Kualitas Layanan Landasan Teori

dimaksudkan. Sebagian besar jenis periklanan dapat dikelompokkan sebagai berikut : - Surat kabar - Majalah - Radio - Televisi - Internet

2.2.5. Kualitas Layanan

2.2.5.1.Pengertian Kualitas Layanan Pelayanan mengandung arti penolong menyediakan segala sesuatu yang diperlukan orang lain, sehingga dengan demikian pelayanan juga dapat diartikan sebagai sarana atau alat untuk bisa terlaksana, memberikan membantu menyediakan keperluan yang dibutuhkan masyarakat. Menurut Philip Kotler 2000 pelayanan service adalah suatu aktifitas yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak yang lain dalam bentuk tidak nyata intangible dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan. Pelayanan jasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Pelayanan tidak bisa diraba atau disentuh karena sifatnya yang tidak nyata. 2. Proses produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan. 3. Pelayanan tidak bisa dipindahkan, dan untuk mengkonsumsinya konsumen harus datang pada produsen. 4. Konsumen terlibat dalam proses produksi. 5. Pelayanan tidak bisa ditimbun, karena itu dalam hal service pelayanan penggunaan gudang tidak diperlukan. 6. Pelayanan tidak memiliki standart atau ukuran yang obyektif. 7. Pelayanan tidak dapat dicoba, karena itu knsumen tidak bisa mencicipinya terlebih dahulu. 8. Kualitas hasil produk berupa jasa sangat bergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali dapat digantikan oleh mesin. 9. Permintaan atas berupa jasa tidak tetap melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis. 10. Umumnya, peranan perantara midlemen tidak diperlukan, tapi untuk produk tertentu perantara diperlukan untuk penggunaan terbatas. Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen yang utama adalah memberikan asumsi kepada konsumen terhadap perusahaan bahwa konsumen adalah raja. Konsumen adalah seseorang yang penting dalam melakukan pekerjaan jasa. Hubugan antar manusia lebih banyak di pengaruhi oleh unsur - unsur kejiwaan manusia. Oleh seebab itu karyawan dalam perusahaan yang melakukan hubungan langsung dengan konsumen diharapkan mengerti masalah – masalah psikologis. Salah satunya adalah mengerti apa yang terjadi kebutuhan konsumen. Dalam industri jasa maka hosptality keramahtamahan agar konsumen menjadi loyal terhadap perusahaan dan menjadi pelanggan tetap perusahaan. Menurut Supranto 1999 :228 “ Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik”. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Pengertian layanan lebih mendalam dikemukakan oleh Kotler 2000: 467 sebagai berikut, “A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It’s production may or maynot be tied to physical product.” Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa, layanan adalah setiap tindakan perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud, dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak digunakan sebagai acuan riset adalah model SERVQUAL Service Quality yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeitthalm, dan Beryy dalam penelitian yang mereka lakukan terhadap beberapa sektor jasa Rambut Lupiyoadi, 2001. Kualitas pelayanan dibangun atas perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi konsumen atas layanan yang nyata diterima perceived serviced dengan layanan yang sesungguhnya mereka harapkan expected serviced. 