Deskripsi Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

75

2. Uji t Variabel Gaya Kelekatan Terpreokupasi

Pada tabel 15 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel gaya kelekatan terpreokupasi. Tabel 15.Uji mean empirik dan mean hipotetik variabel gaya kelekatan terpreokupasi One-Sample Test Test Value = 110 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper terpreokupasi 1.290 4 .266 2.600 -2.99 8.19 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar 1,290 dan nilai signifikansi 0,266. Jika Sig α, maka Ho diterima. Namun sebaliknya, jika Sig α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig 0,05 sehingga Ho diterima. Jadi, ada perbedaan yang tidak signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel gaya kelekatan terpreokupasi sehingga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki gaya kelekatan terpreokupasi yang tergolong sedang.

3. Uji t Variabel Gaya Kelekatan Menolak

Pada tabel 16 disajikan hasil uji t pada mean empiric dan hipotetik dari variabel gaya kelekatan menolak. 76 Tabel 16.Uji mean empirik dan mean hipotetik variabel gaya kelekatan menolak One-Sample Test Test Value = 110 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Menolak 5.219 10 .000 8.364 4.79 11.93 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar 5,219 dan nilai signifikansi 0,000.Jika Sig α, maka Ho diterima. Namun sebaliknya, jika Sig α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig 0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel gaya kelekatan menolak. Mean empirik dari gaya kelekatan menolak lebih besar daripada mean hipotetiknya sehingga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki gaya kelekatan menolak yang tergolong tinggi.

4. Uji t Variabel Konsep Diri

Pada tabel 17 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel konsep diri. 77 Tabel 17.Uji mean empirik dan mean hipotetik variabel konsep diri One-Sample Test Test Value = 127 t df Sig. 2-tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper konsepdiri 28.886 81 .000 47.305 44.05 50.56 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar 28,886 dan nilai signifikansi 0,000. Jika Sig α, maka Ho diterim. Namun, jika Sig α maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig 0,05 maka Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel konsep diri. Mean empirik dari konsep diri lebih besar daripada mean hipotetiknya sehingga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki konsep diri yang tergolong tinggi. Kemudian konsep diri positif dan negatif subjek dapat diperoleh dari kategorisasi berdasarkan norma kategorisasi dua jenjang Azwar, 2007. Rumus Kategori X ≥ µ Positif X µ Negatif Berikut ini kategorisasi dari variabel konsep diri: 78 Tabel 18. Kategorisasi Konsep Diri Kategori Jumlah Subjek Persentase X ≥ 174 positif 51 62,2 X 174 negatif 31 37,8 Total 82 100 Dari hasil kategorisasi di atas, dapat diketahui bahwa 62,2 subjek memiliki konsep diri dalam kategori positif. Selain itu, 37,8 subjek memiliki konsep diri dalam kategori negatif.

E. Analisis Data Penelitian

1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang kita peroleh sudah memenuhi syarat untuk melakukan analisis. Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Sebelum melakukan uji hipotesis maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu Soegiyono, 2012. Uji asumsi dilakukan untuk membuktikan apakah sebaran data yang dimiliki mengikuti kurva normal atau tidak Santoso, 2010. a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak Santoso, 2010. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah One Sample 79 Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS for Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 p 0,05 maka dapat dikatakan bahwa sebaran data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data normal atau dengan kata lain data yang digunakan memiliki sebaran yang normal. Berikut ini hasil dari penghitungan uji normalitas: Tabel 19.Uji Normalitas Variabel P Keterangan Gaya Kelekatan 0,716 Normal Konsep Diri 0,018 Tidak normal Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa sebaran data variabel gaya kelekatan memiliki nilai signifikansi atau probabilitas p yang lebih besar dari 0,05 p 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa data tidak berbeda secara signifikan dengan data virtual yang normal atau dengan kata lain sebaran data normal. Sedangkan variabel konsep diri memiliki nilai signifikansi atau probabilitas p yang lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data berbeda secara signifikan dengan data virtual yang normal atau dengan kata lain sebaran data tidak normal. 80 b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas dan tergantung mengikuti garis lurus atau tidak Santoso, 2010. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS for Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 p 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus. Berikut ini hasil penghitungan uji lineritas : Tabel 20. Uji Linearitas F p Konsep Diri Linearity 37,283 0,000 Gaya Kelekatan Dari hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari gaya kelekatan dan konsep diri adalah 0,000. Hal ini berarti p lebih kecil dari 0,05 p 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel gaya kelekatan dan konsep diri mengikuti garis lurus. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel lainnya Santoso, 2010. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran. 81 2. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis korelasi.Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kecenderungan pola satu variabel terhadap variabel lainnya Santoso, 2010. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman Rho dalam program SPSS for Windows 16.0. Hal tersebut dikarenakan ada salah satu variabel yang memiliki sebaran data tidak normal, yaitu konsep diri. Dalam uji hipotesis ini, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 p 0,05 maka hipotesis ditolak. Namun sebaliknya, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 p 0,05 maka hipotesis diterima. Berikut hasil uji hipotesis dalam penelitian ini : Tabel 21.Hasil uji hipotesis variabel gaya kelekatan aman dengan konsep diri Correlations KonsepDiri GKaman Spearmans rho KonsepDiri Correlation Coefficient 1.000 .215 Sig. 2-tailed . .052 N 82 82 GKaman Correlation Coefficient .215 1.000 Sig. 2-tailed .052 . N 82 82 82 Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ditolak. Hal ini terbukti dari koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,215 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,052 yang berarti lebih besar dari 0,05 p 0,05. Nilai 0,215 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori rendah karena berada pada rentang 0,20 – 0,399. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang rendah atau lemah namun tidak signifikan. Dengan kata lain, gaya kelekatan aman dan konsep diri pada remaja di panti asuhan tidak berkorelasi.