1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian.
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang sangat luas. Pendidikan menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh
pemerintah. Akan tetapi tidak semua wilayah dapat terjangkau sehingga terjadi kesenjangan yang cukup mencolok dalam kualitas pendidikan.
Kebutuhan untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu mendorong calon mahasiswa perguruan tinggi berpindah dari satu daerah
ke daerah yang lain. Perpindahan dari satu daerah ke daerah yang lain memberikan
pengaruh bagi individu tersebut. Perubahan lingkungan tempat tinggal menghadapkan individu pada perubahan-perubahan dan tuntutan-tuntutan
baru. Perpindahan tersebut menuntut adanya penyesuaian diri yang baik dari setiap individu. Kemampuan penyesuaian diri yang baik akan
memberikan sumbangan bagi keberhasilan individu tersebut. Hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa baru Prodi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Banyak mahasiswa yang berasal dari luar daerah Yogyakarta bahkan juga luar Jawa. Hal itu tentu
juga memberikan pengaruh bagi mahasiswa baru tersebut. Perbedaan
lingkungan tempat tinggal, budaya dan bahasa menuntut mahasiswa baru tersebut untuk memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru. Perbedaan yang cukup mencolok dengan lingkungan asal akan menyebabkan penyesuaian diri menjadi lebih sulit.
Lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi penyesuaian diri seorang individu. Kebiasaan lingkungan tempat tinggal individu yang
lama terkadang sulit untuk ditinggalkan saat seorang individu memasuki lingkungan tempat tinggal yang baru. Salah satu contoh kebiasaan yang
masih terbawa di lingkungan baru adalah dalam hal komunikasi. Komunikasi di setiap daerah pada umumnya memiliki ciri khas tersendiri.
Ciri khas komunikasi tersebut dapat berupa bahasa lokal, dialek atau logat dari daerah asal. Hal tersebut biasanya membuat orang lain yang
mendengarnya mampu mengidentifikasi dari mana individu tersebut berasal.
Bahasa merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat pemahaman seorang individu terhadap hal yang didengar dan diungkapkan
oleh dirinya. Individu dapat mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan kepada individu-individu lain dengan mudah apabila terdapat
kecocokan bahasa yang digunakan. Ketika seorang individu menggunakan bahasa daerahnya dan bertemu individu yang menggunakan bahasa daerah
yang lain akan mengakibatkan mereka sulit untuk mengerti satu sama lain dikarenakan perbedaan bahasa daerah yang mereka gunakan.
Sebagian besar mahasiswa yang berasal dari luar Jawa khususnya mahasiswa dari Irian Jaya merasa sangat kesulitan dalam berkomunikasi
dengan mahasiswa asli Jawa dikarenakan mahasiswa asli Jawa lebih sering menggunakan bahasa keseharian yaitu bahasa Jawa daripada bahasa
Indonesia. Berbeda dengan mahasiswa luar Jawa, mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia agar mampu berkomunikasi dengan
mahasiswa asli Jawa maupun dengan mahasiswa yang lain. Padahal bahasa Jawa sendiri memiliki khas yang berbeda-beda di setiap daerah,
seperti bahasa Jawa khas Sleman terkadang berbeda dengan bahasa Jawa khas Klaten. Lingkungan Kampus III USD memiliki bahasa yang beragam
dikarenakan asal mahasiswa yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan bahasa Jawa berlogat ngoko, ada pula yang menggunakan bahasa Jawa
dengan khas Banyumas. Dialek yang berbeda ini juga merupakan bagian dari budaya.
Dalam hal ini peneliti tertarik meneliti penyesuaian diri mahasiswa baru prodi BK angkatan 2014 karena peneliti sendiri yang berasal dari
Jawa, merasa penyesuaian dirinya kurang baik dan kebetulan memang angkatan 2014 ini dominan yang berasal dari Jawa. Peneliti merasa perlu
melihat perbandingan penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa.
