realisasinya. Teknik tersebut lebih dikenal dengan istilah analisis selisih anggaran. Analisis selisih anggaran adalah teknik pengukuran kinerja
organisasi yang dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui apakah terjadi
selisih
underspending
atau
overspending
. Selisih
underspending
adalah selisih yang terjadi jika pengeluaran aktual lebih kecil daripada jumlah
pengeluaran yang ditetapkan dalam anggaran. Sebaliknya, selisih
overspending
adalah selisih yang terjadi jika pengeluaran aktual lebih besar daripada jumlah pengeluaran yang ditetapkan dalam anggaran.
Salah satu formulasi yang akan digunakan dalam analisis anggaran dalam penelitian ini adalah persentase tingkat ketercapaian pengeluaran
anggaran.
G. Penelitian Terdahulu
Wibawanto 2010 melakukan penelitian mengenai Analisis Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan pada
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2005 kontribusi yang
diberikan sebesar 0,31; pada tahun 2006 sebesar 0,57; pada tahun 2007 sebesar 0,25; tahun 2008 sebesar 0,27 dan tahun 2009 kontribusi yang
diberikan sebesar 0,78. Wandansari 2011 melakukan penelitian mengenai Kontribusi
Retribusi Objek Wisata Pantai dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dilakukan di Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2005 sampai tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi
retribusi objek wisata pantai dalam menunjang pendapatan asli daerah pada tahun 2005 sebesar 3,28; tahun 2006 sebesar 1,88; tahun 2007 sebesar
3,24; tahun 2008 sebesar 3,90 dan tahun 2009 sebesar 4,15. Hastuti 2011 melakukan penelitian mengenai Analisis Retribusi
Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan di Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2005 sampai tahun 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan retribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2005 sebesar
3,51; tahun 2006 sebesar 2,14; tahun 2007 sebesar 3,39; tahun 2008 sebesar 4,03 dan tahun 2009 sebesar 4,25. Efektivitas pemungutan
retribusi sektor pariwisata yang dilakukan pada tahun 2005 sebesar 106,04; tahun 2006 sebesar 85,05; tahun 2007 sebesar 108,96; tahun
2008 sebesar 129,32 dan tahun 2009 sebesar 125,99. Novia 2014 melakukan penelitian mengenai Kontribusi Retribusi
Parkir Tepi Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan di Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan retribusi parkir tepi jalan terhadap pendapatan retribusi daerah pada tahun
2010 sebesar 0,275; tahun 2011 sebesar 0,249; dan tahun 2012 sebesar 0,215.
Putra, Atmanto dan Nuzula 2014 melakukan penelitian mengenai Analisis Efektivitas Penerimaan dan Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan di Dinas Pengelola Keuangan Daerah Kota Blitar dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pendapatan asli daerah Kota Blitar tahun 2008 sebesar 102,76; tahun 2009 sebesar 119,20; tahun
2010 sebesar 101,78; tahun 2011 sebesar 97,37; dan tahun 2012 sebesar 113,68. Efektivitas penerimaan retribusi jasa umum Kota Blitar tahun
2008 sebesar 99,95; tahun 2009 sebesar 114,16; tahun 2010 sebesar 96,52; tahun 2011 sebesar 96,00; dan tahun 2012 sebesar 91,37.
Efektivitas penerimaan retribusi jasa usaha Kota Blitar tahun 2008 sebesar 94,33; tahun 2009 sebesar 94,57; tahun 2010 sebesar 87,42; tahun
2011 sebesar 91,24; dan tahun 2012 sebesar 84,58. Efektivitas penerimaan retribusi perizinan tertentu Kota Blitar pada tahun 2008 sebesar
115,12; tahun 2009 sebesar 137,34; tahun 2010 sebesar 168,91; tahun 2011 sebesar 159,45; dan tahun 2012 sebesar 217,28. Kontribusi
retribusi jasa umum terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2008 sebesar 42,32; tahun 2009 sebesar 51,44; tahun 2010 sebesar 6,33;
tahun 2011 sebesar 5,48; dan tahun 2012 sebesar 5,01. Kontribusi retribusi jasa usaha terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2008
sebesar 7,57; tahun 2009 sebesar 8,67; tahun 2010 sebesar 6,99; tahun 2011 sebesar 6,66; dan tahun 2012 sebesar 5,36. Kontribusi retribusi
perizinan tertentu terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2008 sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,50; tahun 2009 sebesar 0,69; tahun 2010 sebesar 0,62; tahun 2011 sebesar 0,57; dan tahun 2012 sebesar 0,47.
