Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan Unlimi

Dalam jurnalisme online sangat menjunjung tinggi adanya kebebasan berpendapat serta berkumpul dan berserikat. Menurut paham liberal, ini merupakan kebebasan asasi yang dimiliki oleh setiap manusia. Selain itu posisi antara masyarakat dan negara adalah setara, dalam artian bahwa negara tidak boleh mencampuri urusan atau kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah karakteristik atau keuntungan dari jurnalisme online, seperti tertulis dalam buku Online Journalis,. Principles and Practices of News for The Web Holcomb Hathaway Publishers, 2005:

1. Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih

leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya

2. Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan

dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.

3. Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan

diakses kembali dengan mudah oleh audience.

4. Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang

disampaikan ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.

5. Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan

secara cepat dan langsung kepada audience.

6. Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk

menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.

7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi

audience dalam setiap berita. Berikut ini adalah perbedaan-perbedaan antara teknis penulisan berita pada media cetak dan media online : Tabel 1 Perbedaan teknis Penulisan berita pada Media Cetak dan Media Online Unsur Media Cetak Media Online Pembatasan panjang naskah Biasanya panjang naskah telah dibatasi, misalnya 5 – 7 halaman kuarto diketik 2 spasi. Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang. Prosedur naskah Naskah biasanya harus di- ACC oleh redaksi sebelum dimuat. Sama saja. Namun ada sejumlah media yang memperbolehkan wartawan di lapangan yang telah dipercaya untuk meng-upload sendiri tulisan-tulisan mereka. Editing Kalau sudah naik cetak atau sudah di-film-kan pada proses percetakan, tak bisa diedit lagi. Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya. Tugas desainer atau layouter Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut. Desainer dan programmer cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-masalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis. Jadwal terbit Berkala harian, mingguan, bulanan, dua mingguan, dan sebagainya. Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis- jenis tulisanrubrik tertentu. Distribusi Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi. Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet. Sumber: http:tempo-institute.org diakses pada 5 Mei 2010 pukul 14:09 WIB

2.4 Ideologi Media

Konsep ideologi dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh dalam menentukan arah pemberitaan yang disampaikan kepada pembaca. Hal ini disebabkan karena adanya teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktek ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu Eriyanto, 2002 :13. Dalam pembuatan berita selalu melibatkan pandangan dan ideologi wartawan atau bahkan media yang bersangkutan. Ideologi ini menentukan aspek fakta dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang. Artinya, jika seorang wartawan menulis berita dari salah satu pihak dan memasukkan opininya pada berita, semua itu dilakukan dalam rangka pembenaran tertentu. Dapat dikatakan media bukanlah merupakan sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan ideeologi yang dominan dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam berita-beritanya Eriyanto, 2004 : 90. Pada kenyataannya berita di media massa tidak pernah netral dan objektif. Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan media pun selalu dapat ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta lain yang mencerminkan pemihakan media pada salah satu kelompok atau ideologi tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subjektivitas sang wartawan dalam mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa yang digunakan dalam berita, pada saat itu juga kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan media yang bersangkutan. Konsep ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan dari pada fakta yang lain, walaupun hal itu merugikan pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol dari pada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu. Artinya ideologi wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis menghasilkan berita-berita seperti itu. Di sini dapat dikatakan media merupakan inti instrumen ideologi yang tidak dipandang sebagai zona netral yaitu sebagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi media lebih sebagai subyek yang mengkonsumsi realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan kepada khalayak Eriyanto, 2004 : 92.

2.5 Framing dan Proses Produksi Berita

Framing berhubungan dengan proses produksi berita, yang meliputi kerangka kerja dan rutinitas organisasi media. Suatu peristiwa yang dibingkai dalam kerangka tertentu dan bukan bingkai yang lain, bukan hanya disebabkan oleh struktur skema wartawan, tetapi juga rutinitas kerja dan institusi media, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pemaknaan terhadap suatu peristiwa. Institusi media dapat mengontrol pola kerja tertentu yang mengharuskan wartawan melihat peristiwa ke dalam kemasan tertentu, atau bisa juga wartawan menjadi bagian dari anggota komunitasnya. Jadi, wartawan hidup dan bekerja dalam suatu institusi yang mempunyai pola kerja, kebiasaan, aturan, norma, etika, dan rutinitas tersendiri. Di mana semua elemen proses produksi berita tersebut mempengaruhi cara pandang wartawan dalam memaknai peristiwa Eriyanto, 2005 : 99-100. Wartawan adalah profesi yang dituntut untuk mengungkap kebenaran dan menginformasikan ke publik seluas mungkin temuan-temuan dari fakta-fakta yang berhasil digalinya, apa adanya, tanpa rekayasa, dan tanpa tujuan subyektif tertentu. Selain semata-mata demi pembangunan kehidupan dan peradaban manusia yang lebih baik. Sekalipun dampak dari pelaksanaan profesinya itu akan memakan “korban” seperti pejabat yang korupsi, dokter yang melanggar etika profesi, dan sebagainya. Peranan itu harus dilakukannya. Karena pers bukanlah petugas hubungan masyarakat humas sebuah apartemen, yang hanya berbicara pada sisi-sisi positif dan keberhasilan dari apartemennya, serta menyimpan dalam keburukan dan kebobrokan lembaganya Djatmika, 2004 : 25. Framing adalah bagian yang tak terpisahkan dari bagaimana awak media mengkonstruksi realitas. Framing berhubungan erat dengan proses editing penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian. Reporter di lapangan menentukan siapa yang akan diwawancarainya, serta pertanyaan apa yang akan diajukan. Redaktur yang bertugas di desk yang bersangkutan, dengan maupun tanpa berkonsultasi dengan redaktur pelaksana atau redaktur umum, menentukan judul apa yang akan diberikan. Petugas tatap muka dengan atau tanpa berkonsultasi dengan para redaktur menentukan apakah teks berita itu perlu diberi aksentuasi, foto, karikatur atau bahkan ilustrasi mana yang akan dipilih Eriyanto, 2006: 165.

