Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

kapal X 1 mempunyai pengaruh lebih besar terhadap peningkatan pendapatan usaha Y disbanding biaya pelayanan jasa barang X 1 .

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian kualitas dan jasa

2.2.1.1. Pengertian Kualitas

Menurut Supranto, 1997:228 kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Definisi kualitas dari American Society For Quality Control Kotler 1997:49 adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Definisi kualitas tersebut terpusat pada pelanggan. Seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk pelayanan penjual memenuhimelebihi harapan pelanggan, semakin tinggi tingkat kualitas menyebabkan semakin tingginya kepuasan pelanggan dan juga mendukung harga lebih tinggi serta biaya yang lebih rendah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2. Pengertian Jasa

Adapun definisi jasa menurut Kotler, 1997:83 jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain, yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengkibatkan kepemilikan atau pun produksi dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. American Marketing Association Supranto, 1997:227 mendefinisikan jasa sebagai berikut : “Sevice are those separately indentifiable, assential, intangible activities witch provide want satisfaction and that not necessarilytied to the sales of product or another service. To produce a servise may or may not require the use of tangible goods. However when such use required, there is not transfer of title permanent owner ship to these tangible goods.” Dari pengertian tersebut jasa tidak dalam bentuk pertukaran barang yang dapat di identifikasikan dengan jelas gambaran produknya, tetapi juga amat sulit untuk diidentifikasikan. Jadi jasa akan terlihat bila dikaitkan dengan suatu hubungan langsung interpersonal misal antara produsen dan konsumen yang lebih menekankan atau diukur pada kepuasan yang lebih bersifat subyektif.

2.2.2. Karakteristik jasa

Menurut Kotler, 1997:84 jasa memiliki 4 karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Tidak berwujud Intangibility Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. b. Tidak terpisahkan Inseparability Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjual dan kemudian baru dikonsumsi. Jika seorang melakukan jasa, maka penyediaan adalah bagian dari jasa karena juga hadir saat jasa itu dilakukan, interaksi penyediaan klien adalah ciri khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia maupun klien mempengaruhi hasil jasa. c. Bervariasi Karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu dilakukan, jasa sangat bervariasi. d. Mudah lenyap Jasa tidak biasa disimpan.

2.2.3. Dimensi-Dimensi Kualitas Jasa

2.2.3.1. Keandalan Reliability

Menurut kotler Supranto, 1997:231 kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat, sedangkan menurut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Mc.Leod dalam Teguh, 1995:101 keandalan adalah kemampuan personil jasa dalam melakukan pekerjaan secara konsisten, akurat, dan dapat diandalkan. Dari pengertian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keandalan merupakan kemampuan personil jasa dalam melaksakan pekerjaan harus konsisten, terpercaya dan dapat diandalkan.

2.2.3.2. Daya Tanggap Responsiveness

Menurut Kotler Supranto, 1997:231 kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat, sedangkan menurut Mc.Leod dalam Teguh, 1995:101 daya tanggap adalah pelanggan yang tidak ingin harus menunggu untuk dilayani.

2.2.3.3. Keyakinan Assurance

Menurut kotler Supranto, 1997:231 pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Menurut Mc.leod dalam Teguh, 1995:101 jaminan adalah harapan pelanggan terhadap personil jasa melalui tindakan dan penampilannya dengan soapn dan terpelajar dan penampilan kepercayaan dan keyakinan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.4. Empathy

Menurut kotler Supranto, 1997:231 kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. Menurut Mc.Leod Teguh, 1995:101 empathy adalah perhatian yang tulus pada para pelanggan dan kebutuhan mereka.

2.2.3.5. Berwujud Tangible

Menurut Mc.Leod Teguh,1995:101 wujud jasa adalah hal-hal yang dilihat pelanggan saat jasa sedang dikerjakan, misal fasilitas, pegawai, kelengkapan dan peralatan. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa wujud jasa merupakan penampilan fasilitas fisik, personal dan media komunikasi yang dilihat pelanggan saat jasa dikerjakan.

