Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza Di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tangerang

(1)

STRATEGI DAKWAH MELALUI PROGRAM PEMBINAAN MANTAN KORBAN NAPZA DI PONDOK PESANTREN

HIKMAH SYAHADAH TANGERANG

Oleh :

A. Nurul. Fahrulroji 108051000173

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H / 2014 M


(2)

(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya saya diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memeperoleh gelar stara I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang, maka saya bersedia menerima saksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Oktober 2014


(5)

i

A Nurul Fahrulroji, 108051000173

STRATEGI DAKWAH MELALUI PROGRAM PEMBINAAN MANTAN KORBAN NAPZA DIPONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH TANGERANG

Pondok pesantren hikmah syahadah adalah pondok rehabilitas mantan korban napza, dimana para santrinya ialah mantan penyalahguna obat-obatan terlarang. Tidak mudah untuk mengajarkan ajaran-ajaran agama atau berdakwah kepada para mantan korban napza, namun Pondok pesantren hikmah syahadah memiliki strategi dakwah untuk membina dan mendidik para mantan korban napza.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah melalui program pembinaan mantan korban napza di pondok pesantren hikmah syahadah. Peneliti memfokuskan kajiannya tentang perencanaan, proses, dan evaluasi program pembinaan mantan korban napza di pondok pesantren hikmah syahadah.

Metodologi yang digunakan yakni dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif, dengan cara menginterpretasi data observasi dan catatan lapangan yang katagorikan dan disimpulkan.

Hasil penelitian menunjukan, perencanaa program pembinaan mantan korban napza dilakukan dengan menerapkan dua program pembinan, yaitu program pembinaan agama dan program pembinaan terapi gurat. Adapun proses pembinaan dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan program pembinaan. Evaluasi dilakukan oleh pemimpin pondok dan pengurus yang bertanggung jawab pada kegiatan program pembinaan.


(6)

ii

Rasa syukur selalu saya curahkan kepada sang kholiq, yang maha pengasih dari yang kasih dan yang maha penyayang dari yang sayang. Tuhan Yang Maha Esa. Dialah Allah SWT yang telah memberikan beribu ribu nikmat kepada saya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kuliah dan membuat tugas akhir dalam bentuk penelitian skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza Di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Tangerang” dengan baik dan lancar dan sesuai dengan waktunya. Shalawat serta

salam tak lupa saya ucapkan kepada Nabi akhirul zaman yaitu baginda besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa akhlaq yang mulia dan meluruskannya dari akhlaq jahiliyah. Demikian juga kepada para keluarga dan sanak saudara, sahabat dan para pengikut yang terus memperjuangkan ajaran beliau.

Penulisan menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi, pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi.

Mengingat begitu banyak jasa baik yang telah mewarnai aktivitas penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, baik berupa moril maupun materil, maka penulis menyampaikan terima kasih terutama kepada :


(7)

iii berjalan dengan lancar.

2. Suparto, M. Ed, Ph. D. Selaku Wakil Dekan Bidan Akademik, Drs. Jumroni, M. Si. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Dr. H. Sunandar, MA. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang telah memberikan ilmu, kritikan, semangat dan motivasi kepada peneliti sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

3. Rachmat Baihaky, MA. selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Fita Fathurrahman, M. Si. Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang melungkan waktunya dalam membimbing dab dan sebagai tempat berkonsultasi bagi peneliti selama menempuh studi perkuliahan.

4. Wati Nilamsari, M.Si. Pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmunya, meluangkan waktu, kesabaran dan keikhlasannya dalam membimbing dan memberikan motivasi serta spirit dalam peroses penelitian skripsi.

5. Drs. Sugiarto, MA. selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan ilmu, nasehat pesan, motivasi, dukungan dan selalu peneliti repotkan dalam berkeluh kesah tentang perkuliahan dan dalam proses penelitian skripsi. 6. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam, yang membuat peneliti menjadi kaya akan wawasan dan ilmu yang Insya Allah bermanpaat.

7. Drs. H. Romdin H. Ri’an MM selaku Pimpinan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Kp.Pasir Nangka Tigaraksa Tangerang. Telah mengijinkan


(8)

iv

8. Kepada kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Bapak. Idil Samsidi dan ibu Emay yang selalu memberikan dorongan dan dukungannya baik moril maupun materil yang diberikan dari tetesan peluh yang belum bisa peneliti bayar. Serta doa yang selalu terurah dari mulut meraka untuk peneliti dalam menuntut ilmu khusus nya menggapai S1. Yang tidak bisa peneliti hitung. 9. Keluarga besar Bapak Armani dan Ibu Amnah, selaku kakek, Nenek serta

paman paman yang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan dalam menuntut ilmu.

10.Siti Aan Nurhasanah, Siti Nuril Agni Fadillah, adik-adik yang peneliti sayang, yang selalu meberikat semangat dan dorongan kepada peneliti.

11.Keluarga Bapak Udin Samsudin dan Ibu Eros, selaku paman dan bibi yang selalu menasehati dan memotivasi peneliti.

12.Untuk teman-teman seperjuangan Jurusan KPI F yang tidak bisa saya sebut satu persatu, Khususnya Arum Fatayan, Saieul Anwar, Firmansyah, Badri Zulfikar Yang selalu berbagi keluh kesah selama kita kuliah. Semoga kita lebih baik, berguna bagi Nusa Bangsa serta Agama.

13.Sahabat-sahabat lingkungan Rumah, Adih, Hamdani, Unus. Mang Janud. Pedog. Apay dan lain-lain. Yang selalu memotivasi dan menemani peneliti ketika diminta pertolongannya untuk menemani penelitian di pondok pesantren Hikmah syahadah.


(9)

v

15.Sri Wahyuni yang selalu memberikan motivasi dan semangatnya melalui telepon, SMS maupun dengan tatap muka kepada peneliti dalam melakukan penelitian skripsi.

Ciputat, Oktober 2014 Peneliti


(10)

vi

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangan ... 1

B. Batasan dan Prumusan Masalah ... 7

C. Tinjaun dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 18

F. Sistematik Penulisan ... 22

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Strategi ... 24

B. Dakwah ... 28

C. Strategi Dakwah ... 31

D. Napza... 34

1. Pengertian dan Jenis Napza ... 34

2. Narkotika ... 34

3. Psikotropika ... 37

4. Bahan Adiktif ... 39

E. Pembinaan Korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ... 40

1. Pengertian Pembinaan ... 40

2. Mantan Korban Napza ... 42


(11)

vii

Hikmah Syahadah ... 50

2. Sejarah Singkat Berdiri Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ... 51

3. Visi dan Misi ... 54

4. Sarana dan Prasarana... 55

5. Stuktur Kepengurusan ... 57

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Perencanaan Program Pembinaan ... 59

B. Proses Program Pembinaan ... 62

1. Proses Pembinaan Agama ... 62

2. Proses Pembinaan Trapi ... 66

C. Evaluasi Program Pembinaan ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(12)

1

A.Latar Belakang Masalah

Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di pulau Jawa dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota ini. Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembap, dengan sedikit hutan atau bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri atas rawa-rawa, termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan urban Jakarta meliputi Tangerang, dan akibatnya banyak penduduknya yang berkomuter ke Jakarta untuk kerja, atau sebaliknya. Banyak kota-kota satelit kelas menengah dan kelas atas sedang dan telah dikembangkan di Tangerang, lengkap dengan pusat perbelanjaan, sekolah swasta dan mini market. Pemerintah bekerja dalam mengembangkan sistem jalan tol untuk mengakomodasikan arus lalu lintas yang semakin banyak ke dan dari Tangerang. Tangerang dahulu adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat yang sejak tahun 2000 memisahkan diri dan menjadi bagian dari provinsi Banten. 1

Dengan kemajuan Tangerang banyak sekali terjadi kasus keriminal salah satu nya Narkotika dari penyalahgunan, pengedar, pecandu, pemasok dan baru-baru ini ganja seberat kurang lebih 3 Kg, berhasil diamankan

1http://tengererangkab.go.id/sejarah-3/. Di unduh pada tanggal 19 agustus tahun 2014 pukul 11.30


(13)

petugas POLSEK (Kepolisian Sektor) Tangerang Kota, dari dua orang kurir di Jalan Gatot Subroto, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada Jum’at 21 Juli 2013. Dalam data Satuan Narkotika Polres Tangerang tercatat sebanyak 115 kasus pada 2011, 168 pada tahun 2012, dan pada tahun ini dari bulan januari hingga September tecatat 158. Ditambah sebelum nya ditemukan pabrik pembuatan narkotika pada tahun 2007 di daerah Cikande Asen.2

Kasus pelanggaran Narkotika di Kota Tangerang dari tahun ke tahun semakin tinggi dibandingakan dengan kasus-kaus lainnya. Dan daerah yang paling rawan Narkotika Pondok Aren, Cisauk, Serpong Dan Kelapa Dua, Curug, Cikupa, Balaraja, Pasar Kemis Dan tigaraksa Sembilan daerah rawan Narkotika di Tangerang. Sekarang ini tidak ada sati wilayah di Kota Tangerang yang bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba juga telah merambah semua kelompok dan lapisan sosial ekonomi kaya-miskin, kota-desa, kelompok usia,etnis dan agaman,serta telah mewabah menjadi penyakit masyarakat yang pendemik. Tidak ada satu negara, bangsa, suku bangsa, masyarakat kelompok usia, kelompok agama, yang imun terhadap ancaman penyalagunaan dan penggelap narkoba.

