Pelabelan Pangan konsep cara produksi pangan yang baik (cppb) pada pembuatan egg roll di ukm "Q IS" ds. tambakboyo, kec. mantingan, kab. ngawi, jawa timur.

xcix Gambar 4.23 Kemasan Egg Roll “Q Is”

2. Konsep CPPB

Penetapan jenis, ukuran dan spesifikasi kemasan penggunaan pengemas yang sesuai dan memenuhi persyaratanakan mempertahankan keamanan dan mutu pangan yang dikemasserta melindungi produk terhadap pengaruh dari luar seperti sinarmatahari, panas, kelembaban, kotoran, benturan dan lain-lain. Syarat kemasan yang baik seharusnya menggunakan bahan kemasan yang sesuai untuk pangan, sesuai peraturan perundang-undangan, desain dan bahan kemasan seharusnya memberikan perlindungan terhadap produk dalam memperkecil kontaminasi, mencegah kerusakan dan memungkinkan pelabelan yang baik. Kemasan yang dipakai kembali seperti botol minuman harus kuat, mudah dibersihkan dan didesinfeksi jika diperlukan,serta tidak digunakan untuk mengemas produk non-pangan. Selain itu, penetapan keterangan lengkap lentang produk yang akan dihasilkan juga harus diperhatikan. Kemasan yang memenuhi standar seharusnya menentukan karakteristik produk pangan yang dihasilkan, harus menentukan tanggal kedaluwarsa, harus mencatat tanggal produksi dan dapat menentukan kode produksi. Kode produksi diperlukan untuk penarikan produk apabila diperlukan.

J. Pelabelan Pangan

1. Evaluasi Kemasan produk jadi egg roll “Q Is” ini ada 2 jenis yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer yang digunakan di UKM ini yaitu menggunakan kemasan plastik Polypropylene dengan ketebalan 0,8 mm. Kemasan sekunder yang digunakan juga ada 2 jenis yaitu menggunakan toples plastik untuk pengemasan egg roll yang seharga Rp. 44.000,. Dan kemasan kertas kardus untuk kemasan egg roll yang seharga Rp. 15.000,. Kemasannya sudah cukup baik, pada bagian depan kemasan kardus terdapat identitas produk dan diberi gambar produk egg roll dan secangkir teh disampingnya. Pada kemasan juga terdapat No.PIRT yaitu No: 206352101151, komposisi makanan yang terdiri dari tepung terigu, c gula, garam, telur dan lain-lain. Selain itu, pada kemasan juga dicantumkan berat produk untuk kemasan toples plastik : 600 gram, untuk kemasan kardus : 200 gram, nomor telepon 08529777262, alamat perusahaan. Tetapi pada kemasan belum disertakan tanggal kadaluarsa, padahal kadaluarsa merupakan informasi yang sangat penting, informasi nilai gizinya pun juga belum ada karena UKM “Q Is” ini masih dalam proses uji kadar gizi dan belum keluar hasilnya, keterangan halalnya pun juga belum tercantum dikemasan. 2. Konsep CPPB Kemasan pangan IRT diberi label yang jelas dan informatif untuk memudahkan konsumen dalam memilih, menangani, menyimpan, mengolah dan mengonsumsi pangan IRT. Label pangan IRT harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan atau perubahannya; dan peraturan lainnya tentang label dan iklan pangan. Label pangan diantaranya mencakup nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT yang ada di Peraturan Kepala Badan POM HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 tentang Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Selanjutnya yaitu daftar bahan atau komposisi yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat UKM, tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa, kode produksi, nomor P-IRT. Selain itu, label pangan IRT tidak boleh mencantumkan klaim kesehatan atau klaim gizi.

K. Pengawasan Oleh Penanggung Jawab