32 telah dilakukan memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Materia Medika
Indonesia Depkes RI, 1980.
4.3 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya mineral kalium sampel. Data dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dan Lampiran 3 , halaman 43. Tabel 4.2
Hasil analisis kualitatif dalam sampel daun salam yang telah didestruksi Ion
Pereaksi Hasil Reaksi
Hasil K
Uji Nyala Warna ungu
+ Asam pikrat 1 bv
Kristal jarum panjang +
Keterangan : + = Mengandung ion Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa larutan sampel yang diperiksa
mengandung ion kalium. Sampel positif mengandung ion kalium karena menghasilkan kristal jarum panjang kalium pikrat dengan penambahan asam
pikrat 1 bv sesuai dengan literatur Masfria, dkk., 2013. Pada uji nyala menghasilkan nyala warna ungu pada kawat NiCr yang dipijarkan pada nyala api
sesuai dengan literatur Vogel, 1990.
4.4 Analisis Kuantitatif 4.4.1 Kurva kalibrasi kalium
Kurva kalibrasi kalium diperoleh dengan cara mengukur serapan dari larutan baku kalium pada panjang gelombang 766,5 nm. Hasil pengukuran kurva
kalibrasi untuk larutan baku kalium diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,05002X + 0,0005. Kurva kalibrasi larutan baku kalium dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
33
Gambar 4.1 Kurva kalibrasi kalium
Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dengan serapan, dengan koefisien korelasi r kalium 0,9996. Nilai ini
menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan Y serapan. Data hasil pengukuran serapan larutan baku kalium
dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 56-57.
4.4.2 Pengukuran kadar kalium dalam sampel
Pada pengukuran sampel yang dilakukan secara spektrofotometri serapan atom, terlebih dahulu dikondisikan alat dengan baik dan benar. Setelah itu,
dilakukan pengenceran terhadap sampel. Pengenceran yang dilakukan yaitu 500 kali 500,1 untuk kalium. Selain itu, karena sampel memiliki kadar mineral yang
cukup tinggi sehingga untuk memperoleh nilai serapan yang berada dalam rentang kalibrasi maka sampel harus diencerkan. Konsentrasi kalium dalam sampel
ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku Y = 0.05002X + 0.0005
34 kalium. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 17 sampai
dengan Lampiran 18, halaman 58-79. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 19, halaman 71-79. Hasil analisis kuantitatif mineral
kalium pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3
Hasil analisis kadar kalium dalam sampel Sampel Destruksi Kering
Kadar Kalium mg100g Simplisia daun salam
930,5100 ± 6,8009 Daun salam segar
328,0410 ± 2,7313 Sampel Destruksi Basah
Kadar Kalium µgml Infusa simplisia daun salam
1219,3333 ± 11,7515 Infusa daun salam segar
537,9700 ± 7,1442 Data yang didapat kemudian dihitung berapa besar persentase perbedaan
kadar dari mineral pada sampel yaitu penurunan kadar kalium pada daun salam. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 20, halaman 80.
Tabel 4.4 Hasil perbedaan kadar kalium dalam sampel
Sampel Destruksi Kering Kadar Kaliummg100g
Perbedaan Kadar Simplisia daun salam
930,5100 ± 6,8009 64,7461
Daun salam segar 328,0410 ± 2,7313
Sampel Destruksi Basah Kadar kalium µgml
Perbedaan Kadar Infusa simplisia daun salam
1219,3333 ± 11,7515 55,8799
Infusa daun salam segar 537,9700 ± 7,1442
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
kadar kalium pada simplisia daun salam dengan daun salam dan infusa simplisia daun salam dengan infusa daun salam segar yang diperoleh dari hasil analisis
35 dapat diketahui bahwa kadar kalium pada simplisia daun salam lebih besar
dibandingkan kadar kalium di dalam infusa simplisia daun salam pada, serta kadar kalium pada daun salam segar lebih besar dibandingkan kadar kalium di dalam
daun salam segar.
Tabel 4.5 Hasil uji beda nilai rata-rata kadar kalium antar sampel
Sampel Destruksi Kering t hitung
t tabel Hasil
Simplisia daun salam 331,4458
3,1693 Beda
Daun salam segar Sampel Destruksi Basah
t hitung t tabel
Hasil Infusa simplisia daun salam
190,1019 3,2498
Beda Infusa daun salam segar
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa t hitung dari t tabel
dengan taraf kepercayaan 99 dan kadar kalium pada simplisia daun salam lebih besar dibandingkan dengan kadar kalium pada daun salam segar, ini juga dapat
dilihat pada infusa simplisia daun salam dengan infusa daun salam segar. Hal ini terjadi karena perbedaan konsistensi kadar air yang terkandung dari masing-
masing sampel sehingga massa yang ditimbang berbeda antara simplisia daun salam dengan daun salam segar. Pada bobot penimbangan 10 gram, massa
simplisia daun salam yang ditimbang lebih banyak dibandingkan dengan massa daun salam segar. Kadar kalium dalam infusa simplisia daun salam dan infusa
daun salam segar mengalami penurunan dikarenakan pada perebusan dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga kalium yang terdapat pada sampel tidak
melarut sempurna. Kalium terlarut pada infusa melalui proses perebusan karena kalium merupakan mineral yang larut dalam air.
36
4.4.3 Uji perolehan kembali recovery
Hasil uji perolehan kembali recovery kadar kalium setelah penambahan masing-masing larutan baku dapat dilihat pada Lampiran 22, halaman 85. Contoh
perhitungannya pada Lampiran 23, halaman 86-91.
Persen perolehan kembali recovery kadar mineral kalium dalam sampel
dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6
Persen uji perolehan kembali recovery kadar kalium dalam sampel Mineral Persen Perolehan Kembali
Syarat rentang persen recovery Kalium
93,1124 80 – 120
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan kembali recovery kalium adalah 93,1124. Persen perolehan kembali
recovery tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang memuaskan pada saat pemeriksaan kadar kalium dalam sampel. Hasil yang diperoleh dari uji perolehan
kembali memberikan ketepatan pada pemeriksaan kadar mineral dalam sampel. Menurut Ermer dan McB. Miller 2005, suatu metode dikatakan teliti jika nilai
perolehan kembalinya antara 80-120.
4.4.4 Simpangan baku relatif
Nilai simpangan baku dan simpangan baku relatif untuk kalium pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.7 sedangkan perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 24, halaman 92.
Tabel 4.7
Nilai simpangan baku dan simpangan baku relatif kalium dalam sampel Mineral
Simpangan Baku Simpangan Baku Relatif
Kalium 5,2919
5,6833
37 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat nilai simpangan baku SD
untuk mineral kalium 5,2919 sedangkan nilai simpangan baku relatif RSD yang diperoleh sebesar 5,6833 untuk mineral kalium.