Penyalahgunaan dan ketergantungan menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental pelakunya. Dampak tersebut berupa gangguan fungsi sampai kepada ketidakfungsian dan kerusakan serius organ vital, termasuk: otak, jantung, ginjal, paru-paru, dan hati, serta gangguan mental yang menimbul kan penderitaan berkepanjangan dan

2

Data Satuan Narkotika Polresta Tangerang, Periode Tahun 2010 2011. 2012. 2013. Ket. Data Di Peroleh Melalui Observasi Ke SNPT(Satuan Narkoba Polresta Tangerang)


(14)

berujung pada kematian percuma. Kerusakan sel otak akibat kerergantungan narkoba, tidak dapat dipulihkan. Keluarga penyalahgunaan narkoba juga harus turut memikul beban ekonomi, sosial, serta penderitaan beban yang berkepanjangan. Perlu diketahui pergaulan remaja saat ini sudah sangat memperihatinkan, semuanya berakar dari kenakalan remaja yang menimbulkan masalah sosial, contohnya penyalahgunaan narkoba, narkotika, psikotropika dan bahan zat adiktif lainnya (Napza). Di Indonesia saat ini penyalahgunaan Napza sudah sangat memprihatinkan dan mengancam seluruh lapisan-lapisan masyarakat. Data BNN menunjukan bahwa, masalah penyalahgunaan Napza di indonesia telah merambah sebagian masyarakat, di mana tidak ada satu kabupatenpun yang terhindar dari kasus Napzah.3 Sebagai catatan, saat ini menurut penelitian yang telah dilakukan oleh BNN bahwa tercatat 1,5 persen populasi penduduk Indonesia yaitu sekitar 2.9 juta sampai 3,2 juta orang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Sebagian korbanya adalah para remaja, ini masalah sosial yang sangat serius karena mengancam generasi-generasi muda yang produktif sebagai penerus bangsa.4

Demi menyelamatkan anak bangsa kita dari belenggu Napza, pihak pemerintah sudah berupaya mengenai hal ini, namun semua pihak tidak akan berjalan jika tidak ada peran serta masyarakat, undang-undang narkotika no 35 tahun 2009 pasal 104 ayat 1, menyatakan bahwa

3

BBN RI. Modul PelatihanTokoh Masyarakat Sebagai Fasiliatator Penyuluh ( jakarta : 2009), h.62

4

Dinas Sosial Kabupaten Tangeranag, Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.(Tangerang:2009), h.5-6


(15)

masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya berperan serta dalam membantu upaya pencegahan dalam pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Napza. 5

Al-Qur’an menjelaskan tentang penyalahgunaan Napza berikut ayat -ayatnya                             

“hal-hal orang yang beriman, sesungguhnya meminum arak, khamr, berjudi, berkurban tentang berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan syaitan, maka jauhilan perbuatan-perbuatan tersebut agar kamu mendapat keberuntungan”. (Qs. Al-maidah, ayat 90). 6

                                                “dan jangan lah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan”. (Qs. Al-baqarah, ayat 90) 7

Dampak penyalahgunaan narkoba beresiko sangat tinggi, ibarat rayap yang menggerogoti kayu, Napza merusak psikis, fisik dan mental sesorang yang berjuang pada kematian. Perlu dikatahui bahwa : 8

5

Departemen Sosial, Bimbingan Teknis Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. (Jakarta:2002), h.4

6

Departemn Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya. (Bandung : CV. Penerbit J-ART. 2005), h.124

7

Departemn Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya. (Bandung : CV. Penerbit J-ART. 2005), h.15

8

BBN RI. Modul PelatihanTokoh Masyarakat Sebagai Fasiliatator Penyuluh ( jakarta : 2009), h.50


(16)

1. Penyalahguna Napza merusak kesehatan sesorang baik secara jasmani maupun rohani

2. Penyalahguna Napza menimbulkan gangguan pada perkembangan normal sesorang, daya ingat, perasaan persepsi, dan kendali diri.

3. Mengkonsumsi Napza saat hamil akan mengakibatkan kecacatan bagi sang jabang bayi dan kelainan bawaan.

Dengan kasus-kasus yang makin tinggi pengedaran Napza, pengguna Napza dan banyak anak-anak muda yang menjadi korban Napza di daerah kota tangerang, pondok pesantren Hikmah Syahadah sebagai pondok pesantren yang bergerak dalam bidang rehabilitasi anak-anak jalanan nakal, ganguan jiwa, setres dan penyalahgunaan Napza. Prihatin betapa penting generasi mudan. Sehingga Pesantren ini yang terkenal dengan penyembuhaan Terapi Ilahiah. Ada pun Terapi Ilahia itu sendiri “ialah sebagai pemberian pertolongan kepada orang sakit, usaha menyembuhkan orang sakit atau juga diartikan sebagai cara pengobatan”.9 Pondok pesantren iktut berpartisipasi dalam penangan korban Napza yang dilakukan BNN Kota Tangerang.

Pendirian Pesantren ini diprakarsai dan dicetuskan oleh Kiyai Drs. Romdin H. Rian, MM. Sekaligus pepimpinan pesantren sampai saat ini. Konsep awal dari pondok pesantren ini sedianya disiapkan hanya sebagai lembaga pendidikan untuk mengembangkan ilmu-ilmu agama Islam dengan

9


(17)

Metode Salafi dimana didalamnya para santri pun dibekali ilmu bela diri Islam yang berbasis pada ilmu Al-Hikmah.

Seiring dengan perkembangan jaman dan berjalannya waktu Pesantren pun mulai mengikuti perkembangan soaial yang terjadi di masyarakat dimana mulai maraknya penyalahgunaan narkoba dikalangan generasi muda mulai menjadi perhatian Pesantren Hikmah Syahadah. Didasari rasa keprihatinan dan kepedulian Pesantren terhadap para korban narkoba ini, maka pada awal tahun 2000 berbekal ilmu pengetahuan agama dan seorang Guru Besar Ilmu Al-Hikmat yang beliau miliki mulailah pesantren mencoba untuk mengobati beberapa pasien narkoba dan dengan seizin Allah SWT diringi dengan do'a dan ilmu Hikmah yang dimiliki oleh pemimpin Pesantren telah berhasil menyembuhkan dan memulihkan para korban penyalahgunaan narkoba tersebut.

Dan pada tahun 2000 Pesantren mulai mengembangkan Lembaga Pondok Pesantren Rehabilitas Narkoba, Anak Nakal dan Gangguan Kejiwaan yang tetap berbasis pada pendidikan Agama Islam.

Peneliti tertarik dengan pondok pesantren hikmah syahadah yang ingin ikut terjuan dalam bidang penanganan anak muda mantan korban Napza, dengan dibina melalu program pembinaan dan diprosen melalui program pemerosesan. kerena pada umum nya pondok pesantren yang ada di kota tangerang bersifat pendidikan dengan sistem mengajar dan diajar ( tarbiayatu wa’taalim ).


(18)

Berdasarkan observasi dan informasi yang penelitia dapatkan dan hal-hal tersebut diatas maka peneliti tertarik mengabil suatu penelitian di pondok pesantren Hikmah Syadah. Maka peneliti membuat sebuah judul

Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Korban Napza di Pondok Pesantren Hikamah Syahadah Tangerang.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dengan penjelasan di atas, maka masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada Strategi Dakwah melalui program pembinaan koraban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah. Di keranakan peneliti melihat bahwah di pondok pesantren hikmah syahadah tidak hanya menangani santri mantan korban Napza saja akan tetapi ada juga mantan anak-anak nakal jalanan, gangguan jiwa dan orang setres.

