46
3.8. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian, sebelum digunakan seabagai alat pengumpul data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan
reabilitasnya. Uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan instrumen dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur Azwar, 2003.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari Pearson Widodo, 2004 dengan rumus sebagai berikut :
r
xy
=
[ ][
]
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
−
2 2
2 2
. .
y y
n x
x n
y x
xy n
Dimana : r
xy
= Koefisien
Korelasi n
= Banyaknya Sampel x
= Skor setiap item y
= Skor Total
Sugiyono 2005 menyatakan bahwa, syarat minimum yang dianggap
memenuhi syarat adalah kalau r= 0,30. Bila koefisien korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak
valid. Selanjutnya untuk mendapatkan instrumen yang reabel, dilakukan uji reabilitas. Uji reabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu
pengukuran instrumen dapat dipercaya Ghozali:2005. Dalam hal ini teknik yang
Universitas Sumatera Utara
47
digunakan untuk menguji reabilitas adalah Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai
realiabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriteria sebagai berikut : α 0,6 artinya instrumen reabel
α 0,6 artinya instrumen tidak reabel Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen adalah dengan melakukan
uji coba instrumen kepada 30 orang responden. Menurut Umar 2000 sangat disarankan jumlah responsen untuk uji coba minimal 30 orang.
3.9. Uji Asumsi Klasik
Pada kaidah ekonometrika, apabila menggunakan Regresi Linier Berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran
Asumsi Klasik, yaitu uji Normalitas, uji Multikolinieritas dan uji Heteroskedastisitas. Uji Asumsi Klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa
model regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila Uji Asumsi Klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linier betganda dapat digunakan.
3.9.1. Uji Normalitas
Ghozali 2005, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikurti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
48 Normalitas dapat diuji dengan dua pengujian, yaitu :
a. Scatter plot diagram b. Kolmogorov-Smirnov
Test
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali 2005, uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadai korelasi diantara variabel independent. Untuk mendeteksi adanya Multikolinieritas
adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat Multikolinieritas.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model Regresi Linier digunakan analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan.
Ghozali 2005, model regresi yang baik adalah yang homokendastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar dan kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
49 Adanya masalah heteroskedastisitas dapat dihitung dengan uji Glejser :
vi Xt
Ut +
+ =
β α
= Ut
nilai absolut residual Xt = Variabel bebas
Vi = variabel gangguan Ada tidaknya situasi heteroskedastisitas ditentukan oleh nilai
α dan β. Jika secara statistik
α = 0 dan β ≠ 0, maka situasi yang disebut pure heterokendasticity terjadi. Jika secara statistik
α ≠ 0 dan β ≠ 0, maka situasi mixed heterokedasticity terdapat dalam varian error terms.
3.10. Model Analisis Data
Untuk mengetahui adanya pengaruh yang nyata antara variabel independen terhadap variabel dependen digunakan metode regresi linier berganda denagn
persamaan sebagai berikut : Y =b
+ b
1
X
1
+b
2
X
2
+ e Dimana :
Y = Motivasi Kerja
X
1
= Pemberian Insentif X
2
= Pengembangan Karir b
= Konstanta
b
1
= Koefisien
Regresi Variabel X
1
Universitas Sumatera Utara
50 b
2
= Koefisien
Regresi Variabel X
2
e = error of term
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan uji statistik sebagai berikut :
1 Uji F Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap
variabel terikat dengan tingkat keyakinan 95 α = 5.
H : b
1
,b
2
= 0 ; secara serempak variabel pemberian insentif dan pengembangan karir tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai di Lembaga
Pemasyarakatan LP Klas II-A Wanita Medan. H
1
: minimal satu b
1
≠ 0, secara serempak variabel pemberian insentif dan pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai di
Lembaga Pemasyarakatan LP Klas II-A Wanita Medan. Alat Uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah
dengan uji statistik F, dengan ketentuan : H diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
, H ditolak jika F
hitung
F
tabel
. 2 Uji t
Digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial Individual terhadap variabel terikat dengan tingkat keyakinan 95
α = 5.
Universitas Sumatera Utara
51 Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan
uji statistik t uji satu sisi dengan ketentuan: H diterima jika t
hitung
≤ t
tabel
; H di tolak jika t
hitung
t
tabel
. 3 Koefisien determinasi R
2
Koefisien determinasi adalah untuk mengukur proporsi dari variabel total variabel terikat yang dijelaskan oleh variasi bebas atau variabel penjelas dalam
regresi. Untuk mempertimbangkan kenyataan bahwa besaran derajat kebebasan menurun sehubungan dengan bertambahnya variabel bebas atau variabel
penjelas di dalam regresi, jika dihitung R
2
yang disesuaikan adjusted R
2
sebagai berikut:
Adjusted R
2
= 1-1-R
2
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
− −
k n
n 1
Dimana n adalah jumlah observasi atau sampel data dan k adalah jumlah parameter atau koefisien yang diestimasi.
Data diolah memggunakan program aplikasi software pengolahan data SPSS Statistical Package for Social Science Versi 12,5.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lapas Wanita Klas II A Medan
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Medan kemudian disebut Lapas Wanita adalah unit pelaksanaan teknis yang berada di bawah naungan
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lapas Wanita Klas IIA Medan mulai di resmikan penggunaanya pada bulan Juni tahun 1986 dengan lugs tanah 6.455 M
2
dan Luas bangunan 5.250 M
2
. Bangunan terdiri dari kamar penghuni dan perkantoran dibuat bertingkat. Area perkantoran mengakomodasi beberapa kegiatan
rutin seperti ruang kegiatan kerja, perpustakaan, ruang ibadah, ruang besuk serta aula .
Secara sosiologis, pada hakekatnya pemasyarakatan menyelenggarakan pelayanan masyarakat public service dalam dua tatanan yakni pelayanan secara
makro dan mikro. Pelayanan makro adalah pelayanan sehubungan dengan tugas dan fungsinya dalam rangka pembinaan para pelanggar hukum. Sementara itu,
pelayanan mikro adalah pelayanan pemasyarakatan terhadap hak-hak pelanggar hukum yang dijamin oleh UU misalnya, hak berkunjung, hak perawatan jasmani,
hak mendapat PB Pembebasan Bersyarat, CB Cuti Bersyarat, CMB Cuti Menjelang Bebas dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara