dan Palipi, sedangkan bawang putih Allium sativum L. yang berasal dari pasar tradisional Jamin ginting dan Brastagi pasar buah adalah bawang putih yang di import
dari Negara Cina dan Taiwan yang paling mudah ditemui di setiap pasar tradisional dan Supermarket Masing-masing sampel diambil 500 g, disimpan dan diuji sesuai dengan
prosedur penelitian.
Gambar bawang putih dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 36.
3.5 Prosedur penelitian
3.5.1 Pembuatan Pereaksi
Pembuatan pereaksi di bawah ini berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV: 1. Larutan 2,6-diklorofenol indofenol
Ditimbang seksama 50 mg natrium 2,6-diklorofenol indofenol P yang telah disimpan dalam eksikator, tambahkan 50 ml larutan NaHCO
3
0,84 bv, kocok kuat, dan jika sudah terlarut, tambahkan air hingga 200 ml. Saring ke dalam
botol bersumbat kaca berwarna coklat Farmakope Indonesia Edisi IV. 2. Larutan asam metafosfat-asetat
Dilarutkan 15 g asam metafosfat P dalam 40 ml asam asetat glasial P dan encerkan dengan air secukupnya hingga 500 ml. Simpan di tempat dingin, hanya
boleh digunakan dalam jangka waktu 2 hari Farmakope Indonesia Edisi IV 3. Larutan NaHCO
3
0,84 bv Dilarutkan 840 mg NaHCO
3
dalam 100 ml air Farmakope Indonesia Edisi IV
4. Larutan iodium 0,05 N Dibuat larutan 4,5 g KI dalam 20 ml air, lalu dilarutkan 1,7 g iodium P ke
dalam larutan KI sedikit demi sedikit, encerkan dengan akuades hingga 200 ml. Farmakope Indonesia Edisi IV
Universitas Sumatera Utara
5. HCl 2 N Diencerkan 17 ml HCl pekat dalam akuades sampai 100 ml.
Farmakope Indonesia Edisi IV. 6. Metil jingga
Dilarutkan 4 mg metil jingga dengan etanol 20 sampai volume 10 ml Farmakope Indonesia Edisi IV.
7. Larutan amilum 1 bv Disuspensikan 1 g amilum dengan 5 ml air, tambahkan air hingga 100 ml
sambil diaduk, didihkan selama beberapa menit Farmakope Indonesia Edisi IV. 8. NaOH 1 N
Dilarutkan 4 g NaOH dalam 15 ml air bebas CO
2
, dinginkan larutan hingga suhu kamar, encerkan dengan air bebas CO
2
hingga 100 ml Farmakope Indonesia Edisi IV.
3.5.2 Perhitungan Kesetaraan Pentiter 2,6-Diklorofenol Indofenol
Ditimbang seksama 50 mg asam askorbat BPFI, pindahkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian dilarutkan dengan larutan asam metafosfat-asetat
LP, dicukupkan sampai garis tanda. Dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan larutan asam metafosfat-asetat 6 ml. Titrasi segera
dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah muda mantap tidak kurang dari 5 detik. Lakukan titrasi blanko menggunakan 7 ml asam
metafosfat-asetat dan dititrasi dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah muda mantap. Kadar larutan baku 2,6-diklorofenol indofenol
dinyatakan dengan kesetaraan dalam mg asam askorbat Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan kesetaraan dilakukan dengan rumus: Kesetaraan mg
Vb Vt
Vc kadar
W Va
− ×
× ×
=
Keterangan: Va = Volume aliquot ml
W = Berat vitamin C mg Vt = Volume titrasi ml
Vb = Volume blanko ml Vc = Volume labu tentukur mlContoh perhitungan dan hasil perhitungan
kesetaraan dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 37. 3.5.3 Penyiapan Larutan Sampel
Sampel di bersihkan, ditimbang sekitar 100 g lalu di potong kecil-kecil dimasukkan ke dalam blender kemudian ditambah sekitar 20 g asam metafosfat-
asetat dimasukkan dalam blender, setelah itu di blender,kemudian ditimbang seksama 10 g lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml dan ditambahkan
asam metafosfat-asetat sampai garis tanda. Dihomogenkan, kemudian disaring Filtrat pertama dibuang ± 20 ml. Ditjen POM, 1995.
3.5.4 Penetapan Kadar Vitamin C dari Larutan Sampel