Mengingat keterbatasan-keterbatas peneliti yang dihadapi dalam berbagai hal keterbatasan waktu, tenaga, jarak yang ditempuh, dan kerbatasan biaya. Maka penelitian ini di batasi pada perumusan masalah 2. Perumusan Masalah

Dalam perumusan masalah, peneliti menggunaka teori yang dikemukakan oleh J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, dalam buku Manajemen Startegi. Bahwa strategi meliput, perencanaan, proses dan evaluasi. Dengan demiakian peneliti mengambil sebuah penelitian tentang,


(19)

Bagaimana stategi melalui program pembinaan mantan korban Napza di pondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang. Adapun masalahnya adalah :

a. Bagaimana perencanaan program pembinaan mantan korabn Napza di pondok pesantren Hikamh Syadah Tangerang?

b. Bagaimana proses program pembinaan mantan koraban Napza di pondok pesantren hikamh syadah Tangerang?

c. Bagaimana evaluasi program pembinaan mantan korban Napza dipondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui perencanaan program pembinaan yang

diterapkan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tangerang.

b. Untuk mengetahui proses program pembinaan mantan korban Napza di pondok pesantren Hikamah Syahadah Tangerang.

c. Untuk mengetahua veluasi program pembinaan mantan koraban Napza di pondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Akademis

Secara akademis peneliti diharapkan dapat menjadi acuan akademik bagi peneliti-peneliti yang memiliki kesamaan dalam


(20)

objek yang dikaji, bahkan juga mnjadi acuan ilmu yang berkaitan dengan Napza sehingga yang dapat berkontribusi bagi kejuan bangsa Indonesia menyelamatkan generasi muda dan untuk para mahasiswa agar kita lebih berhati-hati dengan dampak dari Napzah. Kaerna kita orang berpendidikan pasti kita bisa membedakan yang baik dan tidak untuk masa depan kita.

b. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengkaji dan menerapkan teori-teori yang relevan serta untuk menemukan teori baru sebagai alat pemecah masalah yang bisa ditemukan. Baik dalam masalah-masalah Napza ataupun masalah lainnya yang masih relevan dengan peneliti yang dikaji, bisa juga untuk kurikulum perkuliah Kampus UIN menjadi mata kuliah yang di terapkan kepada setiap jurusan. Dengan nama mata kuliah Dampak dari Penyalahgunaan Napza

c. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas terkait cara dan metode dakwah dalam sebuah penyembuhan korban Napza yang kelak akan digunakan sebagai referensi bagi semua, kelak suatau saat ketika ada keluarga, kerabat, dan teman. Semua orang mampun untuk menangani para genarasi muda yang menyalahgunakan Napza. manfaat ini mungkin lebih unutk para


(21)

pengurus Pondok Pesantren Hikmah syahadah dan untuk membantu kinerja anggota BNN khususnya, tapi tidak salah buat para dosen yang ingin mempelajarinya.

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatana

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.10

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti memilih Pondok Pesantren Hikmah Syahadah yang beralamat di Kp. Kadondong Ds Pasir Nangka Rt 002/03 Kec Tigaraksa Kab Tangerang sebagai objek penelitian karena pondok pesantren yang berbeda pada umumnya dengan pondok pesantren yang ada ditangerang. Karena santrinya kumpulan dari mantan anak-anak jalanan nakal, mantan korban Napza, gangguna jiwa dan stres. Karena itu lah menarik untuk peneliti teliti. Dan terlebih peneliti pernah melakukan survai di pondok pesantren hikmah syadah. Waktu penelitian nya di mulai 4 November sampai selesai penelitia selalu

10

Lexy. J Moleng, Metodelogi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), Cet ke-13 h.9-10


(22)

melalukan penelitian ketempat penelitian di hari sabtu dan minggu.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan, dalam hal ini subyek penelitian bisa berupa lembaga, yaitu Pondok Pesantren Hikmah Syahadah atau orang yang diwawancarai. Sedangkan objek penellitianya adalah meliputi bagaimana pelaksanaan melalui program pembinaan bagi mantan korban Napza.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data. Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian.

a. Wawancara

Interview merupakan “suatu alat pengumpulan informasi secara langsung tentang beberapa jenis data”.11

Dalam penelitian ini peneliti langsung mewancarai Pimpinan Pondok Pesantren Hikmah dan 2 orang pengurus. Seputar program pembinaan, proses pembinaan dan evaluasi pembinaan yang dilakukan ditempat penelitian pondok pesantren hikmah syahadah

b. Dokumentasi

11

Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1999). Cet Ke-7, h. 24-25

12


(23)

Metode Dokumetasi adalah “ penyelidikan yang ditunjukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu menjadi sumber-sumber documenter”.12

Lexy. J Moleong menuliskan “ dokumentasi itu berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis di dalam penelitian melalui dokumentasi, penelitian berusaha meyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, data jurnal, notulen, anggaran dana pendidikan dll”.13

Dokumentasi, peneliti menyelidiki Profil pemimpin pondok, sejarah berdiri nya pondok pesantren himakmah syahadah. Sruktur kepengurusan. Buku hapalan do’a-do’a, data santri, jadwal-jadwal kegiatan santri, dan dukumen yang berisikan bahan-bahan informasi.

c. Observasi

Observasi adalah “proses pengambilan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, artinya disengaja dan terencana, bukan kebetulan melihat sepintas”.14

Dalam hal ini peneliti mengambil data dengan dengan cara pengamatan, dalam pengamatan peneliti melihat kegiatan-kegitan

13

Lexy. J Moleng, Metodelogi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), Cet ke-13 h.133

14

Winarto Surahmad, Pengantar Metodelogi Ilmia(Bandung : PT. Tarsito, 1982),h. 132


(24)

dalam program pembinaan agama(Shalat lima waktu berjama’ah di musolah, dzkir, mengaji, pembinaan tarapi(trapi gurat, minum air do’a, dll)

5. Sumbur Data

Yang dimaksud sumber data adalah penelitian subyek dari mana data dapat diperoleh.15 Sumber data ialah unsur utama yang dijadikan sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data-data kongkret dan yang dapat memberikan informasi untuk memperoleh data yang di perlukan dalam penelitian.16

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu :

a.Data primer, yaitu berupa wawancara kepada beberapa pengurus pondok pesantren Hikmah Syadah, termasuk pemimpin pondok dan beberapa santri mantan korban Napza.

b.Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber tertulis yang terdapat dalam buku Model Pelatihan Tokoh Masyarakat Sebagai Fasilitator Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Melilih Lingkukangan Bebas Narkotika. Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Data Ungkap Kasus Narkoba Pada Satuan Narkoba Polresta Tangerang Periode Tahun 2012-2013 September.

15

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakeik. 195 16


(25)

6. Teknik Sampling

Adapun teknik penganbilan sample peneliti dengan teknik sample pourpositif (Purposial Sampling) sample ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Berdasarkan kriteria yang peneliti tetapkan peneliti menetapkan 3 orang pengurus pondok pesantren hikmah syahada diantara nya pimpinan pondok dan beberapa 2 orang santri/mantan korban Napza(yang sudah dinyatakan sembuh). Bias dilihat pada table 1.

7. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari dan memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain. 17

Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan:

a.Reduksi data yang merupakan suatau bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat di tarik dan diverifikasi.

17


(26)

b.Penyajian data suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c.Menarik kesimpulan sebagai bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh

8. Keabsahan Data

Kredibilitas(derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan kebasahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan; (a). membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya unutk mengetahu program pembinaan Agama bagi mantan korban napza yang dilalukan pengurus dibidang keagaan.(b). membandingakan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh santri mantan korban napza dengan jawaban yang diberikan oleh pengurus atau pemimpin pondok. (c). membandingakan hasil wawancara dengan hasil dukumen yang berkaitan dengan masalah yang diajakukan. Peneliti memanfaatkan dukumen dan data sebagai bahan perbandingan.18

Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekunan pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi situasi

18

Leky J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1998). H. 330-331


(27)

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Kemudian memuaskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.19

Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.20

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusuanan skripsi ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka yang ada di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utaman UIN Syarif Hidayatallah Jakarta, dari hasil pemantauan peneliti, maka tinjauan pustaka mengenai strategi dakwah melalui program pembinaan korban Napza, belum ada yang membahas. Adapun yang terdapat di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatallah adalah tentang skripsi, strategi dakwah pengurus majlis ta’lim, stategi dakwah tokoh agama( Kiyai dan Ustad) dan penanganan penyalahgunaan Napza di tempat-tempat rehabilitas, banyak perbedaan

19

Ibid, h. 329

20


(28)

dari segi teori dan metode penelitian(subyek dan obyek penelitian, lokasi, dll.).

Seperti berikut dari beberapa pemantauan peneliti di perpustakaan, yaitu: 1. “Metode Tobat Untuk Penanganan Korban Napza Dalam

Pembentukan Kesehatan Individu di Yayasan Pesantren Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara ”. Oleh Najwa Balqis Nim 107052002008 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Menggunakan Metode pendekatan kualitatif, kualitatif deskriptif. Teori metode, tobat, macam-macam tobat, syarat dan etika tobat. 2. “Metode Therapuitic Community Bagi Residen Narkotika di Unit

Rehabilitas Badan Narkotikan Nasional Bogor”. Oleh Maria Ulfah Nim 107052000463 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori metode, konsep Therapeutic, karakteristik metode Therapeutic Community.

3. “Rehabilitas mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba di Yayasan Madani Health Eare Cipinan Besar Selatan-Jakarta Timur”.Oleh Jovendra Aaliansyah Nim 1050521751. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Mengunakan metode pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dengan teori di dalamnya, rehabilitas, bagian rehabilitas, jenis-jenis rehabilitas tahapan rehabilitas, dan mental.


(29)

4. “Strategi Dakwah Generasi Muda Masjid Al-Hikmah (GEMA) Dalam meningkatkan nilai-nilai keislaman para pemuda dikampung areman cimanggis depok” berisi tentang meningkatkan nilai-nilai keislaman para pemuda dikampung areman cimanggis depok, dan di buat oleh Indara Dita Puspito dengan NIM 1070510002572 Jurusan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, pada tahun 2011.

Dilihat dari pemantauan yang ada diperpustakan, berjudul strategi dan tempat rehabilitas penyalahgunaan Narkoba berbeda dengan judul yang peneliti lakukan ada pun judul peneliti, yaitu :

Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza di Di Pondok Pesantren Hikmah Syadah Tangerang”.

