sudah cukup relatifdan kompetitif.
c. Peluang pasar 1) Permintaan pasar
Target pasar pada toko ini adalah para remaja hingga wanita dewasa yang menyukai fashion Bangkok. Mereka yang merespon baik pada usaha ini
(60)
adalah mereka menyenangi fashion. Ini menjadi sebuah peluang yang besar bagi toko ini untuk lebih mengembangkan toko ini.
2) Perilaku pasar
Pasar yang dituju merespon sangat baik. Baiknya respon pasar yang dituju merupakan suatu dampak dari pelayanan yang maksimal dari pemilik usaha dan karyawan toko. Dapat dilihat dari peminat yang ada di akun Instagram dan pelanggan yang datang untuk membeli beberapa barang di toko D’Scarpashop ini.
d. Kemajuan Teknologi
Teknologi yang pemilik usaha gunakan pada saat ini adalah sebuah telepon genggam yang dapat membantu segala perkembangan usahanya. Melalui telepon genggam yang pemilik usaha miliki, Ia dapat memberikan informasi seputar usahanya melalui jaringan internet dengan akun Instagram, akun Line, dan akun BBM (Blackberry Massanger)yang Android miliki. Dengan akun – akun media sosial ini, pemilik usaha dapat berhungan secara langsung melalui jaringan internet dengan para pelanggan dan konsumen barunya. Dalam wawancara yang terlampir, para pelanggan dan konsumen baru pun dapat berhubungan langsung dengan akun pribadi Line dan (Blackberry Messanger) yang dimiliki oleh pemilik usaha.
4.3 Analisis data
Untuk memperjelas segala sesuatu yang menjadi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dari Toko D’Scarpashop maka dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT juga membantu pemilik usaha dalam mengetahui segala kelemahan, kekuatan,
(61)
peluang dan ancaman dari usaha yang didirikan. Selain itu analisis SWOT membantu pemilik usaha dalam menentukan strategi yang akan digunakan dalam mengembangkan usaha untuk meningkatkan penjualan.
4.3.1 Faktor Internal Toko D’ScarpaShop
Faktor internal adalah faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ditinjau dari aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek kegiatan operasional, dan aspek pemasaran. Adapun aspek – aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Faktor internal Toko D’ScarpaShop Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness) Aspek Produk
1. Harga jual yang sesuai dengan pasar 2. Kualitas barang yang terjamin 3. Memiliki variasi produk 4. Desain produk yang terkini
5. Perlengkapan toko yang menunjang penampilan toko
6. Pengemasan yang rapi
Aspek Pemasaran
1. Memberikan hadiah
2. Mudah dilakukan menggunakan jaringan internet
3.Bahasa ataupun kalimat yang menarik di media sosial
Aspek Pemasaran
1.Adanya diskon yang terbilang sama dengan usaha sejenis lainnya 2.Tidak melakukan promosi dengan
memberikan diskon yang besar
Aspek Distribusi dan Persediaan
1. Tepat dan cepat dalam menyusun barang yang akan dikirim
2. Memiliki stok barang yang banyak 3. Memiliki hubungan yang baik dengan pemasok
Aspek Distribusi dan Persediaan
1. Kurir yang lamban mengantarkan barang ketangan konsumen
Aspek Pelayanan
1. Pelayanan yang sangat baik
(62)
Aspek Sumber Daya Manusia
1. Kerjasama yang baik antara pemilik dan karyawan
2. Karyawan yang tepat waktu dalam Bekerja
Aspek Manajemen
1. Memiliki catatan keuangan yang Baik
Sumber: hasil penelitian, (2015)
4.3.2 Faktor EkSternal Toko D’Scarpashop
Faktor eksternal adalah faktor – faktor peluang dan ancaman yang ditinjau dari aspek persaingan, aspek peluang pasar, aspek kemajuan teknologi, aspek pemerintah. Adapun beberapa aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Faktor Eksternal Toko D’Scarpashop
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat) Aspek Persaingan
1. Kebanyakan masyarakat yang mulai enggan berbelanja ke pusat
perbelanjaan
Aspek Persaingan
1. Timbulnya pesaing baru
Aspek Peluang Pasar
1. Target pasar yang luas 2. Permintaan pasar yang tinggi
Aspek Pemerintah
1. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak)
Aspek Kemajuan Teknologi
1. Teknologi yang digunakan setiap saat 2. Semakin hari ada perubahan
Kecanggihan teknologi 3. Sangat luas dan terjangkau
Aspek Kemajuan Teknologi
1. Adanya Heacker dari pesaing
(1)
4. Kekuatan Teknologi 1. Jaringat Internet
2. Kemajuan teknologi
a. Dapat digunakan setiap saat
b. Luas namun terjangkau
a. Kecanggihan yang semakin membantu pemilik usaha b. Heacker yang di waspadai
P
P
P
A
2
2
3
3
0,17
0,04
0,06
0,11 X
X
X
2
2
3
X 3
TOTAL 33 1,00
(2)
Lembar Kerja Evaluasi Faktor - Faktor Internal
No .
