Karyawan yang optimal ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.38 Beban Kerja masing – masing elemen kerja No. Jabatan Stuktural Prosentase Produktif Performance Rating P Allowance Beban Kerja 1 Cutting 1 69.11 1.19 19.5 98.27 2 Cutting 2 69.44 1.19 19.5 98.74 3 Reheating furnace 1 69.66 1.19 19.5 99.06 4 Reheating furnace 2 69.33 1.19 19.5 98.59 5 Descaler 70.22 1.19 19.5 99.85 6 Rolling Mill 1 68.88 1.19 21.0 99.18 7 Rolling Mill 2 68.11 1.19 21.0 98.07 8 Hot Leveller 1 69.77 1.19 19.5 99.21 9 Hot Leveller 2 69.22 1.19 19.5 98.43 10 Dividing Shear 1 68.55 1.19 19.5 97.48 11 Dividing Shear 2 69.44 1.19 19.5 98.74 12 Cooling Bed 68.66 1.19 19.5 97.63 13 Cropping side shear 1 68 1.19 19.5 96.69 14 Cropping side shear 2 67.77 1.19 19.5 96.37 Dalam Perhitungan beban kerja karyawan untuk tiap-tiap operator diatas dapat diketahui bahwa rata – rata beban kerja pada tiap – tiap operator sangat tinggi, salah satu contoh pada bagian descaler dengan prosentase produktif sebesar 70.22 dengan Performance Rating sebesar 1.19 dan Allowance sebesar 19.5 sehingga diperoleh total beban kerja pada bagian descaler sebesar 99.85 jadi beban kerja pada operator tersebut dapat dikatakan sangat besar, dengan ini maka dapat diilakukan perhitungan untuk menentukan karyawan yang optimal.