Ada pun kesamaan dari sisi stategi dakwah, tempat rehabilitas, tetapi disini peneliti meliat adanya perbedaan pada tempat penelitian, sunyek dan obyek nya, teori yang dikaji, metodologi yang digunakan dan peneliti menitik beratkan kepada melalui program pembinaan korban Napza di pondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang yang bertempat di Kampung Kadongdong Desa Pasir Nangka Rt.002/03 Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1

Setrategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Strategos”. Kata “Starategos” ini berasal dari kata “Statos”yang berarti militer dan “Ag” yang artinya memimpin, berdasarkan pemaknaan ini, maka strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu menajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.2

Startegi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkai rencana ttindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran dengan memperhatikan keunggulan kompetitif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan perseptif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.3

1

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.100

2

Triton PB, Manajemen Strategi,(yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 13

3

Triton PB, Manajemen Strategi,(yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h 17


(31)

Sedangkan strategi dalam pengertian terminologi terdapat beberapa pendapat oleh beberapa pakar, untuk mengetahui lebih jelas pengertian strategi, peneliti mengedepankan pengertian strategi., antara lain:

1) Faulkner dan johson sebagaimana dikutip Triton PB menjelaskan bahwa strategi:

“strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh jangka panjang dan

cangkupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkung dan secara khusus mempoerhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal bekelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis tetapi dengan dengan menggunakan persefektif jangka secara keseluruhan”.4

2) Dalam ilmu komunikasi, Onong Uchjana Effendi mengatakan.

“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, akan tetapi untuk mencapai, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, trategi tidak berfungsi sebagi peta jalan yang hanya memberiakan arah saja melainkan harus mampu

Setelah memperhatikan dari berbagai pendapat tentang strategi, secara pengertian terminologi strategi adalah teknik atau cara yang disusun dengan seksama untuk mencapai suatu keberhasilan.

4


(32)

Dalam strategi mengadung visi, misi, tujuan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi perkembangannya. Kurangnya penerapan dalam strategi yang baik dapat menyebabkan strategi yang telah direncanakan gagal, akan tetapi penetapan strategi dengan baik dapat mengkokohkan strategi menjadi efektif.

Berdasarkan definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa strategi ialah cara untuk mencapai suatu tujuan yang dicapai. Dengan perencanaan jangka panjang dan dengan sungguh-sungguh dalam organisasi itu sendiri untuk mencapai target atau sasaran yang dicapai.

Dengan definisi strategi diatas yang telah peneliti paparkan sebuah organisasi juga harus mengatahui proses strategi, dalam paparan peneliti dibawah ini peneliti akan memaparkan kan proses dari srtategi.

2. Proses Strategi

Proses strategi meliputi empat elemen:5 1. Pengamatan Lingkungan

a) Lingkungan ekternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadan dalam organisasi dimana organisasi itu hidup.

5

J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Startegi,(Yogyakarta: Andi, 2001), cet-2, h, 9


(33)

b) Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh oprasi-oprasi utaman organisasi. Beberapa elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, dan asosiasi perdagangan.

c) Lingkangan sosial terdiri dari kekuatan umum – kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan jangka panjang.

d) Lingkuan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. 2. Perumusan Strategi.

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, diliat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan dan pedoman dan kebijakan.

3. Implementasi Strategi.

Implemantasi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan


(34)

budaya secara menyeluruh, stuktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.

4. Evaluasi dan Pengendalian.

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajemen di semua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah.

Dengan demikian sebuah organisasi baik itu berbentuk lembaga swasta, pemerintahan, kelompok kecil maupun besar mereka memeiliki yang nama starategi untuk mencapai tujuan.

Termasuk dalam dakwah ada strategi yang digunakan untuk mencapai target atau tujuannya contoh nya kepuasan terhadap mad’u. Dibawah ini peneliti akan memaparkan tentang dakwah.

B. Dakwah

Pengertian Dakwah

Pengetian dakwah secara Perspektif Etimologi, kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yakni da’aa, yad’u, du’aah/da’watan. Jadi kata du’aa atau dakwah adalah isim masdhar dari du’aa yang kedunya mempunyai arti yang sama yaitu ajakan atau panggilan. Asal kata du’aa diartikan dengan bermacam-macam arti. Tergantung kepada pemakaiannya dalam kalimat.


(35)

Misalnya “Da’aahu” dapat diartikan memanggil/menyeru ia akan dia.

“Da’aalahu” dengan mendo’akan dia baginya.6

Menurut pendapat ulama Besar, dasar pengambilan dakwah itu adalah

dari kata masdar yakni da’watan yang artinya panggilan. Sedangkan menurut

ulama kufah perkataan dakwah itu diambil dari akar kata da’aa yang artinya telah memanggil.7

Kata dakwah mempunyai arti ganda, tergantung kepada pemakaiannya dalam kalimat. Namun dalam hal ini yang dimaksud adalah dakwah dalam arti seruan, ajakan, atau panggilan panggilan itu kepada allah SWT.8

Sedangkan dakwah dalam pengertian terminologi terdapat tersapat beberapa pendapat oleh beberapa pakar, unutk mengetahui lebih jelas pengertian dakwah, peneliti mengedepankan pengertian dakwah, antara lain: 1) Menurut Syahid Quthub sebagaimana dikutip Ilyas Ismail dalam buku

“Paradigma Dakwah Syahid Quthub” menjelakan bahwa: “sesungguhnya

dakwah adalah dakwah(ajakan) kejalan Allah, bukan kejalan da’i atau kaum nya. Tiada bagi da’i dari dakwah yang dilakukan, kecuali

menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Allah SWT”.9

2) Manurut Hamzah Ya’cub sebagaimana dikutip Alwisral dalam buku

“Strategi Dakwah dalam membentuk Da’i Khotib Profesional” menjelaskan bahwa dakwah adalah: “Pengertian ilmu dakwah secara

6

Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,1

7

Nazaruddin, Publisistik dan dakwah (Jakarta:Airlangga, 1974),h. 87

8

Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,

9

A.Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Syahid Quthub (Jakarta: Peramadani, 2006), h. 146


(36)

umum adalah suatu pengetahuan yang mengajarkan dan teknik menarik perhatian orang, guna megikuti suatu ideologi dan pekerjaan tertentu. Adapun definisi dakwah Islam adalah mengajak umat manusia dengan

hikmah kebisajaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul”.10

3) Prof. Thoha Yahya Umar, MA

Prof. Thoha Yahya Umar, MA membagai pengertian dakwah menjadi dua bagian yakni dakwah secara umum dan khusus, yaitu: 11

1. Pengertian dakwah secara umum ialah ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia menganut, menyetujui melaksanakan suatu idiologi pendapat pekerjaan yang tertentu.

2. Pengertian dakwah secara khusus ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar suatu dengan perintah tuhan unutk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.

Berpedoman kepada pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapatlah beberapa kesimpulan:12

Dakwah adalah suatu proses penyelanggaraan aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata nilai hidup manusia dengan berlandasaan tertentu Allah SWT dan Rasulullah SWA. Adapun usaha yang dilakukan tersebut hendaklah meliputi :13

10

Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,h.4.

11

Prof. Thoha Yahya Umar, MA, Ilmu Dakwah (Jakarta : CV Al-Hidayah), h. 9 12

Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,h.3

13

Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,h.4-5


(37)

1. Mengajak manusia untuk beriman, bertaqwa serta mentaati segala perintah Allah dan Rasul.

2. Dengan melaksanakan amar makruf, nahi mungkar. 3. Memperbaiki dan membangun masyarakat yang islam. 4. Menegakkan serta menyiarkan ajaran agama Islam.

5. Proses penyelenggaraan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan yakni kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.

Dengan demikian melihat dari definisi strategi dan definisi dakwah, peneliti menyimpulkan bahwa srtategi dakwah merupakan perpanduan dari perencanaan dan managemen dakwah untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukan bagaimana oprasionalnya secara tekhnik harus dilakukan, dalam artian kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergatung pada situasi dan kondisi.

Dalam pembahas sebelum nya peneliti memaparkan defisini dari straregi dan dakwa, dibawah ini peneliti mencoba memaparkan lebih jelas lagi pengertian strategi dakwah.

C. Strategi Dakwah

Pengertian Starategi Dakwah

Banyak konsep dan teknik yang berhubungan dengan perencanaan jangka panjang (yang sekarang disebut sebagai strategi) dan manajeman strategi telah berhasil dikembangkan dan digunakan untuk bisnis perusahaan, di antaranya General Electric dan Boston Consulting Group.14

Melihat pada pandangan diatas, bahwa strategi dakwah adalah rencanan suatu tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari

14

J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Startegi,(Yogyakarta: Andi, 2001), cet-2, h,5


(38)

perencanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan guna mencapai tujuan.15

Strategi dakwah merupakan sebuah proses yang menentukan cara mengimplementasikan dan melaksanakan sebuah proyek dengan cara yang efektif proses stratgei dakwah itu merupakan tindakan sistematis yang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang lebih baik unutk mencapai sebuah sasaran dakwah. Strategi dakwah cenderung menghasilkan pikiran-pikiran yang lebih akurat mengenai waktu yang telah dibutuhkan untuk menjalankan sebuah strategi, dengan demikian menghasilkan deadlines yang lebih realitis untuk melaksanakan proyek-proyek dan mencapai sasaran.16

Secara umum, strategi dakwah membantu untuk menghindari penundaaan-penundaan yang disebabkan oleh kegagalan melaksanakan tindakan, dan unutk kembali mengambil langkah tindakan sedini mungkin atas kegagalan. Di samping itu, staregi dakwah juga dapat dapat membantu dalam mengestimasi biaya-biaya yang diajukan, dengan demikian memberi kesempatan kepada seseorang untuk mengevaluasi apa-apa yang harus dilakukan.17

Dengan demikian, maka strategi dakwah merupakan sebuah proses pemantauan kemajuan dalam mengimplementasikan atau melaksanakan sebuah proyek, memudahkan pendelegasian tanggung jawab, dan

15

H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2, h,94 16

H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2, h,104

17

H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2, h,105


(39)

pengoordinasian. Jadi, strategi dakwah merupakan sesuatu yang sangat urgen dan dapat memberi manfaat bagi keberhasilan aktivitas dakwah, yaitu antara lain:18

a) Dapat memberi batasan tujuan (sasaran dan target dakwah) sehingga

mampu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal.

b) Menghindari penggunan secara sporadis sumber daya insani dan menghindari pula benturan diantara aktivitas dakwah yang tumpang-tindih.

c) Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memcahkan masalah dakwah.

d) Merupakan untuk mempersiapkan kader da’i dan mengenai fasilitas, potensi, dan kemampuan umat,

e) Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolahannya secara baik.

f) Mengemat fasilitas dan kemampuan insani serta materil yang ada. g) Dapat dilakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif

dan tertentu

h) Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan pelaksaan sehingga akan menghasilkan program yang terpadu dan sempurna.

Dengan adanya strategi dakwah diharapkan dapat mengurangi kegiatan-kegiatan dakwah yang tumpang-tindih dan sia-sia. Selain itu,

18

H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2, h,105


(40)

apabila sasaran dan tujuan-tujuan nya jelas, maka ketidakefisienan menjadi jelas yang dapat dikoordinasikan dan dihilangkan.

D. Napza

1. Pengertian dan Jenis NAPZA

Istilah Narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) no SE/03/IV/2002, merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika, Bahan Adiktif lainnya, Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh mengubah pikiran, suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang.19

2. Narkotika

Narkotika berasal dari bahasa Inggris narcotics yang berarti obat yang menidurkan atau obat bius20, sedangkan pengertian istilah lain menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 pasal 1 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis atau bukan sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Di dalam pasal 6 Undang-Undang No.35 tahun 2009, Narkotika dikelompokan ke dalam tiga golongan, yaitu:21

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

19

BNN RI, Modul Untuk Remaja, (Jakarta: November, 2007),h.2 20

S. Warjowarsito dan Tito. W, Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesoa, Inggris, (Banung: 1980), h. 122

21


(41)

dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya opium, ganja, heroin, kokain dan lain-lain. b. Narkotika golongan II adalah narkotika' yang berkhasiat untuk

pengobatan yang digunakan sebagai piliha terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan contohnya benzetidin, betametadol, difenoksilat, hidromofinol, metadon, petidin dan turunannya dan lain-lain.

c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya kodein, norkodina, propiran dan lainnya.22. Berdasarkan bahan asalnya narkotika terbagi dalam tiga golongan yaitu:

a. Alami yakni jenis obat/zat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contohnya ganja,

opium, daun кока dan lain-berasal dari alam dan tidak boleh digunakan

terapi adalah golongan I, terdiri dari: 1) Tanaman papaver soniferum L

2) Opium mentah, opium masak (candu,cijing, cijingko) 3) Opium obat

4) Tanaman кока, daun кока, kokain mentah, kokaina, oknogim

22

Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007), h. 159


(42)

5) Heroin, morfm (alkoid opium yang telah diisolasi) 6) Ganja dan dammar ganja.

b. Semi sintesis yakni zat yang diproes sedemikian upa melaui pross ekstraksi dan isolasi. Contohnya morfin, heroin kodein, dll'. Jenis obat ini menurut undang-undang no 22 1997 tentang narkotika, termasuk dalam narkotika golongan II

c. Sintesis. Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis atau keperluan medis dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit (anelgik) seperti penekan batuk (antitusif).

Jenis obat yang termasuk kategori sintesis yaitu: amfetamin, deksamfetamin, penthidin,methadone.

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika terdapat tiga jenis yaitu:

a. Depressan (downer): adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi aktifitas, membuat pengguna menjadi tertidur atau tidak sadar diri. b. Stimulat (upper): adalah jenis-jenis zat yang dapat merangsang fungsi

tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja (segar bersemangat) secara berlebihan.

c. Halusinogen: adalah zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi, dapat merubah perasaan dan pikiran.

3. Psikotropika

Psikotropika menurut pasal 1 butir (1), Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang psikotropika, Adalah zat atau obat baik alamiah maupun


(43)

sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan yang khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan ke dalam tiga golongan yaitu:23

a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya LSD, MDMA, STP dan lainnya.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya amfetamin, metamfetamin, metakulon, dan lainnya.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya diazepam, klobazam, bromazepam, fanibarbital, barbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazezam seperti BK, DUM, MG.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk

23


(44)

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya diazepam, lefetamina, nitrazepm dam lain-lain24.

Jenis-jenis psikotropika yang salah digunakan yaitu: 25

a. Ecstasy. Dikenal dengan nama: inex, I, kancing, huge drugs, yuppie drug, essence clarity, butterfly, black heart. Bentuk berupa tablet dan kapsul. Warna bermacam-macam. Penggunaan meminumnya dengan ditelan.

Efeknya yaitu, Timbul rasa gembira secara berlebihan. Banyak orang yang mengkonsumsi ecstasy untuk tujuan bersenang-senang dan saking gembiranya kadang tidak malu untuk melakukan pesta seks. Merasa cemas. Tidak mau diam. Rasa percaya diri meningkat. Mengalami keringat dan gemeteran. Susah tidur. Sakit kepala dan pusing-pusing serta mual.

b. Shabu, dikenal dengan nama Kristal. Bentuknya berupa Kristal. Mempunyai warna putih. Penggunaan memakainya dengan dibakar menggunaka alumunium foil dan asapnya dihirup melalui hidung, dibakar dengan menggunakan botol каса khusu dan disuntikan Efeknya seperti, badannya merasa lebih kuat dan energik. Tidak mau diam. Rasa percaya diri meningkat. Rasa ingin diperhatikan orang lain. Nafsu makan berkurang. Jantungnya berdebar. Tekanan darah meningkat.

24DR. Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunannya, (Т. Tp. : LKP Yayasan Karya Bahakti, 2004), h. 13-16

25


(45)

Mengalami gangguan pada fiingsi sosial dan pekerjaan. Penggunaan shabu mendorong tubuh untuk terus beraktifitas dan berkeringat lebih sehingga menyebabkan tubuh mengalami kekurangan cairan.

4. Bahan Adiktif

Adalah bahan-bahan aktif atau obat, dalam organism hidup menimbulkan keija biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) yakni keinginan untuk menggunakan kembali secara terus menerus. Jenis-jenis bahan adiktif yaitu:26

a. Inhalen yakni zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thiner). Penggunaan: dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak, dan tercekik. Mempunyai efek yaitu hilang ingatan. Tidak dapat berfikir. Kerusakan pada sistem syaraf utama. Mudah berdarah dan memar. Kerusakan hati dan ginjal. Sakit mag. Sakit pada waktu buang air kecil. Kejang-kejang otot dan batuk-batuk. Penyalah gunaan inhalen dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf dan organ tubuh lain, dan jika pengguna melakukan aktifitas normal seperti berlari dan berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung.

b. Alkohol. Yaitu minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi atau destilasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain, mencampur konsentrat dengan ethanol, ataupun proses pengenceran minuman yang mengandung ethanol.

26


(46)

Akibat yang ditimbulkan oleh alcohol bagi tubuh atau kesehatan adalah: Menyebabkan defresi pada sistem syaraf pusat. Jika penggunaan dicampur dengan obat lain si pemakai akan pingsan dan kejang-kejang. Menyebabkan pembengkakan dan terbendungnya darah otak. Menimbulkan toleransi dan ketagihan. Peradangan di lambung. Melemahkan jantung dan hati menjadi keras

c. Tembakau/rokok. Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan tembakau biasanya dalam bentuk rokok, pengaruh penggunaannya dapat dilihat apabila digunkan dalam jumlah yang cukup banyak dan waktu yang cukup lama, zat temabakau itu sendiri dapat menyebabkan ketergantungan namun yang sangat membahayakan adalah zat racun yang erkandung di dalam tembakaunya.

Nikotin adalah salah satu dari 4000 zat kimia pada tembakau. Rokok mengandung 43 zat kimia beracun termasuk tar dan karbon monoksida yang dinyatakan sebagai penyebab kanker dan dua tetes murni nikotin dapat membunuh orang dewasa secara instan.

Efeknya yakni menyumbat saluran-saluran darah jantung sehingga memperlambat aliran darah, Menyebabkan penyakit kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan serta janin.

E. Pembinaan Korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah 1. Pengetian Pembinaan

Pembinaan berasan dari “ bahasa Arab “bina” yang berarti bangun,


(47)

“pe” dan akhiran “an” makan menjadi pembinaan, menpunyai arti pembaharuan, penyempurnan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih

baik”27

Sedangkah pembinaan menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer “adalah proses membina, membangun atau

menyempurnakan, upaya mendapatkan sesuatu yang lebih baik”28

Dari segi terminologi arti kata “pembinaan” mempunyai dua arti yaitu :29

a. Pembinan adalah segala upaya pengelolahan berupa merintis, meletakan dasar, melatih, membisakan, mengarahkan serta mengembangkan kemampuan orang seseorang untuk mencapai tujuan mewujudkan manusia dengan mengadakan dan menggunakan segala dana dan daya yang dimiliki.

b. Pembinaan adalah suatu upaya kegiatan yang terus menerus unutk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sarana pembinaan mampu mengahayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosial masyarakat.

27

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997), Cet ke-9,h.177

28

Peter Salim dan Yeni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta : Moderen English, 1991).h .119

29


(48)

Menutut Majid Al-Halali dalam bukunya 38 Sifat Generasi Unggulan, pembinaan adalah “membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagi zikir dan menguatkan lewat

intropeksi diri”.30

Dari pengertin yang dikemukakan para ahli tentang pembinaan maka penulis akan mencoba menggabungkan dari pendapat yang ada dan menyimpulkan, pembinaan itu ialah usaha yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur dan terarah, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan anak dengan tindakan pengarahan dan pengawasan untuk tujuan yang diharapkan.

2. Mantan Korban Napza

Napza adalah singkatan. Narkoba, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.

Mantan korban Napzah adalah pengguna Napza bukan unutk maksud pengobatan tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebihan, teratue dan cukup lama sehingga menyebabkan gangguan kesehatan, fisik, mental, dan kehidupan sosial.31

Permasalahan mantan korban Napza merupakan permasalahan yang demikian kompleks yang merupakan intraksi dalam tiga faktor, diantaranya yaitu : 32

30

Majid Al-Halali, 38 Sifat Generasi Unggulan (Jakarta : Bumi Aksara 1998) cet ke-1, h 17

31

BNN RI, Pedoman Pelaksaan P4GN, (Jakarta:Juni,2007),h.19 32


(49)

a. Faktor Individu

1) Aspek kepribadiaan. Apabila dilihat dari aspek kepribadian ini, terdapat dua aspek faktor pemicu, pertama tingkah laku anti sosial antara lain: keinginan untuk melanggar, sifat untuk memberontak, tak ingin hal-hal yang bersipat otoritas, menolak nilai-nilai tradisional, mudah kecewa dan tidak sabar serta adanya keinginan diteriman di dalam kelompok pergaulan,

Lalu yang kedua adalah Kecemasan dan depresi antara lain : tidak mampu menyelesaikan kesulitan hidup, menghindari rasa cemas dan defresi, sehingga melahirkan ke penyalagunaan narkoba. 2) Aspek pengetahuan, sikap kepercayaan antara lain : mengikuti

orang lain yang menggunakan, tidak mengetahui bahaya narkoba, ingin coba-coba diterima dalam pergaulan.

3) Keterampilan komunitas menolak tekanan teman sebaya. 4) Faktor genetik.

b. Faktor Lingkungan/sosial

Penyebab antara lain yaitu kondisi keluarga atau orang tua, pengaruh teman sebaya, faktor sekolah, pengaruh iklan dan kehidupan masyarakat modern.

c. Faktor Ketersediaan

Antara lain : tersedian dimana-mana dan mudah diperoleh karena maraknya peredaran narkoba, karena bisnis narkoba yang menjanjikan


(50)

keuntungan besar, lalu penegak hukum di Indonesia yang belum tegas dan konsisten.

Dari ketiga faktor penyebab penyalaggunaan narkoba, yang paling terpenting adalah faktor individu, artinya masing-masing individu harus bertanggung jawab atas prilakunya dan tidak dapat mempermasalahkan orang lain atau keadaan yang dihadapinya. Untuk itu ia harus mengambil keputusan yang baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

Dampak atau akibat penyalahgunaan narkoba, yaitu sebagai berikut :33 a. Bagi Diri Sendiri

1) Fungsi otak dan perkembangan normal remaja terganggu, mulai dari ingatan perhatian, persepsi, perasaan dan perubahan pada motivasi.

2) Menimbulkan ketergantungan, overdosis, gangguan pada organ tubuh, seperti hati, ginjal, paru-paru, lambung, reproduksi serta gangguan jiwa.

3) Perubahan pada gaya hidup nilai-nilai agama, sosial dan budaya, misalnya tindakan asusila, sosial bahkan anti sosial. 4) Akibat jarum suntik yang tidak steril dapat terkena HIV/AIDS,

radang pembulu darah, jantung, hepatitis C, dan tuber kolose.

33


(51)

b. Bagi Keluarga

1) Orang tua menjadi malu, sedih, merasa bersalah, marah bahkan sampai putus asa.

2) Suasana hati kekeluargaan berubah tidak terkendali karena sering terjadi pertengkaran, saling mempersalahkan, marah, bermusuhan dan lain-lain.

3) Uang dan harta benda habis terjual, serta masa depan anak tidak jelas karena putus sekolah.

c. Bagi Masyarakat

1) Lingkungan menjadi rawan terhadap penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkoba.

2) Kriminalitas dan kekerasan meningkat. 3) Ketahanan wilayan menurun.

Ciri-ciri pengguna Narkoba yaitu :34

a. Perubahan fisik dan lingkungan sehari-hari 1) Jalan sempoyongan

2) Sering didatangi atau menerima telepon dari orang yang tidak dikenal .

3) Kamar selalu dikunci.

4) Ditemuka obat-obatan, peralatan seperti kertas timah, jarum suntik, korek api atau dikamar atau di dalam tasnya.

5) Sering kehilangan uang atau barang berharga dirumah.

34


(52)

b. Perubahan Psikologis.

Malas belajar, mudah tersinggung dan sulit untuk berkonsentrasi. c. Perubahan Prilaku Sosial

1) Menghindari kontak mata langsung, melamun atau linglung. 2) Berbohong atau memanipulasi keadaan.

3) Kurang disiplin dan suka membolos. 4) Mengabaikan kegiatan ibadah.

5) Menarik diri dari kegiatan aktifitas keluarga dan sering mengurung diri di kamar/tempat tertutup.

3. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (قودنف) yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan. Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang


(53)

berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.35

2. Peranan Pondok Pesantren

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup

35

Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri, Abdul Mukti. Rekontruksi Pesantren Masa Depan, (Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005), hal.11


(54)

yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya.36

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.37

Dakwah yang dilakukan pondok pesantren salah satunya adalah dakwah bil-hal, yaitu dengan terlibat langsung menangani objek dakwah (masyarakat luas) mulalui kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial ekonomis.kepudulian pesantren untuk menangani problematika sosial secara langsung ini, mengacu kepada realitas sosial itu sendri bahwa pesantren yang mempunyai akar yang kuat dilapisisan masyarakat, sebenarnya memiliki dua sisi mata uang yang bergandengan. Pada gilirannya pendekatan actual ini, melahirkan warna sosial yang dirasakan sebagai refleksi etos keagamaan yang dilambangkan oleh pesantren.38

36

HS, Mastuki, El-sha, M. Ishom. Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006), hal.1

37

Haedari, H.Amin. Transformasi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007), hal.3

38

Amin Haedari, Masa Depan Pesantren : Dalam Tantangan Modernisasi dan Tantangan Komplesisasi Gelobal. (Jakarta :IRD Press,2004), cet. Ke-1 h. 25


(55)

Jadi kesimpulannya adalah bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang berarsitektur pedesaan berciri khas kobong atau pemondokan sebagai tempat tinggal para murid yang disebut santri. dan kyai sebagai eujengan atau guru sekaligus pemimpinnya.


(56)

43

A. Gambaran Umum Lembaga

1. Profil Singkat Pemimpin Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah memiliki nilai historis yang sangat panjang secara geografis terletak di kampung Kadondong, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa Tangerang Alam pedesaan yang masih segar menjadi citra rasa tersendiri bagi pesantren yang didirikan oleh Kiyai Drs. Romdin Bin H. Rian, MM yang dilahirkan di Jakarta Utara pada tanggal 10-09-1968. Beliau lahir dan besar di dalam lingkungan Kiyai dan Ulama dengan latar belakang keagamaan yang sangat kental. Sehingga membentuk jati diri beliau menjadi orang yang memiliki keilmuan yang luas terutama dibidang keagamaan.

Beliau sangat terkenal sebagai tokoh masyarakat yang kharismatik dan banyak didatangi orang-orang dari berbagai macam profesi dan status social dari berbagai daerah untuk berkonsultasi dan mengharapkan bimbingan serta wasilah dari beliau dengan latar belakang masalah yang sangat beragam.

Orang dengan keilmuan yang luas terutama dibidang keagamaan pantas dipredikatkan kepada beliau karena selain besar di dalam keluarga yang kental nuansa keagamaannya, masa kecil hingga remaja beliau, dihabiskan untuk menimba ilmu di pondok-pondok pesantren seperti


(57)

pondok pesantren Salafiah, di daerah Bogor, dan Pondok Pesantren lainnya.

