Latihan Kasus Tugas Rangkuman

70 Kegiatan Pembelajaran 4 dasarnya, seringkali lupa jika beberapa waktu tidak digunakan. Tetapi dengan memahami dasar atau “kata kuncinya” akan lebih mudah melakukannya kembali jika urutan algoritma ada yang terlupa. c. Belajar konsep adalah belajar tentang apakah sesuatu itu. Menurut Bell 1978 konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan orang dapat mengklasifikasi objek atau kejadian di mana objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut. Jadi konsep dapat dipandang sebagai abstraksi pengalaman-pengalaman yang melibatkan contoh- contoh tentang konsep itu. Konsep “bilangan” tidak harus diajarkan dengan mendefinisikan bilangan. Dari pengalaman belajar membilang, peserta didik memahami makna bilangan. Mereka dapat membedakannya dengan yang bukan bilangan.Menurut Ausubel seperti dikutip Cooney dkk. 1975 logika pembelajaran demikian dinamakan pembentukan konsep concept formation. Di samping itu Ausubel juga menemukan kenyataan bagaimana seseorang memahami konsep yang terkait konsep lain, yang disebut asimilasi konsep concept assimilation. Dalam hal ni konsep adalah makna atau arti suatu ungkapan untuk menandai konsep tersebut. Pemaknaan ini sering diungkapkan dengan “aturan” untuk membedakan yang termasuk konsep, yaitu yang memenuhi aturan, atau yang tidak termasuk konsep, karena tidak sesuai aturan atau definisinya. Orang membedakan lingkaran dengan bukan lingkaran, karena untuk lingkaran harus dipenuhi aturan: titik-titiknya berjarak sama tertentu terhadap sebuah titik tertentu. Konsep dapat dipelajari dengan mendengar, mengotak-atik, mendiskusikan dengan orang lain, mencari contoh serupa dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran konsep dapat dilakukan dengan: 1 Percontohan a pemberian contoh, dengan atau tanpa alasan, b pemberian non contoh dengan atau tanpa alasan, dan c pemberian contoh penyanggah Matematika SMP KK I 71 2 Karakterisasi a definisi, b syarat cukup, c syarat perlu, d yarat perlu dan cukup, e syarat tak perlu dan tak cukup, dan f membandingkan dan mempertentangkan Banyak konsep yang merupakan gabungan dari konsep lain yang lebih sederhana. Ketika mempelajari segi empat, konsep pendukungnya adalah garis atau ruas-ruas garis dengan syarat tertentu. Ketika sudah terbentuk segi empat, maka muncul konsep lain, di antaranya kesamaan panjang sisi, besar sudut dan kesejajaran. Muncullah konsep trapesium, jajar genjang, belah ketupat, persegi panjang dan persegi. Untuk mempelajarinya dibuatlah “peta konsep”, yaitu suatu skema relasi antara bangun-bangun datar itu yang menggambarkan divisi pembagian jenis segi empat. Bahkan dalam topik lain dapat muncul konsep baru di antaranya segi empat siklik yang terkait dengan lingkaran atau segi empat talibusur karena dikaitkannya dengan konsep talibusurlingkaran. Selain itu juga muncul segi empat tali busur. Dalam peta konsep bisa saja divisi segi empatnya direlasikan dengan segi empat yang terkait lingkaran namun nama peta konsepnya bukanlagi peta konsep divisi segi empat. Menurut Novak 1984:15 dalam Learning How to Learn “Concepts maps are intended to represent meaningful relations between concepts in the form of propositions”. Peta konsep adalah suatu alat yang digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi- proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Dalam bentuk paling sederhana peta konsep dapat terbentuk oleh hanya dua konsep saja, misalnya ungkapan: “persegi adalah sebuah bangun datar” atau “ Jika ABCD adalah persegi, maka ABCD adalah sebuah bangun datar” konsep yang berelasi adalah “persegi” dan “bangun datar”. Dinyatakannya juga, untuk memaksimalkan hasil belajar menjadi belajar yang lebih bermakna meningful learning maka peta konsep hendaknya disusun secara hirearkis, yaitu bahwa konsep yang lebih