2.6 Analisis Framing Termasuk Paradigma Konstruktivis

Analisis framing termasuk ke dalam paradigma konstruktivis. Dimana paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan. Paradigma ini juga memandang bahwa realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, melainkan hasil dari konstruksi. Sehingga konsentrasi analisisnya adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma ini sering disebut sebagai paradigma produksi dan penukaran makna Eriyanto, 2002 : 37. Yang menjadi titik perhatian pada paradigma konstruktivis adalah bagaimana masing-masing pihak dalam lalu lintas komunikasi, saling memproduksi dan mempertukarkan makna. Pesan dibentuk secara bersama-sama antara pengirim dan penerima atau pihak yang berkomunikasi dan dihubungkan dengan konteks sosial dimana mereka berada. Intinya adalah bagaimana pesan itu dibuat atau diciptakan oleh komunikator dan bagaimana pesan itu secara aktif, ditafsirkan oleh individu sebagai penerima pesan Eriyanto, 2002 : 40.

2.7 Analisis Framing

Gagasan ide mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Sudibyo dalam Sobur, 2001 : 161. Frame pada awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana, dan yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman 1974 yang mengendalikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku strips of behavior yang membimbing individu dalam membaca realitas. Sobur, 2001 : 162. Realitas itu sendiri tercipta dalam konsepsi wartawan. Sehingga berbagai hal yang terjadi seperti faktor dan orang, didistribusikan menjadi peristiwa yang kemudian disajikan khalayak. G.J. Aditjondro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan menggunakan istilah yang punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur dan alat ilustrasi Sudibyo dalam Sobur, 2001 : 165. Pada analisis framing yang kita lihat adalah bagaimana cara media memaknai, memahami dan membingkai sebuah kasus atau peristiwa yang ada dalam berita. Maka jelas adanya framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai suatu analisis untuk mengetahui bagaimana realitas peristiwa, aktor, kelompok, atau apa sajalah dibingkai oleh media. Eriyanto, 2004 : 3. Dalam ranah studi komunikasi analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan multidisipliner untuk menganalisa fenomena untuk membedakan cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksikan fakta. Karena itu konsep framing selalu berkaitan erat dengan proses seleksi isu dan bagaimana menonjolkan aspek dari isu atau realitas tersebut dalam berita. Di sini framing dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu tersebut mendapatkan alokasi yang besar daripada isu-isu yang lain. Sehingga jelas berdasarkan Gitlin dalam Erianto, dengan framing jurnalis memproses berbagai informasi yang tersedia dengan jalan mengemaskan sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disamping pada khalayak Eriyanto, 2004 : 69.

2.8 Proses Framing

Proses framing sangat berkaitan erat dengan persoalan bagaimana sebuah realitas dikemas dan disajikan dalam perspektif sebuah media. Kemasan package disini adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah berita, serta untuk menafsirkan pesan-pesan yang diterima oleh khalayak. Kemasan ini diibaratkan sebagai wadah atau struktur data yang mengorganisir sejumlah informasi yang dapat menunjukkan posisi atau kecenderungan posisi atau kecenderungan politik seorang wartawan dalam penyusunan berita, selain itu proses framing juga dapat membantu untuk menjelaskan makna dibalik suatu isu atau peristiwa yang dibingkai oleh sebuah berita. Proses framing juga berkaitan dengan strategi pengolahan dan penyajian informasi jurnalistik. Dominasi sebuah frame dalam suatu wawancara berita bagaimanapun dipengaruhi oleh proses produksi berita yang melibatkan unsur-unsur redaksional, reporter, redaktur dan lainnya. Dengan kata lain proses framing merupakan bagian yang integral dari proses redaksional media massa dan menempatkan awak media wartawan pada posisi strategis. Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen tersebut menandakan bagaimana peristiwa ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas, bagaimana media membangun, menyuguhkan, dan memproduksi suatu peristiwa kepada pembacanya Eriyanto, 2004 : 69.