2.2.5.2.Dimensi Kualitas Layanan Dalam perkembangannya, menurut Zeithmal, Berry, dan Parasuraman seperti dikutip oleh Tjiptono 2003:14 kesepuluh demensi tersebut dirangkum menjadi lima dimensi pokok, yaitu : 1. Bukti langsung Tangible Bukti langsung Tangible dapat didefinisikan sebagai penampilan kualitas dan alat-alat yang digunakan secara fisik, penampilan karyawan dan peralatan komunikasi. Bukti langsung ini merupakan pelayanan yang dinilai akan sangat menentukan seorang responden didalam memilih sebuah barang. Hal ini demikian karena dengan kualitas alat-alat fisik serta penampilan karyawan yang baik secara otomatis akan dapat menarik responden utnuk membeli produk yang akan mereka tawarkan. Bilamana diterapkan pada sebuah produsen makanan dan minuman seperti Kafe, maka dimensi kualitas pelayanan tangible dapat berupa kualitas alat-alat makan dan minuman yang digunakan dalam proses operasional sebuah Kafe seperti piring, sendok, garpu, serbet makan dll. Dalam dunia jasa penyediaan lapangan tennis, maka dimensi kualitas pelayanan tangible dapat berupa kualitas lapangan tenis tersebut, seperti kondisi lapangan tenis yang nyaman, lampu penerangan lapangan yang terang, suhu lapangan yang nyaman, kebersihan lapangan tenis, kebersihan tribun, kebersihan toilet, kebersihan kantin, fasilitas parkir, dan lain sebagainya. 2. Keandalan Realibility Keandalan Realibility dapat didefinisikan sebagai kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Bilamana diterapkan pada Industri makanan dan minuman maka keandalan pelayanan sebuah Industri makanan dan minuman seperti Kafe dapat diukur melalui kecepatan dan tingkat keakuratan seorang pramusaji didalam memberikan pelayanan terhadap pelanggan dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam dunia jasa penyediaan lapangan tennis, maka dimensi kualitas pelayanan realibility dapat berupa ketepatan karyawan dalam memberikan pelayanan, keamanan barang-barang dan peralatan tennis terjamin, prosedur administrasi tidak berbelit-belit, dan lain sebagainya. 3. Daya tanggap Responsiveness Daya tanggap Responsiveness dapat didefinisikan sebagai keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan, memberikan pelayanan dengan tanggap, dan mampu mengatasi keluhan para pelanggan dengan cepat. Bilamana diterapkan pada sebuah produsen makanan dan minuman seperti Kafe, maka dimensi kualitas pelayanan Responsiveness dapat tingkat respon atau daya tanggap seorang pramusaji terhadap keluhan yang diutarakan seorang pelanggan. Untuk itu bilamana daya tanggap seorang pramusaji terhadap keluhan pelanggan rendah maka bukan tidak mungkin tingkat kualitas pelayanan sebuah Kafe dapat dikatakan rendah sehingga penurunan jumlah konsumen akan sulit terelakkan. Dalam dunia jasa penyediaan lapangan tennis, maka dimensi kualitas pelayanan responsiveness dapat berupa kecepatan karyawan memberikan pelayanan, tanggapan karyawan terhadap keluhan konsumen dan kecepatan menyelesaikan keluhan konsumen, dan lain sebagainya. 4. Jaminan Assurance, Jaminan Assurance dapat didefinisikan sebagai Tingkat pengetahuan dan tingkat kesopan santunan yang dimiliki karyawan, disamping kemampuan mereka untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan. Dimensi assurance pada dasarnya merupakan penggabungan dari dimensi : a Kemampuan Competence, artinya kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para staf dalam melakukan pelayanan. b Kesopanan Courtesy, artinya kesopanan yang meliputi keramahan, pelatihan dan sikap para karyawan. c Kepercayaan Credibility, artinya kredibilitas atas kepercayaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya. 5. Empati Empathy. Empati Empathy dapat didefinisikan sebagai sebuah perhatian khusus yang diberikan kepada setiap pelanggan secara individu oleh seorang karyawan. Untuk sebuah organisasi perusahaan pelayanan, segala karakteristik kualitas pelayanan hendaknya secara relatif dapat diukur dan disesuaikan dengan persyaratan kualitas. Sedangkan empati merupakan penggabungan dari dimensi : a Kemudahan Access, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan pelayanan yang ditawarkan perusahaan. b Komunikasi Communication, artinya kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan. Pengertian terhadap konsumen Understanding the Customer, artinya memahami pelanggan yang meliputi upaya perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan mengetahui keluhan atau pendapat pelanggan maupun publik, perusahaan dapat mengetahui kebutuhan konsumen sehingga perusahaan dapat menyajikan pelayanan yang lebih baik. Bilamana diterapkan pada Industri makanan dan minuman maka Emphaty dapat berarti palayanan khusus yang diberikan terhadap seorang pelanggan yang bersifat privat. Pelayanan seperti ini ditujukan untuk sebisa mungkin mewujudkan kepuasan seorang responden. 2.2.5.3.Faktor yang Menentukan Kualitas Layanan Menurut Jasfar 2005: 62-63, dari banyak penelitian yang sudah dilakukannya di bidang jasa, dia mengemukakan beberapa faktor criteria yang menentukan kualitasa jasa. Kriteria ini dapat dijadikan pegangan bagi para manajer di bidang jasa untuk menyusun strategi agar peralatan yang dipakai maupun staf yang langsung maupun tidak langsung menghadapi konsumen dipersiapkan untuk dapat memenuhi apa yang diharapkan konsumen. Faktor- faktor tersebut adalah seperti berikut ini : 1. Professionalism and Skills Konsumen menghendaki agar penyedia jasa, apakah kontak personel, system operasi, maupun peralatan-peralatan teknik yang dimiliki haruslah dapat mengatasi masalah yang dihadapinya secara profesional dan terampil. Kriteria yang pertama ini merupakan outcome-related criteria, di mana pelanggan menyadari bahwa penyedia jasa service provider, karyawan, system operasional, dan sumber daya fisik, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara profesional Tjiptono, 2003: 15. 2. Attitudes and Behavior Konsumen harus merasa yakin bahwa kontak personel contact personnel melayani dan berusaha mambantu dalam memecahkan masalah mereka secara spontan dan dengan cara bersahabat. Kriteria ini adalah process-related criteria. Pelanggan merasa bahwa karyawan perusahaan contact personnel menaruh perhatian terhadap mereka dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah mereka secara spontan dan senang hati Tjiptono, 2003: 15. 3. Accessibility and Flexibility Konsumen merasa bahwa penyedia jasa, apakah personel, lokasi di mana mereka berada, jam kerja dan sistem operasi dirancang serta dioperasikan sedemikian rupa, sehingga konsumen dapat melakukan akses dengan mudah, permintaan dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen dengan cara yang lebih fleksibel. Ini termasuk process-related criteria. Kriteria ini termasuk dalam process-related criteria. Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan system operasionalnya, dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat melakukan akses dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan Tjiptono, 2003: 15. 4. Reliability and Trustworthiness Konsumen memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kapada penyedia jasa, baik kepada karyawan maupun sistemnya untuk memegang janjinya. Kriteria ini termasuk process-related criteria. 5. Recovery Kosumen menyadari bahwa apa pun kesalahan-kesalahan yang terjadi maupun sesuatu yang tidak diduga dan yang tidak diharapkan terjadi, mereka yakin penyedia jasa akan dapat mengatasinya dengan tepat, sesuai dengan harapan mereka. Kriteria ini termasuk process-related criteria. Recovery termasuk dalam process-related criteria. Pelanggan menyadari bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari pemecahan yang tepat Tjiptono, 2003: 15. 6. Reputation and Credibility Pelanggan percaya bahwa operasi atau cara kerja penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya. Kriteria ini merupakan image-related criteria. 2.2.5.4.Hubungan masyarakat Bentuk hubugan masyarakat berkenan dengan tindakan yang diambil dengan tujuan menciptakan atau memelihara kesan yang menyenangkan bagi masyarakat. Perusahaan berusaha membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dengan cara berkomunikasi dengan masyarakat umum termasuk colon konsumen. Hubungan masyarakat dapat diginkan untuk meningkatkan kesan akan sebuah produk atau perusahaan. Dan juga dapat digunakan sebagai informasi untuk mengklarifikasi publisitas yang merugikan perusahaan.

2.2.6. Perilaku Konsumen