Menurut Harmita 2004, nilai simpangan baku relatif RSD untuk analit dengan kadar part per million ppm adalah tidak lebih dari 16 dan untuk analit
dengan kadar part per billion ppb adalah tidak lebih dari 32. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode yang dilakukan memiliki presisi yang baik.
4.4.5 Batas deteksi dan batas kuantitasi
Berdasarkan data kurva kalibrasi kalium diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk mineral tersebut. Batas deteksi dan batas kuantitasi kalium dapat
dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Batas deteksi dan batas kuantitasi kalium
Mineral Batas Deteksi µgml
Batas Kuantitasi µgml Kalium
0,1859 0,6197
Hasil perhitungan diperoleh batas deteksi untuk pengukuran kalium
sebesar 0,1859 µgml, sedangkan batas kuantitasinya sebesar 0,6197µgml dan
berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi. Perhitungan batas deteksi dan
batas kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 25, halaman 93.
38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Hasil penetapan kadar kalium secara spektrofotometri serapan atom
menunjukkan adanya perbedaan kadar kalium pada simplisia daun salam, daun salam segar, infusa simplisia daun salam dan infusa daun salam segar. Hasil
penelitian ini menunjukkan kadar kalium pada pada simplisia daun salam sebesar 930,5100 ± 6,8009 mg100g; daun salam segar sebesar 328,0410 ±
2,7313 mg100g; pada infusa simplisia daun salam sebesar 1219,3333 ± 11,7515 µgml dan pada infusa daun salam segar sebesar 537,9700 ± 7,1442
µgml. b.
Persentase perbedaan kadar kalium antara simplisia daun salam dengan daun salam segar adalah 64,7461 dan antara infusa simplisia daun salam dengan
infusa daun salam segar adalah 55,8799.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti mineral lain yang terdapat pada daun salam.
39
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 228, 233, 234, 235, 249.
Anonim. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia I. Jilid Kesatu. Jakarta: Departemen Kesahatan Kesejahteraan Sosial RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Halaman 105. Anonim. 2015. Salam tumbuhan. Diakses: 3 Juni 2015.
http:id.wikipedia.orgwindex.php?title=Salam_tumbuhanaction=edit. Bader, N. R. 2011. Sample Preparation For Flame Atomic Absorption
Spectroscopy: An Overview. Rasayan Journal Chemistry. 41: 51. Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid Keempat. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman 111,112,113. Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid Keenam. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman x, xi, 321,322, 323, 324, 325 . Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 9, 1203. Ermer, J., dan McB. Miller. J. H. 2005. Method Validation in Pharmaceutical
Analysis. Weinheim: Wiley-Vch Verlag GmbH Co. KGaA. Halaman 171.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. 13: 117,
118, 119, 121,122, 127, 128, 130,131. Harris, D. C. 2010. Quantitative Chemical Analysis. Eighth Edition. New York:
W. H. Freeman and Company. Halaman 481. Herliana, E. 2013. Diabetes Kandas Berkat Herbal. Jakarta: F Media. Halaman
55. Isaac, R. A. 1988. Metals in Plants. Dalam: Helrich, K. 1990. Official Methods
of the Association of Official Analytical Chemist. Fifteenth Edition. Virginia: AOAC International. Halaman 42.
Masfria, Muchlisyam, Nurmadjuzita, Nurbaya, S., Pardede, T. R., Dalimunthe, C. A., dan Permata, Y. M. 2013. Buku Ajar Analisis Farmasi Kualitatif.
Medan: USU press. Halaman 22.
40 Nurcahyati, E. 2014. Khasiat Dahsyat Daun Salam. Jakarta: Jendela Sehat.
Halaman 8,15, 16, 18. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Kesatu. Yogyakarta:
PustakaPelajar. Halaman 298, 299,302, 305-312, 314, 318-32. Setyaningrum, A., dan Sukesi. 2013. Preparasi Penentuan Ca. Na, dan K dalam
Nugget Ayam-Rumput Laut Eucheuma cottonii. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 21: 3.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Edisi Keenam. Bandung: Tarsito. Halaman 93, 168, 193, 202, 249.
Syukur, C., dan Hernani. 2001. Budi Daya Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 1.
Tan, H.T., dan Rahardja, K. 2008. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. Halaman: 870. United States Department of Agriculture America. 2014. Nutrient Database for
Standard Reference Release 27 Basic Report 02004, Spices, bay leaf. Diakses: 10 Agustus 2014.
http:ndb.nal.usda.govndbfoodsshow235. Utami, P., dan Puspaningtyas, D. E. 2013. The Miracle Of Herbs. Jakarta: Agro
Media Pustaka. Halama 61, 62. Vogel, A.I. 1979.Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis. Penerjemah: Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Bagian
Kesatu. Jakarta: Kalman Media Pustaka. Halaman 310.
41
Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman
42
Lampiran 2. Gambar sampel
a. Tanaman salam Eugenia polyantha Wight
b. Daun salam segar c. Simplisia daun salam
43
Lampiran 3. Hasil analisis kualitatif kalium pada daun salam
Kristal kalium pikrat perbesaran 10 x 10
Kristal jarum panjang
44
Lampiran 4 . Bagan alir pembuatan simplisia
Daun salam
Simplisia
Karakteristik simplisia Destruksi kering
Penetapan : - Kadar air
- Kadar sari larut dalam air - Kadar sari larut dalam etanol
- Kadar abu total - Kadar abu tidak larut dalam
asam Dicuci dari pengotor hingga bersih
Ditiriskan Ditimbang
Dikeringkan di lemari pengering
Ditimbang
Serbuk simplisia Dihaluskan
45
Lampiran 5. Bagan alir proses destruksi kering daun salam segar
Sampel
Ditimbang 10 gram di dalam krus porselen Diarangkan di atas hot plate 6 jam
Diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100
o
C dan perlahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit
Ditambahkan 10 tetes HNO
3
1:1 Diuapkan pada hot plate sampai kering
Hasil Dilakukan selama 45 jam dan dibiarkan hingga
dingin pada desikator
Abu
Dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator
Dibersihkan dari pengotoran
Dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100
o
