Pemilihan Umum Landasan Teori

dalam Munas Musyawarah Nasional di Jakarta pada tahun 1993 walaupun jalan kepemimpinannya tidak mulus dan rata. 22 Syarat Keikutsertaan Dalam Pemilihan Umum : Pasal 39 1. Partai Politik dapat menjadi peserta Pemilihan Umum apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Diakui keberadaannya sesuai dengan Undang-Undang tentang Partai Politik; b. Memiliki pengurus lebih dari ½ setengah jumlah propinsi di Indonesia; c. Memiliki pengurus lebih dari ½ setengah jumlah kabupatenkotamadya di propinsi sebagaimana dimaksud pada huruf b d. Mengajukan nama dan tanda gambar partai politik. 2. Partai Politik yang telah terdaftar, tetapi tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, tidak dapat menjadi Peserta Pemilihan Umum, namun keberadaannya tetap diakui selama partai tersebut melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Partai Politik. 3. Untuk dapat mengikuti Pemilihan Umum berikutnya, Partai Politik harus memiliki sebanyak 2 dua per seratus dari jumlah kursi DPR atau memiliki sekurang-kurangnya 3 tiga per seratus jumlah kursi DPRD I atau DPRD II yang tersebar sekurang-kurangnya di ½ setengah jumlah propinsi dan di ½ setengah jumlah KabupatenKotamadya seluruh Indonesia berdasarkan hasil Pemilihan Umum. 4. Partai Politik Peserta Pemilihan Umum yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, tidak boleh ikut dalam Pemilihan Umum berikutnya, kecuali bergabung dengan Partai Politik lain. 22 Andi Setjono editor.op.cit., hal. 11. 5. Pendaftaran Partai Politik untuk menjadi Peserta Pemilihan Umum, diatur lebih lanjut dengan keputusan KPU. Syarat Mengikuti Pemilihan Pada Pemilu : 1. Warga Negara Indonesia 2. Telah berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah 3. Terdaftar sebagai calon pemilih 4. Tidak sedang terganggu ingatannya atau sakit jiwa 5. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara atau pidana kurungan 6. Tidak sedang dicabut hak pilih berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

