DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

xxxiii

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan sebanyak 3 desa yang terdapat di Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi , Propinsi Sumatera Utara yaitu Desa Lau Sireme, Desa Lau Bagot dan Desa Sukandebi. Ketiganya memiliki perkembangan luas lahan dan produksi kakao. 4.1.1 Desa Lau Sireme Desa Lau Sireme terletak di Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 240 Ha dan berada pada ketinggian 700- 1000 mdpl. Adapun batas-batas dari Desa Lau Sireme adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Harapan Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lau Bagot Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunung Tua Sebelah Barat berbatasan dengan Batu Gun-Gun Desa Lau Sireme sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian seperti jagung, durian, kakao. Jika dilihat dari penggunaan tanah adalah sebagai berikut: Tanah Perkebunan : 190 Ha Tanah PekaranganBangunan : 48 Ha Lainnya : 2 Ha Universitas Sumatera Utara xxxiv Tanah perkebunan seluas 190 Ha digunakan sebagai hutan kayu dan perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat sebagian besar digunakan untuk tanaman perkebunan seperti kakao, durian dan jagung. A. Keadaan Penduduk Penduduk Desa Lau Sireme sampai tahun 2012 adalah 2.539 jiwa meliputi 1.284 jiwa 50,57 laki-laki dan 1.255 jiwa 49,42 perempuan, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 535 KK. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lau Sireme Tahun 2011 No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Persentase 1 Petani 441 71,94 2 Buruh Tani 75 12,23 3 Pegawai Negeri Sipil 56 9,13 4 TNI 5 0,81 5 POLRI 3 0,48 6 Pensiunan 10 1,63 7 Wiraswasta 23 3,75 Total 613 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Lau Sireme 2012 Tabel 2 menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian memiliki beragam pekerjaan dan mayoritas mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani yaitu sebesar 441 jiwa 71,94 dan sebagai buruh tani sebanyak 75 jiwa 12,23, sedangkan sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 56 jiwa 9,13, TNI sebanyak 5 jiwa 0,81, POLRI sebanyak 3 jiwa 0,48, Pensiunan sebanyak 10 jiwa 1,63 dan wiraswasta sebanyak 23 jiwa 3,75. Universitas Sumatera Utara xxxv

B. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di suatu daerah akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarananya, maka akan mempercepat laju perkembangan daerah tersebut. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Lau Sireme dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Sarana dan Prasarana di Desa Lau Sireme 2011 No Sarana dan Prasarana Jumlah unit 1 Sarana Pendidikan: - SD - SMP - SMU 4 1 - 2 Sarana Kesehatan: - Puskesmas Pembantu - Posyandu 1 3 3 Sarana Peribadatan: - Mesjid - Gereja 2 5 4 Sarana Transportasi: - Jalan Aspal - Jalan Tanah yang Diperkeras - Jalan Tanah 4 Km 1 Km 6 Km Sumber : Kantor Kepala Desa Lau Sireme 2012 Tabel 3 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di Desa Lau Sireme yang dibutuhkan oleh masyarakat sudah dapat terpenuhi baik dibidang pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan trasnsportasi. Sarana perekonomian seperti koperasi unit desa, pasar tempat memasarkan produk hasil pertanian tidak terdapat di desa tersebut, sehingga untuk memperoleh pinjaman modal yang dibutuhkan petani dapat diperoleh dari pedagang-pedagang pengumpul yang datang ke desa tersebut yang nantinya akan menjual hasil-hasil pertaniannya kepada pedagang Universitas Sumatera Utara xxxvi pengumpul desa tersebut, sedangkan pasar untuk menjual hasil-hasil pertanian terdapat di ibukota kecamatan. 4.1.2 Desa Lau Bagot Desa Lau Bagot dengan luas wilayah 600 Ha yang berada pada ketinggian 950- 1100 dpl. Jarak dari ibukota kecamatan 0.5 Km dan jarak ke ibukota kabupaten 27.5 Km. Desa Lau Bagot terdiri dari enam dusun. Dusun-dusun yang terdapat di Desa Lau Bagot diantaranya: 1. Dusun Hutakelep 2. Dusun Barisan Tigor 3. Dusun Kuta Bunga 4. Dusun Tanjung Selamat 5. Dusun Kampung Jawa 6. Dusun Lingga Julu Adapun batas-batas dari Desa Lau Bagot adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tigalingga Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Palding Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Lau Belulus Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukandebi Desa Lau Bagot sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian seperti jagung, durian, dan kakao. Jika dilihat dari penggunaan tanah adalah sebagai berikut: Tanah Perkebunan : 549 Ha Tanah PekaranganBangunan : 51 Ha Universitas Sumatera Utara xxxvii Tanah perkebunan seluas 549 Ha digunakan sebagai hutan kayu dan perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat sebagian besar digunakan untuk tanaman perkebunan seperti kakao, jagung dan durian. A. Keadaan Penduduk Penduduk Desa Lau Bagot sampai tahun 2012 adalah 2.217 jiwa meliputi 1088 jiwa 49 laki-laki dan 1129 jiwa 51 perempuan, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 563 KK. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lau Bagot Tahun 2011 No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Persentase 1 Petani 801 79.9 2 Buruh Tani 98 8.9 3 Pegawai Negeri Sipil 39 3.6 5 POLRI 4 0.36 6 Pensiunan 15 1.37 7 Wiraswasta 64 5.84 Total 1095 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Lau Bagot 2012 Tabel 4 menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar 875 jiwa 79.9 dan sebagai buruh tani sebanyak 98 jiwa 8.9, sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 39 jiwa 3.6, POLRI sebanyak 4 jiwa 0,36, Pensiunan sebanyak 15 jiwa 1,37 dan wiraswasta sebanyak 64 jiwa 5.84. Universitas Sumatera Utara xxxviii

B. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di suatu daerah akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarananya, maka akan mempercepat laju perkembangan daerah tersebut. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Lau Bagot dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Lau Bagot 2011 No Sarana dan Prasarana Jumlah unit 1 Sarana Pendidikan: - SD - SMP - SMU 2 2 2 2 Sarana Kesehatan: - Puskesmas Pembantu - Poskesdes 1 1 3 Sarana Peribadatan: - Mesjid - Gereja 1 10 4 Sarana Transportasi: - Jalan Aspal - Jalan Tanah yang Diperkeras - Jalan Tanah 33.5 Km 2 Km - Km Sumber : Kantor Kepala Desa Lau Bagot 2012 Tabel 5 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di Desa Lau Bagot yang dibutuhkan oleh masyarakat sudah dapat terpenuhi baik dibidang pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan trasnsportasi. Sarana perekonomian pasar tempat memasarkan produk hasil pertanian tidak terdapat di desa tersebut. Pasar untuk menjual hasil-hasil pertanian terdapat di ibukota kecamatan. Universitas Sumatera Utara xxxix 4.1.3 Desa Sukandebi Desa Sukandebi dengan luas wilayah 832 Ha yang berada pada ketinggian 800 dpl. Jarak dari ibukota kecamatan 5 Km dan jarak ke ibukota kabupaten 32 Km. Desa Sukandebi terdiri dari empat dusun. Dusun-dusun yang terdapat di Desa Sukandebi diantaranya: 1. Dusun Barisan Sukandebi 2. Dusun Sukandebi 3. Dusun Bertungen Jehe I 4. Dusun Bertungen Jehe II Adapun batas-batas dari Desa Sukandebi adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lau Sireme Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bertungen Julu Sebelah timur berbatasan dengan Desa Lau Bagot Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lau Molgap Desa Sukandebi sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian seperti jagung, durian, kakao dan enau. Jika dilihat dari penggunaan tanah adalah sebagai berikut: Tanah Perkebunan : 500 Ha Tanah PekaranganBangunan : 10 Ha Lainnya : 322 Ha Tanah perkebunan seluas 500 Ha digunakan sebagai hutan kayu dan perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat sebagian besar digunakan untuk tanaman perkebunan seperti kakao, durian, jagung dan enau. Universitas Sumatera Utara xl A. Keadaan Penduduk Penduduk Desa Sukandebi sampai tahun 2012 adalah 2.258 jiwa meliputi 1056 jiwa 46.7 laki-laki dan 1202 jiwa 53.2 perempuan, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 503 KK. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sukandebi Tahun 2011 No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Persentase 1 Petani 848 84.3 2 Buruh Tani 93 9.2 3 Pegawai Negeri Sipil 15 1.4 4 Wiraswasta 50 5 Total 1006 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Sukandebi 2012 Tabel 6 menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian memiliki beragam pekerjaan dan mayoritas mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani yaitu sebesar 848 jiwa 84.3 dan sebagai buruh tani sebanyak 93 jiwa 0.92, sedangkan sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 15 jiwa 0.14, dan wiraswasta sebanyak 50 jiwa 0.5.

B. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di suatu daerah sangat penting untuk mendukung perkembangan dan kemajuan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarananya, maka akan mempercepat laju perkembangan daerah tersebut. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Sukandebi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara xli Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Desa Sukandebi 2011 No Sarana dan Prasarana Jumlah unit 1 Sarana Pendidikan: - SD - SMP - SMU 2 - - 2 Sarana Kesehatan: - Puskesmas Pembantu - Polindes - 1 3 Sarana Peribadatan: - Mesjid - Gereja 1 6 4 Sarana Transportasi: - Jalan Aspal - Jalan Tanah yang Diperkeras - Jalan Tanah 10 Km 15 Km 2 Km Sumber : Kantor Kepala Desa Sukandebi 2012 Tabel 7 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di Desa Sukandebi yang dibutuhkan oleh masyarakat belum memadai dibidang pendidikan, masyarakat desa umumnya melanjutkan pendidikan ke ibukota kecamatan. Sarana kesehatan belum memadai, sarana peribadatan sudah tersedia sesuai kebutuhan masyarakat, dan sarana transfortasi tersedia dengan baik. Masyarakat desa banyak menggunakan sepeda motor untuk transfortasi dan sebagai fasilitas umum tersedia becak bermotor. Sarana perekonomian seperti pasar tempat memasarkan produk hasil pertanian tidak terdapat di desa tersebut, masyarakat menjual hasil pertanian kepada pengumpul di desa atau pasar yang terdapat di ibukota kecamatan. Universitas Sumatera Utara xlii 4.2 Karakteristik Sampel Penelitian 4.2.1 Petani Sampel petani dalam penelitian ini adalah petani kakao yang berdomisili di Desa Lau Sireme, Desa Lau Bagot, Desa Sukandebi. Sebagian besar petani mengungkapkan menanam kakao dilahan sendiri bersatu dengan tanaman lainnya seperti durian dan duku. Sebanyak 35 petani memiliki lahan 0.5Ha dan sisanya 65 memiliki lahan 0.5Ha. 4.2.2 Pedagang Pengumpul Desa Pedagang pengumpul desa dalam penelitian ini adalah pedagang pengumpul yang membeli biji kakao kering dari petani sampel. Pedagang pengumpul desa ini memperoleh biji kakao dengan menjumpai petani kakao dari rumah ke rumah ataupun petani yang mengantar biji kakaonya ke lokasi pedagang pengumpul desa. Pada penelitian ini diambil 3 sampel pedagang pengumpul desa yang menjual biji kakao nya ke pedagang besar. Pedagang pengumpul desa yang pertama berumur 43 tahun dengan pendidikan lulusan SMP, sudah berpengalaman selama 10 tahun dalam berdagang biji kakao dan berdomisili di Desa Lau Sireme. Pedagang pengumpul desa yang kedua berumur 55 tahun dengan pendidikan lulusan SMA, sudah berpengalaman selama 10 tahun dalam berdagang biji kakao dan berdomisili di Desa Lau Bagot. Pedagang pengumpul desa yang ketiga berumur 40 tahun dengan pendidikan lulusan SMA, sudah berpengalaman selama 5 tahun dalam berdagang biji kakao dan berdomisili di Desa Sukandebi. Universitas Sumatera Utara xliii Biji kakao kering yang dibeli oleh masing-masing pedagang pengumpul desa berasal dari petani kakao disekitar wilayah kecamatan Tigalingga terutama di desa masing-masing pedagang berdomisili.

4.2.3 Pedagang Besar

Pada penelitian diambil 2 sampel pedagang besar yang ada di kecamatan Tigalingga. Pedagang besar pertama berumur 48 tahun dengan pendidikan lulusan sarjana ekonomi, sudah berpengalaman selama 2 tahun dalam berdagang biji kakao dan berdomisili di Desa Palding Kecamatan Tigalingga. Pedagang besar yang kedua berumur 41 tahun dengan pendidikan lulusan SMAsederajat, sudah berpengalaman selama 5 tahun dalam berdagang biji kakao dan berdomisili di Desa Lau Sireme. Kedua pedagang besar menjual biji kakao kering kepada eksportir yang ada di Medan dengan standar mutu ekspor. 4.2.4 Eksportir Sampel eksportir berada di ibukota provinsi yaitu Kota Medan, eksportir mengirim kakao dalam bentuk biji kering dengan mutu ekspor ke beberapa negara seperti Eropa, China dan USA. Produk yang dihasilkan eksportir tidak hanya dalam bentuk biji. Produk lain misalnya butter minyak cokelat, cake padatan cokelat, powder tepung cokelat. Namun yang menjadi objek penelitian pada skripsi ini adalah produk ekspor dalam bentuk biji kakao kering. Universitas Sumatera Utara xliv

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN