Interpretasi dan Diskusi Hasil

Tabel 5.4 Perbandingan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi Kepada ibu bersalin di Klinik Sumiarini Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 Variabel Mean Beda Mean SD SE p Value Sebelum diberi intervensi Setelah diberi intervensi 2,49 1,73 0,756 0,637 0,633 0,1 0,09 0,00

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri kala I.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil penelitian pada responden diperoleh mayoritas responden berada pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 32 orang 78, paritas responden adalah anak ke 3 sebanyak 13 orang 31,7, jenis pekerjaan adalah tidak bekerja sebanyak 30 orang 73,2 dan tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 24 orang 58,5. Berdasarkan hasil penelitian intensitas nyeri pada responden diperoleh mayoritas intensitas nyeri pada ibu bersalin anak pertama sebelum diberi aromaterapi lavender pretest adalah nyeri berat sebanyak 7 orang 63,6 dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,55 dan setelah diberi aromaterapi lavender posttest adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang 45,5 dengan rata- rata intensitas nyerinya adalah 1,82, pada ibu bersalin anak ke 2 sebelum diberi aromaterapi lavender pretest adalah nyeri berat sebanyak 5 orang 62,5 dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,63 dan setelah diberi aromaterapi lavender posttest adalah nyeri sedang sebanyak 4 orang 50 dengan rata- Universitas Sumatera Utara rata intensitas nyerinya adalah 1,75, pada ibu bersalin anak ke 3 sebelum diberi aromaterapi lavender pretest adalah nyeri berat sebanyak 8 orang 61,5 dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,54 dan setelah diberi aromaterapi lavender posttest adalah nyeri sedang sebanyak 8 orang 61,5 dengan rata- rata intensitas nyerinya adalah 1,77, pada ibu bersalin anak ke 4 sebelum diberi aromaterapi lavender pretest adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang 55,6 dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,22 dan setelah diberi aromaterapi lavender posttest adalah nyeri sedang 5 orang 55,6 dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,56. Intensitas nyeri persalinan yang dialami responden sangat bervariasi, dimulai dari nyeri ringan sampai berat, dimana tingkat nyeri persalinan dimulai dari nyeri skala 2 sampai skala 9. Perbedaan tingkat intensitas nyeri persalinan pada seseorang tidak bisa menjadi indikator pada individu lainnya. Menurut Melzack dan Wall 1988 dalam Jones, 2006, hlm. 362 rasa nyeri tergantung pada banyak faktor psikososial. Derajat dan kualitas nyeri yang dirasa ditentukan oleh pengalaman sebelumnya dan seberapa baik pengalaman tersebut diingat. Persepsi nyeri juga bergantung pada pemahaman tentang penyebab nyeri dan kemampuan untuk memikul konsekuensinya, yang semuanya tercakup dalam budaya tempat tinggal orang tersebut. Pendapat tersebut juga didukung oleh Walsh 2007, hal 261 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu usia wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, wanita yang mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan presentasi abnormal, kecemasan akan meningkatkan respon individual terhadap rasa sakit, ketidaksiapan menjalani proses melahirkan, dukungan dan Universitas Sumatera Utara pendamping persalinan, takut terhadap hal yang tidak diketahui, pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan dan faktor sosial budaya. Berdasarkan hasil penelitian pada responden diperoleh intensitas nyeri ibu bersalin anak pertama sebelum diberi aromaterapi lavender rata-rata 2,55 dan sesudah diberi aromaterapi lavender rata-rata 1,82. Intensitas nyeri ibu bersalin anak ke 3 sebelum diberi aromaterapi lavender rata-rata 2,54 dan sesudah diberi aromaterapi lavender rata-rata 1,77, dari pernyataan tersebut pada ibu bersalin anak pertama rata-rata intensitas nyeri persalinannya lebih tinggi dari ibu bersalin anak ke 3 baik yang sebelum atau sesudah diberikan aromaterapi lavender. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Walsh 2007. hal. 261 bahwa primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II. Berdasarkan hasil penelitian intensitas nyeri persalinan, rata-rata intensitas nyeri responden sebelum intervensi pretest adalah 2,49 dengan standar deviasi 0,637, sedangkan rata-rata intensitas nyeri responden setelah intervensi posttest adalah 1,73 dengan standar deviasi 0,633, dari pernyataan tersebut terjadi penurunan intensitas nyeri persalinan setelah diberi aromaterapi lavender. Dari hasil uji statistik t-dependent diperoleh perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi adalah 0,756 dan didapati nilai P = 0,00 P 0,05 artinya ada manfaaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I yang dapat dilihat dari perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberi aromaterapi lavender. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ns. Sherly Amelia, S.Kep pada tahun 2012 yang berjudul Efektifitas Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I, diperoleh hasil bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I sehingga dapat dijadikan suatu intervensi bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk penurunan skala nyeri pada persalinan. Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Price 1997, hlm. 161 bahwa penggunaan minyak esensial yang benar dalam persalinan dapat mengurangi kebutuhan seorang ibu akan obat-obatan seperti pethidin. Minyak esensial yang mengandung senyawa keton dan fenol berkhasiat bila digunakan pada saat ini karena sifat-sifat analgesiknya. Aromaterapi lavender atau terapi menggunakan minyak atsiri bunga lavender dapat mempengaruhi suasana hati menjadi tenang, meningkatkan kewaspadaan, kemampuan berkonsentrasi, dan menurunkan kecemasan seseorang. Aromaterapi lavender mampu meningkatkan aktivitas gelombang alfa yang merupakan penanda seseorang dalam keadaan tenang, dapat merangsang otak, dan membangun konsentrasi Rohim, 2010, ¶ 2 . Pernyataan diatas juga didukung oleh Franchomme dan Penoel 1990 dalam Price 1997, hlm. 181 menggunakan jenis-jenis minyak esensial analgesik yang banyak mengandung senyawa terpena, keton atau fenol dan mungkin pula eter fenolat untuk menentukan manfaat pereda nyeri serta relaksasi bagi para wanita yang berada dalam proses persalinan karena perasaan nyeri secara otomatis akan menimbulkan relaksasi. Universitas Sumatera Utara

2. Keterbatasan Penelitian