Dimana lembaga pendidikaan pesantren telah lama dikenal melahirkan cendikiawan-cendikiawan yang berpegang teguh pada konsep ajaran-ajaran agama islam. Meskipun beliau sangat konsen pada bidang keagamaan tapi sebagai orang yang sangat haus dengan berbagai macam keilmuan beliau juga melanjutkan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan umum dimana beliau pernah mengenyam pendidikan S1 di Universitas IAIN Sunan Gunung Jati pada tahun 1993 jurusan"Hukum(Syariat)",dan pada tahun 2005 beliau juga berhasil menyelesaikan study S2 nya dibidang Management di Universitas Suropati, Jakarta Jurusan "Management Pemasaran" sehingga berhasil menerima gelar Magister Management(MM) dengan baik.Selain beliau terkenal sebagai seorang tokoh agama yang kharismatik, beliau juga telah lama dikenal sebagai seorang guru besar perguruan bela diri di bidang Al-Hikmah yang piawai mengembangkan ilmu tersebut untuk berbagai kepentingan kemanusiaan termasuk mengembangkan ilmu tersebut menjadi ilmu ketabiban yang akhirnya dapat di implementasikan di lembaga Pondok Pesantren Hikmah Syahadah.

2. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Hikmah Syahadah. Pondok Pesantrean Hikmah Syahadah didirikan pada tanggal 18-08-1998, Secara geografis Pondok Pesantren Hikmah Syahadah terletak di wilayah Kp. Kadong-dong Desa Pasir Nangka Kab. Tangerang–Banten.


(58)

dengan Alam pedesaan yang masih segar menjadi citra rasa tersendiri bagi pesantren, Meskipun berdiri di lahan pedesaan, lokasi pesantren yang biasa disingkat Pesantren AL-HIKMAH ini sangat strategis. Pintu gerbang pesantren dibangun langsung menghadap ke jalan, Kemudahan akses transportasi tersebut membuat Pesantren sangat mudah dijangkau, Santri juga wali santri bisa mengunjungi pesantren kapanpun dengan kendaraan apa saja. Pesantren ini Pertama kali dibangun dengan bangunan yang sangat sederhana, berbahan bangunan dari alam sekitar seperti berdinding bambu dan atap sirap dengan ciri khas model bangunan pesantren salaf berbentuk panggung yang khas disebut Kobong.

Namun sesuai dengan perkembangan jaman, pesantren mulai mendirikan gedung permanen sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan pemilik pesantren sebagai sarana pendukung kegiatan pesantren tanpa meninggalkan ciri khas awal bentuk bangunan pesantren yaitu kobong.

Pendirian Pesantren ini diprakarsai dan dicetuskan oleh Kiyai Drs. Romdin H. Rian, MM. Sekaligus pepimpinan pesantren sampai saat ini. Konsep awal dari pondok pesantren ini sedianya disiapkan hanya sebagai lembaga pendidikan untuk mengembangkan ilmu-ilmu agama Islam dengan Metode Salafi dimana didalamnya para santri pun dibekali ilmu bela diri Islam yang berbasis pada ilmu Al-Hikmah.

Seiring dengan perkembangan jaman dan berjalannya waktu Pesantren pun mulai mengikuti perkembangan sosial yang terjadi di


(59)

masyarakat dimana mulai maraknya penyalahgunaan narkoba dikalangan generasi muda mulai menjadi perhatian Pesantren Hikmah Syahadah. Didasari rasa keprihatinan dan kepedulian Pesantren terhadap para korban narkoba ini, maka pada awal tahun 2000 berbekal ilmu pengetahuan agama dan seorang Guru Besar Ilmu AL-HIKMAH yang beliau miliki mulailah pesantren mencoba untuk mengobati beberapa pasien narkoba dan dengan seizin Allah SWT diringi dengan do'a dan ilmu Hikmah yang dimiliki oleh pemimpin Pesantren telah berhasil menyembuhkan dan memulihkan para korban penyalahgunaan narkoba tersebut.

Dan pada tahun 2000 inilah Pesantren mulai mengembangkan Lembaga Rehabilitas Narkoba, Anak Nakal dan Gangguan Kejiwaan yang tetap berasis pada pendidikan Agama Islam.

Pada tahun 2001 Pon-Pes Hikmah Syahadah mulai dikenal luas karena keberhasilannya dalam merehabilitasi pasien bukan hanya pengguna narkoba tetapi juga seperti anak nakal dan gangguan kejiawaan/mental sehingga dilirik beberapa stasiun TV dan tampil dibeberapa stasiun televisi antara lain RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan terakhir kali oleh Trans Tv, dimana mereka tertarik akan metode pengobatan yang dilakukan oleh Pesantren Hikmah Syahadah terhadap korban-korban penyalahgunaan NAPZA tersebut dengan berbasis syariat islam dan Ilmu Hikmah. Dan dengan izin Allah SWT Pesantren Hikmah Syahadah kini mulai dikenal diberbagai pelosok Tanah Air, sebagai salah satu Pesantren yang bukan hanya mengajarkan ilmu agama atau sebagai


(60)

lembaga pendidikan agama islam tapi kini Pesantren Hikmah Syahadah juga sebagai tempat merehabilitas korban-korban Narkoba, Anak nakal serta Gangguan kejiwaan/Mental dan Para santri-santri nya pun datang dari berbagai pelosok daerah indonesia dengan latar belakang dan keluhan yang berbeda.

3. Visi

Membentuk generasi-generasi yang dapat menjadi manusia seutuhnya melalui pendidikan keagamaan dan pembekalan diri agar dapat mengabdi kepada negara, serta tangguh mengahadapi segala tuntutan jaman dengan tetap menjaga ahlak dan tetap berjalan dalam koridor kaidah-kaidah agama islam, dan sekaligus sebagai pengembangan dakwah Islam dan keagamaan.

4. Misi

Mengembangakan Yayasan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah yang awalnya hanya sebagai lembaga pendidikan berkonsep keagamaan hingga dapat sekaligus menjadi suatu lembaga yang berperan dalam menyelamatkan, mendidik, mengarahkan serta membekali para korban penyalahgunaan narkoba, gangguan kejiwaan termasuk maslah sosial dan kemasyarakatan lainnya akibat tekanan hidup dan perubahan jaman yang terus berubah hingga dapat kembali berprestasi dan mengabdi kepada negara serta lingkungan dengan tetap berpegang teguh pada syariat agama islam.


(61)

5. Sarana dan Prasarana

a. Tiga bangunan permanen yang berjumlah 11 lokal yakni gedung H. Rian terdiri dari 9 lokal, gedung Hj, Sa’adah yang terdiri dari 2 lokal. b. Dua bangunan kobong dari bahan bambu yang saat ini berfungsi

sebagai kamar petugas.

c. Satu ruang kantor yang berfungsi sebagai ruang perpustakaan, pimpinan, dan pelayanan registrasi serta administrasi bagi santri baru. d. Delapan toilet

e. Tujuh kuilah di bagian belakang gedung

6. Pelayanan

Dalam mencapai Visi dan Misi yang telah dikonsepkan oleh Pesantren dalam menjalankan fungsinya sebagai suatu lembaga pendidikan keagamaan, Pesantren kini juga telah berkembang menjadi lembaga rehabilitasi narkoba, anak nakal dan gangguan kejiwaan/mental. Pesantren Hikmah Syahadah juga membuka layanan tentang masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

7. Struktur Kepengurusan

1. Ketua Yayasana : Drs. H. Romdin H. Ria’an, MM 2. Ketua Harian : Risa Riani Romdin

3. Sekretaris I : Nurhifalah, S.E 4. Sekretaris II : Yeni Nuraeni 5. Bendahara I : Hj. Hodijah


(62)

BIDANG-BIDANG :

a. Bidang Pencegahan

Ketua : Ust. Rahmat Anggota : Abu Asirin b. Bidang Terapi & Rehabilitasi

Ketua : Dede Hariri Anggota : Apriyudin

: Subhan Arif : Hafied Handrian : Iik Maulana

c. Bidang Advokasi Sosial Dan Perlindungan Ketua : Djamidi

Anggota : Siti Hapsoh : Nety Sumiati

d. Bidang Tindak Lanjut (After Care / Resosialisasi) Ketua : Gathot Trisno Wibawa Anggota : Kosim


(63)

8. Team pengajar terapi & konselor

No Nama Jenis

Kelamin

Tempat Lahir

Tanggal Lahir

Pendidikan Terakhir

Jabatan

1 Drs. H. Romdin H. Ri’an MM L Jakarta 10-10-1968 S2 Ketua Yayasan 2 Hj. Hodijah, S.Pd.I P Tangerang 09-03-1969 S1 Bendahara I 3 Dian Annisa Oktaviani S.Pd P Tangerang 17-10-1992 S1 Bendahara II 4 Yeni Nuraeni P Kuningan 27-08-1994 DII Sekertaris I 5 Ira Estiyana S.Pd P Tangerang 12-06-1993 SI Sekertaris II 7 Dede Ahmad Hariri L Lebak 11-11-1993 DII Penerafi