Cdan perlahan – lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit. Diblender
Sampel yang telah dihaluskan Dicuci bersih dan ditiriskan
46
Lampiran 6. Bagan alir proses destruksi kering simplisia daun salam
Sampel
Ditimbang 10 gram di dalam krus porselen Diarangkan di atas hot plate 6 jam
Diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100
o
C dan perlahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit
Ditambahkan 10 tetes HNO
3
1:1 Diuapkan pada hot plate sampai kering
Hasil Dilakukan selama 45 jam dan dibiarkan hingga
dingin pada desikator
Abu
Dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator
Dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100
o
Cdan perlahan – lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit. Diblender
Sampel yang telah dihaluskan
47
Lampiran 7. Bagan alir proses pembuatan infusa daun salam segar
Sampel
Ditimbang 10 gram Dimasukkan kedalam panci infus
Dibasahi dengan 100 ml air demineral
Diserkai selagi panas dengan kain flanel, ditambahkan air demineral panas hingga
diperoleh infusa 100 ml
Sampel infusa Dibersihkan dari pengotoran
Dicuci bersih dan ditiriskan
Dirajang ± 0,5 cm
Sampel yang telah dirajang Dikeringkan di udara terbuka terhindar dari
sinar matahari langsung
Dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu 90
˚C sambil sesekali diaduk
Disaring dengan kertas saring Dibuang 5 ml untuk menjenuhkan kertas
saring Filtrat
Ditampung ke dalam botol
48
Lampiran 8. Bagan alir proses pembuatan infusa simplisia daun salam
Sampel
Ditimbang 10 gram Dimasukkan ke dalam panci infus
Dibasahi dengan 100 ml air demineral
Diserkai selagi panas dengan kain flanel, ditambahkan air demineral panas hingga
diperoleh infusa 100 ml
Sampel infusa Dirajang ± 0,5 cm
Sampel yang telah dirajang
Dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu 90
˚C sambil sesekali diaduk
Disaring dengan kertas saring Dibuang 5 ml untuk menjenuhkan kertas saring
Filtrat Ditampung ke dalam botol
49
Lampiran 9. Bagan alir proses pembuatan larutan sampel secara destruksi basah
Sampel Infusa Ditambahkan 10 ml HNO
3
65vv dalam erlenmeyer Didiamkan selama 24 jam
Dipanaskan di atas hot plate pada suhu 80 ˚C
selama ± 2 jam
Dimasukkan ke dalam botol Larutan sampel
Disaring dengan kertas saring Whatman No.42
Filtrat Dibuang 5 ml untuk menjenuhkan kertas
saring
Dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan atom pada λ 766,5 nm untuk mineral kalium
Hasil
50
Lampiran 10. Bagan alir proses pembuatan larutan sampel hasil destruksi kering
Sampel yang telah didestruksi kering
Dilarutkan dengan 5 ml HNO
3
1:1 dalam krus porselen Dituangkan ke dalam labu tentukur 50 ml
Diencerkan dengan air demineral hingga garis tanda
Dimasukkan ke dalam botol Larutan sampel
Disaring dengan kertas saring Whatman No.42 42
42
Filtrat Dibuang 5 ml untuk menjenuhkan kertas
saring
Dilakukan analisis kualitatif Dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer
Sera pan atom pada λ 766,5 nm untuk mineral kalium
Hasil
51
Lampiran 11 .
Perhitungan penetapan kadar air pada serbuk simplisia daun salam
Sampel I Volume air
= 0,3 ml Berat sampel = 5,021 gram
Kadar air =
0,3 5,021
x 100 = 5,97
Sampel II Volume air
= 0,3 ml Berat sampel = 5,015 gram
Kadar air =
0,3 5,015
x 100 = 5,98
Sampel III Volume air
= 0,3 ml Berat sampel = 5,013 gram
Kadar air =
0,3 5,013
x 100 = 5,98
Kadar air rata-rata =
5,97 + 5,98 +5,98 3
= 5,97 Kadar air =
Volume air Berat sampel
x 100
52
Lampiran 12. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air pada serbuk
simplisia daun salam
Sampel I Berat sari
= 0,143 g Berat sampel
= 5,032 g Kadar sari larut air
=
0,143 g 5,032 g
x
100 20
x 100 Kadar sari larut air
= 14,21 Sampel II
Berat sari = 0,138 g
Berat sampel = 5,027 g
Kadar sari larut air =
0,138 g 5,027 g
x
100 20
x 100 Kadar sari larut air
= 13,72 Sampel III
Berat sari = 0,131 g
Berat sampel = 5,019 g
Kadar sari larut air =
0,131 g 5,019 g
x
100 20
x 100 Kadar sari larut air
= 13,05 Rata-rata kadar sari larut air
=
14,21 + 13,72 + 13,05 3
= 13,66 Kadar sari larut air =
Berat sari Berat sampel
x
100 20
x 100
53
Lampiran 13 . Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol pada serbuk
simplisia daun salam
Sampel I Berat sari
= 0,093 g Berat sampel
= 5,020 g Kadar sari larut etanol =
0,093 g 5,020 g
x
100 20
x 100 Kadar sari larut etanol = 9,26
Sampel II Berat sari
= 0,104 g Berat sampel
= 5,036 g Kadar sari larut etanol =
0,104 g 5,036 g
x
100 20
x 100 Kadar sari larut etanol = 10,32
Sampel III Berat sari
= 0,097 g Berat sampel
= 5,029 g Kadar sari larut etanol =
0,097 g 5,029 g
x
100 20
x 100 Kadar sari larut etanol = 9,64
Rata-rata kadar sari larut etanol =
9,26 + 10,32 + 9,64 3
= 9,74 Kadar sari larut etanol =
Berat sari Berat sampel
x
100 20
x 100
54
Lampiran 14 .
Perhitungan penetapan kadar abu total pada serbuk simplisia daun salam
Sampel I Berat abu
= 0,082 g Berat sampel
= 2,036 g Kadar abu total
=
0,082 g 2,036 g
x 100 Kadar abu total
= 4,03 Sampel II
Berat abu = 0,077 g
Berat sampel = 2,028 g
Kadar abu total =
0,077 g 2,028 g
x 100 Kadar abu total
= 3,79 Sampel III
Berat abu = 0,086 g
Berat sampel = 2,030 g
Kadar abu total =
0,086 g 2,030 g
x 100 Kadar abu total
= 4,23 Rata-rata kadar abu total
=
4,03 + 3,79 + 4,23 3
= 4,01 Kadar abu total
=
Berat abu Berat sampel
x 100
55
Lampiran 15 .
Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam pada serbuk simplisia daun salam
Sampel I Berat abu
= 0,009 g Berat sampel
= 2,036 g Kadar abu total
=
0,007 g 2,036 g
x 100 Kadar abu total
= 0,44 Sampel II
Berat abu = 0,012 g
Berat sampel = 2,028 g
Kadar abu total =
0,012 g 2,028 g
x 100 Kadar abu total
= 0,59 Sampel III
Berat abu = 0,016 g
Berat sampel = 2,030 g
Kadar abu total =
0,016 g 2,030 g
x 100 Kadar abu total
= 0,79 Rata-rata kadar abu total
=
0,44 + 0,59 + 0,79 3
= 0,60 Kadar abu tidak larut dalam asam
= Berat abu
Berat sampel
x 100
56
Lampiran 16. Data kalibrasi kalium dengan spektrofotometer serapan atom dan
perhitungan persamaan garis regresi
No. Konsentrasi mgl
X Serapan
Y 1.
0,0000 -0,0026
2. 1,0000
0,0518 3.
2,0000 0,1023
4. 3,0000
0,1545 5.
