Latar Belakang Masalah FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel leukemia sangat mempengaruhi pembentukan sel darah normal hematopoiesis dan imunitas tubuh penderita Yayan, 2010. American Cancer Society 2014 menyebutkan bahwa angka kejadian leukemia di Amerika Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki- laki 56,88 dan 14.420 kasus pada perempuan 43,12. Insiden Rate IR leukemia pada laki-laki di Canada 14 per 100.000 penduduk dan pada perempuan 8 per 100.000 penduduk. Kasus Leukemia banyak terjadi pada kelompok usia anak kurang dari 15 tahun. Jenis leukemia yang terjadi pada kelompok usia anak adalah Leukemia Limfositik Akut LLA, Leukemia Mielositik Akut LMA, Leukemia Limfositik Kronis LLK, dan Leukemia Mielositik Kronis LMK. Dimana kejadian LLA pada kelompok usia anak 5 kali lebih sering terjadi dibanding dengan kejadian LMA. Belson et al, 2007. Proporsi besar kejadian kanker pada kelompok usia anak adalah 32 dan 74 dari kelompok usia anak tersebut terdiagnosis leukemia. Tahun 1994, insidensi kejadian Leukemia di Amerika adalah 31,8 per 1.000.000 kelahiran hidup Ross et al, 1994. Data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS tahun 2006 melaporkan kasus Leukemia berada pada peringkat kelima dengan jumlah rawat inap 2.513 5,93 setelah kanker payudara, kanker servik, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-Hodgkin dari seluruh pasien kanker rawat inap rumah sakit yang berjumlah 31.188 pasien di seluruh Indonesia. Sedangkan pada rawat jalan, leukemia menempati posisi ketujuh dengan jumlah pasien 4.075 4,42 dari 92.233 pasien rawat jalan. Sistem Registrasi Kanker di Indonesia Srikandi tahun 2005-2007 mencatat bahwa diperkirakan insiden kanker pada anak 0-17 tahun sebesar 9 per 100.000 anak. Dimana leukemia merupakan kasus kanker tertinggi pada anak dengan estimasi insiden sebesar 2,8 per 100.000 anak, kanker bola mata Retinoblastoma 2,4 per 100.000 anak, osteosarkoma 0,97 per 100.000 anak, limfoma 0,75 per 100.000 anak, kanker nesopharing 0,43 per 100.000 anak. Kanker pada anak merupakan 4,7 dari jumlah kanker pada semua umur Riskesdas, 2013. Yayasan Hematologi Yasmia merupakan salah satu Yayasan yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Yayasan tersebut menaungi penderita kelainan darah seperti leukemia, thalassemia, dan hemofilia. Yayasan Hematologi Yasmia dalam hal ini mempunyai beberapa peran yaitu memberikan kunjungan dan pendampingan terhadap orang tua dan penderita. Selain itu, Yayasan Hematologi Yasmia juga memiliki rumah singgah yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara pasien dan keluarganya. Berdasarkan data dari Yayasan Hematologi Yasmia 2015 bahwa jumlah pasien leukemia anak yang terdaftar dalam Yayasan Hematologi Yasmia mengalami tren yang fluktuatif bahkan meningkat dengan jumlah penderita dari tahun 2011 adalah 33 penderita, tahun 2012 sebesar 37 penderita, tahun 2013 sebesar 44 penderita, dan tahun 2014 sebesar 53 penderita. Menurut data di Yayasan Hematologi Yasmia dari bulan Januari hingga Maret 2015 penderita leukemia anak yang sudah terdaftar di Yayasan Hematologi Yasmia berjumlah 59 penderita dengan penderita leukemia anak yang bertempat tinggal di Kota Semarang berjumlah 31 penderita dan 28 penderita bertempat tinggal di luar Kota Semarang. Jumlah penderita laki-laki sebesar 36 anak dan perempuan sebesar 23 anak, untuk anak umur 0-5 tahun berjumlah 32 anak, umur 6-15 tahun 22 anak, dan umur 16-18 tahun 5 anak. Seluruh penderita yang tercatat merupakan pasien-pasien yang mendapatkan pengobatan dan perawatan yang intensif dari tenaga medis rumah sakit di Semarang, seperti RSUP. dr. Kariadi, RS. Elizabeth, dan RS. Telogorejo. Sampai sekarang ini, penyebab Leukemia belum diketahui