69 jiwa kewirausahaan siswa kelas XII Program Keahlian Tata Boga di SMK Negeri
4 Yogyakarta. Korelasi antara pola asuh otoriter orang tua dengan jiwa kewirausahaan menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,181 sehinggga termasuk
dalam kategori 0,000-0,199. Dengan demikian, korelasi antara pola asuh otoriter orang tua dengan jiwa kewirausahaan tergolong sangat rendah.
3. Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa korelasi
antara pola asuh permisif orang tua dengan jiwa kewirausahaan memberikan nilai koefisien sebesar 0,206. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif
antara pola asuh permisif orang tua dengan jiwa kewirausahaan maka r
hitung
dibandingkan dengan r
tabel
. Sebelum membandingkannya, terlebih dahulu dicari df-nya dengan rumus df = N – 2 yaitu : 130 - 2 = 128. Diketahui df sebesar 128
diperoleh r
tabel
pada taraf signifikansi 5 sebesar 0,172. Dengan demikian, r
hitung
r
tabel
yaitu 0,206 0,172 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh permisif orang tua dengan jiwa kewirausahaan. Diketahui
signifikansi sebesar 0,013; karena signifikansi 0,05; maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola asuh permisif orang tua dengan
jiwa kewirausahaan siswa kelas XII Program Keahlian Tata Boga di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Korelasi antara pola asuh permisif orang tua dengan jiwa
kewirausahaan menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,206 sehinggga termasuk dalam kategori 0,200-0,399. Dengan demikian, korelasi antara pola asuh permisif
orang tua dengan jiwa kewirausahaan tergolong rendah. 4. Hipotesis Keempat
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa korelasi antara pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif orang tua dengan jiwa
70 kewirausahaan memberikan nilai koefisien sebesar 0,619. Untuk mengetahui
apakah ada hubungan positif antara pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif orang tua dengan jiwa kewirausahaan maka r
hitung
dibandingkan dengan r
tabel
. Sebelum membandingkannya, terlebih dahulu dicari df-nya dengan rumus df = N
– 2 yaitu : 130 - 2 = 128. Diketahui df sebesar 128 diperoleh r tabel pada taraf signifikansi 5 sebesar 0,172. Dengan demikian, r
hitung
r
tabel
yaitu 0,619 0,172 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh
demokratis, otoriter, dan permisif orang tua dengan jiwa kewirausahaan. Diketahui signifikansi sebesar 0,000; karena signifikansi 0,05; maka Ho ditolak.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa kelas XII Program Keahlian
Tata Boga di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Korelasi antara pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif orang tua dengan jiwa kewirausahaan menunjukkan nilai
koefisien sebesar 0,619 sehinggga termasuk dalam kategori 0,600 – 0,799. Dengan demikian, korelasi antara pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif
orang tua dengan jiwa kewirausahaan tergolong tinggi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua adalah perlakuan orang tua terhadap anaknya yang meliputi merawat, mendidik, membimbing dan melatih anaknya agar menjadi
anak yang mempunyai sikap dan kepribadian yang baik, serta berakhlak mulia. Tipe pola asuh orang tua secara garis besar dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pola
asuh authoritarian otoriter, authoritative demokratis, dan pola asuh permissive permisif. Orang tua menjadi pihak yang cenderung mendominasi dalam
71 membentuk nilai-nilai yang harus dimiliki dan menjadi sikap bagi anak-anaknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 130 siswa yang menjadi sampel penelitian, ada 122 siswa yang merasakan tipe pola asuh demokratis dengan
persentase sebesar 93,85; 3 siswa yang merasakan tipe pola asuh otoriter dengan persentase sebesar 2,30; dan 5 siswa yang merasakan tipe pola asuh
permisif dengan persentase sebesar 3,85. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa 93,85 siswa kelas XII Tata Boga merasakan pola asuh
demokratis. Sekarang ini, sebagian besar orang tua siswa SMK masih memiliki usia yang muda. Orang tua yang usianya masih muda cenderung untuk memilih
pola sosialisasi yang demokratis atau permisif dibanding orang tua yang sudah lanjut usia yang menerapkan pola asuh otoriter. Sehingga wajar jika hasil
penelitian menunjukkan bahwa pola asuh demokratis paling dominan dirasakan siswa SMK kelas XII Tata Boga di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
Berdasarkan analisis butir soal pada pola asuh demokratis menunjukkan bahwa siswa merasakan hubungan orang tua dan anak bersifat hangat yaitu
orang tua bersikap hangat dalam memotivasi untuk berwirausaha sebesar 11,82. Siswa merasakan dalam sehari-hari orang tua bersifat responsive yaitu
orang tua menyediakan fasilitas untuk mengembangkan bakat dan minat berwirausaha sebesar 11,15; serta orang tua mendukung untuk berwirausaha
sebesar 10,05. Siswa merasakan orang tua memberikan kebebasan berpendapat dan senang berdiskusi tentang sesuatu yaitu orang tua mengajak
sharing dan berdiskusi mengenai peluang usaha yang berhubungan dengan jurusan yang yang ambil sebesar 11,97; orangtua mengajak untuk berdiskusi
mengenai sikap yang harus dimiliki seorang wirausaha sebesar 9,64; orang tua menghargai keputusan anaknya dalam memilih pekerjaan termasuk jika anaknya
72 memilih profesi sebagai wirausaha maupun profesi yang lain sebesar 11,51;
serta orang tua ikut bermusyawarah dalam memecahkan masalah-masalah yang saya dihadapi sebesar 11,82.
Siswa merasakan apabila anak melakukan kesalahan orang tua menegur anak dan memberikan penjelasan tentang perilaku baik dan buruk yaitu orang
tua mengajarkan kepada anaknya untuk berperilaku sebagai wirausaha yang tangguh sebesar 11,99; orang tua memberikan penjelasan tentang perilaku
seorang wirausaha dan menegur jika anaknya melakukan kesalahan sebesar 10,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pola asuh demokratis yang
diterapkan orang tua kepada siswa SMK Negeri 4 Yogyakarta adalah gaya pengasuhan dimana hubungan antara orang tua dan anak bersifat hangat, dalam
sehari-hari orangtua bersifat responsive, orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk berpendapat, melakukan diskusisharing, orang tua menegur
anak jika anak melakukan kesalahan, menjelaskan tentang perilaku baik dan buruk serta memberikan pujian kepada anak. Pola asuh demokratis yang
memiliki nilai tertinggi adalah orang tua mengajarkan kepada anaknya untuk berperilaku sebagai wirausaha yang tangguh sebesar 11,99 serta yang
memiliki nilai terendah adalah orang tua mengajak untuk berdiskusi mengenai sikap yang harus dimiliki seorang wirausaha sebesar 9,64.
Pola asuh demokratis yang diterapkan orang tua kepada siswa SMK Negeri 4 Yogyakarta dilihat ketika praktik PUB menghasilkan karakteristik anak
yang mandiri mampu mengerjakan tugas individu tanpa bergantung dengan orang lain, kreatif mampu mengemukakan gagasan baru ketika praktik PUB
berlangsung seperti membuat menu-menu baru untuk menarik konsumen serta menerapkan konsep baru yang dapat membuat konsumen tertarik untuk datang