16
tidak sempurna, dan tidak mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah proses perubahan bentuk dan fungsi tubuh dari suatu makhluk hidup.
Metamorfosis sempurna adalah pertumbuhan hewan yang melewati tahaptelur, larva, pupa, dan
dewasa. Metamorfosis tidak sempurna adalah pertumbuhan hewan yang melewatitahap telur, nimfa, dan dewasa
Wahyono, 2008: 52. Daur hidup adalah seluruh tahapan perubahan yang dialami makhluk hidup
selama hidupnya. Daur hidup yang dialami hewan ada yang tanpa metamorfosis dan ada yang dengan metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu
proses perubahan bentuk dan fungsi tubuh dari suatu makhluk hidup. Ada dua jenis metamorfosis,
yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna artinya bentuk tubuh hewan saat lahir sangat berbeda dengan bentuk
dewasanya. Hewan tersebut mengalami tahap pupa kepompong. Metamorfosis tidak sempurna artinya bentuk tubuh hewan saat lahir tidak terlalu berbeda
dengan bentuk dewasanya. Hewan tersebut tidak mengalami tahap pupa kepompong Haryanto, 2013: 49.
2.4 Hakikat Pendekatan Saintifik
2.4.1 Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui
tahap-tahap mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai
teknik, menganalisis
data, menarik
kesimpulan, dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan Hosnan, 2014: 34. Model pembelajaran saintifik merupakan suatu pembelajaran yang dilandasi
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang
menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam
upaya meningkatkan pembelajaran siswa Abidin, 2014: 127.
17
Saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Jadi pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik mampu menemukan jawaban dari masalah yang sedang dihadapi melalui tahapan
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan Sumantoro dalam Putra, 2013 :40. 2.4.2
Langkah-langlah Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok antara lain sebagai berikut Daryanto, 2014: 60-80.
2.4.2.1 Mengamati
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan fokus perhatian siswa dalam memacu rasa ingin tahu siswa yang mendorong siswa untuk berpikir aktif serta memandu aktivitas
bertanya baik siswa maupun guru. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih untuk memperhatikan melihat, membaca,
mendengar. Hal ini yang penting dari suatu benda atau objek. Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian dan mencari informasi.
2.4.2.2 Menanya
Melakukan kegiatan menanya, guru dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa, melatih siswa untuk berpikir spontan dan melatih kemampuan siswa
berbicara sistematis. Kegiatan ini bertujuan untuk memandu dan membimbing siswa agar dapat menemukan konsep dan membantu siswa untuk memperoleh penjelasan
ilmiah atau pengetahuan dari rasa ingin tahu siswa. Kompetensi yang dikembangkan adalah: mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
2.4.2.3 Mencoba
Kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai ranah secara komprehensif Kognitif, Afektif dan Psikomotor dan berimbang. Untuk memperoleh hasil belajar
yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terutama untuk materi yang sesuai. Dengan melakukan percobaan, siswa akan lebih memahami variable terkait, menguasai penggunaan alat dan prosedur kerja, teliti
dalam pengumpulan data observasi dan pengukuran, melatih siswa berpikir kritis dalam menganalisis data dan mampu mengkomunikasikan hasil secara sistematis.
2.4.2.4 Menalar
Kegiatan menalar merupakan proses berpikir logis dan sistematis atau fakta empiric yang dapat diobservasi untuk mendapatkan kesimpulan yang berupa
pengetahuan ilmiah. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan menalar, yaitu: menghubungkan atau mengkaitkan, dan menyimpulkan.
2.4.2.5 Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Dyer dalam Widoyoko, 2015: 53-72mengembangkan pendekatan saintifik
scientificapproach
dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain:
1. Mengamati
observing
Observasi adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Pengamatan
kualitatif mengandalkan panca indera dan hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda
pada umumnya menggunakan alat ukur karena dideskripsikan menggunakan angka. Data yang diamati dalam observasi sebaiknya merupakan variabel, yakni
data yang bervariasi untuk sebuah karakteristik. Variabel yang akan diamati dapat merupakan variabel terikat atau variabel bebas. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang terkait, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang diubah dalam sebuah eksplorasi
19
atau percobaan. Pengamatan yang dilakukan tidak terlepas dari keterampilan lain, seperti melakukan pengelompokan dan membandingkan. Kegiatan
mengamati sebuah fenomena alam atau fenomena sosial dapat ditugaskan pada siswa, misalnya mengamati tingkah laku hewan peliharaan, mengamati benda
atau hewan apa saja yang ada di sekitar rumah. Ketika melakukan suatu penyelidikan, diperlukan kemampuan mengamati yang lebih teliti, bahkan
mungkin menggunakan alat ukur. Pengamatan yang cermat sangat dibutuhan untuk dapat menganaisis suatu permasalahan atau fenomena.
