Surat Tagihan Pajak Daerah STPD Surat Keputusan Pembetulan Surat Keputusan Keberatan Putusan Banding Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemungutan Kas Pajak

commit to user

32. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar SKPDLB

Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

33. Surat Tagihan Pajak Daerah STPD

Adalah surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administratif berupa bunga danatau denda.

34. Surat Keputusan Pembetulan

Adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, danatau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.

35. Surat Keputusan Keberatan

Adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, commit to user Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

36. Putusan Banding

Adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak. B. PEMBAHASAN

1. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemungutan Kas Pajak

Hotel pada DPPKA Kota Surakarta adalah : a. Pendaftaran dan Pendataan Tahap pertama ini bermaksud untuk mendapatkan data Wajib Pajak, dengan melaksanakan pendaftaran dan pendataan terhadap Wajib Pajak yang memiliki obyek pajak di wilayah Kota Surakarta. Kegiatan pendaftaran dan pendataan diawali dengan pengisian formulir pendaftaran dan pendataan oleh Wajib Pajak dengan jelas, lengkap dan benar serta ditanda tangani Wajib Pajak atas kuasanya. Kegiatan ini diproses dan diotorisasi oleh Kepala bagiandivisi Dafda dan Dokumentasi di DPPKA Kota Surakarta. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat dan diketahui pula oleh Wajib Pajak serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. commit to user Setelah pengisian formulitr pendaftaran dan pendataan selesai, kemudian petugas pajak mencatat data-data yang selanjutnya dimasukan dan ditulis kedalam Daftar Induk Wajib Pajak berdasarkan nomor urut yang kemudian digunakan sebagai NPWPD Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah. Untuk kemudian pelayanan kepada Wajib Pajak, NPWPD dicantumkan pada setiap dokumen perpajakan daerah. b. Perhitungan dan Penetapan Selanjutnya dalam tahap ini, Wajib Pajak yang telah memiliki NPWPD setiap tahun pajak atau masa pajak, wajib mengisi SPTPD. Selanjutnya SPTPD ini harus disampaikan kepada Walikota paling lambat 10 hari setelah berakhirnya masa pajak. Setelah itu, Wajib Pajak yang membayar sendiri self assesment , SPTPD inilah yang digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang. Seluruh data pajak yang diperoleh dari daftar isian SPTPD Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, selanjutnya akan dihimpun dan dicatat dalam berkas atau kartu data yang merupakan hasil akhir untuk memperhitungkan dan menetapkan besarnya pajak terutang dengan menerbitkan SKPD Surat Ketetapan Pajak Daerah. Untuk bentuk, isi, tata cara pengisian SPTPD dan SKPD sudah diatur dalam keputusan Walikota. Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebagai berikut. Tarif Pajak Hotel ditetapkan dalam 2 dua kategori, yaitu : 1 Tarif Pajak Hotel sebesar 10 sepuluh persen, commit to user 2 Tarif Pajak selain Hotel sebesar 5 lima persen yaitu ; a Home Stay b Rumah Kos c Gubug Pariwisata Cottage d Motel e Wisma Pariwisata f Pesanggrahan g Losmen h Rumah Penginapan c. Pembayaran Pajak Untuk pembayaran Pajak Hotel, dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk oleh Walikota sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan SPTPD. Untuk pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil pembayaran harus disetor ke Kas Daerah selambat-selambatnya 1x24 jam atau sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh Walikota. Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan SSPD. Waktu pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas paling lambat 10 hari setelah berakhirnya masa pajak. Untuk pengajuan dispensasi wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan diperbolehkan dengan persetujuan dari Walikota atau pejabat yang berwenang. Pembayaran dengan angsuran harus commit to user dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 setiap bulan dari jumlah pajak yang kurang dibayar. Setelah pembayaran diselesaikan, maka Wajib Pajak akan diberi tanda bukti pembayaran dan selanjutnya petugas pajak mencatat dalam buku penerimaan. Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan pajak ditetapkan dalam keputusan Walikota. Berikut Penulis uraikan mengenai prosedur pembayaran kas pajak hotel di DPPKA Kota Surakarta. 