2.9 Konsepsi

Framing Robert M. Entman Analisis dalam penelitian ini menggunakan model Robert M. Entman, Entman menyebutkan bahwa framing merupakan seleksi atas berbagai aspek realitas yang diterima dan membuat peristiwa tersebut lebih menonjol dalam suatu teks komunikasi, dalam banyak hal ini berarti menyajikan secara khusus definisi dari suatu masalah, interpretasi sebab akibat, evaluasi moral, dan tawaran penyelesaian sebagaimana masalah tersebut digambarkan. Dari pengertian ini, framing pada dasarnya merupakan pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan. Entman dalam Dennis McQuail, 2002. Menurut Entman dalam Siahaan, 2001 : 71-79, framing memiliki implikasi bagi komunikasi politik. Frames, menurut Entman menuntut perhatian terhadap beberapa aspek dari realitas dengan mengabaikan elemen-elemen lainnya yang memungkinkan khalayak memiliki reaksi berbeda. Politisi mencari dukungan dengan memaksakan kompetisi satu sama lain. Mereka bersama jurnalis membangun frame berita. Dalam konteks ini, menurut Entman, framing memainkan peran utama dalam mendesakan kekuasaan politik dan frame dalam teks berita sungguh merupakan kekuasaan yang tercetak, Entman menunjukkan identitas para aktor atau interest yang berkompetisi untuk mendominasi teks. Namun Entman menyayangkan, banyak teks berita dalam merefleksikan permainan kekuasaan dan batas wacana atas sebuah isu, memperlihatkan homogenitas framing pada satu tingkat analisis, dan belum mempersaingkannya dengan framing lainnya. Membuat frame adalah menyeleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman atas sebuah realitas, dan membuatnya lebih menonjol dalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mempromosikan sebuah definisi permasalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi moral dan atau merekomendasikan penanganannya. Siahaan, 2001: 80-81. Pada dasarnya, framing sangat berkaitan dengan rutinitas dan konvensi profesional jurnalistik. Proses framing tidak dapat dipisahkan dari strategi pengolahan dan penyajian informasi dalam persentasi media. Dalam hal ini, wartawan menempati posisi strategis untuk menyusun dan mengolah informasi. Dengan posisi ini, wartawan mengolah dan mengemas informasi sesuai dengan ideologi, kecenderungan atau keberpihakan politik mereka. Wartawan juga dapat membatasi dan menafsirkan komentar-komentar dari sumber berita, serta memberi porsi pemberitaan yang berbeda antara sumber berita satu dengan lainnya. Hal tersebut merupakan konsep framing yang dikemukakan oleh Entman, framing digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan penonjolan aspek tertentu dan realitas media. Eriyanto, 2002: 186. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi besar daripada isu yang lain. Entman melihat framing dalam dua dimensi, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Eriyanto, 2002: 186. Kedua faktor ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui proses seleksi isu menentukan fakta mana yang dipilih, ditonjolkan dan dibuang yang tentunya melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam produksi sebuah berita. Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan Eriyanto, 2002: 188. Frame timbul dalam dua level. Pertama, konsepsi mental yang digunakan untuk memproses informasi dan sebagai karakteristik mental dan teks media. Kedua, perangkat spesifik dan narasi berita yang dipakai untuk membangun pengertian peristiwa. Frame berita dibentuk dan kata kunci, metafora, konsep, simbol, citra yang ada pada narasi berita. Karenanya, frame dapat dideteksi dan diselediki dengan kata, citra dan gambar tertentu yang memberi makna tertentu dan teks media. Kosa kata dan gambar itu ditekankan dalam teks sehingga lebih menonjol dibandingkan dari bagian lain dalam teks. Itu dilakukan lewat pengulangan, penempatan yang lebih menonjol, atau menghubungkan bagian dalam teks berita. Sehingga bagian itu lebih menonjol, lebih mudah dilihat, diingat, dan lebih mempengaruhi khalayak Eriyanto, 2002: 189. Menurut Entman Eriyanto, 2001: 20, framing dalam berita dilakukan dengan empat cara, yakni: pertama, pada identifikasi masalah problem identification, yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif, kedua pada identifikasi penyebab masalah, ketiga, pada evaluasi moral moral evaluation, yaitu penelitian atas penyebab masalah, dan keempat, saran penanggulangan masalah treatment recommendation, yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan kadangkala memprediksi hasilnya. Konsepsi mengenai framing dari Entman tersebut menggambarkan secara luas bagaimana peristiwa dimaknai dan ditandai oleh wartawan. Define problems atau problems identification pendifinisian masalah adalah elemen yang pertama kali dapat dilihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame atau bingkai paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda. Eriyanto, 2002:190. Diagnose cause atau casual interpretation memperkirakan penyebab masalah. Merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa what, tetapi bisa juga berarti siapa who. Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula. Make moral judgment membuat pilihan moral adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan yang familiar dan dikenal oleh khalayak. Element framing yang lain adalah treatment recommendation menekankan penyelesaian. Elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah Eriyanto, 2001: 191. Pada prakteknya, esensi framing tersebut bisa diimplementasikan media dengan berbagai cara, yakni dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain serta menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana diantaranya dengan indikator. Eriyanto, 2002: 191-193. a. Penempatan yang mencolok menempatkan di headnews pada halaman depan. b. Pengulangan c. Pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan d. Pemakaian foto e. Pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan dan f. Asosiasi terhadap simbol-simbol budaya, generalisasi, implikasi dan lain-lain. Gambar 1 SKEMA FRAMING ROBERT M. ENTMAN Teknik framing Problem identification Peristiwa dilihat sebagai apa Treatment recommendation Saran penanggulangan masalah Casual identification Siapa penyebab masalah Moral evaluation Penilaian atas penyebab masalah

2.10 ROKOK dan perspektif hukum

Warga asli benua Amerika Maya, Aztec dan Indian mengisap tembakau pipa atau mengunyah tembakau sejak 1000 sebelum masehi. Kru Columbus membawanya ke “peradaban” di Inggris dan perdagangan tembakau dimulai sejak tahun 1500-an, terutama tembakau Virginia dan masih eksis hingga detik ini. Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.Di Indonesia, kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal- usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok. Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun menyebar cepat. Permintaan rokok obat ini pun mengalir. Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi keretek, maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan rokok kretek. Awalnya, kretek ini dibungkus klobot atau daun jagung kering. Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek Tjap Bal Tiga. Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia. Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok klobot rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya. http:forum.detik.comshowtread.php?t=127334? diakses pada 13 April 2010 pukul 11.00 WIB. Asap Utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu di hembuskan kembali. Asap Sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar. Masalahnya adalah, udara yang mengandung asap rokok, dan dihisap, akan mengganggu kesehatan, karena asap rokok mengandung banyak zat-zat berbahaya, diantaranya : Tar: Mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru dan meyebabkan kanker. Karbonmonoksida CO: Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Nikotin: Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan. Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah membuktikan bahwa zat- zat kimia yang dikandung asap rokok dapat mempengaruhi orang-orang tidak merokok di sekitarnya. Perokok pasif dapat meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru dan jantung koroner. Lebih dari itu menghisap asap rokok orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit: Angina : Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung. Asma : Mengalami kesulitan bernafas. Alergi: Iritasi akibat asap rokok. Gejala-gejala gangguan kesehatan : iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk dan sesak nafas. Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif, meyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, karbon monoksida menyebabkan berkurangya oksigen yang diterima janin. Anak-anak yang orangtuanya merokok menghadapi kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokan. Dan mereka punya kemungkinan dua kali lipat untuk dirawat di rumah sakit pada tahun pertama kehidupan mereka. Banyak orang tahu bahaya merokok, tapi tidak banyak yang peduli. Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya diantara kita perlu bahu- membahu berbuat tiga hal utama : Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif. Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya http:stop- merokok.uni.cccategorykandungan-rokok. Pemerintah wajib mengatur keseimbangan lingkungan termasuk mewujudkan lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah juga melakukan upaya melindungi kesehatan rakyat yaitu dengan menganjurkan tempat-tempat umum misalnya tempat hiburan, rumah sakit , perkantoran, tempat pendidikan untuk bebas rokok. Salah satu upayanya adalah membangun tempat merokok khusus. Dalam UU Kesehatan pasal 113 berisi tiga ayat yang mengatur dan melindungi masyarakat dari zat adiktif: 1 Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. 2 Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cairan dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan atau masyarakat sekelilingnya. 3 Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif harus memenuhi standar danatau persyaratan yang ditetapkan. Dalam UUD 1945 Pasal 28H setelah diamandemen yang kedua menyebutkan bahwa: 1 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. 2 Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. 3 Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 4 Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