2.2.4. Pengertian Tarif

Menurut Kotler, 1997:362 dalam membuat tariff kebijaksanaan penetapan tarif suatu perusahaan mengikuti suatu prosedur lima tahap yaitu : 1. Perusahaan memiliki tujuan memperoleh pendapatan semaksimal mungkin, pertumbuhan penjualan yang maksimal dan skimming yang maksimal. 2. Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas kuantitas yang akan terjual. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai tingkat produksi dan pada berbagai tingkat akumulasi pengalaman produksi. 4. Perusahaan menganalisa baiaya dan penawaran yang bersaing. 5. Perusahaan menetapkan tarif berdasarkan nilai yang dipersepsikan, penetapan tarif sesuai dengan yang berlaku.

2.2.4.1. Tujuan penetapan tarif

Penetapan tarif merupakan salah satu keputusan yang paling penting bagi manajemen. Tarif yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya atau lebih dari itu, yaitu mendapatkan laba. Tetapi jika tarif yang ditetapkan lebih tinggi akan mengakibatkan kerugian. Dalam hal ini pembeli atau konsumen akan berkurang, volume penjualan akan berkurang dan pada akhirnya perusahaan akan menderita kerugian.

2.2.4.2. Kerugian dan Keuntungan Kualitas

Menurut Mc.Leod, 1995:107 kualitas yang buruk dapat merugikan dalam 4 cara antara lain : a. Kehilangan Bisnis Karena tidak memenuhi standar kualitas dari pelanggan, perusahaan, kehilangan bisnis pelangggan akan berpindah ke tempat lain Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Tuntutan Hukum Dengan menghasilkan produk dan menyediakan jasa yang berkualitas buruk, perusahaan beresiko dituntut oleg pelanggan atas kerusakan atau kecelakaan dan harus membayar ganti rugi dan penyelesaian yang mahal. c. Kehilangan produktivitas Material berkualitas rendah, peralatan yang using atau tidak tepat lagi, dan diproses yang tidak efisien dapat menyebabakan para pekerja mencapai tingkat produktivitas lebih rendah. d. Biaya Perusahaan mengikuti program manajemen kualitas dengan kesadaran penuh bahwa ada biaya yang timbul. Biaya ini terbagi dalam 3 kategori; kegagalan, penilaian dan pencegahan. Menurut Mc.Leod, 1995 : 108, keuntungan kualitas yang baik di pengaruhi oleh kebijakan, program prosedur kualitas perusahaan. Hubungan dalam model kualitas ini sebagai berikut: a. Pasar yang dilayani oleh industry mencakup pelanggan – pelanggan dengan kebutuhan tersebut dan mendefinisikan hal kualitas. b. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut, dan mendefinisikan dalam hal kualitas. c. Pelanggan menganggap produk dan jasa perusahaan lebih berkualitas dari pesaingnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Karena dianggap lebih berkualitas pelanggan bersedia membayar harga yang relative tinggi dari pada harga pesaing. e. Karena dianggap lebih berkualitas dan ahrga yang tinggi, produk atau jasa tersebut dianggap memiliki nilai yang relative tinggi. f. Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi pelanggan lebih baik dari pada para pesaing. g. Nilai yang relative tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar h. Efektifitas ini menghasilkan penurunan biaya – biaya dengan memproduksi produkjasa yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali. i. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas akan menghasilkan biaya yang lebih murah dari pada pesaing. j. Pangsa pasar dan biaya menciptakan profitabilitas dan gabungan dari keunggulan relative dibidang harga, pertumbuhan. Jadi keuntungan yang didapat perusahaan karena menyediakan produk dan jasa berkualitas baik dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas pertumbuhan. Dari pernyataan diatas dapat dilihat pada gambar 1 berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.1 Model kualitas dengan Faktor –Faktor yang mempengaruhi. 1. 2. Persepsi kualitas pelanggan Pengendalian Kualitas efektif pembedaan kualitas kepemimpinan biaya 3. 7. 4. 5. 8. 6. 9. 10. Sumber. Mc Leod 1995 Pasar yang dilayani Persepsi pelanggan atas kualitas relative kinerja Nilai relatif Rancangan Teknologi atribut dan spesifikasi Mengurangi biaya kualitas Harga relatif Efektifitas relative dalam mengikuti spesifikasi Pangsa pasar relatif Biaya relative lebih rendah Profitabilitas dan growth Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Kotler, 1995 : 106 beberapa factor kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa yaitu : a. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen Manajemen tidak selalu memahami dengan tepat apa yang terjadi keinginan konsumen. b. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan tetapi menetapkan standart pelaksaanan yang spesifik. c. Kesenjangan anatara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para personel mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar pelaksanaan. d. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil – wakil departemen dan iklan perusahaan. e. Kesenjangan antara jasa yang dinikmati dan jasa yang diharapkan terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.3. Pengertian Akuntansi Ditinjau Dari Sudut Pandang Kegiatan Jasa