Faktor yang harus dimonitor
Hasil Monitor Sifat Pengaruh Peringkat Efektivitas Strategi Organisasi Untuk
Merespon Nilai
0-4
Bobot Kekuatan Kelemahan
Rendah Tinggi Point Rendah Tinggi Point
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1. Perspektif Produk
1.Bagaimana strategi yang Anda lakukan dalam menetapkan harga jual ?
2. Apakah Anda
memperhatikan kualitas barang ?
3. Apakah Anda
mengikuti desain terkini? 4. Berapa jenis produk yang Anda jual ? 5. Apa yang menjadi perlengkapan tambahan Anda di Toko ?
6. Apakah itu membawa keuntungan bagi Anda ?
a. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau
b. Harga kompetitif dengan pesaing
a. Kualitas barang terjaga
a. Desain sangat terkini
a. Banyak jenis produk yang ditawarkan
a. Banyaknya benda yang menjadi tambahan
sebagai bahan pendukung a. Benda pendukung sangat membantu untuk penghias toko
K L
K
K
K
K
K
3 0
2
2
2
2
2
0,09 0,00
0,1
0,06
0,04
0,02
0,02 X
X
X
X
X
X
3
4
2
2
1
(3)
7. Apakah anda memiliki cara pengemasan ?
8. Apa label pada Toko Anda ?
a. Tidak memiliki cara pengemasan khusus b. Pengemasan yang dilakukan sangat rapi a. Memiliki label yang mudah diingat
L K
K
0 2
0
0,00 0,04
0,00
X 2
2. Perspektif Pemasaran
1.Apakah Anda melakukan promosi ? 2.Apa yang Anda lakukan dalam kegiatan promosi tersebut ?
3.Apa saja kendala yang Anda hadapi dalam kegiatan promosi ?
a. Melakukan promosi diberbagai media sosial a. Menciptakan kata – kata yang mudah diingat dan tidak menyinggung perasaan orang lain b. Melakukan acara diskon dan promosi berhadiah
a. Tidak ada kendala dalam melakukan promosi
K
K
K
K
2
3
2
1
0,03
0,05
0,02
0,01 X
X
X
X
2
2
1
(4)
3. Perspektif Distribusi dan Persediaan
1.Apakah Anda termasuk cepat dalam hal packing barang untuk dikirim ?
2.Apakah Anda tepat waktu dalam pengiriman barang ?
3.Apakah Anda memiliki ketersediaan barang (stock barang) di Toko ?
4.Apakah stock barang tersebut membantu Anda untuk pesanan
selanjutnya ?
5.Apakah Anda memiliki barang subtitusi ?
6.Bagaimana hubungan anda dengan pemasok barang?
a. Cepat dan tepat dalam menyusun barang yang akan dikirim ke
pelanggan
a. Termasuk cepat dan tepat dalam pengiriman barang
a. Memiliki barang yang menjadi barang ready untuk mengisi toko
b. Membantu untuk pesanan berikutnya
a. Memiliki barang subtitusi
a.Memiliki hubungan yang baik dengan pemasok barang
K
K
K
K
K
K
2
2
2
0
0
3
0,04
0,04
0,04
0,00
0,00
0,05
X
X
X
X
2
2
2
(5)
4. Perspektif Pelayanan Pelanggan
1.Bagaimana pelayanan yang Anda berikan ?
2.Apa saja fasilitas yang Anda berikan kepada pelanggan Anda ?
3.Bagaimana tanggapan pelanggan terhadap fasilitas yang Anda berikan?
a. Pelayanan yang sangat baik dan ramah
b. Memberikan fasilitas yang lengkap untuk kenyamanan pelanggan a. Fasilitas berupa tempat duduk, toilet, cermin, kamar pass, televisi, air conditioner
a. Menerima respon yang sangat baik dari fasilitas yang disediakan
K K
K
K
2 0
1
0
0,06 0,00
0,05
0,00
X
X
2
1
5. Perspektif Sumber
Daya Manusia 1.Berapa banyak karyawan yang Anda miiliki ?
2.Bagaimana pengaruh karyawan dalam usaha Anda ini ?
3.Apa motivasi yang Anda berika kepada karyawan Anda ?
a. Memiliki seorang karyawan yang etos kerjanya baik
a. Pengaruh karyawan sangat dibutuhkan
a. Memberikan motivasi yang membuat karyawan semangat untuk kerja
K
K
K
2
0
0
0,04
0,00
0,00
(6)
4.Apa yang Anda berikan untuk memotivasi
karyawan Anda?
5.Bagaimana hubungan karyawan dengan Anda?
a. Memberikan beberapa suguhan makanan beberapa kali dalam satu minggu
a. Hubungan yang dijalin sangat baik
K
K
0
2
0,00
0,04 X 2
6. Perspektif Sistem
Manajemen
1.Apakah usaha yang Anda memiliki buku laporan keuangan ?
2.Siapa yang mengatur buku keuangan tersebut ?
a. Memiliki buku laporan keuangan yang dapt membantu untuk melihat aktivitas keuangan b. Sangat diperlukan jika akan mengembangkan usaha dengan modal dari KUR
a. Pemilik sendiri yang mengatur buku keuangan tersebut.
K
K
K
4
0
0
0,05
0,00
0,00
X 4
TOTAL 43 1,00