Herkovits dalam Setiadi, 2006:28 menyatakan bahwa budaya merupakan bagian dari lingkungan hidup yang dibuat oleh manusia. J.J
Honigmann dalam Setiadi, 2006:29 juga menyatakan perwujudan suatu
kebudayaan pada kompleks aktivitas dalam tindakan berpola manusia di masyarakat merupakan wujud dari sistem sosial yang memiliki aktivitas-
aktivitas interaksi dalam masyarakat. Hal tersebut lebih jelas tampak dalam perilaku dan bahasa ketika mereka melakukan interaksi secara
konkret. Terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada sistem
pembelajaran di universitas dengan sistem pembelajaran pada jenjang- jenjang yang sebelumnya. Semenjak SD hingga SMASMK sistem
pendidikan terkesan lebih kaku karena segalanya telah ditentukan melalui peraturan yang telah dibuat oleh sekolah maupun dinas pendidikan.
Individu tinggal mengikuti alur yang diberikan. Hal tersebut menyebabkan individu menjadi kurang mandiri dan kurang memiliki tanggung jawab
dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan studinya. Kebiasaan tersebut memberikan pengaruh pada cara belajar siswa
yang terkesan monoton karena hanya mengikuti perintah dari guru atau sekolah. Cara belajar terlihat berbeda jauh dengan kegiatan pembelajaran
yang ada di universitas. Universitas memiliki peraturan yang jelas namun mahasiswa juga diberi kebebasan untuk menentukan hal-hal yang
berkaitan dengan studinya. Hal tersebut menuntut kemandirian dan tanggung jawab dari mahasiswa itu sendiri sehingga berhasil atau tidaknya
studi yang ditempuh juga tergantung dari mahasiswa itu sendiri. Seluruh keragaman yang ada tersebut menuntut individu untuk
melakukan proses penyesuaian diri dengan suasana lingkungan yang baru.
Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung terus menerus sepanjang hidup manusia. Semenjak lahir hingga dewasa manusia terus
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu keselarasan dan keharmonisan
antara individu dengan lingkungan. Penyesuaian diri tersebut dialami oleh semua mahasiswa baru
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma baik yang berasal dari Jawa maupun luar Jawa. Meskipun semua mahasiswa
mengalami penyesuaian diri, akan tetapi antara penyesuaian diri satu orang mahasiswa dengan mahasiswa yang lain pasti berbeda-beda dan memiliki
kesulitannya sendiri-sendiri. Cara setiap mahasiswa dalam menyesuaikan diri juga pasti berbeda-beda meskipun objek yang dihadapi relatif sama.
Sebagai contoh setiap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling diberikan peraturan yang sama, akan tetapi cara setiap
mahasiswa dalam menghadapi peraturan tersebut pasti berbeda-beda. Ada yang berusaha menyesuaikan diri dengan mematuhi peraturan-peraturan
yang diberikan, namun ada pula yang tidak perduli dan tidak mau menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut.
Program Studi BK telah melakukan upaya untuk mempermudah penyesuaian diri mahasiswa baru dengan mengadakan berbagai program,
contohnya seperti Self Transformation Training dan sistem kelas campur yang memberikan suasana baru dan tidak monoton. Program-program
tersebut diharapkan membantu mahasiswa baru dalam beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Apabila mahasiswa tidak mau menyesuaikan diri ataupun tidak mampu menyesuaikan diri karena mengalami kesulitan maka hal tersebut
harus segera ditangani karena akan memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan mahasiswa itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi karena
kehidupan sebagai mahasiswa tidak hanya berlangsung sebentar namun cukup lama. Waktu yang harus dihabiskan sebagai seorang mahasiswa
berkisar antara 4-5 tahun. Waktu tersebut bukanlah waktu yang singkat. Banyak kebiasaan baru yang dapat terbentuk dalam waktu tersebut.
Kebiasaan yang dapat terbentuk juga tidak hanya kebiasaan yang baik saja namun juga kebiasaan yang tidak baik. Oleh karena itu diperlukan
kesadaran dari tiap individu tersebut untuk terus berusaha menyesuaikan diri agar tidak terjadi gangguan di waktu mendatang.
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Kemampuan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Baru Studi Deskriptif Komparatif Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Diti njau dari Tempat Asal Jawa dan Luar Jawa”
B. Rumusan Masalah