Pengaturan Tentang Perbuatan Dengan SengajaTidak Melaporkan Adanya Tindak Pidana Narkotika

16. Tindak Pidana yang Dilakukan Pimpinan Rumah Sakit, Pimpinan Lembaga Ilmu Pengetahuan, Pimpinan Industri Farmasi, Pimpinan Pedagang Farmasi. Tindak pidana ini menggambarkan tentang ancaman sanksi pidana bagi para pejabat yang 1 mengedarkan narkotika golongan II dan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, 2 menanam, membeli, menyimpan, menguasai tenaman narkotika bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, 3 memproduksi narkotika golongan I bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, atau 4 mengedarkan narkotika golongan I bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, atau mengedarkan narkotika golongan II dan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan pidana paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit seratus juta rupiah dan paling banyak 1 Satu miliar rupiah. 58

D. Pengaturan Tentang Perbuatan Dengan SengajaTidak Melaporkan Adanya Tindak Pidana Narkotika

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana diatur tentang dimulainya proses penyidikan. Proses penyidikan dimulai dari mengetahui adanya tindak pidana yang terjadi karena Pengetahuan penyidik atau penyidik sendiri pasal 102 dan pasal 106 KUHAP, Tertangkap tangan pasal 1, angka 19 KUHAP, Adanya laporan pasal 1, angka 24 KUHAP, Adanya pengaduan pasal 1 angka 25 KUHAP 58 Siswanto, Ibid, hal 277-282. Universitas Sumatera Utara Banyak tindak pidana yang saat ini pemberantasannya melibatkan masyarakat banyak, karena sangat membahayakan masyarakat, misalnya korupsi, psikotropika, disamping tindak pidana narkotika.Oleh karena itu masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu mewujudkan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Masyarakat dalam hal ini wajib melaporkan kepada pihak yang berwenang, bila mengetahui tentang narkotika yang di salahgunakan atau dimiliki secara tidak sah, hal ini diatur dalam pasal 107 yang isinya sebagai berikut: 59 “Masyarakat dapat melaporkan kepada pejabat yang berwenang atau BNN jika mengetahui adanya penyalahgunaan atau peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika” Adapun hak masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekorsor narkotika sebagaimana diatur dalam pasal 106 Undang-Undang Narkotika diwujudkan dalam bentuk: a. Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana narkotika dan precursor narkotika. b. Memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan memberikan informasi tentang adanya dugaan telah terjadinya tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika kepada penegak hukum atau BNN yang menangani perkara tindak pidana Narkotika dan precursor narkotika. 59 Haris Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, Jember: Mandar Maju, Hlm. 201. Universitas Sumatera Utara c. Menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggungjawab kepada penegak hukum atau BNN yang menangani perkara tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika. d. Memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang diberikan kepada penegak hukum atau BNN. e. Memberikan perlindunggan hukum pada saat yang bersangkutan melaksanakan haknya atau diminta hadir dalam proses peradilan. 60 Perlu disadari partisipasi warga masyarakat dalam ikut mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kepemilikan narkotika secara tidak sah bukan tidak ada resikonya.Oleh karena itu undang-undang memberikan jaminan keselamatan kepadanya. 61 Jaminan tersebut diatur dalam pasal 100 ayat 1 yang menyebutkan bahwa : “Saksi, pelapor, penyidik, penuntut umum, dan hakim yang memeriksa perkara tindak pidana Narkotiika dan Prekursor Narkotika beserta keluarganya wajib diberikan perlindungan oleh Negara dari ancamanyang membahayakan diri, jiwa, danatau hartanya, baik sebelum, selama maupun sesudah proses pemeriksaan perkara” Disamping itu, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat atau badan yang telah berjasa dalam membantu upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika danatau pengungkapan tindak pidana narkotika, sebagaimana diatur dalam pasal 109. 