2. Menanya
questioning
Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pernyataan terkait dengan topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan
keingintahuan
curiosity
dalam diri siswa dn mengembangan kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu mengajukan pertanyaan
salam upaya memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu cara untuk melatih siswa dalam mengajukan pertanyaan adalah menggunakan
metode inkuiri. Pertanyaan yang diajukan dapat menggiring siswa untuk melakukan sebuah pengamatan yang lebih teliti. Pertanyaan tentang kondisi
atau fenomena alam atau fenomena sosial perlu dikembangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa memiliki keingintahuan dan minat untuk
belajar secara mandiri. Aktivitas belajar yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut
melibatkan proses pengamatan yang dipandu dengan menggunakan pertanyaan. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh siswa atau setelah mempelajari sebuah
konsep dalam kaitannya dengan aplikasi dari konsep yang dipelajari. Siswa perlu dimotivasi untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan pengetahuan
yang telah dipelajarinya. Kegiatan untuk mengaktifkan siswa untuk bertanya dapat dilakukan dengan berbagai metode atau teknik, misalya dengan meminta
mereka merumuskan beberapa pertanyaan yang akan digunakan dalam melakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara.
20
3. Melakukan percobaan
experimenting
Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomen dalam upaya menjawab suatu
permasalahan. Guru perlu mengarahkan siswa dalam merencanakan aktivitas, melaksanakan aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan. Pada
tahap persiapan pembelajaran, guru bertindak sebagai pengarah atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal antara lain:
a. Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam mempelajari topik
kajian b.
Mengajukan pertanyaan atau membantu siswa mengembangkan pertanyaan yang relevan dengan topik dan harus diselesaikan dengan melaksanakan
kegiatan penyelidikan atau percobaan c.
Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau percobaan oleh siswa
d. Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari peralatan dan
bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan
e. Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapkan dengan pelaksanaan
kegiatan penyelidikanpercobaan 4.
Mengasosiasikanmengolah informasimenalar
associating
Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang
diperoleh dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan
pola dari keterkaitan informasi dan mengambil berbagai kesimpilan dari pola yang ditemukan. Pengolahan informasi membutuhkan kemampuan logika ilmu
menalar. Menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi. Inferensi adalah menarik kesimpulan berdasarkan pendapat premis, data,
fakta, atau informasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dasar pengolahan informasi berdasarkan metode ilmiah adalah melakukan penalaran secara empiris. Penalaran empiris didasarkan pada logika iduktif,
yaitu menalar dari hal khusus seperti fakta, data, informasi, pendapat dari pakar. Kesimpulan dibuat berdasarkan bukti-bukti empiris tersebut. Penalaran yang
sering dilakukan adalah penalaran deduktif, yakni menggunakan logika maju berdasarkan observasi umum premis mayor ke observasi khusus atau
pernyataan premis minor yang mengarah pada kesimpulan khusus. Upaya untuk melatih siswa dalam melakukan penalaran dapat dilakukan
dengan meminta mereka untuk menganalisis data yang telah diperoleh sehingga mereka dapat menemukan hubungan antar variabel, atau dapat menjelaskan
tentang data berdasarkan teori yang ada, menguji hipotesis yang telah diajukan, dan membuat kesimpulan
.
5. Mencipta serta membentuk jejaring
networking
Jaringan sangat dibutuhkan dalam belajar dari aneka sumber, mengembangkan diri, dan memperoleh pekerjaan. Kemampuan untuk
membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan
berkomunikasi. Kompetensi penting dalam membangun jaringan adalah keterampilan intrapersonal, keterampilan interpersonal, dan keterampilan
organisasional sosial. Keterampilan intrapersonal terkait dengan kemampuan seseorang mengenal keunikan dirinya dalam memahami dunia. Keterampilan
interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Sedangkan
keterampilan organisasional
keterampilan sisial
adalah kemampuan untuk berfungsi dalam struktur sosial sebuah organisasi atau sistem
sosial. Keterampilan intrapersonal, interpersonal, dan organisasional merupakan
softskill
yang sangat dibutuhkan untuk membangun jaringan agar dapat sukses dalam kehidupan. Seorang siswa yang memiliki
softskill
yang baik akan dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menjalin kerja sama, mampu mengambil inisiatif, berani mengambi keputusan, dan gigih dalam belajar.
Hosnan 2014: 39 menjelaskan langkah-langkah pendekatan saintifik sebagai berikut:
1 Mengamati
Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka
membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. 2
Menanya Kegiatan menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3 Mencobaeksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terisi dan
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab masalah atau menguji hipotesis.
4 Menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan
peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru.
5 Mengkomunikasikan
Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok
atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Langkah-langkah pendekatan saintifik yang digunakan di dalam
LKS adalah
mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan.
23
2.5Lembar Kerja Siswa 2.5.1Pengertian Lembar Kerja Siswa LKS
Lembar Kerja Siswa LKS merupakan panduan siswa yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk
mempe rmudah proses penyelidikan atau pemecahan suatu permasalahan. LKS
sendiri memuat pertanyaan atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen
disesuaikan dalam langkah-langkah pendekatan saintifik Trianto, 2011.