8 Apriyudin L Kuningan 03-04-1998 SLTP Penerafi

9 Abdul Hapidz L Serang 12-07-1995 SMA Konsumsi

10 Ambarita P Jakarta 04-09-1980 SMA Konsumsi

11 Kosim L Pandeglang 25-04-1978 SMA Tata Ruang

12 Sukanta L Tangerang 12-09-1960 SMA Tata Ruang

13 Nurhifalah S.E L Tangerang 12-05-1958 S1 Penasehat 14 Nety Sumiati S.Pd P Tangerang 13-08-1965 S1 Penasehat 15 Eli Umriati S.Pd P Tangerang 28-06-1993 S1 Guru 16 Fikhuji Mulyaningsih S.Pd P Berebes 13-07-1989 S1 Guru 17 Ikhsan Wirandana S.Pd L Tangerang 20-01-1993 S1 Guru


(64)

9. Data Pasien Pondok Pesantren

No Nama

Tempat Tanggal Lahir

Alamat 1 Agus 18-05-1969 Jakarta

2 Amin 30-07-1980 Ciputat, Jakarta Barat

3 Bahtiar 3-01-1933 Kp. Tengah Rt.03/07, Kramat Jati 4 Danil 7-03-1976 Losarilor, Jawa Tengah

5 Dwi 12-12-1988 Jawa Tengah 6 Ebbi 23-02-1988 Cirebon 7 Erwin 1-08-1970 Bogor

8 Harry 16-09-1973 Gading serpong 9 Lukas 30-6-1973 Brebes

10 Nana 22-07-1983 Serang, Banten 11 Rahmat 1-09-1989 Jakarta

12 Roni 17-10-1985 Dumpi, Batu Ceper 13 Robiatul 4-03-1985 Menes, Banten 14 Tomi 7-02-1976 Cilacap

15 Yono 15-08-1977 Batu Raja, Tangerang 16 Yusuf 13-05-1980 Ciputat, Jakarta Barat 17 Maskur 19-06-1952 Pandeglang

18 M. Syamsu 31-12-1987 Sentiong, Balaraja, Tangerang 19 Juli Ardiyano 20-11-1983 Kav. Jl. Cendana Tangerang


(65)

20 Sarmin 17-02-1990 Kp. Cewut, Gunung Kaler

21 Nana Suryana 6-07-1979 Kp. Bubulak, Mekar Bakti, Panongan 22 Aisah 25-12-1985 Jakarta Pusat

23 Nurtiawati 12-07-1966 Tangerang 24 Maria 17-05-1950 Sumatra Barat 25 Yana 3-09-1950 Jakarta

26 Yuniar 6-07-1960 Tangerang

27 Masitoh 13-01-1990 Kp. Cewut, Gunung Kaler 28 Khairuddin 20-10-1977 Cilandak, Lebak Bulus 29 Tlas Woeh Cikupa, Tangerang 30 Dewi 8-07-1988 Jakarta Pusat

31 Tri Meliani 15-09-1988 Kp. Peninggilan, Larangan, Cileduk 32 Kuyaemah 18-05-1965 Nambo Jaya, Karawaci

33 Sukanta Tangerang

34 Tri Yana 17-04-1988 Karang Asem, Cirebon 35 Ade Setiawan 18-02-1989 Malang Nengah, Pandeglang

36

Arman Suyatna

6-11-1969

Taman Adiyasa, Solear,Cikuya 37 Endrawati Pasar Anyar, Tangerang

38 Anton 12-04-1990 Kp. Babakan Mangpeng, Gunung Kencana

39 Ahmad Kronjo,Tangerang


(1)

MOQODDIMAH

keluarga adalah lada g i adah, tetapi kelaurga juga dapat e -jadi lauta it ah

sea dai ya kita idak edidik ereka de ga il u-il u

aga a.

“eora g a ak adalah iipa Allah ya g aji kita jaga da kita didik. Kere a kekha aira kita terhadap asa de-pa ya.

DASAR HUKUM

Didiklah a ak u se a ereka aka e gala i asa ya g er eda de ga asa u H.R “ayyidi a Ali, R. A

He daklah kalia kha air e i ggalka ge erasi ya g le ah Q“. A

-isa : .

Hai Ora g

-ora g ya g eri a , sesu gguh ya Kha ar Narko a erjudi,

e ye ah erhala, e gu di asi de ga pa ah, adalah per uata keji ter asuk per uata “yaita . Maka jauhilah per uata -per uata itu

agar ka u e dapatka ke eru tu ga . Q“. Al

-Maidah :

“esu gguh ya “yaita he dak er aksud e i ulka

per-usuha dia tara kalia la tara e i u Kha ar Narko a da erjudi, da e ghali gi ka u dari e gi gat Allah da se ahaya g. Maka erhe ilah ka u dari e erjaka pekerjaa itu. Q“. Al-Maidah :

LANDASAN HUKUM

 Garis-garis esar

halua Negara Th.

 U da g-u da g

o. Th. , te ta g kete tu-a -kete tua

pokok kese-jahteraa “osial.

 U da g-u da g

No. Th. , te ta g kese-jahteraa “osial

agi a ak ya g e pu yai a-salah.

 U da g-u da g

No. Th. , te ta g psiko-tropika.

 I truksi a dagri No. Th. , te ta g pe i aa – pe i aa s adaya Masyara-kat.

Pusat Rehabilitasi Narkoba,

Anak Nakal & Gg. Kejiwaan

Kegitan counselling

Asrama Santri

YAYASAN PONPES

HIKMAH SYAHADAH

Me gelola :

 Reha ilitasi Narko a

 A ak Nakal & Gg. Keji aa

Po pes “alai  “DI. Pa eres

 “e i Bela Diri Isla Al-Hik ah

Kp. Kado do g Rt. / Ds. PasirNa gka

Ke . Tigaraksa Ka . Ta gera g Pro . Ba te INDONE“IA


(2)

PONPES HIKMAH SYAHADAH

PUSAT REHABILITASI NARKOBA,

ANAK NAKAL & Gg. KEJIWAAN

Perpadua da pe ge a ga dari sua-tu etode pe go ata telu juk peir sehi gga diselaraska de ga etode pe didika da pe ekala keaga aa se agai suatu ra gkaia terapi terhadap para sa tri keterga tua ga Narko a, A ak Nakal & Gg. Keji aa .

. Li gku ga ya g te a g de ga Nua sa Pedesaa ya g Religius.

. Asra a “a tri / Ka ar “a tri . “taf pe gajar / Ustadz & Petugas . Ka i “a tri

. Lapa ga Olahraga

FASILITAS

Kamar Tidur Santri

. Terapi Gurat Telu juk Peir . Terapi Air Do’a

. Terapi Dzikir “yifa Ba’da “halat Waktu . Ma di Mala

. Bi i ga life skill & pe ekala aga a de ga etode salai

. Periksa Kesehata

. Cou seli g & pe da pi ga

Kantin & Areal Makan

RANGKAIAN PENANGANAN

INFORMASI & PENDAFTARAN

SEKRETARIAT

PONPES HIKMAH SYAHADAH

Kp. Kadondong Rt. /

Ds. Pasirnangka ke . Tigaraksa Ka . Tan-gerang Prov. Banten

57 INDONESIA

Telp / Hp:. ,

Syarat pendaftaran :

. Membayar Uang pendaftaran @Rp.

.

. Mengisi Surat Perjanjian

. Membawa Photo calon Santri & Materai

Rp.

. Menyelesaikan Syarat keuangan dimuka

Seni Bela Diri Islam Al-Hikmah

Terapi Gurat telunjuk Petir

Peternakan Kambing & Ikan Lele


(3)

1.

Sarana Prasarana

Gerban Depan Pondok Pesantren

Kamar Laki-laki

Kamar Prempuan

Suasan Di Dalam Kamar Laki-Laki


(4)

2.

Program-Program Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

berkumpul Di Aula

Pemberian Vitamin

Shalat Berjama’ah

Senam Pagi


(5)

Bersih-bersih Lingkungan Pondok

Bersih-bersih Kamar

Terapi Gurat

Terapi Mandi Malam


(6)

3.

Pemimpin, Pengurus Pondok Pesantren Pikmah Syahadah dan Peneliti

Drs. H. Romdin H. Ri’an MM

Pengurus dan Peneliti


Dokumen yang terkait

Strategi pengkaderan da'i Pondok Pesantren Daarul Hikmah desa Pekayon Sukadiri Tangerang

1 58 89

Terapi Ilahiah bagi korban NAPZA di pondok pesantren Hikmah Syahadah kampung Kadongdong kabupaten Tangerang

0 7 109

Dakwah Dalam Pembinaan Mantan Wanita Tuna Susila Di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat

3 28 103

Metode dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam membina aqidah santri muallaf di pondok pesantren pembinaan muallaf annaba center Tangerang Selatan Banten

1 31 0

Pondok Pesantren Rehabilitasi Korban Narkotika

0 7 1

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 6 19

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 3 18

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 7 14

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 17

MODEL PENYEMBUHAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIK PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) : Studi Eksplorasi Metode, Peranan dan Keterampilan pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Pondok Pesantren Suryalaya.

1 5 75