Prinsip guru Kompetensi Profesionalisme Guru

e guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan f guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. g guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial. h guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. i Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

e. Prinsip guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1 memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. 2 memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. 3 memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 4 memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5 memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7 memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. 8 memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 9 memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

f. Kompetensi Profesionalisme Guru

Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan Leod, 1989. Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Melihat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleks, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus Ali, 1985 antara lain dikemukakan berikut ini: 1 Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam 2 Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya 3 Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai 4 Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan 5 Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan Kompetensi guru sendiri terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional http:www.depdiknas.go.idRPPmodules.php. 2007: Pertama , kompetensi pedagogik. Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kedua , kompetensi kepribadian. Adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Ketiga , kompetensi sosial. Adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat. Keempat , kompetensi profesional. Adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Menyadari banyaknya guru yang belum memenuhi kriteria profesional, guru dan penanggung jawab pendidikan harus mengambil langkah. Hal-hal yang dapat dilakukan di antaranya. 1 Penyelenggaraan pelatihan. Dasar profesionalisme adalah kompetensi. Sementara itu, pengembangan kompetensi mutlak harus berkelanjutan. Caranya, tiada lain dengan pelatihan. 2 Pembinaan perilaku kerja. 3 Penciptaan waktu luang. Waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik Yunani-Romawi adalah menjadikan manusia makin menjadi penganggur terhormat, dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas dan kepribadian 4 Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu membangun manusia muda dengan penuh percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Disamping dengan keahliannya, sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru professional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk yang beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma- norma agama dam moral. Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu, dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untukdalam belajar. Guru dituntut mencari tahu terus- menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka, apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penyebabnya dan mencari jalan keluar bersama peserta didik; bukan mendiamkannya atau malahan menyalahkannya. Menjadi guru bukan sebuah proses yang hanya dapat dilalui, diselesaikan dan ditentukan melalui uji kompetensi dan sertifikasi. Karena menjadi guru menyangkut perkara hati, mengajar adalah profesi hati. Hati harus lebih banyak berperan atau lebih daripada budi. Oleh karena itu, pengolahan hati harus mendapatkan perhatian yang cukup, yaitu pemurnian hati atau motivasi untuk menjadi guru. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah kesediaan untuk mengenal diri dan kehendak untuk memurnikan keguruannya. Mau belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru. Seorang guru yang tidak bersedia belajar, tak mungkin kerasan dan bangga menjadi guru. Kerasan dan kebanggaan atas keguruannya adalah langkah untuk menjadi guru yang profesional. Mengingat peran guru sangat strategis dalam menyiapkan generasi unggulan maka guru dituntut untuk kreatif dan mau belajar terus-menerus demi meningkatkan mutu kemampuan mengajar. Peningkatan kualifikasi pendidian guru di tingkat sekolah dasar, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan profesional mengajar. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat profesi mengajar adalah pekerjaan yang tidak mudah dilakukan. Mengajar bukan sekadar kegiatan rutin dan mekanis. Dalam mengajar terkandung kemampuan menganalisis kebutuhan siswa, mengambil keputusan apa yang harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dilakukan, merancang pembelajaran yang efektif dan efisien, mengaktifkan siswa melalui motivasi ekstrinsik dan intrinsik serta mengawasi hasil belajar serta merevisi. Pembelajaran berikutnya agar tubuh efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian mengajar merupakan kegiatan manjerial yang harus dilakukan secara professional. Guru sebagai fasilitator, mediator patner belajar siswa. Secara sederhana dapat diartikan penyedia bahan, sumber informasi bagi siswa dan dapat bekerja sama dengan siswanya. Pendidikan berfungsi sebagai maneger learning dan elimating maker dalam proses pembelajaran sekolah. Guru harus aktif dalam pembelajaran sedapat mungkin dimulai dengan menyajikan masalah kontekstualrealistik. Guru memberikan kesempatan pada siswa menyelesaikan masalah dengan cara sendiri. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, guru harus simpatik, akrab, tidak terkesan angker. Dengan begitu, siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok. Pembelajaran tidak selalu di dalam kelas bisa juga di luar kelas, duduk di lantai, di bawah pohon, mengamati dan mengumpulkan data, bisa juga di perpustakaan. Guru mendorong terjadinya interaksi dan negosiasi. Siswa bebas memilih modus reprentasi yang sesuai dengan instruktur koqnitifnya sewaktu menyelesaikan masalah menggunakan model. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tingkat Pendidikan

Dokumen yang terkait

Sikap masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis kelamin : studi kasus masyarakat Dusun Pringwulung, RW 39, Kelurahan Condong Catur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

0 0 124

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan usia : studi kasus masyarakat Padukuhan Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakart

0 6 178

Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan : studi kasus pada masyarakat perumahan Villa Bintaro Indah, kelurahan Jombang, kecamatan Ciputat, kotamadya Tangerang Selatan, prov

0 6 152

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

1 2 114

Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan studi kasus pada masyarakat perumahan Villa Bintaro Indah, kelurahan Jom

0 1 150

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan - USD Repository

0 0 112

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PROFESI GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN, DAN TINGKAT PENDAPATAN

0 0 134

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan usia : studi kasus masyarakat Padukuhan Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakart

0 0 176

PERSEPSI KONSUMEN MENGENAI ATRIBUT JASA TRANSPORTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDAPATAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN

0 0 131