G. Metode Penelitian

Peristiwa atau kejadian tidak semuanya dapat direkonstruksi karena masa lampau sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali dan dalam hidup semua orang pastilah ada peristiwa, orang, kata-kata, pikiran-pikiran, tempat- tempat, serta bayangan-bayangan yang ketika terjadi sama sekali tidak menimbulkan kesan, atau yang kini telah dilupakan. 23 Peristiwa yang terjadi tidak semuanya dapat ditampilkan karena ada keterbatasan sumber. Peristiwa yang terjadi pada saat itu juga tidak mempunyai arti apa-apa tetapi sesudah peristiwa itu berlalu baru akan dirasakan keberartiannya. Peristiwa tersebut dapat ditulis kembali untuk mengingat peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode historis. Dalam mencari sumber-sumber data untuk bahan penulisan, penulis menggunakan data 23 Louis Gottschalk, Menuju Sejarah terj, 1986,UI Press, Jakarta, hal. 27. historis yang diperoleh dari literatur yang ada diperpustakaan dan sumber lain yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di kantor Kabupaten Klaten dan wawancara. Dalam penelitian ini penulis mengambil teori dan konsep sebagai pendukung penelitian serta mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas mengenai topik yang dipilih. Skripsi ini ditulis dalam bentuk deskriptif analisis. Data-data ini diambil berdasarkan permasalahan-permasalahan yang digunakan. Lebih lanjut penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Klaten. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah dengan langkah-langkah penelitian berikut ini: 1. Pengumpulan sumber Heuristik Sumber yang digunakan untuk menganalisis permasalahan- permasalahan diatas diperoleh melalui sumber lisan dan tertulis. Sumber lisan diperoleh melalui wawancara dengan nara sumber yang berjumlah 6 orang, antara lain : wawancara dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Kabupaten Klaten, Sekretaris PDI Perjuangan Kabupaten Klaten, Bendahara PDI Perjuangan Kabupaten Klaten, Anggota- anggota DPRD Kabupaten dari Fraksi PDI Perjuangan, Kader PDI Perjuangan Kabupaten Klaten dan dengan simpatisan PDI Perjuangan Kabupaten Klaten. Sumber tertulis dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen tentang PDI Perjuangan Kabupaten Klaten, beberapa arsip tentang situasi Pemilihan Umum tahun 2009 di Kabupaten Klaten, buku-buku yang membahas tentang partai politik. 2. Kritik sumber Verifikasi Kritik sumber sendiri diperlukan untuk mengetahui kebenaran dan keaslian sumber. Jika setelah dilakukan perbandingan antara data yang satu dengan yang lainnya diperoleh persamaan kesesuaian isi, maka data tersebut dapat digunakan sebagai sumber penelitian. Setelah data-data diperoleh yang berkaitan dengan PDI Perjuangan dalam pemilihan umum 2009 kemudian dilakukan kritik sumber. 3. Interpretasi Penafsiran Sumber Interprestasi ada dua macam yaitu analisis dan sintesis. Analisis adalah menguraikan sebuah sumber yang mengandung beberapa kemungkinan. Sintesis adalah penyatuan dari beberapa data. 24 Dengan adanya interpretasi maka dapat diperoleh fakta yang dapat dipertanggungjawabkan dan dipercaya sehingga akan menghasilkan susunan tulisan. 4. Historiografi Penulisan Sejarah Historiografi adalah ilmu yang mempelajari praktik ilmu sejarah. Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk mempelajari metodologi sejarah dan perkembangan sejarah sebagai suatu disiplin akademik. 25 Dilakukan dengan cara menyajikan hasil penelitian 24 Ibid., hal. 100-101. 25 http:id.m.wikipedia.orgwikiHistoriografi menjadi satu bentuk tulisan sejarah sehingga dapat mempermudah penyampaian peristiwa kepada pembaca.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dari penulisan skripsi berj udul “ Kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P Dalam Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 di Daera h Pemilihan I Kabupaten Klaten “ ini , yaitu : Bab I atau Pendahuluan, antara lain berisi mengenai keterkaitan antara latar belakang masalah dengan permasalahan yang akan dibahas. Didalam bab ini juga diuraikan mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II tentang upaya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P dalam meraih kemenangan pada pemilu legislatif tahun 2009 di daerah pemilihan I Kabupaten Klaten. Bab III berisi tentang dukungan masyarakat bagi kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P dalam pemilu legislatif tahun 2009 di daerah pemilihan I Kabupaten Klaten. Bab IV berisi wujud kemenangan yang berhasil diraih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P pada pemilu legislatif tahun 2009 di daerah pemilihan I Kabupaten Klaten. Bab V berisi simpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang akan diajukan dalam Bab Pendahuluan. 28

