34
diabaikan. Penerapan model pembelajaran CTL menjadikan siswa lebih
bermakna atau berarti. Siswa melihat belajar bukan sekedar mencapai nilai akademik, tetapi juga manfaat langsung bagi kehidupan dirinya.
Jika hasil belajar diartikan sebagai hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subjek
dengan lingkungannya seperti dikemukakan Winkel, 2004: 15, maka CTL dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terjadi karena CTL memunculkan
lebih banyak interaksi antara siswa dengan konteks lingkungannya. Kompleksitas konteks belajar bukan menjadi penghambat karena pada
saat interaksi berlangsung, siswa-siswa justru mampu mengembangkan kemampuan berpikir lebih banyak. Siswa, terutama yang masih pada taraf
berpikir operasional kongkrit, lebih mudah memahami sesuatu yang kongkrit atau nyata. Bahkan, siswa dapat melakukan asosiasi atau penyatuan unsur-
unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh atau sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis
sehingga menjadi suatu proses yang berstruktur atau berbentuk pola baru Sudijono, 2001: 51. Dengan demikian, jelas bahwa Contextual Teaching
Learning mengasah lebih banyak potensi kecerdasan siswa yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Kerangka Pikir
Penelitian ini disusun dengan membangun kerangka pikir bahwa guru menguasai materi mata pelajaran IPA dengan baik tetapi belum menerapkan
pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga berpengaruh
35
pada hasil belajar. Keterlibatan dan keaktifan siswa kurang karena kegiatan belajar lebih menekankan pada ketertiban dan pengendalian guru kepada siswa.
Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat merupakan alternatif yang baik untuk merubah pembelajaran yang membosankan menjadi sesuatu
yang diminati oleh siswa, sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Begitu juga dalam pembelajaran daur air dan peristiwa alam
dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
pemecahan masalah. Dalam hal ini, pendekatan pembelajaran yang tepat adalah pendekatan CTL yaitu pendekatan yang lebih mementingkan
keterlibatan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri pengetahuannya dan menemukan makna dari apa yang dipelajari dengan menghubungkan materi
yang dipelajari tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA di SD yaitu mengembangkan
keterampilan proses dan sikap ilmiah melalui proses penemuan. Ciri khas dari pendekatan CTL adalah pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar. Dalam pembelajaran, CTL menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata
sehingga siswa dapat merasakan manfaat dari apa yang telah dipelajarinya. Proses pembelajaran kontekstual berlangsung dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dengan demikian, pengetahuan yang didapat siswa merupakan hasil
temuannya sendiri sehingga akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
36
Penggunaan model Contextual Teaching Learning CTL dalam pembelajaran IPA akan memberikan kesempatan siswa mengaitkan antara
materi yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Dengan demikian pengetahuan yang didapat siswa adalah hasil temuannya sendiri
sehingga bertahan lebih lama dalam ingatannya, lebih mudah dipahami, dan lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna akan meningkatkan
keantusiasan siswa dalam belerdasarkan hal tersebut, maka model Contextual Teaching Learning CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
G. Hipotesis Tindakan