2.11 Kerangka Berpikir

Seperti yang telah diketahui bahwa pekerjaan media adalah pekerjaan yang berhubungan pembentukan realitas. Sehingga pada dasarnya berita yang tersaji di hadapan khalayak merupakan hasil olahan atau konstruksi wartawan sebagai perpanjangan tangan dari media. Karena semua pekerja jurnalis adalah agen bagaimana peristiwa yang acak dan kompleks itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah berita yang dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak. Karena setiap media mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam melihat suatu peristiwa maka tentu saja realitas bentukan media dalam rupa berita yang dihasilkan juga akan berbeda. Demikian halnya pemberitaan pada dua situs berita online, detik.com dan antara.com mengenai keluarnya fatwa merokok adalah haram hukumnya oleh Majelis Tajdid dan Tarjih Muhammadiyah. Karena frame yang dimiliki kedua situs berita online tersebut tidaklah sama, maka terdapat kecenderungan perbedaan konstruksi atas realitas tersebut. Untuk mengetahui masing-masing frame yang digunakan oleh kedua situs berita online tersebut, maka digunakanlah model analisis framing Robert N. Entman. Konsep framing Entman pada dasarnya merujuk pada empat perangkat yang digunakan dalam suatu wacana untuk mengetahui kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan tersebut. Keempat perangkat tersebut yaitu : Define Problems pendefinisian masalah. Kedua : Diagnose causes memperkirakan masalah atau sumber masalah ketiga : Make moral Judgement membuat keputusan moral, dan keempat Treament Recommendation menekankan penyelesaian. Adapun kerangka berpikir dari pemaparan di atas dapat digambarkan sebagai berikut : Konstruksi berita oleh wartawan Keluarnya Fatwa haram merokok oleh Muhammadiyah Media massa ; detik.com dan antara.com Analisis framing menurut Robert N. Entman

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sebagai konsekuensi dari paradigma penelitian yang berlandaskan pada paradigma konstruktivis, maka penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Penelitian ini mencoba untuk menangkap perspektif pemberitaan dalam kaitannya dengan bagaimana sebuah pemberitaan itu memperlihatkan tingkat atau kualitas sebuah media dalam memperlakukan suatu realitas atau fakta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang tidak menggunakan statistik atau angka tertentu. Pendekatan kualitatif memandang bahwa makna adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman seseorang dalam kehidupan sosialnya bersama orang lain. Makna bukan suatu yang lahir di luar pengalaman objek penelitian atau peneliti, akan tetapi menjadi bagian terbesar dari kehidupan penelitian ataupun objek penelitian. Pendekatan kualitatif memberikan otonomi sebesar-besarnya kepada peneliti dalam mengembangkan proses-proses mental yang terjadi antara peneliti dan objek penelitian Bungin, 2007: 5. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe peneliian deskriptif kualitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti Kountur, 2003: 53. Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya memberikan gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci yang ada pada akhirnya akan memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang diteliti. Pada penelitian deskriptif ini, hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjalankan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi Rakhmat, 2001: 24. Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian pada bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri seperti air menyebar di permukaan, tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. Dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan demikian bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini. Karena itu, penelitian ini bersifat mendalam dan “menusuk” sasaran penelitian. Pada cirinya yang lain, deskriptif kualitatif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peranan yang amat penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang variabel sosial. Format deskriptif kualitatif lebih tepat apabila digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang membutuhkan studi mendalam Bungin, 2007: 69. Pada penelitian ini, yang akan dipaparkan adalah bagaimana cara media dalam membingkai atau mengkonstruksi berita-berita mengenai fatwa rokok haram pada media online, yang meliputi penyeleksian isu dan penulisan berita. Penelitian ini, terdiri dari bagaimana cara wartawan dalam menyusun fakta, mengisahkan fakta, dan menentukan fakta. Metode framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode framing milik Robert M. Entman. Framing yang dijalankan oleh media merupakan proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan berbagai informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain. Model framing menurut Entman terbagi menjadi empat elemen, yaitu pendefinisian masalah, memperkirakan penyebab masalah, membuat pilihan moral, dan menekankan penyelesaian.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah media online detik.com dan antara.com. Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah berita-berita mengenai fatwa haram rokok oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada media tersebut.