4,0000 0,1978
6. 5,0000
0,2495
No. X
Y XY
X
2
Y
2
x10
-4
1. 0,0000
-0,0026 0,0000
0,0000 0,0000
2. 1,0000
0,0518 0,0518
1,0000 26,8324
3. 2,0000
0,1023 0,2046
4,0000 104,6529
4. 3,0000
0,1545 0,4635
9,0000 238,7025
5. 4,0000
0,1978 0,7912
16,0000 391,2484
6. 5,0000
0,2495 1,2475
25,0000 622,5025
∑ 15,0000
X= 2,5000 0,7533
Y= 0,1255 2,7586
55,0000 1384,0063
a =
n X
X Yn
X XY
2 2
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
=
6 0000
, 15
0000 ,
55 6
7533 ,
0000 ,
15 7586
, 2
2
− −
= 0,05002
57
Lampiran 16. Lanjutan
Y = aX+ b
b = Y− aX = 0,1256 – 0,050022,5000
= 0,0005
Maka persamaan garis regresinya adalah: Y = 0,05002X + 0,0005
=
{ }
{ }
6 7533
, 10
1384,0063x 6
0000 ,
15 0000
, 55
6 7533
, 0000
, 15
7586 ,
2
2 4
2
− −
−
−
=
8757 ,
8754 ,
= 0,9996
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
− =
n Y
Y n
X X
Yn X
XY r
2 2
2 2
58
Lampiran 17 . Hasil analisis kadar kalium dalam sampel
1. Hasil analisis kalium pada infusa daun dalam segar
2. Hasil analisis kalium pada infusa simplisia daun salam Sampel
Berat Sampel
g Serapan A
Konsentrasi µgml
Kadar mg100 g
1 2
3 4
5 6
10,0047 10,0052
10,0056 10,0061
10,0055 10,0049
0,0545 0,0539
0,0543 0,0548
0,0554 0,0541
1,0795 1,0676
1,0755 1,0855
1,0976 1,0716
269,7482 266,7613
268,7245 271,2096
274,2492 267,7688
Sampel Berat
Sampel g
Serapan A Konsentrasi
µgml Kadar
mg100 g 1
2 3
4 5
6 10,0043
10,0039 10,0050
10,0035 10,0041
10,0038 0,1225
0,1228 0,1230
0,1214 0,1233
0,1219 2,4390
2,4450 2,4490
2,4170 2,4550
2,4270 609,4879
611,0117 611,9440
604,0386 613,4985
606,5195
59
Lampiran 17 . Lanjutan
3. Hasil analisis kalium pada daun salam segar
4. Hasil analisis kalium pada simplisia daun salam Sampel
Berat Sampel
g Serapan A
Konsentrasi µgml
Kadar mg100 g
1 2
3 4
5 6
10,0048 10,0053
10,0046 10,0055
10,0050 10,0054
0,0666 0,0661
0,0659 0,0663
0,0657 0,0664
1,3215 1,3115
1,3075 1,3155
1,3035 1,3175
330,2165 327,7013
326,7247 328,6942
325,7121 329,1972
Sampel Berat
Sampel g
Serapan A Konsentrasi
µgml Kadar
mg100 g 1
2 3
4 5
6 10,0052
10,0047 10,0044
10,0055 10,0053
10,0043 0,1872
0,1880 0,1858
0,1867 0,1870
0,1859 3,7325
3,7485 3,7045
3,7225 3,7285
3,7065 932,6400
936,6847 926,7177
930,1599 931,6312
926,2267
60
Lampiran 18. Contoh perhitungan kadar kalium dalam sampel
1. Contoh perhitungan kadar kalium pada infusa daun salam segar
a. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,0545
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0545 ,
−
= 1,0795 Konsentrasi Kalium = 1,0795µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
= 0ml
10 500
ml 100
µgml 0795
, 1
× ×
= 539,7500 µgml = 53,9750 mg100ml
b. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,0539
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0539 ,
−
= 1,0676 Konsentrasi Kalium = 1,0676 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
= 00ml
1 500
ml 100
µgml 0676
, 1
× ×
= 533,8000 µgml = 53,3800 mg100ml
c. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,0543
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005
61
Lampiran 18. Lanjutan
X =
05002 ,
0005 ,
0543 ,
−
= 1,0755 Konsentrasi Kalium = 1,0755µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
= 00ml
1 500
ml 100
µgml 0755
, 1
× ×
= 537,7500 µgml = 53,7750 mg100ml
d. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,0548
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0548 ,
−
= 1,0855 Konsentrasi Kalium = 1,0855µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
= 0ml
10 500
ml 100
µgml 0855
, 1
× ×
= 542,7500 µgml = 54,2750 mg100ml
e. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,0554
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0554 ,
−
= 1,0976 Konsentrasi Kalium = 1,0976 µgml
62
Lampiran 18. Lanjutan
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
= 0ml
10 500
ml 100
µgml 0976
, 1
× ×
= 548,800 µgml = 54,8800 mg100ml
f. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,0541
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0541 ,
−
= 1,0716 Konsentrasi Kalium = 1,0716 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
= 0ml
10 500
ml 100
µgml 0716
, 1
× ×
= 535,800 µgml = 53,5800 mg100ml
2. Contoh perhitungan kadar kalium pada infusa simplisia daun salam
a. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,1225
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1225 ,
−
= 2,4390 Konsentrasi Kalium
= 2,4390 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄ × Volumeml × Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
= 0ml
10 500
ml 100
µgml 4390
, 2
× ×
63
Lampiran 18. Lanjutan
= 1219,5000 µgml = 121,9500 mg100ml
b. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,1228
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1228 ,
−
= 2,4450 Konsentrasi Kalium
= 2,4450 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
=
100ml 500
100ml µgml
4450 ,
2 ×
×
= 1222,5000 µgml = 122,2500 mg100ml
c. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,1230
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1230 ,
−
= 2,4490 Konsentrasi Kalium
= 2,4490 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
=
100ml 500
100ml µgml
4490 ,
2 ×
×
= 1224,5000 µgml = 122,4500 mg100ml
d. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,1214
64
Lampiran 18. Lanjutan
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005
X =
05002 ,
0005 ,
1214 ,
−
= 2,4170 Konsentrasi Kalium
= 2,4170 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
=
100ml 500
100ml µgml
4170 ,
2 ×
×
= 1208,5000 µgml = 120,8500 mg100ml
e. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,1233
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1233 ,
−
= 2,4550 Konsentrasi Kalium
= 2,4550 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
=
100ml 500
100ml µgml
4550 ,
2 ×
×
= 1227,5000 µgml = 122,7500 mg100ml
f. Volume sampel = 100ml
Serapan Y = 0,1219
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1219 ,
−
= 2,4270 Konsentrasi Kalium
= 2,4270 µgml
65
Lampiran 18. Lanjutan