Majid2009: 176 mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa merepakan lembar-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini
berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa
dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Tim Penyusunan Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas 2004:23 menjelaskan bahwa lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi,
kedua pendapat ahli di atas, ditemukan kesamaan bahwalembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa, yaitu lembar-lembaran kertas yang berisikan materi, isi tugas, petunjuk
untuk menyelesaikan tugas yang disusun secara terstruktur, dan disertai referensi
yang mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai. 2.5.2
Karakteristik Lembar Kerja Siswa
Trianto2010: 212 menjelaskan bahwa lembar kerja siswa dibagi dalam dua karakteristik, yaitu 1 lembar kerja yang berisi sarana untuk melatih,
mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalam suatu tema, dan lembar kerja ini tidak terstruktur, 2 lembar kerja siswa yang
dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kerjanya terstruktur. Dalam menyusun lembar kerja
24
siswa, ada beberapa karakteristik yang harus ditentukan yaitu 1 mengacu pada kurikulum, 2 mendorong siswa untuk belajar dan bekerja, 3 bahasa yang
digunakan mudah diahami oleh peserta didik, dan 4 dikembangkan untuk menguji
konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi. 2.5.3
Jenis-jenis LKS
Prastowo 2014:208 mengemukakan ada 5 jenis LKS yaitu sebagai berikut.
1 LKS penemuan Membuat Siswa Menemukan Suatu Konsep sesuai dengan
prinsip kontruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkontruksi pengetahuan di dalam otaknya. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan
siswa, meliputi: melakukan, mengamati, menganalisis. 2
LKSAplikatif-Integratif Membuat Siswa Menerapkan dan Mengintregrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan
Di dalam suatu pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya di latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 3
LKS Penuntun Berfungsi sebagai Penuntun Belajar LKS penuntun berisi pertanyaan atau jawabannya ada di dalam buku. Siswa
dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku. 4
LKS Penguatan Berfungsi sebagai Penguatan LKS penguatan diberikan setelah siswa mempelajari topik tertentu. Materi
pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku ajar. 5
LKS Praktikum Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum Kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS
dengan demikian bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
konten dari LKS. Lembar Kerja Siswa dibagi menjadi dua macam yaitu: 1 lembar kerja yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan,
dan menemukan konsep dalam suatu tema atau yang bisa disebut dengan lembar kerja siswa tak berstruktur, 2 lembar kerja siswa yang dirancang untuk
membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar tanpa bimbingan guru atau yang disebut lembar kerja siswa berstruktur.
2.5.4 Langkah-langkah penyusunan LKS
Langkah-langkah penyusunan LKS ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan menurut Prastowo, 2014: 275 , antara lain.
1 Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyususnan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan materi pokok dan
pengalaman belajar yang memerlukan bahan ajar LKS. 2
Menyusun Peta Kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui materi yang harus
ditulis dalam LKS, serta melihat sekuensi atau urutan dari LKS.Sekuensi berguna untuk menentukan prioritas penulisan materi.
3 Menentukan Judul-judul LKS
Penentuan judul LKS dilakukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasanya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman
belajar atara mata pelajaran. 4
Penulisan LKS Langkah-langkah yang dilakukan untuk menulis LKS, sebagai berikut.
a. Merumuskan indikator dan pengalaman belajar antar mata pelajaran dari
tema sentral yang telah ditemukan. b.
Menentukan alat penilaian. Penilaian dapat dilakukan terhadap proses dan hasil kerja peserta didik, karena pendekatan yang digunakan adalah
kompetensi, di mana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan PAP.
c. Menyusun materi. Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan, seperti isi, materi LKS dan tugas yang diberikan. Pembuatan materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan
dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambar umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari
berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet dan jurnal hasil penelitian. Sumber-sumber tersebut dapat ditulis di dalam LKS sebagai referensi agar
peserta didik dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas harus ditulis secara jelas untuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan oleh peserta didik. d.
Memperhatikan struktur LKS. Langkah terakhir dalam penyusunan dan pengembangan LKS adalah memperhatikan struktur LKS. LKS tersusun atas
enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar , kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas langkah-langkah kerja, serta
penilaian. Oleh karena itu, dalam penyusunan LKS harus memuat keenam komponen inti agar menjadi sebuah LKS yang baik.
2.5.5 Manfaat LKS
LKS memiliki berbagai keunggulan Lismawati, 2010: 40. Berikut ini akan diuraikan keunggulan dari LKS. Berikut ini akan diuraikan
keunggulan dari LKS.
1 Keunggulan LKS
a. Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan
alat khusus. b.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan
argumentasi yang realistis. c.
Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi music, gambar dan dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.
27
d. Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran
yang lainnya.
2.6 Penelitian yang Relevan