KAJIAN TERDAHULU LANDASAN TEORI

34 tidak dapat menerima perubahan, maka batallah fungsi wasiat, nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya Hadis Nabi Muhammad saw. yang mengatakan “perbaikilah akhlak kamu sekalian”. 63 Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak ini dapat dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah mengahasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia lahir dan batin. 64 Penggunaan dan penerapan metode sesungguhnya dimaksudkan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga dambaan kualitas pendidikan yang diharapkan tidak hanya menjadi impian semata. Jadi, dalam penerapan metode yang paling penting yaitu memahami kondisi dan perkembangan anak didik dari awal sampai akhir pembelajaran. Dengan kata lain, dalam menerapkan sebuah metode harus juga dulihat pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dalam sebuah lembaga sekolah. 65 Dalam hal ini konseling individu dan kelompok merupakan sebagai

C. KAJIAN TERDAHULU

1. Tesis. Penelitian di SD. Ahmad Sudibyo. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2008, dengan judul. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di SD Al-Firdaus Surakarta. Jenis penelitian yang digunakan penelitian deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan bimbingan dan konseling yang Islami mejadi suatu solusi yang tepat untuk lembaga pendidikan yang berbasis Islam karena sejalan dengan visi dan misi yang akan dicapai. 2. Jurnal Bimbingan Konseling. Venty. Jurusan BK Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang, 2012. Dengan judul. Mengembangakan Faktor-Faktor Kuratif Dan Memenuhi Kebutuhan Aktualisasi Diri Siswa Kelas X SMK Pembangunan Ampel-Boyolali. Konseling kelompok adalah 63 Al-Ghazali, Ihy al-„ l mi al- n Beirut: Dar al Fikr, tt, h. 54. 64 Muhammad al Ghazali, Khul k al-Muslim, terj. oh. Rifa‟i, Akhlak Seorang Muslim Semarang: Wicaksana, 1993, h. 13. 65 Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan berbasis Moral Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012, h. 54-55. 35 proses interpersonal yang dinamis dan terfokus pada pikiran sadar dan perilaku dan fungsi yang melibatkan perawatan seperti sifat permisif, penerimaan orientasi dengan kenyataan, katarsis, saling pengertian, dan saling mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok konseling yang efektif untuk mengembangkan faktor kuratif siswa kelas X SMK Pembangunan Ampel-Boyolali, menunjukkan hasil analisis F adalah 9,213 signifikan pada tingkat 1 0.000, yang berarti bahwa ada perbedaanyang signifikan. Dan Konseling kelompok efektif dalam memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dengan hasil analisis F= 6,298 signifikan pada tingkat 0,002.bahwa kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok bagi siswa yang sering dipahami dan cukup oleh mata pelajaran, praktik guru dan mentor guru dan Kepala Sekolah. 3. Edisi Khusus No. 01, Agustus 2011 268 ISSN 1412-566X. Nurmaningsih. dengan judul Bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini berangkat dari ketidakmampuan siswa dalam mengelola emosinya dengan baik, dapat enjadi lebih terampil dan memenangkan dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam memuatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan kerja akademis di sekolah lebih baik. Oleh karena itu, untuk dapat mengembankan serta meningkatkan kemampuan kecerdasan emosional siswa, perlu disusun sebuah program yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan kecerdasan emosional siswa tersebut. Salah satu program yang dapat dilakukan yanitu program bimbingan kelompok denganmenggunakan berbagai teknik yang diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan desain kuasi eksperimen menggunakan pretest-postest control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cicalengka yang berjumlah 62 siswa tahun ajaran 20102011. Hasil studi pendahuluan menunjukkan kategori 36 rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Program bimbingan kelompok ini direkomendasikan untuk dipertimbangkan sebagai salah satu kerangka kerja dalam pengembangan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan yang dilakukan

Penelitian yang dipilih adalah kualitatif. Adapun alasannya adalah karena peneliti ingin menggali secara maksimal dan data tentang efektivitas konseling individu dan konseling kelompok untuk pembinaan akhlak siswa melalui instrumen observasi langsung dan wawancara. Hal ini sudah sama kita ketahui bahwa penelitian kualitatif itu suatu jenis penelitian tentang kehidupan seseorang, cerita, perilaku, dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan sosial atau hubungan timbal balik. Keberhasilan penelitian amat tergantung dari data lapangan, maka ketetapan, ketelitian, rincian, kelengkapan dan keluasan pencatatan informasi yang diamati di lapangan amat penting, artinya pencatatan data di lapangan yang tidak cermat akan merugikan peneliti sendiri dan akan menyulitkan dalam analisis untuk penarikan kesimpulan penelitian. Penggunaan Metode penelitian kualitatif memungkinkan seseorang untuk mengetahui kepribadian orang dan melihat mereka sebagaimana mereka memahami dunianya, seperti motivasi belajar siswa. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting. 66 Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Metode penelitian dinamakan juga dengan metode postposivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme, sebab metode ini juga dikatakan metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat seni, dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. 66 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D Bandung: Alfabeta, 2012, h. 8.