62 Adapun bagi orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana narkotika sebagaimana diwajibkan dalam Undang-Undang Narkotika, akan 60 Lihat Pasal 100 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika 61 Haris Sasangka, Loc.Cit. 62 Siswanto, Op.Cit, hal 15. Universitas Sumatera Utara dikenai ancaman sanksi pidana sebagaimana dirumuskan dalam pasal 131 Undang-Undang Narkotia. Yang isinya sebagai berikut: 63 “Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 111, pasal 112, pasal 113, pasal 114, pasal 115, pasal 116, pasal 117, pasal 118, pasal 119, pasal 120, pasal 121, pasal 122, pasal 123, pasal 124, pasal 125, pasal 126, pasal 127 ayat 1, pasal 128 ayat 1, dan pasal 129 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 Satu tahun atau pidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. Pasal tersebut menggambarkan tentang ancaman sanksi pidana bagi setiap orang dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan pidana denda paling banyak 50 juta rupiah, yang tidak melaporkan terjadinya perbuatan hukum, meliputi: 1 Memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan narkotika; 2 memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan; 3 menawarkan untuk dijual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan; 4 menggunakan, memberikan untuk digunakan oleh orang lain. Penerapan sanksi pidana tersebut, adalah bertujuan untuk memberikan efektivitas dari peran serta masyarakat.Peran serta ini mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya dimana masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab untuk membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan precursor narkotika. 64 63 Lihat Pasal 131 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. 64 Siswanto, Op.Cit., hal 262. Universitas Sumatera Utara Adapun unsur-unsur tindak pidana narkotika pasal 131 ini adalah: 1. Setiap Orang Setiap orang dalam undang-undang ini adalah subjek tindak pidana sebagai orang yang diajukan dipersidangan adalah benar sebagaimana disebutkan identitasnya dalam surat dakwaan jaksa penuntut umum. Selanjutnya setiap orang adalah siapa saja tanpa terkecuali dan oleh karena itu tentulah sejajar dengan yang dimaksudkan dengan istilah barang siapa sebagaimana beberapa rumusan tindak pidana dalam KUHP. 65 2. Sengaja Tidak Melapor Sengaja merupakan sikap batin yang mendasari perbuatan. Karena sengaja berada dalam lapangan hati batin, maka dari sikap perbuatan yang nyata dalam dunia lahir akan diketahui sikap batin tersebut. Tidak melapor berarti tidak melaksanakan kewajiban memberitahukan hal-hal yang diketahui. Tindakan ini dapat dilakukan dengan diam-diam artinya mengacu saja apa yang diketahuinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa, atau bahkan menyembunyikan hal-hal yang diketahuinya. Oleh karena itu, sengaja tidak melapor berarti suatu kesadaran yang diwujudkan dalam tindakkan untuk memberitahukan hal-hal yang diketahui padahal pemberitahuan tersebut merupakan kewajiban baik dengan cara diam-diam atau mengacuhkan apa yang diketahui atau bahkan menyembunyikan informasi. 66 65 Sujono dan Bony Daniel, Komentar Dan Pembahasan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal 227. 66 Sujono dan Bony Daniel, Ibid, hal 311. Universitas Sumatera Utara BAB III PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MELAPORKAN ADANYA TINDAK PIDANA MENGUASAI NARKOTIKA Studi Putusan No. 409Pid.B2014PN.Mdn

A. Kasus Posisi 1. Kronologis

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Orang yang Dengan Sengaja Tidak Melaporkan Adanya Tindak Pidana Menguasai Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 409/Pid.B/2014/PN.Mdn.)

2 54 90

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/2011/PN.Mdn)

3 76 145

Analisa Hukum Pidana Terhadap Putusan Banding Pengadilan Tinggi Medan Tentang Membantu Melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Analisa Putusan Pengadilan Tinggi Medan No :743/pid/2008/PT-Mdn)

0 71 97

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Penegakan Hukum Terhadap Oknum Polri Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 479/Pid.B/2011/Pn.Mdn)

1 50 102

BAB II PENGATURAN TENTANG PERBUATAN ORANG YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MELAPORKAN ADANYA TINDAK PIDANA MENGUASAI NARKOTIKA DALAM UNDANG-UNDANG NARKOTIKA A. Narkotika - Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Orang yang Dengan Sengaja Tidak Melaporkan Adanya Tinda

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Orang yang Dengan Sengaja Tidak Melaporkan Adanya Tindak Pidana Menguasai Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 409/Pid.B/2014/PN.Mdn.)

0 0 28

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9