47
digunakan untuk menguji reabilitas adalah Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai
realiabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriteria sebagai berikut : α 0,6 artinya instrumen reabel
α 0,6 artinya instrumen tidak reabel Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen adalah dengan melakukan
uji coba instrumen kepada 30 orang responden. Menurut Umar 2000 sangat disarankan jumlah responsen untuk uji coba minimal 30 orang.
3.9. Uji Asumsi Klasik
Pada kaidah ekonometrika, apabila menggunakan Regresi Linier Berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran
Asumsi Klasik, yaitu uji Normalitas, uji Multikolinieritas dan uji Heteroskedastisitas. Uji Asumsi Klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa
model regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila Uji Asumsi Klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linier betganda dapat digunakan.
3.9.1. Uji Normalitas
Ghozali 2005, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikurti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
48 Normalitas dapat diuji dengan dua pengujian, yaitu :
a. Scatter plot diagram b. Kolmogorov-Smirnov
Test
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali 2005, uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadai korelasi diantara variabel independent. Untuk mendeteksi adanya Multikolinieritas
adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat Multikolinieritas.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model Regresi Linier digunakan analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan.
Ghozali 2005, model regresi yang baik adalah yang homokendastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar dan kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
49 Adanya masalah heteroskedastisitas dapat dihitung dengan uji Glejser :
vi Xt
Ut +
+ =
β α
= Ut
nilai absolut residual Xt = Variabel bebas
Vi = variabel gangguan Ada tidaknya situasi heteroskedastisitas ditentukan oleh nilai
α dan β. Jika secara statistik
α = 0 dan β ≠ 0, maka situasi yang disebut pure heterokendasticity terjadi. Jika secara statistik
α ≠ 0 dan β ≠ 0, maka situasi mixed heterokedasticity terdapat dalam varian error terms.
3.10. Model Analisis Data