Jenis Cerita Anak Cerita Anak

14 kemungkinan identifikasi, maka anak akan memperoleh pegangan nilai-nilai tertentu yang bersifat konkret. Cerita anak memiliki sifat khas dibandingkan dengan cerita fiksi orang dewasa. Ciri khas tersebut antara lain adanya sejumlah pantangan, penyajian dengan gaya langsung, dan adanya fungsi terapan Sarumpaet 1976:24. Ia juga menjelaskan ciri khas cerita anak tersebut sebagai berikut: 1 unsur pantangan , unsur ini khusus untuk tema dan amanat cerita. Tema-tema yang lazim disajikan untuk pembaca dewasa belum tentu tepat bila disajikan untuk pembaca anak-anak, dan sebaliknya, 2 penyajian dengan gaya langsung, singkat dan jelas. Deskripsi yang sesingkat mungkin dan menuju sasaran langsung, mengetengahkan aksi action yang jelas sebab musababnya, dan 3 unsur terapan, adanya hal-hal yang informatif, oleh adanya elemen-elemen yang bermanfaat, baik pengetahuan umum atau keterampilan, maupun untuk pertumbuhan anak-anak. Dengan demikian cerita anak dapat memberi manfaat yang positif bagi perkembangan anak. Terlebih ketika berikan dalam pembelajaran di sekolah, dengan membaca cerita anak dapat mamberi manfaat berupa nilai moral dan nilai edukasi bagi siswa.

2.2.1.2 Jenis Cerita Anak

Ada beberapa pembagian cerita anak menurut jenisnya, antara lain Marion van Horne dalam Wijayanti 2008: 34 jenis cerita anak dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1 fantasi atau karangan khayal, dalam cerita ini semuanya benar-benar dongeng khayal yang tidak berdasarkan kenyataan. 15 Yang termasuk dalam kelompok ini adalah dongeng, fabel, legenda, dan mitos, 2 Realistic fiction, fiksi atau cerita khayal tetapi mengandung unsur kenyataan, hampir mirip science fiction, 3 biografi atau riwayat hidup, banyak orang terkenal yang dibuat menjadi cerita untuk diperkenalkan kepada anak-anak, dengan bahasa sederhana dan isinya gamblang sebagaimana adanya, mudah dimengerti sebagai suri tauladan, 4 folk tale atau cerita rakyat, yaitu cerita yang berhubungan dengan cerita yang terjadi di masyarakat, dan 5 religius atau cerita-cerita keagamaan, contoh: cerita tentang nabi, orang-orang suci, atau ajaran agama yang digubah dalam bentuk cerita yang menarik, motifasinya untuk membentuk anak berbudi pekerti luhur. Khusus untuk cerita anak jenis folk tale atau cerita rakyat, dalam hal ini tidak semua cerita rakyat dapat dikategorikan sebagai cerita anak. Hanya cerita rakyat dengan tema-tema tertentu yang dapat dikategorikan sebagai cerita anak. Tema yang tentunya sesuai dengan perkembangan anak-anak. Pembagian lain menurut Riris K. Sarumpaet dalam Wijayanti 2008:34 membedakan jenis-jenis cerita anak berdasarkan ciri- cirinya, antara lain: 1 cerita anak tradisional yaitu cerita anak-anak yang tumbuh dari lapisan masyarakat sejak zaman dahulu, contoh: dongeng, mitologi, fabel, dan legenda, 2 cerita anak-anak idealistis yaitu cerita anak-anak harus bersifat patut dan universal dalam arti didasarkan pada bahan-bahan terbaik yang diambil dari zaman yang telah lalu dan karya-karya penulis masa kini, 3cerita anak-anak popularitas yaitu cerita anak-anak yang bersifat 16 manghibur, tentang sesuatu yang menyenangkan bagi anak-anak, contoh: komik, dan 4 cerita anak teoretis yaitu cerita anak-anak yang dikonsumsi anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan anggota-anggota keluarga yang lebih dewasa, penulisan cerita tersebut ditulis oleh orang dewasa. Dari pembagian di atas dapat disimpulkan bahwa cerita anak terdiri dari berbagai macam jenis berdasarkan isi dan ciri cerita, yang pasti semuanya dapat membawa nilai edukasi yang baik bagi anak.

2.2.2 Apresiasi Sastra