3.3 Unit Analisis

Pada penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah unit analisis reference, yaitu unit yang digunakan untuk menganalisis kalimat atau kata yang dimuat dalam teks berita mengenai fatwa haram rokok oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada media online detik.com dan antara.com. Analisis teks media ini melihat hubungan antar kalimat, penulisan kalimat, penulisan narasumber, penulisan latar, pengguna foto, penggunaan gaya bahasa dalam upaya pengungkapan pemaknaan terhadap perspektif yang digunakan dua media online ini dalam melihat suatu peristiwa atau realitas, yaitu mengenai fatwa haram rokok oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.

3.4 Populasi dan Korpus

Populasi dalam penelitian ini adalah semua berita yang memuat pemberitaan yang terkait dengan fatwa haram rokok oleh Majelis tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada media online detik.com dan antara.com. Korpus adalah himpunan terbatas atau juga berbatas dari unsur yang memiliki sifat bersama atau tunduk pada aturan yang sama, dan arena itu dapat dianalisis sebagai keseluruhan, tetapi sebagai analisis, korpus itu bersifat terbuka pada konteks yang beraneka ragam. Sehingga memungkinkan untuk memahami banyak aspek dari sebuah teks yang tidak dapat ditangkap atas dasar suatu analisis yang bertolak belakang dari unsur tertentu yang terpisah dan berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan, kelebihannya adalah bahwa dalam mendekati teks kita tidak didahului oleh anggapan atau interpretasi tertentu sebelumnya Barthez, 2001: 97. 1. Korpus dalam penelitian ini adalah berita-berita mengenai fatwa rokok haram oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Pada media online detik.com, antara lain: 1. Berita pada Selasa, 09032010 , 16:41 WIB, “PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Rokok”. 2. Berita pada Senin, 15032010, 13:02 WIB, “PKS Dukung Fatwa Haram Rokok, Siapkan Sanksi Bagi Kader yang Melanggar”. 3. Berita pada Kamis 25032010, 16:37 WIB, “Fatwa Rokok Haram Tidak akan Dibahas di Munas Majelis Tarjih Muhammadiyah”. Sedangkan, korpus pada media online antara.com antara lain: 1. Berita pada Selasa, 09032010, 12:21 WIB, “Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok”. 2. Berita pada Minggu, 21032010, 18:32 WIB, “Tolak Fatwa Haram Rokok Petani Bakar Tembakau”. 3. Berita pada Selasa, 23032010, 06:11 WIB, “APTI Kirimkan Surat Protes ke Muhammadiyah Terkait Fatwa”.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari sumber data dan jenis data primer berupa berita di media online detik.com dan antara.com. Data yang dimaksud adalah berita mengenai keluarnya fatwa merokok hukumya haram oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari informasi-informasi yang relevan dari buku, surat kabar dan internet, yang digunakan untuk menambah perspektif kajian peneliti dalam upaya menjawab permasalahan penelitian. Data-data sekunder penelitian ini diperoleh dari literatur dan sumber data surat kabar yang merupakan informasi-informasi tambahan dilakukan dengan studi kepustakaan.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang akan diteliti. Pada penelitian ini menggunakan Analisis framing yang dipilih adalah konsep framing milik Entman yang menggunakan empat cara untuk melakukan analisis framing . Pertama, problem identification yaitu bagaimana media mengidentifikasi masalah. Peristiwa tersebut dilihat sebagai apa oleh media. Kedua, causal interpretation yaitu bagaimana media mengidentifikasi masalah yakni siapa yang dianggap sebagai penyebab masalah dalam peristiwa yang diberitakan. Ketiga, moral evaluation yaitu bagaimana media melakukan penilaian atas penyebab suatu masalah, dan bagaimana cara penanganan suatu masalah. Keempat, treatment recommendation yaitu bagaimana media menawarkan dan merekomendasikan suatu cara penanganan masalah dan bahkan memprediksi hasilnya.

3.7 Langkah-langkah Analisis Framing

Dengan menggunakan perangkat framing model Robert M. Entman, peneliti berkonsentrasi penuh pada berita-berita yang terkait fatwa haram merokok yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah untuk diuraikan sesuai langkah-langkah framing Entman sebagai berikut: 1. Peneliti mengumpulkan semua berita yang memuat fatwa haram rokok yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah pada media online detik.com dan antara.com. Yang kemudian membuat kerangka framingnya berdasarkan model Robert M. Entman. 2. Kedua, peneliti melakukan analisis terhadap berita-berita tersebut yang kemudian membuat interpretasi-interpretasi terhadap berita-berita tersebut berdasar empat struktur besar model Entman, yaitu problem identification, causal interpretation, moral evaluation, dan treatment recommendation. Secara operasional dapat diuraikan sebagai berikut: a. Define problems atau problem identification pendefinisian masalah adalah elemen yang pertama kali dapat dilihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame atau bingkai paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat sipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini menyebabkan realitas bentukan yang berbeda Eriyanto, 2002 : 190. b. Diagnose Cause atau casual Interpretation memperkirakan penyebab masalah, merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor suatu peristiwa. Penyebab di sini bisa berarti apa what, tetapi juga bisa berarti who. Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan siapa dan apa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda pula. c. Make moral judgement membuat pilihan moral adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk membentuk gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak. d. Treatment recommendation menekankan penyelesaian, elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah Eriyanto, 2002 : 191. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Detik.com

