Karsinoma lambung adalah keganasan pada lambung yang bias terbagi atas karsinoma dini lambung dan karsinoma lanjut lambung.
Kanker dini lambung didefinisikan sebagai adenokarsinoma invasinya terbatas pada lapisan mukosa atau sub-mukosa, tanpa memperhatikan apakah sudah
terjadi metastasis ke KGB atau belum. Karsinoma lanjut lambung didefinisikan sebagai tumor yang menginvasi
dinding lambung melebihi lapisan sub-mukosa. Pewarnaan histokimia Giemsa adalah pewarnaan dengan menggunakan larutan
Giemsa yang bertujuan untuk menemukan kuman Helicobacter pylori pada yang dijumpai pada permukaan mukosa lambung berupa bentuk batang
melengkung yang terwarnai dengan warna basofilik. Pewarnaan imunohistokimia Helicobacter pylori adalah pewarnaan
menggunakan antibodi Rabbit Polyclonal Human antibody Helicobacter pylori DAKO, pengenceran 1 : 100.
3.9. Cara Kerja
Semua slaid yang berasal dari biopsi jaringan lambung yang telah didiagnosa sebagai gastritis dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin.
Dilakukan pembacaan ulang oleh dua orang ahli patologi bersamaan dengan peneliti untuk menyingkirkan diagnosa lesi pre-kanker lambung gastritis atrofi,
metaplasia intestinal, displasia lambung, tukak lambung maupun karsinoma lambung.
Kemudian dilakukan pemotongan ulang blok parafin sebanyak dua slaid untuk dilanjutkan pewarnaan masing-masing dengan pewarnaan histokimia Giemsa
dan pewarnaan imunohistokimia Helicobacter pylori.
3.9.1. Cara pembuatan sediaan mikroskopis untuk pewarnaan histokimia Giemsa
Sediaan mikroskopis dibuat dengan cara sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Blok parafin yang telah dikumpulkan disimpan dalam freezer sampai cukup dingin, selanjutnya dipotong tipis dengan mnggunakan mikrotom dengan tebal
4μm. Setiap blok parafin dipotong ulang satu kali untuk persiapan pewarnaan histokimia Giemsa.
Sampel blok paraf in yang sudah dipotong tipis 4μm ditempelkan pada kaca
objek. Cara menempelkan potongan tipis pada kaca objek adalah menggunakan ujung
pisau atau pinset yang runcing. Potongan tipis dipisahkan dan diratakan dengan memasukkannya ke dalam air hangat. Setelah mengembang, pindahkan ke atas
kaca objek. Selanjutnya, kaca objek diletakkan di atas alat pemanas hot plate 50-60oC. Setelah parafin melunak, kaca objek dikeringkan dan potongan
jaringan siap untuk dipulas.
3.9.2. Pulasan histokimia Giemsa
Siapkan preparat berupa potongan tipis jaringan 4μm yang sudah ditempelkan
pada kaca objek. Deparafinisasi dengan mencelupkan preparat ke dalam cairan Xylol sebanyak 3
kali, masing-masing 5 menit. Rehidrasi dengan mencelupkan ke dalam Etanol 98 secara berturut-turut
sebanyak 3 kali, masing-masing dilakukan selama 5 menit, kemudian Alkohol 90, 80 dan 70, masing-masing selama 5 menit.
Bilas dengan air mengalir selama 5 menit. Masukkan ke dalam larutan yenner selama10 menit
Rendam ke dalam Aquadest selama 2 menit Masukkan ke dalam larutan Giemsa selama 10 menit
Rendam ke dalam Aquadest selama 2 menit Keringkan ditiris selama 5 menit
Tipiskan warnanya dengan methanol 2-3 celup Rendam ke dalam Aquadest selama 2 menit
Universitas Sumatera Utara
Keringkan tiriskan Lakukan clearing dengan xylol dan tutup dengan entyline
3.9.3. Cara pembuatan sediaan mikroskopis untuk pewarnaan imunohistokimia Helicobacter pylori.
Blok parafin yang telah dikumpulkan disimpan dalam freezer sampai cukup dingin, selanjutnya dipotong tipis dengan mnggunakan mikrotom dengan tebal
4 μm. Setiap blok parafin dipotong ulang satu kali untuk persiapan
imunohistokimia Helicobacter pylori.
Sampel blok parafin yang sudah dipotong tipis 4μm ditempelkan pada kaca objek yang telah di coating dengan poly-L-Lysine atau Silanized slide agar dapat
menempel pada kaca objek selama proses pulasan imunohistokimia. Cara menempelkan potongan tipis pada kaca objek coated adalah menggunakan
ujung pisau atau pinset yang runcing. Potongan tipis dipisahkan dan diratakan dengan memasukkannya ke dalam air hangat. Setelah mengembang, pindahkan
ke atas kaca objek. Selanjutnya, kaca objek diletakkan di atas alat pemanas hot plate 50-60
o
C. Setelah parafin melunak, kaca objek dikeringkan dan potongan jaringan siap
untuk dipulas.
3.9.4. Prosedur sebelum pulasan antibodi primer