1 Wajib Pajak mengisi SPTPD rangkap 2 warna putih untuk DPPKA Kota Surakarta dan kuning untuk WP dan slip setoran dengan melampirkan data pendukung bill tagihan, rekap penerimaan harian 2 WP Menyerahkan SPTPD, slip setoran dan data pendukung ke Customer Sevice Office CSO. 3 CSO menerima form SPTPD dan slip setoran yang disertai data pendukung dari WP 4 Setelah diterima maka dilakukan pengecekan kelengkapan berkas pendukung pengisian form SPTPD nota, bill , kwitansi, dsb. Selanjutnya mengarahkan WP ke kasir. 5 WP melakukan pembayaran Pajak Hotel, dan kasir menghitung uang pembayaran Pajak Hotel 6 Kasir mengetik SSPD Hotel rangkap 4 WP, Bendahara, DPPKA, UPTD commit to user 7 Kasir menyerahkan tanda bukti lunasSSPD kepada Wajib Pajak. d. Penagihan Pajak Penagihan pajak dilakukan sesuai dengan prosedur di bawah ini: 1 Surat Teguran atau Surat Peringatan sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 10sepuluh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. 2 Dalam jangka waktu 10sepuluh hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan, Wajib Pajak harus melunasi pajak yang terutang. 3 Surat Teguran atau Surat Peringatan sebagaimana di atas dikeluarkan oleh Pejabat. 4 Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. 5 Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 dua puluh satu hari sejak tanggal penerbitan Surat Teguran atau Surat Peringatan. e. Pembukuan dan Pelaporan Setelah dilakukan pembayaran oleh Wajib Pajak, maka besarnya penetapan dan penerimaan pajak dilakukan di dalam buku catatan pajak. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar untuk pembuatan daftar penetapan, penerimaan dan tunggakan pajak dan kemudian dibuat commit to user laporan realisasi hasil penerimaan dan tunggakan pajak sesuai masa pajak. Hasilnya dapat digunakan untuk pelaporan dan pertanggungjawaban. Selain itu pihak Wajib Pajak sendiri, yaitu pengusaha hotel juga diwajibkan untuk membuat pembukuan atas usahanya. Pembukuan ini harus dilakukan secara tertib, teratur dan benar, karena pembukuan ini nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang. f. Aturan – aturan lainnya 1 Tentang Pemeriksaan mendadak Audit Petugas berwenang tim audit melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali untuk menguji ketertiban dan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah. Wajib Pajak yang diperiksa wajib untuk : a Memperlihatkan dan meminjamkan buku catatan dokumen yang menjadi dasar untuk obyek pajak yang terutang. b Memberikan kesempatan untuk memasuki tempatruangan yang dianggap perlu untuk kelancaran pemeriksaan. c Memberikan keterangan yang diperlukan Apabila dalam pemeriksaan ditemukan bukti tentang adanya tindak pidana perpajakan daerah, maka pemeriksaan akan dilanjutkan dengan membuat laporan pemeriksaan dan sampai ke penyidikan. commit to user 2 Tentang penerbitan SKPDKB Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, SKPDKBT Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, SKPDN Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil. Dikeluarkan oleh Walikota berdasarkan hasil pemeriksaan pajak terutang atau kurang bayar ini akan diberikan sanksi administrasi berupa bunga 2 setiap bulan dihitung mulai dari pajak yang kurang bayar, untuk jangka waktu paling lama 24 bulan. 3 Tentang Keberatan dan Banding Diajukan oleh Wajib Pajak secara tertulis dalam Bahasa Indonesia paling lama 3 bulan sejak SKPD diterima oleh Wajib Pajak kepada Badan Penyelesaian sengketa pajak. Pengajuan banding ini tidak menunda kewajiban membayar pajak. 4 Tentang Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pengajuan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak secara tertulis dilakukan dengan menyebutkan : a Nama dan alamat Wajib Pajak b Masa pajak c Besarnya kelebihan pembayaran pajak d Alasan yang jelas 5 Tetntang kadaluwarsa penagihan commit to user Hak penagihan pajak akan kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat pajak terutang. Tetapi kadaluwarsa ini dapat juga tertangguh apabila diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa, ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak. 6 Tentang Ketentuan Pidana Bagi Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD, megisi dengan tidak benar, sehingga merugikan keuangan daerah dapat di pidana dengan kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak 2 kali jumlah pajak yang terutang. Sedangkan bagi Wajib Pajak yang melakukan hal tersebut dengan sengaja, maka dipidana paling lama 2 tahun atau denda 4 kali jumlah pajak terutang.

2. Hambatan dalam Sistem Pemungutan Kas Pajak Hotel Bagi DPPKA