Detik.com adalah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel online di Indonesia. Detik.com merupakan salah satu situs tepopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya , detik.com hanya mempunyai edisi online dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, Detik.com merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru breaking news. Sejarah Detik.com dimulai pada 9 Juli 1998, yaitu terjadi pada saat setelah Suharto jatuh. Kemudian Habibie naik. Turunnya Suharto dengan naiknya Habibie ternyata tidak menyelesaikan masalah politik di Indonesia. Artinya, situasi politik masih kacau. Tetapi apa yang terjadi bahwa koran, media massa di Indonesia sudah bebas. Artinya boleh melakukan apa saja, menulis apa saja. Tidak ada pembatasan seperti pada jaman Suharto. Tetapi ada satu persoalan bahwa orang menbutuhkan informasi secara cepat, untuk kepentingan apa saja. Mulai dari kepentingan mengambil keputusan busnis sampai kepentingan yang sangat sederhana. Tidak ada pilihan pada waktu itu, selain menyampaikan informasi melalui Intenet. Maka lahirlah Detik com. Detik.com berdiri sendiri, tidak ada hubungannya dengan tabloid Detik, majalah Detik. Lalu mulailah dibuat situs web Detik, dengan menyajikan berita yang diupdate setiap saat ada berita. Tidak ada periodisasi. Jadi, terus menerus bekerja 24 jam, meski dengan SDM yang terbatas. Informasi yang disajikan Detik.com memang yang utama adalah politik. Hingga terjadi peristiwa Semanggi I, dimana tentara menembaki mahasiswa di depan Universitas Atmajaya di Jl. Sudirman. Jumlah karyawan sudah bertambah tiga orang. Hingga apa yang diupayakan menemukan momentum yang pas, dimana orang membutuhkan informasi dengan cepat, terutama informasi politik. Inilah awal diterimanya Detik.com yang terbukti dengan jumlah pengakses semakin tinggi. Bayangkan, jika pada tanggal 9 Juli baru 3000 pageviews, 15000 hit per haru, maka pada Bulan Maret sudah mencapai 60000 pageviews, hitnya 450000 hit, usernya 12000, terus berkembang. Pada perkembangannya Detik com berubah atau bergeser menjadi Portal. Ada satu terminologi portal yang berbeda dengan portal yang ada pada umumnya. Ketika Detik.com menyatakan diri sebagai portal, penampilan tetap news, politik news tetap diutamakan. Kemudian ditambah dengan chanel perempuan, wisata, finance. Dari situ pengertian portal adalah news yang dilengkapi dengan banyak chanel yang isinya dibuat sendiri. Inti masalahnya adalah di Indonesia news, berita, tetap menjadikan target orang. Bukan search engine yang dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan informasi dengan cepat dan mulai percaya dengan berita di Internet. Awalnya, informasi di Internet masih dianggap seperti sampah atau gosip, tapi sekarang sudah ada kepercayaan tentang informasi yang ada di internet. Konsep yang diambil oleh Detik com adalah mengupdate setiap detik. Sehingga itulah pilihan nama yang cocok untuknya, yaitu Detik anneahira.com. Menurut situs alexa.com, portal detik.com berada di peringkat 1 dari top 100 situs terpopuler di indonesia. Beberapa situs underbow detik.com pun detik masuk ke jajaran 40 besar, seperti detiknews.com di posisi 17, detik sport.com di posisi 21, detik finance.com di peringkat 33, dan setikinet.com di peringkat 36. Dalam situs rupa-rupa.com yang menyajikan hasil survey lapangan mengenai situs berita nasional terbanyak pengunjungnya, detik.com mendapatkan rangking pertama di Indonesia rupa-rupa.com. Mnfuady dalam webnya menuliskan bahwa detik.com merupakan situs berita ter up date kedua setelah antara.com sampai survey pada 1 Januari 2010.