Putri 2016 melakukan penelitian mengenai Analisis Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan di
Daerah Kabupaten Malang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi retribusi parkir terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Malang pada tahun 2010 sebesar 0,60; tahun 2011 sebesar 0,64; tahun 2012 sebesar 0,76; tahun 2013 sebesar
0,61; dan tahun 2014 sebesar 0,43. Tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir Kabupaten Malang pada tahun 2010 sebesar 101; tahun
2011 sebesar 92,7; tahun 2012 sebesar 100,2; tahun 2013 sebesar 100,8; dan tahun 2014 sebesar 100,1.
Govokali dan Bahar 2006 melakukan penelitian tentang kontribusi pariwisata pada terhadap pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan data
panel yang dilakukan pada negara Mediteranian dari tahun 1987 sampai dengan tahun 2002. Berdasarkan pengalaman pada Negara Mediteranian,
investigasi secara empiris tentang kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode 1987-2002 mengindikasikan bahwa
faktor tradisional modal dan tenaga kerja sebagai faktor hubungan pariwisata berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Lebih spesifik,
diterimanya hipotesis yang berhubungan positif dan diterimanya pertumbuhan pariwisata memiliki implikasi dalam merencanakan
pariwisata berdasarkan kebijakan perkembangan. Selama pertumbuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jangka panjang dan berkelanjutan tetap terjaga, tambahan investasi dalam faktor tradisional, investasi pada pariwisata dan perencanaan yang baik pada
operasi pariwisata sangat penting untuk memaksimalkan pendapatan pariwisata.
Honga dan Ilat 2014 melakukan penelitian tentang analisis realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah pemerintah Kota Bitung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa belanja pemerintah Kota Bitung bisa dikatakan relatif baik. Realisasi belanja pemerintah Kota Bitung tidak
melebihi anggaran yang telah ditetapkan atau yang direncanakan. Berdasarkan hasil penelitian dari penulis bahwa realisasi anggaran belanja
tahun 2013 melalui perhitungan varians anggaran belanja tidak melebihi anggaran yang direncanakan dengan persentase sebesar 93,01.
Paat 2013 melakukan penelitian tentang perbandingan kinerja pengelolaan APBD antara Pemerintah Kota Tomohon dengan Pemerintah
Kota Manado. Salah satu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis selisih anggaran. Hasil
yang didapat dari penelitian menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan APBD pada Kota Tomohon dengan analisis varians pengeluaran anggaran
lebih baik dibandingkan dengan Kota Manado. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase Kota Tomohon sebesar 88,90 sedangkan Kota Manado
sebesar 95,07. Havi dan Enu 2013 melakukan penelitian tentang pengaruh pariwisata
pada kinerja ekonomi di Ghana. Penelitian ini mengkaji dampak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepariwisataan pada kinerja ekonomi di Ghana menggunakan pendekatan kointegrasi Johansen. Ditemukan bahwa semua variabel, GDP per kapita,
pariwisata domestik per kapita, dan pariwisata internasional perkapita terintegrasi pada urutan pertama. Hasil dari tes kointegrasi Johansen
mengindikasikan bahwa hanya terdapat hubungan jangka pendek di antara semua variabel. Dari penelitian ditemukan bahwa catatan dari pariwisata
internasional yang sebelumnya memiliki dampak positif pada GDP per kapita dan dampak ini elastis. Sebagai hasilnya, peningkatan pada
pariwisata internasional akan membawa peningkatan pada GDP per kapita. Tes kausalitas Granger juga menunjukkan bahwa terdapat kausalitas
unilateral antara pariwisata internasional dan GDP per kapita serta pariwisata domestik dan pariwisata internasional. Maka dari itu,
peningkatan pada pariwisata internasional akan meningkatkan GDP per kapita, sementara peningkatan pada pariwisata domestik juga akan
meningkatkan pariwisata internasional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan tentang
suatu subyek tertentu yang sifatnya terbatas, maka kesimpulan yang nantinya didapat hanya berlaku pada subyek yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan tidak berlaku bagi pemerintah daerah
lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang secara khusus akan dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah DPPKAD Kabupaten Kulon Progo; serta Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulon Progo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan November 2016 sampai dengan Bulan Februari 2017.