Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan kebutuhan hidup yang sangat penting bagi makhluk hidup, atau dengan kata lain tidak ada makhluk dapat hidup tanpa komunikasi. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian suatu pesan message, ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya, dari penyampaian pesan source kepada penerima pesan receiver. Hubungan antara penyampai pesan dan penerima pesan itulah yang disebut komunikasi. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi. Sejarah telah mengajarkan kita bahwa berkomunikasi dapat dilakukan dengan simbol-simbol tanda-tanda yang banyak dilakukan pada zaman prasejarah sampai pada penggunaan teknologi canggih pada zaman modern, seperti internet, teleconference , dan sebagainya. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses penyampaian pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi atau ajaran atau didikan yang ada didalam kurikulum. Sumber pesannya adalah guru, siswa, orang lain atau penulis buku dan produsen media. Salurannya adalah media pendidikan media intruksional. Dan penerima pesannya adalah siswa dan guru. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada dikurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lainnya kedalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal kata-kata lisan atau tertulis, maupun non verbal atau visual. Proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol komunikasi disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan siswai menafsirkan simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan tersebut disebut decoding. Ada kalanya proses penafsiran atau decoding tersebut berhasil, dan ada kalanya juga tidak berhasil. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalankekurang berhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar, dibaca, Universitas Sumatera Utara dilihat atau diamatinya. Beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang komunikasi dikenal dengan istilah barrier atau noise . Hambatan tersebut meliputi hambatan psikologis, seperti minat, sikap pendapat, kepercayaan, intelegensia, pengetahuan, dan keadaan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh. Siswa yang senang terhadap matapelajaran, topik serta gurunya tentu lain hasil belajarnya dibandingkan dengan siswa yang benci atau tidak menyukai semua itu. Hambatan lainya adalah hambatan kultural, seperti perbedaan adat-istiadat, norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai lingkungan. Perbedaan adat-istiadat, norma sosial, dan kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi sumber salah paham. Terakhir adalah hambatan lingkungan, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar. Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri guru maupun siswai, dapat menyebabkan proses komunikasi belajar mengajar seringkali menjadi tidak efektif dan efisien. Media pendidikan atau media belajar sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu dalam mengatasi hal-hal diatas, penggunaan intruksional berjalan efektif dan efisien sehingga dapat meniadakan jarak, waktu, dan ruang. Rossi dan Breidle 1966 mengemukakan bahwa media belajar adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebaginya Sanjaya, 2012: 58. Menurut pandangan Gagne 1970 menyatakan bahwa media belajar adalah berbagai komponen yang ada didalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, lingkungan siswa itu sendiri didesain sedemikian rupa untuk kebutuhan proses belajar seperti laboratorium, perpustakaan, dan lain sebagainya Sanjaya, 2012: 60. Media belajar adalah segala jenis sarana pendidkan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan belajar, mencakup media grafis, media yang menggunaka alat penampil, peta, globe dan sebagainya. Media belajar adalah peralatan fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran termasuk buku, film, video, tape, sajian slide, guru, dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media belajar Universitas Sumatera Utara mencakup perangkat lunak software, dan perangkat keras hardware yang berfungsi sebagai alat bantu belajar. Media belajar adalah sarana perantara dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efesiensi pencapaian tujuan belajar meliputi kaset, audio slide, film strip, OHP, LCD proyektor, film, audio, televisi, dan sebagainya. Dalam proses belajar prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan melakukan tes tertentu. Media belajar adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar siswa. sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media belajar adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras mapun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil belajar secara efektif dan efisien serta tujuan belajara dapat dicapai dengan mudah. Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar setelah mengikuti program belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor. Pretasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran disekolah, dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Universitas Sumatera Utara Prestasi belajar juga merupakan suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapai. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni, kognitif, afektif dan psikomotor, dan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut, maka prestasi dikatakan kurang memuaskan. Seorang anak didik dikatakan berprestasi tinggi apabila ia memperoleh angka-angka yang baik dan menduduki peringkat atas di kelas, dan dikatakan berprestasi rendah apabila angka-angka dalam mata pelajaran yang diikuti buruk. Prestasi belajar merupakan penilaian hasil usaha kegiatan hasil belajar yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu atau prestasi belajar diartikan seagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan tujuan pendidikan yang diterapkan Suryabrata, 2002: 24. Berdasarkan beberapa pengertian prestasi belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemempuan yang dimiliki siswa dalam menerima dan menolak informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai rapor setelah mengalami proses belajar mengajar. Proses belajar dianggap berhasil adalah daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok,dan perilaku yang digariskan dalam tingkat keberhasilan belajar telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok Djamarh,Zain 2010: 106. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media belajar adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai hasil belajar yang efektif. Berdasarkan fungsi penggunaan alat bantu belajar sangat membantu aktivitas proses belajar siswa, tetapi terkadang guru lebih memilih menggunakan metode ceramah lecture method yang monoton dan paling popular dikalangan guru dan dosen. Keterbatasan media teknologi di suatu pihak lemahnya kemampuan guru menggunakan media tersebut, terbatasnya alat-alat teknologi Universitas Sumatera Utara pendidkan yang dipakai, diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa atau masyarakat. Siswa pada penelitian ini adalah siswa di SMA NEGERI 2 MEDAN khususnya kelas III-IPA karena pada umumnya siswa yang duduk di kelas III- IPA lebih banyak menggunakan media belajar. Dengan menggunakan media belajar siswa tidak merasa merasakan jenuh karena siswa bisa mencoba melakukan hal-hal baru serta melakukan eksperimen setelah mendapatkan materi belajar dikelas yang telah diberikan oleh pengajar. Media belajar yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah media belajar yang terdiri dari Perpustakaan, Laboratorium IPA Fisika, Kimia dan Biologi, Laboratorium Bahasa Inggris, Jerman, Perancis dan Jepang, Laboratorium Komputer, Laboratorium Multimedia, Akses Internet. Semua media yang tersedia di SMA NEGERI 2 MEDAN ini digunakan oleh siswa secara rutin, dengan tujuan untuk membuka cakrawala berfikir siswa agar lebih luas dan lebih kreatif lagi. Hampir semua mata pelajaran yang diajarkan menggunakan media tersebut. Setiap kelas diikuti oleh 47 sampai 51 siswa,tetapi jika akan memasuki Laboratorium siswa dibagi menjadi dua gelombang,dengan tujuan agar proses praktikum yang dilakukan dapat berjalan secara efektif. Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 2 MEDAN karena peneliti adalah alumni dari SMA NEGERI 2 MEDAN, selain itu media yang tersedia di SMA NEGERI 2 MEDAN mempunyai peralatan yang lengkap dan memadai untuk menjadi alat bantu siswa dalam belajar. Pihak SMA NEGERI 2 MEDAN tidak berhenti untuk terus berusaha menyediakan media yang lengkap dan baik untuk membantu siswa agar bisa menambah informasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti masalah ini tentang “Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN”. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan

Dokumen yang terkait

Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminths dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar di SDN 060972 Simalingkar B, Medan

7 53 116

Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

0 21 83

Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Akademi Kebidanan Universitas Prima Indonesia Medan

0 38 57

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII Pengaruh Aktivitas Belajar Dan Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Juwangi Boyolali.

0 3 11

PENGARUH POLA BELAJAR DAN FREKUENSI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI JUMAPOLO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Pengaruh Pola Belajar Dan Frekuensi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Jumapolo Pada Mat

0 1 15

PENGARUH POLA BELAJAR DAN FREKUENSI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI JUMAPOLO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Pengaruh Pola Belajar Dan Frekuensi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Jumapolo Pada Mat

0 2 12

“PENGARUH MINAT BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Pengaruh Minat Belajar Dan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sambung Macan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 19

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN - Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

1 2 7

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 0 13