39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas classroom action research yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti tidak melakukan
penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau bekerjasama dengan pencari data atau observer dan peneliti sebagai pemberi materi pelatihan atau trainer.
Penelitian tindakan merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama Suharsimi Arikunto, 2008:3. Menurut Vivienne Baumfield, Elaine Hall, and Kate Wall 2009: 3, action research
dikonseptualisasikan sebagai serangkaian pertanyaan yang saling berkait, karena pembelajaran merupakan proses berkelanjutan yang membangun
sekaligus berkembang dari pengalaman dan tuntutan, maka penelitian dapat mengubah praktik guru sekaligus pemahaman mereka terhadap praktik itu
sendiri serta memberikannya alat untuk melakukan pemikiran dan evaluasi diri. Definisi penelitian tindakan action research menurut John W. Santrock
2011: 26 adalah penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah kelas atau sekolah, memperbaiki pengajaran dan strategi pendidikan lainnya,
atau membuat keputusan pada tingkat tertentu. Peneliti tidak terlepas dari prinsip-prinsip penelitian tindakan action
research yaitu sebagai berikut:
40
a. Proses penelitian tidak boleh menggunakan kegiatan utama, misalnya bagi guru yaitu kegiatan belajar mengajar.
b. Metode yang digunakan tidak boleh terlalu menuntut, baik dari segi kemampuan maupun waktunya.
c. Metodelogi penelitian harus dirumuskan secara cermat, sehingga dapat diuji di lapangan.
d. Permasalahan yang diteliti harus nyata, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangka kewenangan penelitian untuk melakukan
perubahan. e. Seorang peneliti harus memperhatikan tata krama dan rambu pelaksanaan
penelitian secara umum. f. Kegiatan penelitian harus merupakan suatu gerakan yang berkelanjutan
on going Suyono, 2008: 8. Adapun model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model
Kemmis and McTaggart dengan rangkaian kegiatan perencanaan planning, tindakan acting, observasi observing, dan refleksi reflecting yang
bersiklus. Keempat langkah ini terus dilakukan berulang sampai perbaikan yang diharapkan tercapai. Desain tindakan menggunakan model penelitian
tindakan dapat dilihat pada Gambar 8. Suharsimi Arikunto, 2008: 16.
41
Gambar 8. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis and McTaggart
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan menggunakan dua siklus untuk mengetahui presentase ketercapaian dari pelatihan yang diterapkan. Pada
siklus pertama, ketercapaian kompetensi ditargetkan mencapai 50 dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus kedua atau terakhir ditargetkan
mencapai 75 jumlah siswa dari nilai standar yang ditetapkan dalam penelitian.
Proses penelitian diawali dari pretes tes awal yang diberikan kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa di awal sebelum dilakukan
tindakan. Selanjutnya diberikan tindakan kelas melalui pelatihan. Setelah dilakukan tindakan, siswa diberikan postes dan hasilnya dikonversikan ke
dalam kategori ketercapaian kompetensi siswa. Pertemuan ini diulang kembali untuk mencapai target peningkatan kompetensi siswa hingga 75
dari jumlah siswa. Pengamatan
Siklus II Perencanaan
Siklus I Pengamatan
Perencanaan
Hasil Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan
42
2. Tempat dan Waktu Penelitian