BAB II UPAYA PDI-P DALAM MERAIH KEMENANGAN PADA PEMILU

LEGISLATIF TAHUN 2009 DI DAERAH PEMILIHAN I KABUPATEN KLATEN

A. Terbentuknya PDI Perjuangan

1. Perkembangan PDI Partai Demokrasi Indonesia atau lebih dikenal dengan nama PDI didirikan pada tanggal 10 Januari 1973. PDI merupakan fusi dari lima partai politik yang berfaham Nasionalisme, Marhaenisme, Sosialisme, Kristen Protestan, dan Kristen Katholik, yakni PNI, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia IPKI, Partai Murba, Partai Kristen Indonesia Parkindo dan Partai Katholik. 1 PNI sebagai partai bermassa terbesar dalam PDI yang didirikan oleh Soekarno, mempunyai basis massa di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada awal berdirinya PDI pada tahun 1973 dipimpin Oleh Mohammad Isnaeni. PDI mempunyai komitmen ideologi Pancasila sebagai dasar perjuangannya. Setelah terbentuk, PDI tidak lepas dari berbagai macam konflik yang terjadi di dalam tubuh partai. Konflik yang terjadi dalam tubuh PDI, antara lain : pada tahun 1977 yang melibatkan tokoh-tokoh dari unsur PNI. Konflik tersebut terjadi antara Sanusi-Asep dari kubu garis keras, dan Isnaeni-Sunawar dari kubu moderat. Pemicu dari konflik antara kubu Isnaeni-Sunawar dan 1 Adriana Elizabeth Sukamto, PDI dan Prospek Pembangunan Politik, Jakarta, Gramedia Widyasarana Indonesia, 1991, hal. 8. Sanusi-Asep, yakni tentang pengklaiman kepemimpinan PDI. Konflik tersebut akhirnya dapat di selesaikan karena adanya campur tangan pihak pemerintah, yakni dengan adanya penetapan kubu Isnaeni-Sunawar sebagai pengurus DPP PDI. Campur tangan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut, dilakukan sebagai usaha untuk menyingkirkan tokoh-tokoh radikal yang dianggap membahayakan posisi pemerintah Orde Baru. 2 Dalam perkembangan selanjutnya, konflik yang terjadi dalam tubuh PDI masih terus berlanjut. Hal ini nampak pada saat penyelenggaraan Kongres ke III PDI 15-17 April 1986 di Jakarta. Hal yang memicu terjadinya konflik adalah terpilihnya Soejardi sebagai Ketua Umum DPP PDI, sebab sebelum pelaksanaan Kongres III PDI tidak dicalonkan menjadi Ketua Umum DPP PDI, sedangkan tokoh yang banyak memperoleh dukungan dari para peserta kongres yakni Harjanto Somodisastro justru tidak terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI pada pelaksanaan Kongres III PDI. Konflik tersebut akhirnya dapat diselesaikan, karena adanya campur tangan pemerintah berupa penetapan Soejardi sebagai Ketua DPP PDI. Berbagai masalah yang timbul dalam tubuh PDI semenjak berdirinya PDI hingga tahun 1986, membuat perolehan suara PDI pada setiap pelaksanaan pemilu kurang memuaskan jika dibandingkan dengan dua parpol lain peserta pemilu. 3 Pada saat pelaksanaan pemilihan umum tahun 1987 dan 1992, PDI mengalami peningkatan dalam hal perolehan suara, jika dibandingkan pada pelaksanaan pemilihan umum tahun 1972 dan 1982. Peningkatan perolehan 2 Ibid, hal. 55. 3 Ibid, hal. 55-56.

Dokumen yang terkait

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Sistem Multi Partai dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif di Indonesia Pasca Reformasi

0 67 110

Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)

3 65 167

Kekalahan Partai Politik Islam Dalam Pemilihan Umum 2009 (Analisis Menurunnya Hasil Perolehan Suara DPC PPP Kabupaten Mandailing Natal Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal)

0 43 144

Political Marketing Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Presiden 2009 Di Sumut Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat

0 42 107

PROSES PENETAPAN CALON LEGISLATIF (CALEG) PARTAI POLITIK UNTUK PEMILIHAN UMUM 2014 Proses Penetapan Calon Legislatif (Caleg) Partai Politik Untuk Pemilihan Umum 2014 (Studi Kasus: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Cabang Kota Surakarta).

0 1 20

PENDAHULUAN Proses Penetapan Calon Legislatif (Caleg) Partai Politik Untuk Pemilihan Umum 2014 (Studi Kasus: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Cabang Kota Surakarta).

0 1 15

DAFTAR PUSTAKA Proses Penetapan Calon Legislatif (Caleg) Partai Politik Untuk Pemilihan Umum 2014 (Studi Kasus: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Cabang Kota Surakarta).

0 2 5

PROSES PENETAPAN CALON LEGISLATIF (CALEG) PARTAI POLITIK UNTUK PEMILIHAN UMUM 2014 Proses Penetapan Calon Legislatif (Caleg) Partai Politik Untuk Pemilihan Umum 2014 (Studi Kasus: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Cabang Kota Surakarta).

0 4 14

RESOLUSI KONFLIK PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDI-P)

0 0 97