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Volume Sampel ml
=
100ml 500
100ml µgml
4270 ,
2 ×
×
= 1213,5000 µgml = 121,3500 mg100ml
3. Contoh perhitungan kadar kalium pada daun salam segar
a. Berat sampel yang ditimbang = 10,0048 g
Serapan Y = 0,0666
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0666 ,
−
= 1,3215 Konsentrasi Kalium = 1,3215 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
=
g 0048
, 10
500 ml
50 µgml
3215 ,
1 ×
×
= 3302,1649 µgg = 330,2165 mg100g
b. Berat sampel yang ditimbang = 10,0053 g
Serapan Y = 0,0661
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0661 ,
−
= 1,3115 Konsentrasi Kalium = 1,3115 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
66
Lampiran 18. Lanjutan
=
g 0053
, 10
500 ml
50 µgml
3115 ,
1 ×
×
= 3277,0132 µgg = 327,7013 mg100g
c. Berat sampel yang ditimbang = 10,0046 g
Serapan Y = 0,0659
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0659 ,
−
= 1,3075 Konsentrasi Kalium = 1,3075 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
=
g 0046
, 10
500 ml
50 µgml
3075 ,
1 ×
×
= 3267,2471 µgg = 326,7247 mg100g
d. Berat sampel yang ditimbang = 10,0055 g
Serapan Y = 0,0663
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0663 ,
−
= 1,3155 Konsentrasi Kalium = 1,3155µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
=
g 0055
, 10
500 ml
50 µgml
3115 ,
1 ×
×
= 3286,9422 µgg = 328,6942 mg100g
67
Lampiran 18. Lanjutan
e. Berat sampel yang ditimbang = 10,0050 g
Serapan Y = 0,0657
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0657 ,
−
= 1,3057 Konsentrasi Kalium = 1,3035 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
=
g 0050
, 10
500 ml
50 µgml
3035 ,
1 ×
×
= 3257,1214 µgg = 325,7121 mg100g
f. Berat sampel yang ditimbang = 10,0054 g
Serapan Y = 0,0664
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X + 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
0664 ,
−
= 1,3175 Konsentrasi Kalium = 1,3175 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
=
g 0054
, 10
500 ml
50 µgml
3175 ,
1 ×
×
= 3291,9723 µgg = 329,1972 mg100g
4. Contoh perhitungan kadar kalium pada simplisia daun salam
a. Berat sampel yang ditimbang = 10,0052 g
Serapan Y = 0,1872
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X - 0,0005
68
Lampiran 18. Lanjutan
X =
05002 ,
0005 ,
1872 ,
+
= 3,7325 Konsentrasi Kalium
= 3,7325 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
=
g 0052
, 10
500 ml
50 µgml
7325 ,
3 ×
×
= 9326,4003 µgg = 932,6400 mg100g
b. Berat sampel yang ditimbang = 10,0047 g
Serapan Y = 0,1880
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X - 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1880 ,
+
= 3,7485 Konsentrasi Kalium
= 3,7485 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
= g
0047 ,
10 500
ml 50
µgml 7485
, 3
× ×
= 9366,8475 µgg = 936,847 mg100g
c. Berat sampel yang ditimbang = 10,0044 g
Serapan Y = 0,1858
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X - 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1858 ,
+
= 3,7045 Konsentrasi Kalium
= 3,7045 µgml
69
Lampiran 18. Lanjutan
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
= g
0044 ,
10 500
ml 50
µgml 7045
, 3
× ×
= 9257,1768 µgg = 925,7176 mg100g
d. Berat sampel yang ditimbang = 10,0050 g
Serapan Y = 0,1867
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X - 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1867 ,
+
= 3,7225 Konsentrasi Kalium
= 3,7225 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
= g
0050 ,
10 500
ml 50
µgml 7225
, 3
× ×
= 9301,5992 µgg = 930,1599 mg100g
e. Berat sampel yang ditimbang = 10,0053 g
Serapan Y = 0,1870
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X - 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1870 ,
+
= 3,7285 Konsentrasi Kalium = 3,7285 µgml
70
Lampiran 18. Lanjutan
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
= g
0053 ,
10 500
ml 50
µgml 7285
, 3
× ×
= 9316,3123 µgg = 931,6312 mg100g
f. Berat sampel yang ditimbang = 10,0043 g
Serapan Y = 0,1859
Persamaan Regresi: Y = 0,05002 X - 0,0005 X =
05002 ,
0005 ,
1859 ,
+
= 3,7065 Konsentrasi Kalium
= 3,7065 µgml
Kadar Kalium µgg
=
Konsentrasi μg ml
⁄
× Volume ml
× Faktor Pengenceran Berat Sampel g
= g
0043 ,
10 500
ml 50
µgml 7065
, 3
× ×
= 9262,2672 µgg = 926,2267 mg100g
71
Lampiran 19. Perhitungan statistik kadar kalium dalam sampel
1. Perhitungan statistik kadar kalium dalam infusa daun salam segar
No. X
Kadar µgml X – X
X - X
2
1 539,7500
-0,0250 0,0006
2 533,8000
-5,9750 35,7006
3 537,7500
-2,0250 4,1006
4 542,7500
2,9750 8,8506
5 548,8000
9,0250 81,4506
6 535,8000
-3,9750 15,8006
∑X = 3238,6500 X = 539,7750
∑X - X
2
= 145,9036
SD =
1 -
n X
- Xi
2
∑
=
1 6
145,9036 −
= 5,4019
Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0.01 dk = 5 diperoleh
nilai t tabel = α 2, dk = 4,0321.
Data diterima jika t
hitung
t
tabel.
t
hitung
= n
SD X
Xi −
t
hitung
1 = 6
5,4019 0,0250
- = 0,0113
72
Lampiran 19. Lanjutan
t
hitung
2 = 6
5,4019 5,9750
- = 2,7093
t
hitung
3 = 6
5,4019 2,0250
- = 0,9182
t
hitung
4 = 6
5,4019 2,9750
= 1,3490
t
hitung
5 = 6
5,4019 9,0250
= 4,0924
t
hitung
6 = 6
5,4019 3,9750
- = 1,8024
Hasil perhitungan di atas didapat satu data yang ditolak, t hitung t tabel, maka dilakukan perhitungan statistik diulangi dengan cara yang sama tanpa
mengikutsertakan data ke-5.
No. X
Kadar µgml X – X
X - X
2
1 539,7500
1,7800 3,1684
2 533,8000
-4,1700 17,3889
3 537,7500
-0,2200 0,0484
4 542,7500
4,7800 22,8484
5 535,8000
-2,1700 4,7089
∑X = 2689,8500 X = 537,9700
∑X - X
2
= 48,1630
73
Lampiran 19. Lanjutan
SD =
1 -
n X
- Xi
2
∑
=
1 5
48,1630 −
= 3,4699 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai
α = 0.01 dk = 4 diperoleh nilai t tabel =
α 2, dk = 4,6041.
t
hitung
= n
SD X
Xi −
t
hitung
1 = 5
3,4699 1,7800
= 1,1471
t
hitung
2 = 5
3,4699 4,1700
- = 2,6873
t
hitung
3 = 5
3,4699 0,2200
- = 0,1418
t
hitung
4 = 5
3,4699 4,7800
= 3,0805
t
hitung
5 = 5
3,4699 2,1700
- = 1,3984
Hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima.