AICPA Menurut American institute of certified public accountants AICPA diikuti oleh Baridwan dalam intermediate accounting 1992:2 akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan – keputusan ekonomi dalam memilih alternative – alternative dari suatu keadaan.

2.2.5. Pengertian Pendapatan dan Jenisnya

2.2.5.1. Pendapatan

Pendapatan menurut Baridwan, 1992:10 adalah aliran masuk harta – harta aktiva yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama satu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalen yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. Pendapatan adalah istilah ini merupakan istilah yang luas karena didalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aktiva dan lain – lain. Menurut Soemarso, 2003:230 pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal. Definisi pendapatan menurut SAK IAI, 2009, no.23,1 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal. Dari persamaan – persamaan akutansi akan dapat diketahui bilamana asset bertambah akan selalu diikuti dengan pertambahan sumber – sumbernya, yaitu kewajiban utang dan atau kekayaan bersih perusahaan. Suatu penambahan asset dapat dikatakan pendapatan jika bukan diimbangi dengan pertambahan kewajiban utang, melainkan diimbangi dengan pertambahan kekayaan bersih perusahaan dimana pertambahan ini sendiri bukan karena para pemilik perusahaan memasukkan modal tambahan perusahaan. Pendapatan umunya diakui pada saat direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan Kieso dan Wiegant, 1995 :61. Pendapatan direalisasi pada saat barang dan jasa, barang dagangan atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas.Sesuai dengan prinsip pendapatan dari jasa yang diberikan diakui ketika jasa – jasa telah dilaksanakan dan dapat ditagih Kieso dan Wiegant, 1995 :597 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk memberikan keseragaman akuntansi, aturan pengakuan pendapatan yang sebanding dengan aturan harga perolehan untuk penilaian harta sangat dibutuhkan, pengakuan pada saat penjualan memberikan suatu pengujian yang seragam dan layak, karena ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timbul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan Baridwan 1996:11. Pengecualian – pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produk selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima. Prisip pendapatan revenue principal merinci : 1. Sifat dari komponen pendapatan 2. Pengukuran pendapatan 3. Pengakuan pendapatan Setiap segi dari prinsip pendapatan menimbulkan issue yang menarik dan kontroversial dalam teori akuntansi. Dengan menerapkan pandangan ini, accounting terminology bulletin no. 2 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur oleh beban yang dikenakan pada pelanggan, klien atau penyewa untuk barang dan jasa yang diberikan kepada mereka. Pendapatan ini mencakup keuntungan dari penjualan atau pertukaran aktiva selain daripada Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. saham dalam perdagangan, bunga dan dividen yang diperoleh dari investasi dan kenaikan lain dalam ekuitas.

2.3. Kerangka Pikir