82
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ditolak. Hal ini terbukti dari koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0,215 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,052 yang berarti lebih besar dari 0,05 p 0,05. Nilai
0,215 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori rendah
karena berada pada rentang 0,20 – 0,399. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang rendah atau lemah namun tidak signifikan. Dengan kata lain, gaya kelekatan aman dan
konsep diri pada remaja di panti asuhan tidak berkorelasi.
83
Tabel 22. Hasil uji hipotesis variabel gaya kelekatan takut –
menghindar dengan konsep diri
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar -0,309 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,005 yang berarti lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Nilai
0,309 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat
Correlations
KonsepDiri GKtakutmeng
hindar Spearmans rho KonsepDiri
Correlation Coefficient
1.000 -.309
Sig. 2-tailed .
.005 N
82 82
GKtakutmenghinda r
Correlation Coefficient
-.309 1.000
Sig. 2-tailed .005
. N
82 82
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
84
dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori rendah atau lemah karena berada pada rentang 0,20
– 0,399. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang rendah
atau lemah dan signifikan antara gaya kelekatan takut – menghindar
dan konsep diri pada remaja di panti asuhan. Tabel 23. Uji hipotesis variabel gaya kelekatan terpreokupasi dengan
konsep diri
Correlations
KonsepDiri GKterpreokup
asi Spearmans rho
KonsepDiri Correlation
Coefficient 1.000
-.595 Sig. 2-tailed
. .000
N 82
82 GKterpreokupas
i Correlation
Coefficient -.595
1.000 Sig. 2-tailed
.000 .
N 82
82 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar -0,595 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Nilai
85
0,595 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori sedang
karena berada pada rentang 0,40 – 0,599. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan negatif antara gaya kelekatan terpreokupasi dan konsep diri pada remaja di panti
asuhan. Tabel 24. Uji hipotesis variabel gaya kelekatan menolak dengan
konsep diri
Correlations
KonsepDiri GKmenolak
Spearmans rho KonsepDiri
Correlation Coefficient 1.000
-.217 Sig. 2-tailed
. .050
N 82
82 GKmenolak
Correlation Coefficient -.217
1.000 Sig. 2-tailed
.050 .
N 82
82 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar -0,217 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,050 yang berarti sama dengan 0,05 p = 0,05. Nilai
0,217 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat
86
dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori rendah atau lemah karena berada pada rentang 0,20
– 0,399. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang rendah
atau lemah dan signifikan antara gaya kelekatan menolak dan konsep diri pada remaja di panti asuhan.
F. Pembahasan
Hasil analisis pada gaya kelekatan aman dan konsep diri menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,215 dengan signifikansi atau
probabilitas p sebesar 0,052 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut ditolak. Gaya kelekatan aman tidak terbukti secara signifikan
berhubungan dengan konsep diri pada remaja di panti asuhan. Individu dengan gaya kelekatan aman tidak mudah marah, tidak
memiliki keinginan untuk bermusuhan dengan orang lain, dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik Mikulincer dalam Baron dan
Bryne, 2005. Menurut Shaver dan Brennan dalam Baron dan Bryne 2005, individu dengan kelekatan aman mampu membentuk hubungan
dengan orang lain dalam jangka waktu yang lama, memiliki komitmen yang tinggi, dan memuaskan dalam hubungannya dengan orang lain.
Konsep diri merupakan hasil belajar melalui hubungan individu tersebut dengan orang lain. Ketika individu sering mengalami kegagalan
dalam lingkungannya
karena tujuannya
tidak sesuai
dengan kemampuannya akan mendapatkan penilaian negatif dari lingkungannya
87
kemudian hal tersebut semakin memperburuk konsep dirinya. Demikian juga individu yang tidak memiliki keterampilan sosial akan sulit
mempertahankan dan menjalin relasi dengan sesama Susana dkk, 2006. Ketika individu mendapatkan penilaian yang negatif dari lingkungan dan
individu tersebut kesulitan mempertahankan serta menjalin relasi dengan sesama
maka individu
tersebut kehilangan
kesempatan untuk
mengembangkan dirinya menjadi lebih positif. Dalam penelitian ini 80,5 subjek mengaku bahwa ia dekat
dengan pengasuh panti dan 97,6 mengaku bahwa ia memiliki teman dekat. Hal tersebut cukup mampu membantu individu untuk
mengembangkan konsep diri yang positif karena melalui orang lain individu dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya sehingga
individu tahu apa yang harus lebih dikembangkan dan diperbaiki dari dalam dirinya. Namun, hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hal tersebut
dikarenakan dalam penelitian ini 30,5 subjek mengaku bahwa alasan ia tinggal di panti asuhan karena faktor ekonomi dan permintaan orang tua.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa individu akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan dan menjalin relasi dengan sesama sehingga
individu kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri. Hasil pada analisis gaya kelekatan takut-menghindar dan konsep
diri pada remaja di panti asuhan menunjukkan koefisien korelasi sebesar - 0,309 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,005. Hal ini berarti ada
hubungan negatif antara gaya kelekatan takut-menghindar dengan konsep
88
diri. Namun, hubungannya termasuk dalam kategori rendah atau lemah.Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini
diterima.
Baron dan Bryne 2005 menyatakan bahwa individu dengan gaya kelekatan
takut-menghindar cenderung
meminimalkan kedekatan
interpersonal dan menghindari hubungan akrab. Levy dkk dalam Baron dan Bryne 2005 juga menyatakan bahwa individu dengan gaya kelekatan
takut-menghindar memiliki hubungan yang negatif dengan orang tuanya. Individu dengan gaya kelekatan ini juga memiliki hubungan interpersonal
yang negatif dan memiliki rasa cemburu yang berlebihan McGowan dkk dalam Baron dan Bryne, 2005.
Subjek dalam penelitian ini ada yang menghindari relasi yang dekat dengan figur kelekatannya, yaitu 8,5 subjek yang mengaku bahwa
subjek memiliki relasi tidak dekat dengan pengasuh panti. Selain itu, ada 2,4 subjek yang tidak memiliki teman dekat. Dengan demikian, dapat
diduga bahwa individu dengan gaya kelekatan ini akan memiliki konsep diri yang negatif. Hal tersebut dikarenakan untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan dalam diri individu untuk membentuk konsep diri yang positif maka individu membutuhkan orang lain. Sedangkan individu
dengan gaya kelekatan takut-menghindar memiliki hubungan interpersonal yang negatif. Oleh karena itu, individu dengan gaya kelekatan takut-
menghindar kehilangan kesempatan untuk mendapatkan evaluasi dari
89
orang lain tentang dirinya yang mungkin hal tersebut akan membantu individu untuk mengembangkan konsep dirinya menjadi positif.
Hasil pada gaya kelekatan terpreokupasi dan konsep diri pada remaja di panti asuhan menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,595
dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,000. Hal ini berarti ada hubungan antara gaya kelekatan terpreokupasi dengan konsep diri namun
bersifat negatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima.
Individu dengan
gaya kelekatan
terpreokupasi akan
mengkombinasikan antara pandangan yang negatif tentang dirinya self dan harapan yang positif bahwa orang lain akan mencintai dan
menerimanya. Cooley dalam Calhoun dan Acocella 1995 menyatakan bahwa individu menggunakan orang lain sebagai cermin untuk
menunjukkan siapa dirinya. Baldwin dan Holmes dalam Calhoun dan Acocella, 1995 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “orang lain”
adalah orang tua, kawan sebaya, dan masyarakat. Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal dan paling kuat. Oleh karena itu, segala sesuatu
yang dikomunikasikan oleh orang tua kepada anak lebih diingat daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya. Anak menduga
apapun perlakuan orang tua terhadap dirinya merupakan perlakuan yang pantas diterima. Nilai atas diri anak berasal dari nilai yang diberikan orang
tua kepada anak Coopersmith dalam Calhoun dan Acocella, 1995.
90
Dalam penelitian ini terdapat 30,5 subjek yang tinggal di panti asuhan dengan alasan faktor ekonomi dan permintaan orang tua, 4,9
subjek tinggal di panti asuhan dengan alasan faktor ekonomi, permintaan orang tua, keinginan sendiri, dan sering nakal. Selain itu, 2,4 subjek
tinggal di panti asuhan dengan alasan faktor ekonomi dan orang tua bercerai. Ketika orang tua meminta anaknya untuk tinggal di panti asuhan
ada kemungkinan beberapa anak merasa tertolak. Hal tersebut juga menimbulkan rasa kecewa dalam diri anak . Selain itu, perceraian orang
tua juga menyumbang rasa kecewa pada diri anak. Oleh karena itu, individu memiliki pandangan yang negatif tentang dirinya dan berharap
orang lain akan mencintai dan menerimanya. Akibatnya, individu akan mencari kedekatan yang berlebihan dengan orang lain tetapi ia juga
mengalami kecemasan dan rasa malu karena mereka merasa tidak pantas menerima cinta dari orang lain Lopez dkk dalam Baron dan Bryne, 2005.
Individu dengan gaya kelekatan ini juga akan cenderung depresi ketika hubungannya dengan orang lain sedang buruk. Hal tersebut dikarenakan
kebutuhannya untuk dicintai dan diakui. Hasil pada gaya kelekatan menolak dan konsep diri pada remaja di
panti asuhan menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,217 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,050. Hal ini berarti ada hubungan negatif
antara gaya kelekatan terpreokupasi dengan konsep diri. Namun, hubungannya termasuk dalam kategori rendah atau lemah.Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian ini diterima.