4.7. Karyawan yang optimal

Dalam Perhitungan tingkat efisiensi kerja karyawan berdasarkan beban kerjanya untuk tiap-tiap operator diatas dapat digunakan untuk menentukan jumlah karyawan yang sebenarnya, perhitungannya masing-masing bagian adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Cutting Rata – rata beban kerja bagian cutting mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian cutting memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Rata – rata beban kerja pada bagian cutting : - Total beban kerja kondisi rill: 69.11 + 69.44 = 138.55 Rata – rata beban kerja kondisi riil : 138.55 = 2 55 . 138 = 69.27 - Total beban kerja setelah dengan WLA : 98.27 + 98.74 = 197.01 Rata – rata beban kerja setelah dengan WLA : 197.01 = 2 01 . 197 = 98.50 Pada proses cutting, yang semula berjumlah 2 operator memiliki rata-rata beban kerja sebesar 69.27 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian cutting adalah tetap 2 operator dengan rata-rata beban kerja sebesar 98.50. 2. Reheating Furnace Rata – rata beban kerja bagian reheating furnace mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian reheating furnace memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Rata – rata beban kerja pada bagian reheating furnace : - Total beban kerja kondisi rill : 69.66 + 69.33 = 138.99 - Rata – rata beban kerja kondisi rill : 138.99 = 2 99 . 138 = 68.50 - Total beban kerja setelah dengan WLA : 99.06 + 98.59 = 197.65 - Rata – rata beban kerja setelah dengan WLA : 197.65 = 2 65 . 197 = 98.82 Pada proses reheating furnace, yang semula berjumlah 2 operator memiliki rata-rata beban kerja sebesar 68.50 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian reheating furnace adalah tetap 2 operator dengan rata-rata beban kerja sebesar 98.82 . 3. Descaler Rata – rata beban kerja bagian descaler mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian descaler memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Rata – rata beban kerja pada bagian descaler : - Total beban kerja kondisi rill : 70.22 Rata – rata beban kerja kondisi rill : 70.22 = 1 22 . 70 = 70.22 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Total beban kerjasetelah dengan WLA : 99.85 - Rata – rata beban kerja setelah dengan WLA : 99.85 = 1 85 . 99 = 99.85 Pada proses descaler, yang semula berjumlah 1 operator memiliki rata-rata beban kerja sebesar 70.22 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian descaler adalah tetap 1 operator dengan rata-rata beban kerja sebesar 99.85 . 4. Rolling Mill Rata – rata beban kerja bagian rolling mill mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian rolling mill memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Rata – rata beban kerja pada bagian rolling mill : - Total beban kerja kondisi rill : = 68.88 + 68.11 = 136.99 - Rata – rata beban kerja kondisi rill : 136.99 = 2 99 . 136 = 68.49 - Total beban kerja setelah dengn WLA : = 99.18 + 98.07 = 197.25 - Rata – rata beban kerja setelah dengn WLA : 197.25 = 2 25 . 197 = 98.62 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada proses rolling mill, yang semula berjumlah 2 operator memiliki rata- rata beban kerja sebesar 68.49 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian rolling mill adalah tetap 2 operator dengan rata-rata beban kerja sebesar 98.62 . 5. Hot Leveller Rata – rata beban kerja bagian hot leveler mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian packing memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Rata – rata beban kerja pada bagian hot leveller - Total beban kerja kondisi rill : 69.77 + 69.22 = 138.99 - Rata – rata beban kerja kondisi rill : 138.99 = 2 99 . 138 = 69.44 - Total beban kerja setelah dengn WLA : 99.21 + 98.43 = 197.64 - Rata – rata beban kerja setelah dengn WLA : 197.64 = 2 64 . 197 = 98.82 Pada proses hot leveller, yang semula berjumlah 2 operator memiliki rata- rata beban kerja sebesar 69.44 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian hot leveller adalah tetap 2 operator dengan rata-rata beban kerja sebesar 98.82 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 6. Dividing Shear Rata – rata beban kerja bagian dividing shear mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian packing memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Rata – rata beban kerja pada bagian dividing shear: - Total beban kerja kondisi rill : 68.55 + 69.44 = 137.99 - Rata – rata beban kerja kondisi rill : 137.99 = 2 99 . 137 = 69.99 - Total beban kerja setelah dengn WLA : 97.48 + 98.74 = 196.22 - Rata – rata beban kerja setelah dengn WLA: 196.22 = 2 22 . 196 = 98.11 Pada proses dividing shear, yang semula berjumlah 2 operator memiliki rata-rata beban kerja sebesar 69.99 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian dividing shear adalah tetap 2 operator dengan rata-rata beban kerja sebesar 98.11 . 7. Cooling bed Rata – rata beban kerja bagian cooling bed mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian cooling bed memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Rata – rata beban kerja pada bagian cooling bed: - Total beban kerja kondisi rill : = 68 - Rata – rata beban kerja kondisi rill : 68 = 1 68 = 68 - Total beban kerja setelah dengn WLA : = 97.63 - Rata – rata beban kerja setelah dengn WLA : 97.63 = 1 63 . 97 = 97.63 Pada proses cooling bed, yang semula berjumlah 2 operator memiliki rata- rata beban kerja sebesar 69.99 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian cooling bed adalah tetap 2 operator dengan rata-rata beban kerja sebesar 98.11 . 8. Cropping Side Shear Rata – rata beban kerja bagian cropping side shear mempunyai beban kerja yang tinggi sehingga pada bagian cropping side shear memerlukan penambahan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat diformulasikan sbb: Rata – rata beban kerja pada bagian cropping side shear: - Total beban kerja kondisi rill : 68 + 67.77 = 135.77 - Rata – rata beban kerja kondisi rill : 135.77 = 2 77 . 135 = 67.88 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Total beban kerja setelah dengn WLA : 96.69 + 96.37 = 193.06 - Rata – rata beban kerja setelah dengn WLA: 193.06 = 2 06 . 193 = 96.53 Pada proses cropping side shear, yang semula berjumlah 2 operator memiliki rata-rata beban kerja sebesar 67.88 , dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode WLA sebaiknya jumlah karyawan pada bagian cropping side shear adalah tetap 2 operator dengan rata- rata beban kerja sebesar 96.53 .

4.8. Hasil dan Pembahasan