74
Lampiran 19. Lanjutan
Kadar kalium dalam infusa daun salam segar: µ =
X
± t α2, dk x SD √n
= 537,9700 ± 4,6041 x 3,4699 √5
= 537,9700 ± 7,1442 µgml Kadar kalium sebenarnya terletak antara 530,8258– 545,1142 µgml.
2. Perhitungan statistik kadar kalium dalam infusa simplisia daun salam
No. X
Kadar µgml X – X
X - X
2
1 1219,5000
0,1667 0,0278
2 1222,5000
3,1667 10,0279
3 1224,5000
5,1667 26,6948
4 1208,5000
-10,8333 117,3604
5 1227,5000
8,1667 66,6949
6 1213,5000
-5,8333 34,0274
∑X = 7316,0000 X = 1219,3333
∑X - X
2
= 254,8332
SD =
1 -
n X
- Xi
2
∑
=
1 6
254,8332 −
= 7,1391
75
Lampiran 19. Lanjutan
Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai α = 0.01, dk = 5 diperoleh
nilai t tabel = α 2, dk = 4,0321.
Data diterima jika t
hitung
t
tabel.
t
hitung
= n
SD X
Xi −
t
hitung
1 = 6
7,1391 0,1667
= 0,0572
t
hitung
2 = 6
7,1391 3,1667
= 1,0865
t
hitung
3 = 6
7,1391 5,1667
= 1,7727
t
hitung
4 = 6
7,1391 10,8333
- = 3,7170
t
hitung
5 = 6
7,1391 8,1667
= 2,8021
t
hitung
6 = 6
7,1391 5,8333
- = 2,0015
Hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima.
76
Lampiran 19. Lanjutan
Kadar kalium sebenarnya dalam infusa simplisia daun salam:
µ =
X
± t α2, dk x SD √n = 1219,3333 ± 4,0321 x
6 7,1391
= 1219,3333 ± 11,7515 µgml Kadar kalium sebenarnya terletak antara 1207,5818 – 1231,0848 µgml.
3. Perhitungan statistik kadar kalium dalam daun salam segar
No. X
Kadar mg100 g X – X
X - X
2
1 330,2165
2,1755 4,7328
2 327,7013
-0,3397 0,1154
3 326,7247
-1,3163 1,7326
4 328,6942
0,6533 0,4268
5 325,7121
-2,3289 5,4238
6 329,1972
1,1562 1,3368
∑X = 1968,2460 X = 328,0410
∑X - X
2
= 13,7682
SD =
1 -
n X
- Xi
2
∑
=
1 6
13,7682 −
= 1,6594 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai
α = 0.01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel =
α 2, dk = 4,0321. Data diterima jika t
hitung
t
tabel.
77
Lampiran 19. Lanjutan
t
hitung
= n
SD X
Xi −
t
hitung
1 = 6
1,6594 2,1755
= 3,2258
t
hitung
2 = 6
1,6594 0,3397
- = 0,5015
t
hitung
3 = 6
1,6594 1,3163
- = 1,9432
t
hitung
4 = 6
1,6594 0,6533
= 0,9644
t
hitung
5 = 6
1,6594 2,3289
- = 3,4379
t
hitung
6 = 6
1,6594 1,1562
= 1,7068
Hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar kalium dalam daun salam segar: µ = X ± t α2, dk x SD √n
= 328,0410 ± 4,0321 x 1,6594 √6
= 328,0410 ± 2,7313 mg100g Kadar kalium sebenarnya terletak antara 325,3097 – 330,7723 mg 100 g.
78
Lampiran 19. Lanjutan
4. Perhitungan statistik kadar kalium dalam simplisia daun salam
No. Kadar mg100 g
X X – X
X - X
2
1 923,6400
2,1300 4,5369
2 936,6847
6,1747 38,1269
3 925,7177
-4,7923 22,9661
4 930,1599
-0,3501 0,1226
5 931,6312
1,1212 1,2571
6 926,2267
-4,2833 18,3466
∑X = 5583,0602 X = 930,5100
∑X - X
2
= 85,3562
SD =
1 -
n X
- Xi
2
∑
=
1 6
85,3562 −
= 4,1317 Pada interval kepercayaan 99 dengan nilai
α = 0.01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel =
α 2, dk = 4,0321. Data diterima jika t
hitung
t
tabel.
t
hitung
=
n SD
X Xi
−
t
hitung
1 = 6
4,1317 2,1300
= 1,2628
79
Lampiran 19. Lanjutan
t
hitung
2 = 6
4,1317 6,1747
= 3,6608
t
hitung
3 = 6
1317 ,
4 7923
, 4
− = 2,8412
t
hitung
4 = 6
1317 ,
4 3501
, −
= 0,2075
t
hitung
5 = 6
1317 ,
4 1212
, 1
= 0,6647
t
hitung
6 = 6
1317 ,
4 2833
, 4
− = 2,5394
Hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar kalium sebenarnya dalam simplisia daun salam: µ = X ± t α2, dk x SD √n
= 930,5100 ± 4,0321 x 6
1317 ,
4 = 930,5100 ± 6,8009 mg100g
Kadar salium sebenarnya terletak antara 923,7091 – 937,3109 mg 100 g.
80
Lampiran 20. Persentase perbedaan kadar kalium dalam sampel
1. Perbedaan kadar kalium infusa simplisia daun salam terhadap infusa daun
salam segar Kadar kalium Infusa Simplisia Daun Salam ISDS adalah 1219,3333 µgml
Kadar kalium Infusa Daun salam Segar IDS adalah 537,9700 µgml Persentase perbedaan kadar kalium adalah :
100 ISDS
dalam mineral
rata -
rata Kadar
IDS dalam
mineral rata
- Kadarrata
ISDS dalam
mineral rata
- rata
Kadar ×
−
8799 ,
55 100
µgml 1219,3333
µgml 537,9700
- 1219,3333
= ×
=
2. Perbedaan kadar kalium simplisia daun salam terhadap daun salam segar Kadar kalium Simplisia Daun Salam SDS adalah 930,5100 mg100 g
Kadar kalium Daun Salam Segar DS adalah 328,0410 mg100 g Persentase perbedaan kadar kalium adalah :
100 SDS
dalam mineral
rata -
rata Kadar
DS dalam
mineral rata
- Kadarrata
SDS dalam
mineral rata
- rata
Kadar ×
−
7461 ,
64 100
g mg100
930,5100 g
mg100 328,0410
- 930,5100
= ×
=
Lampiran 21.
Pengujian beda nilai rata-rata kadar kalium dalam sampel
81 1.
