Interpretasi Model Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan

5.4.1 Interpretasi Model

Dari model regresi linier berganda di atas dapat diketahui bahwa nilai Y Alih Fungsi dapat dijelaskan dari nilai X 1 Pertumbuhan Pembangunan Sarana Trasnportasi, X 2 Pertumbuhan Lahan untuk Industri, X 3 Pertumbuhan Sarana Pemukiman, X 4 Pertumbuhan Lahan PerkebunanKelapa Sawit dan X 5 Pertumbuhan Kepadatan Penduduk. Koefisien pertumbuhan pembangunan sarana transportasi bernilai negatif yaitu sebesar -1457,307 angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan sarana transportasi jalan sebesar 1, maka akan terjadi penurunan alih fungsi lahan sebesar 14,57. Hal ini dikarenakan pertumbuhan sarana transportasi tidak memerlukan lahan yang cukup banyak. Nilai koefisien pertumbuhan lahan untuk industri mempunyai nilai positif sebesar 82146,328. Angka ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan lahan untuk industri sebesar 1, akan menyebabkan pengalihan fungsi lahan meningkat sebesar 82,14. Hal ini menyatakan bahwa meningkatnya pengalihan fungsi lahan sangat dipengaruhi oleh perkembangan industri, dikarenakan di daerah penellitian yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas tetapi tidak cukup akan lahan industri yang mendukungnya. Nilai koefisien pertumbuhan sarana pemukiman bernilai positif yaitu sebesar 12,828. Angka ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan lahan pemukiman sebesar 1, maka akan menyebabkan pengalihan fungsi lahan sebesar 12,83 hal ini menyatakan bahwa meningkatnya pengalihan fungsi lahan dipengaruhi oleh Universitas Sumatera Utara pertumbuhan lahan pemukiman, dikarenakan cukup meningkatnya angka pertumbuhan jumlah penduduk di daerah penelitian yang berbanding lurus dengan kebutuhan akan pemukiman. Nilai koefisien pertumbuhan lahan perkebunankelapa sawit bernilai negatif yaitu sebesar -0,297. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan luas lahan perkebunankelapa sawit sebesar 1, maka akan terjadi penurunan alih fungsi lahan sebesar 0,3. Lahan perkebunan di daerah penelitian memiliki ±65 dari total luas kecamatan Setia Janji, maka dari itu pertumbuhan lahan perkebunankelapa sawit tidak akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dikarenakan adanya komoditi perkebunan selain kelapa sawit yang menjadi primadona di daerah tersebut yaitu karet. Nilai koefisien pertumbuhan kepadatan penduduk memiliki nilai negatif sebesar - 6,13. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi pertumbuhan kepadatan penduduk sebesar 1, maka akan terjadi penurunan alih fungsi lahan sebesar 6,13. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk di Kecamatan Setia Janji masih sedikit.

5.4.2 Uji Keseuaian Model