4.1.2 Sejarah Antara.com

Kantor Berita Antara didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 oleh Adam Malik, Soemanang, A.M. Sipahoetar dan Pandoe Kartawagoena, ketika semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh para pemuda pejuang. Keberhasilan Antara menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia adalah wujud kecintaan dan baktinya yang besar bagi perjuangan bangsa Indonesia. Tahun 1962, Antara resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia. Selama lebih dari setengah abad, Antara sebagai salah satu kantor berita terbesar di dunia bertekad untuk selalu menghadirkan berita dan foto mengenai peristiwa-peristiwa penting dan mutakhir secara cepat dan lengkap ke seluruh dunia. Didukung teknologi informasi terkini, Antara memiliki jaringan komunikasi yang menjangkau berbagai pelosok tanah air dan dunia. Antara memiliki biro di setiap propinsi serta perwakilan di beberapa kotamadyakabupaten. Agar dapat menyajikan berita luar negeri dengan persepsi nasional, Antara mengendalikan biroperwakilan di New York, Canberra, Kuala Lumpur, Kairo dan Sana’a. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi global, Antara juga menjalin kerjasama, baik secara komersial maupun non-komersial, dengan kantor-kantor berita di seluruh dunia, seperti AAP Australia, Reuters Inggris, AFP Perancis, DPA Jerman, Kyodo Jepang, Bernama Malaysia, Xinhua PR China, CIC Columbia, NAMPA Namibia dan lain-lainnya. Antara aktif dalam berbagai organisasi regional dan international, seperti ANEX ASEAN News Exchange, OANA Organization of Asia Pacific News Agencies dan NANAP Non-Aligned News Agencies Pool. Tak kurang dari 3000 berita luar negeri yang berasal dari para mitra kerjanya dan 250 berita hasil liputan wartawannya sendiri disebarluaskan setiap hari melalui teknologi komunikasi terkini, seperti VSAT dan DVB, serta berbagai teknologi berbasis Internet, seperti situs web, email dan ftp file transfer protocol . Selain melayani berita dan foto, Antara juga menawarkan produk dan jasa lainnya seperti layanan data dan informasi pasar uang dan saham Indonesia Market QuoteIMQ, penyebarluasan rilis pers PRWire dan pendidikan jurnalistik Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA. Antara juga bekerjasama dengan mitra-mitra asing seperti Reuters, Bloomberg dan Bridge-Telerate dalam menjual layanan data dan informasi pasar global. Dengan kantor-kantor berita asing di Asia Pasifik, Antara membentuk konsorsium Asia Pulse dalam memberikan layanan informasi bisnis Asia, dan membentuk konsorsium Asia Net dalam menyebarluaskan rilis pers secara global. Sebagai bagian dari misi sosial budayanya, Antara mengelola sebuah galeri foto jurnalistik GFJA. Galeri ini telah banyak dikunjungi dan telah dikenal di mancanegara. Belanda dan Australia pernah memberi sumbangan fotro-foto berharga untuk dipamerkan di GFJA. Jepang dan Ford Foundation pernah membantu restorasi foto-foto bersejarah yang dimiliki galeri tersebut. Dengan berbagai pihak, GFJA juga pernah bekerjasama dalam menyelenggarakan kursus foto jurnalistik. Gedung Antara di Pasar Baru merupakan bangunan bersejarah karena pernah menyebarluaskan Proklamasi Kemerdekaan RI pada tahun 1945. Layaknya museum, gedung ini menyimpan dan memamerkan berbagai benda peninggalan wartawan sejak tahun 1945-1950 yang dapat dikunjungi oleh siapa pun yang berminat. Pada Bulan Desember 2008, Direktorat Pemberitaan Antara meraih sertifikasi ISO 9001-2000. ISO 9001-2000 sebuah penjelasan atas persyaratan yang harus dipenuhi untuk sebuah sistem manajemen mutu yang baik. Ini merupakan bukti nyata bahwa semua individu di dalam Antara berkomitmen untuk memperluas tranformasi manajemen agar sistem manajemen mutu dapat lebih kuat dari sebelumnya. Layanan distribusi berita Antara berbasis web, memberi kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses seluruh berita terkini dalam berbagai kategori selama 24 jam setiap hari. Portal berita Antara http:www.antara.co.id diluncurkan pada bulan Januari 1996 dengan tujuan memenuhi hak publik untuk mendapatkan informasi yang akurat, lengkap dan bermanfaat secara seketika. Portal ini disajikan dalam dua bahasa agar masyarakat dunia juga dapat mengetahui informasi yang utuh dan kredibel tentang Indonesia saat ini. Ditunjang oleh reputasi Antara sebagai salah satu kantor berita terbesar di Asia dan didukung oleh jaringan pemberitaan global, portal ini menawarkan ragam informasi yang telah menjadi acuan dan daya tarik tersendiri bagi para pengguna Internet di seluruh dunia. Dengan halaman terakses pageviews mencapai 7 juta setiap bulan yang sepertiga jumlah pengaksesnya berasal dari mancanegara, peringkat portal ini semakin menanjak berdasarkan data perusahaan pemeringkat situs Alexa.com. Menurut situs alexa.com, portal antara.com berada di peringkat 5 dari top 100 situs terpopuler di Indonesia. Sedangkan, dalam Ihsan firdaus.com,antara menempti posisi ke 7 dalam kategori situs berita terpopuler di Indonesia. Mnfuady dalam webnya menuliskan bahwa antara.com merupakan situs berita ter up date sampai survey pada 1 Januari 2010.

4.2 Analisis Berita pada Detik.com dan Antara.com

Berita-berita yang mengenai fatwa haram rokok sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia. Berbagai kelompok masyarakat sering memperbincangkan fenomena lingkungan masyarakat ini. Ada banyak upaya kelompok masyarakat untuk mengendalikan bahaya dari penggunaan rokok. Sehingga, muncullah banyak peraturan yang diharapkan dapat mensejahterakan seluruh lapisan, termasuk hidup sehat. Sebelumya, pada Selasa 12 Agustus 2008 memalui berita TV dari dewan syariah MUI menyampaikan fatwa terbarunya tentang merokok, yaitu : “Merokok hukumnya adalah haram bagi anak-anak dibawah usia 17 Tahun dan Ibu Hamil. Selain itu, merokok juga diharamkan apabila dilakukan di tempat umum”. Keputusan ini selain dikarenakan banyaknya remaja yang menjadi perokok, juga dikarenakan oleh desakan dari Komisi Perlindungan Anak. Pada awal Maret 2010, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengeluarkan fatwa baru terhadap hukum merokok. Setelah menelaah manfaat dan mudarat rokok melalui Haloqoh Fiqih Pengendalian Tembakau di Gedung PD Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berkesimpulan bahwa merokok secara syariah Islam masuk dalam kategori haram. Muhammadiyah mengeluarkan surat fatwa haram Nomor 6SMMTTIII2010 berisi merokok hukumnya adalah haram pada Senin 8 Maret 2010. Berkaitan dengan fatwa haram rokok, berkembang dua pandangan yang berbeda dari pemberitaan media. Media yang diantaranya berbeda pandangan adalah Detik.com dan Antara.com. Detik.com lebih menekankan bahwa fatwa haram rokok adalah upaya untuk memperbaiki keseimbangan lingkungan dan membiasakan diri untuk hidup sehat. Sedangkan, Antara.com menekankan bahwa keluarnya fatwa haram rokok oleh Muhammadiyah adalah tindakan yang kurang diperhitungkan. Pasalnya, dalam pemberitaan yang ditulis antara.com digambarkan bahwa Muhammadiyah tidak memikirkan nasib petani tembakau dan buruh industri rokok atau dengan kata lain tidak memerhatikan ekonomi kerakyatam. Muhammadiyah juga dinilai tidak bertanggung jawab, sebab Muhammadiyah memiliki pemikiran bahwa urusan tenaga kerja adalah tanggung jawab pemerintah jadi akan diserahkan ke pemerintah. Dari dua frame di atas, beberapa media kemudian ikut mengangkat fenomena fatwa haram rokok tersebut, bahkan Harian Surya, Jawa Pos, dan Republika sempat menempatkan berita fatwa haram rokok ini pada headlinenya. Dengan mengangkat suatu berita yang menjadi pembicaraan publik, akan membuat masyarakat ikut berpikir, dan beropini tentang permasalahan tersebut. Contohnya saja, terdapat banyak pembaca yang menuliskan opininya mengenai pemberitaan fatwa haram rokok pada kolom opini pembaca.

4.2.1 Frame Detik.com

Detik.com menurunkan berita tentang Fatwa Haram Rokok yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah sebanyak 23 berita, sepanjang Maret 2010. Pada penelitian ini yang dijadikan korpus sebanyak 3 berita. Berita –berita tersebut dirilis pada rentang waktu 9 Maret sampai dengan 25 Maret 2010.

1. Berita Detik.com, Judul “PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram

Merokok”. Detik.com memuat berita dengan judul PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok yang dirilis pada Selasa 9 Maret 2010, pukul 16:41 WIB. Ini merupakan berita pertama dalam detik.com yang mengangkat fatwa haram merokok yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah. Tabel 2 Deskripsi Ringkas Berita “PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok” Judul Isi Berita wawancara Sumber Berita PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Rokok Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah mengeluarkan putusan bahwa merokok haram hukumnya pada 8 maret 2010 di Yogyakarta Dr. Yunahas Ilyas Tabel 3 Frame berita “”PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok” Problem Identification Fatwa haram merokok adalah keputusan Muhammadiyah untuk memperbaiki segi ekonomi dan kesehatan Causal Interpretation Penyebab permasalahan dalam berita ini adalah perokok atau objek yang menjadi sasaran fatwa haram merokok Moral evaluation - Setelah dikaji lebih lanjut ternyata mudharat dari merokok lebih banyak dibanding manfaatnya - Kesadaran Muhammadiyah bahwa fatwa haram merokok ini akan berdampak pada mata pencaharian para petani tembakau Treatment Recommendation - Muhammadiyah menyiapkan program untuk membimbing petani tembakau agar beralih ke lahan usaha lainnya - Merubah fatwa merokok mubah menjadi haram hukumnya Problem identification. Dalam berita ini, dikeluarkannya fatwa haram merokok ialah upaya Muhammadiyah untuk memperbaiki segi ekonomi dan kesehatan masyarakat. Muhammadiyah juga sadar bahwa fatwa haram ini juga akan berdampak negatif pada perekonomian para petani tembakau. Muhammadiyah ikut aktif dalam upaya pencegahan dampak negatif yang nantinya akan dirasakan para petani tembakau. Causal Interpretation. Keluarnya fatwa haram merokok ini merupakan pilihan yang tepat bagi segi ekonomi maupun kesehatan perokok. “Sebelumnya, PP Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa mubah bagi perokok.” Di sini aktor atau sumber yang menjadi penyebab masalah atau sasaran dari fatwa adalah perokok. Hal ini dikarenakan oleh, perokok adalah orang yang melakukan aktivitas merokok. Jadi, yang merasakan baik buruknya rokok adalah perokok. Moral evaluation. Detik.com menguraikan bahwa keluarnya fatwa haram merokok ini termasuk pada segi sosial masyarakat. Detik.com menyadari bahwa fatwa ini bukan hanya menjadi penyelesaian masalah akan tetapi juga sebagai penyebab masalah, akan tetapi dalam pemberitaan detik.com menambahkan pembahasan mengenai dampak fatwa yang mereka keluarkan pada hari yang sama. “Menurut Yunahar, fatwa haram merokok diputuskan di dalam rapat Majelis Tarjih dan Tajdid yang dilakukan pada 8 Maret 2010 di Yogyakarta. Dalam rapat itu juga dibahas mengenai dampaknya kepada para petani tembakau.” Fatwa haram ini juga dikeluarkan setelah mendapatkan masukan berbagai pihak. Jadi, fatwa ini diputuskan berdasar atas penelaahan dan pengkajian lebih lanjut mengenai baik tidaknya merokok. “Namun setelah dikaji dan ditelaah lebih lanjut, ternyata mudharatnya lebih banyak dibandingkan dengan manfaatnya maka dikeluarkanlah fatwa haram merokok” Treatment recommendation. Penyelesaian yang ditawarkan oleh PP Muhammamdiyah mengenai dampak dari fatwa haram merokok ini adalah Muhammadiyah menyiapkan program untuk membimbing petani tembakau. Hal ini ditujukan agar menjaga stabilitas perekonomian negara. “Kita juga siapkan program untuk membimbing petani tembakau agar beralih ke lahan usaha yang lainnya.” Ini merupakan sikap antisipasi awal apabila nantinya ada pertentangan dari para petani tembakau dan perusahaan produsen rokok. PP Muhammadiyah juga akan terus menyosialisasikan fatwa ini dimulai dari kawasan yang mudah menerima fatwa ini. “Kita sosialisasikan ke dalam dulu, nanti misalkan di rumah sakit, ditempat umum dan juga di kampus-kampus.” Dari sikap tanggung jawab yang ditunjukkan oleh Muhammadiyah, menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak sembarangan dalam mengambil tindakan. Ia telah memprediksi siapa yang akan terkena dampak negatif dengan dikeluarkannya fatwa ini. Termasuk memikirkan para petani tembakau. Frame detik.com pada berita “PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Merokok adalah detik.com setuju atau menyukai sikap-sikap yang diambil oleh Muhammadiyah karena detik.com tidak menampilkan kalimat yang menentang informasi tersebut.

2. Berita Detik.com, “PKS Dukung Fatwa Haram Rokok, Siapkan Sanksi bagi