Pengujian beda nilai rata-rata kadar kalium dalam infusa simplisia daun salam dan infusa daun salam segar
No. Infusa Simplisia Daun Salam
Infusa Daun Salam Segar 1.
x
1
= 1219,3333
2
x
= 537,9700 2.
S
1
= 7,1391 S
2
= 3,4699 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99 untuk mengetahui apakah
variansi kedua populasi sama σ
1 =
σ
2
atau bebeda σ
1
≠ σ
2
.
−
Ho : σ
1
= σ
2
H
1
: σ
1
≠ σ
2
− Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel F
0,012
5,4adalah = 15,56 Daerah kritis penolakan : hanya jika F
o
≥ 15,56
Fo =
2 2
2 1
S S
Fo =
7,1391
2
3,4699
2
Fo = 4,2330 − Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H
1
ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ
1
= σ
2
.simpangan bakunya adalah : S
p
=
2 n
+ n
1S n
+ 1S
n
2 1
2 2
2 2
1 1
− −
−
82
Lampiran 21. Lanjutan
S
p
=
2 5
+ 6
13,4699 5
+ 17,1391
6
2 2
− −
−
S
p
= 5,9164 − Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H
1
diterima sehingga disimpulkan bahwa σ
1
tidak sama dengan σ
2
,
−
Ho : µ
1 =
µ
2
H
1 :
µ
1
≠ µ
2
− Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99 dengan nilai α = 1 → t
0,012
= ± 3,2498 untuk df = 6+5-2 = 9 − Daerah kritis penerimaan : -3,2498 ≤ t
o
≤ 3,2498 Daerah kritis penolakan : t
o
-3,2498 dan t
o
3,2498
t
o
=
2 1
2 1
1n 1n
s x
- x
+
t
o
=
5 1
6 1
5,9164 537,9700
- 1219,3333
+
t
o
= 190,1019 Karena t
o
= 190,1019 3,2498 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar kalium dalam daun salam segar dengan
infusa daun salam segar.
83
Lampiran 21. Lanjutan
2. Pengujian beda nilai rata-rata kadar kalium dalam daun salam segar dan
simplisia daun salam No.
Simplisia Daun Salam Daun Salam segar
1. x
1
= 930,5100
2
x
= 328,0410 2.
S
1
= 4,1317 S
2
= 1,6594 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99 untuk mengetahui apakah
variansi kedua populasi sama σ
1 =
σ
2
atau bebeda σ
1
≠ σ
2
.
−
Ho : σ
1
= σ
2
H
1
: σ
1
≠ σ
2
− Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel F
0,012
5,5adalah = 14,94 Daerah kritis penolakan : hanya jika F
o
≥ 14,94
Fo =
2 2
2 1
S S
Fo =
4,1317
2
1,6594
2
Fo = 6,1995 − Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H
1
ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ
1
= σ
2
.simpangan bakunya adalah : S
p
=
2 n
+ n
1S n
+ 1S
n
2 1
2 2
2 2
1 1
− −
−
S
p
=
2 6
+ 6
11,6594 6
+ 14,1317
6
2 2
− −
−
S
p
= 3,1484
84
Lampiran 21. Lanjutan
− Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H
1
diterima sehingga disimpulkan bahwa σ
1
tidak sama dengan σ
2
,
−
Ho : µ
1 =
µ
2
H
1 :
µ
1
≠ µ
2
− Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99 dengan nilai α = 1 → t
0,012
= ± 3,1693 untuk df = 6+6-2 = 10 − Daerah kritis penerimaan : -3,1693 ≤ t
o
≤ 3,1693 Daerah kritis penolakan : t
o
-3,1693dan t
o
3,1693
t
o
=
2 1
2 1
1n 1n
s x
- x
+
t
o
=
6 1
6 1
3,1484 328,0410
- 930,5100
+
t
o
= 331,4458 Karena t
o
= 331,4458 3,1693 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar kalium dalam simplisia daun salam
dengan infusa simplisia daun salam.
85
Lampiran 22 . Hasil analisis kadar kalium sebelum dan setelah penambahan
larutan baku dalam daun salam segar 1. Hasil analisis kadar kalium sebelum ditambahkan larutan baku kalium
2. Hasil analisis kadar kalium setelah ditambahkan larutan baku kalium Sampel
Berat Sampel g
Serapan A Konsentrasi
µgml Kadar
mg100 g 1
2 3
4 5
6 10,0048
10,0053 10,0046
10,0055 10,0050
10,0054 0,0666
0,0661 0,0659
0,0663 0,0657
0,0664 1,3215
1,3115 1,3075
1,3155 1,3035
1,3175 330,2165
327,7013 326,7247
328,6942 325,7121
329,1972 ∑
X 60,0306
10,0051 1968,2460
328,0410
Sampe l
Berat Sampel
g Serapan
A Konsentrasi
µgml Kadar
mg100 g Persen
Perolehan Kembali
1 2
3 4
5 6
10,0035 10,0043
10,0039 10,0051
10,0033 10,0048
0,0730 0,0732
0,0722 0,0726
0,0724 0,0727
1,4494 1,4534
1,4334 1,4414
1,4374 1,4434
362,2232 363,1938
358,2102 360,1663
359,2314 360,6768
97,7036 100,4779
86,2332 91,8243
89,1521 93,2835
∑ X
60,0249 10,0041
558,6746 93,1124
86
Lampiran 23 . Perhitungan uji perolehan kembali kadar kalium dalam daun salam
segar a.