secara pasti. Beberapa sumber menyebutkan leukemia disebabkan karena terjadinya mutasi pada DNA somatik. Mutasi pada DNA tertentu menyebabkan terjadinya leukemia yang disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen tumor supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel apoptosis. Mutasi tersebut mungkin terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik. Beberapa jenis virus juga ada hubungannya dengan leukemia, pada hewan coba mencit dan hewan coba lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya dengan kejadian penyakit leukemia. Pada manusia retrovirus yang teridentifikasi bahwa “Human T-lymphotropic virus” atau HTLV-1, diketahui sebagai penyebab leukemia Darmono, 2012. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kejadian leukemia. Beberapa faktor tersebut adalah faktor genetik, faktor karakteristik kelahiran, faktor lingkungan, faktor immunologi, dan faktor reproduktif orang tua. Faktor genetik seperti, riwayat keluarga dengan leukemia dan riwayat down’s syndrome pada anak. Faktor karakteristik kelahiran anak seperti berat badan lahir, urutan lahir, dan jenis kelamin. Faktor lingkungan seperti, paparan radiasi, paparan insektisida rumah tangga, dan paparan asap rokokpolusi. Faktor immunologi seperti, pemberian ASI kepada anak sewaktu bayi. Faktor reproduktif orang tua seperti, usia ibu saat mengandung anak, usia ayah saat ibu mengandung anak, dan riwayat keguguran pada ibu Kennedy, 2013. Penelitian mengenai karakteristik anak yang menderita leukemia yang dilakukan oleh Sulastriana 2013 di RSUP. H. Adam Malik Medan menyatakan bahwa proporsi anak yang menderita leukemia berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 0-4 tahun 36,8, jenis kelamin laki-laki 52,9, beragama islam 66,1, bertempat di luar kota medan 77,6. Penelitian juga dilakukan oleh Pulina K. Bangun, dkk. 2014 di RS. H. Adam Malik Medan pada 140 sampel dengan 70 kelompok kasus dan 70 kelompok kontrol mengenai faktor risiko leukemia anak dengan desain case control menyebutkan bahwa berat lahir anak ≥4000 gram, umur ibu saat hamil ≥35 tahun, dan paparan pestisida merupakan faktor risiko yang signifikan dengan hasil analisis data berturut-turut OR 10.13 95 CI 1.124-91.27, OR 4.98 95 CI 1.276-19.445, dan OR 6.66 95 CI 2.021-21.966. Hasil review literatur komprehensif oleh Andreas C. dan Panagiota V. 2012 menyimpulkan bahwa dari pencarian 1726 artikel didapatkan 26 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Beberapa faktor risiko internal dan eksternal untuk leukemia anak yang diidentifikasi dalam review ini. Faktor risiko tersebut adalah paparan radiasi magnetik dan voltase tinggi, paparan kimia yang terjadi pada orang tua, radiasi nuklir, radiasi ion, pemberian vitamin K intramuskular, percampuran populasi, dan faktor endogenus yang mempengaruhi berat badan bayi lahir. Hasil review menyebutkan bahwa banyak faktor risiko yang tidak konsisten dan bahkan menjadi lemah untuk bisa menjadi faktor risiko yang berhubungan dengan leukemia anak. Hanya faktor risiko radiasi ion yang memberikan hubungan yang signifikan terhadap kejadian leukemia anak. Sampai saat ini, penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak belum banyak dilakukan oleh para peneliti di Indonesia. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah mengenai hubungan paparan polutan mengandung benzena dengan leukemia anak yang dilakukan oleh Faisal I. pada tahun 2013, pengaruh pemberian ASI terhadap kejadian leukemia akut pada anak yang dilakukan oleh Rizky Aditya F. pada tahun 2013, dan penelitian mengenai faktor-faktor risiko leukemia anak yang dilakukan oleh Paulina K. Bangun et al pada tahun 2013. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang“.

1.2 Rumusan Masalah