Sampel 1 Persamaan regresi : Y = 0,05002X - 0,0005
µgml 1,4494
0,05002 0,0005
0,0730 X
= −
=
Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku =1,4494
µgml
C
F
=
Konsentrasi μg ml
⁄ Berat Sampel g
× Volume ml × Faktor Pengenceran
500 x
ml 50
g 10,0035
µgml 4494
, 1
× =
= 362,2232 mg100g Kadar sampel setelah ditambah larutan baku C
F
= 362,2232 mg100g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku C
A
=328,0410 mg100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0041 g
Kadar larutan standar yang ditambahkan C
A
C
A
= ml
volume rata
- rata
sampel Berat
n ditambahka
yang logam
i Konsentras
×
=
ml 5
, 3
g 10,0041
µgml 1000
×
= 349,8565 µgg = 34,9856 mg100g
Maka Perolehan Kembali Kalium =
C
F-
C
A
C
A
x 100 =
100 x
mg100g 34,9856
mg100g 328,0410
362,2232 −
= 97,7036
87
Lampiran 23. Lanjutan
b. Sampel 2
Persamaan regresi : Y = 0,05002X - 0,0005
µgml 1,4534
0,05002 0,0005
0,0732 X
= −
=
Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku =
µgml 1,4534
C
F
=
Konsentrasi μg ml
⁄ Berat Sampel g
× Volume ml × Faktor Pengenceran
500 x
ml 50
g 10,0043
µgml 1,4534
× =
= 363,1938 mg100g Kadar sampel setelah ditambah larutan baku C
F
= 363,1938 mg100g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku C
A
=328,0410 mg100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0041 g
Kadar larutan standar yang ditambahkan C
A
C
A
= ml
volume rata
- rata
sampel Berat
n ditambahka
yang logam
i Konsentras
×
=
ml 5
, 3
g 10,0041
µgml 1000
×
= 349,8565 µgg = 34,9856 mg100g
Maka Perolehan Kembali Kalium =
C
F-
C
A
C
A
x 100 =
100 x
mg100g 34,9856
mg100g 328,0410
363,1938 −
= 100,4779
88
Lampiran 23. Lanjutan
c. Sampel 3
Persamaan regresi : Y = 0,05002X - 0,0005
µgml 1,4334
0,05002 0,0005
0,0722 X
= −
=
Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku =
µgml 1,4334
C
F
=
Konsentrasi μg ml
⁄ Berat Sampel g
× Volume ml × Faktor Pengenceran
500 x
ml 50
g 10,0039
µgml 1,4334
× =
= 358,2102 mg100g Kadar sampel setelah ditambah larutan baku C
F
= 358,2102 mg100g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku C
A
=328,0410 mg100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0041 g
Kadar larutan standar yang ditambahkan C
A
C
A
= ml
volume rata
- rata
sampel Berat
n ditambahka
yang logam
i Konsentras
×
=
ml 5
, 3
g 10,0041
µgml 1000
×
= 349,8565 µgg = 34,9856 mg100g
Maka Perolehan Kembali Kalium =
C
F-
C
A
C
A
x 100 =
100 x
mg100g 34,9856
mg100g 328,0410
358,2102 −
= 86,2332
89
Lampiran 23. Lanjutan
d. Sampel 4
Persamaan regresi : Y = 0,05002X - 0,0005
µgml 1,4414
0,05002 0,0005
0,0726 X
= −
=
Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku =
µgml 1,4414
C
F
=
Konsentrasi μg ml
⁄ Berat Sampel g
× Volume ml × Faktor Pengenceran
500 x
ml 50
g 10,0051
µgml 1,4414
× =
= 360,1663 mg100g Kadar sampel setelah ditambah larutan baku C
F
= 360,1663 mg100g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku C
A
=328,0410 mg100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0041 g
Kadar larutan standar yang ditambahkan C
A
C
A
= ml
volume rata
- rata
sampel Berat
n ditambahka
yang logam
i Konsentras
×
=
ml 5
, 3
g 10,0041
µgml 1000
×
= 349,8565 µgg = 34,9856 mg100g
Maka Perolehan Kembali Kalium =
C
F-
C
A
C
A
x 100 =
100 x
mg100g 34,9856
mg100g 328,0410
360,1663 −
= 91,8243
90
Lampiran 23. Lanjutan
e. Sampel 5
Persamaan regresi : Y = 0,05002X - 0,0005
µgml 1,4374
0,05002 0,0005
0,0724 X
= −
=
Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku =
µ gml 1,4374
C
F
=
Konsentrasi μg ml
⁄ Berat Sampel g
× Volume ml × Faktor Pengenceran
500 x
ml 50
g 10,0033
µgml 1,4374
× =
= 359,2314 mg100g Kadar sampel setelah ditambah larutan baku C
F
= 359,2314 mg100g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku C
A
=328,0410 mg100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0041 g
Kadar larutan standar yang ditambahkan C
A
C
A
= ml
volume rata
- rata
sampel Berat
n ditambahka
yang logam
i Konsentras
×
=
ml 5
, 3
g 10,0041
µgml 1000
×
= 349,8565 µgg = 34,9856 mg100g
Maka Perolehan Kembali Kalium =
C
F-
C
A
C
A
x 100 =
100 x
mg100g 34,9856
mg100g 328,0410
359,2314 −
= 89,1521
91
Lampiran 23. Lanjutan
f. Sampel 6
Persamaan regresi : Y = 0,05002X - 0,0005
µgml 1,4434
0,05002 0,0005
0,0727 X
= −
=
Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku =
µgml 1,4434
C
F
=
Konsentrasi μg ml
⁄ Berat Sampel g
× Volume ml × Faktor Pengenceran
500 x
ml 50
g 10,0048
µgml 1,4434
× =
= 360,6768 mg100g Kadar sampel setelah ditambah larutan baku C
F
= 360,6768 mg100g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku C
A
=328,0410 mg100g Berat sampel rata-rata uji recovery = 10,0041 g
Kadar larutan standar yang ditambahkan C
A
C
A
= ml
volume rata
- rata
sampel Berat
n ditambahka
yang logam
i Konsentras
×
=
ml 5
, 3
g 10,0041
µgml 1000
×
= 349,8565 µgg = 34,9856 mg100g
Maka Perolehan Kembali Kalium =
C
F-
C
A
C
A
x 100 =
100 x
mg100g 34,9856
mg100g 328,0410
360,6768 −
= 93,2835
92
Lampiran 24. Perhitungan simpangan baku relatif RSD kadar kalium dalam
sampel 1. Perhitungan simpangan baku relatif RSD kadar kalium
No. Kadar Persen Perolehan
Kembali mg100 g X
X – X X - X
2
1. 97,7036
4,5912 21,0791
2. 100,4779
7,3655 54,2506
3. 86,2332
-6,8792 47,3234
4. 91,8243
-1,2881 1,6592
5. 89,1521
-3,9603 15,6839
6. 93,2835
0,1711 0,0293
∑X = 558,6746 X = 93,1124
∑X - X
2
= 140,0255 Keterangan:
SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviation
SD =
1 -
n X
- X
2
∑
=
1 6
0255 ,
140 −
= 5,2919
RSD =
x100 x
SD
= x100
93,1124 5,2919
= 5,6833
93
Lampiran 25. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi kadar kalium dalam
sampel.
1. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi kadar kalium Y = 0,05002X + 0,0005
Slope = 0,05002
SYX =
2 n
Yi Y
2
− −
∑
=
0,0031 =
4 39,59x10
6 −
Batas deteksi =
slope SYX
x 3
= 0,05002
0,0031 x
3 = 0,1859 µgml
Batas kuantitasi = slope
SYX x
10 =
0,05002 0,0031
x 10
= 0,6197 µgml No
Konsentrasi µgml
X Serapan
Y Yi
Y-Yi Y-Yi
2
x 10
-6
1 0,0000
-0,0026 0,0005
-0,0031 9,61
2 1,0000
0,0518 0,0505
0,0013 1,69
3 2,0000
0,1023 0,1005
0,0018 3,24
4 3,0000
0,1545 0,1505
0,0040 16,0
5 4,0000
0,1978 0,2006
-0,0028 7,84
6 5,0000
0,2495 0,2506
0,0011 1,21
∑ 15,0000
X = 2,5000 0,7533
Y = 0,1255 39,59
94
Lampiran 26. Gambar alat yang digunakan
a. Alat spektrofotometer serapan atom Hitachi Z-2000
b. Alat tanur Stuart