Strategi Dakwah Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza Di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tangerang

26 pengoordinasian. Jadi, strategi dakwah merupakan sesuatu yang sangat urgen dan dapat memberi manfaat bagi keberhasilan aktivitas dakwah, yaitu antara lain: 18 a Dapat memberi batasan tujuan sasaran dan target dakwah sehingga mampu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal. b Menghindari penggunan secara sporadis sumber daya insani dan menghindari pula benturan diantara aktivitas dakwah yang tumpang- tindih. c Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memcahkan masalah dakwah. d Merupakan untuk mempersiapkan kader da’i dan mengenai fasilitas, potensi, dan kemampuan umat, e Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolahannya secara baik. f Mengemat fasilitas dan kemampuan insani serta materil yang ada. g Dapat dilakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif dan tertentu h Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan pelaksaan sehingga akan menghasilkan program yang terpadu dan sempurna. Dengan adanya strategi dakwah diharapkan dapat mengurangi kegiatan-kegiatan dakwah yang tumpang-tindih dan sia-sia. Selain itu, 18 H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,Jakarta:kencana, 2009. Cet-2, h,105 27 apabila sasaran dan tujuan-tujuan nya jelas, maka ketidakefisienan menjadi jelas yang dapat dikoordinasikan dan dihilangkan.

D. Napza

1. Pengertian dan Jenis NAPZA

Istilah Narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional BNN no SE03IV2002, merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika, Bahan Adiktif lainnya, Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh mengubah pikiran, suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang. 19

2. Narkotika

Narkotika berasal dari bahasa Inggris narcotics yang berarti obat yang menidurkan atau obat bius 20 , sedangkan pengertian istilah lain menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 pasal 1 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis atau bukan sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Di dalam pasal 6 Undang-Undang No.35 tahun 2009, Narkotika dikelompokan ke dalam tiga golongan, yaitu: 21 a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan 19 BNN RI, Modul Untuk Remaja, Jakarta: November, 2007,h.2 20 S. Warjowarsito dan Tito. W, Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesoa, Inggris, Banung: 1980, h. 122 21 BNN RI, Modul Untuk Remaja, Jakarta: November, 2007,h.3 28 dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya opium, ganja, heroin, kokain dan lain-lain. b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan yang digunakan sebagai piliha terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan contohnya benzetidin, betametadol, difenoksilat, hidromofinol, metadon, petidin dan turunannya dan lain-lain. c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya kodein, norkodina, propiran dan lainnya. 22 . Berdasarkan bahan asalnya narkotika terbagi dalam tiga golongan yaitu: a. Alami yakni jenis obatzat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contohnya ganja, opium, daun кока dan lain-berasal dari alam dan tidak boleh digunakan terapi adalah golongan I, terdiri dari: 1 Tanaman papaver soniferum L 2 Opium mentah, opium masak candu,cijing, cijingko 3 Opium obat 4 Tanaman кока, daun кока, kokain mentah, kokaina, oknogim 22 Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2007, h. 159 29 5 Heroin, morfm alkoid opium yang telah diisolasi 6 Ganja dan dammar ganja. b. Semi sintesis yakni zat yang diproes sedemikian upa melaui pross ekstraksi dan isolasi. Contohnya morfin, heroin kodein, dll. Jenis obat ini menurut undang-undang no 22 1997 tentang narkotika, termasuk dalam narkotika golongan II c. Sintesis. Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis atau keperluan medis dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit anelgik seperti penekan batuk antitusif. Jenis obat yang termasuk kategori sintesis yaitu: amfetamin, deksamfetamin, penthidin,methadone. Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika terdapat tiga jenis yaitu: a. Depressan downer: adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi aktifitas, membuat pengguna menjadi tertidur atau tidak sadar diri. b. Stimulat upper: adalah jenis-jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja segar bersemangat secara berlebihan. c. Halusinogen: adalah zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi, dapat merubah perasaan dan pikiran.

3. Psikotropika

Psikotropika menurut pasal 1 butir 1, Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang psikotropika, Adalah zat atau obat baik alamiah maupun

Dokumen yang terkait

Strategi pengkaderan da'i Pondok Pesantren Daarul Hikmah desa Pekayon Sukadiri Tangerang

1 58 89

Terapi Ilahiah bagi korban NAPZA di pondok pesantren Hikmah Syahadah kampung Kadongdong kabupaten Tangerang

0 7 109

Dakwah Dalam Pembinaan Mantan Wanita Tuna Susila Di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat

3 28 103

Metode dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam membina aqidah santri muallaf di pondok pesantren pembinaan muallaf annaba center Tangerang Selatan Banten

1 31 0

Pondok Pesantren Rehabilitasi Korban Narkotika

0 7 1

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 6 19

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 3 18

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 7 14

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 17

MODEL PENYEMBUHAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIK PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) : Studi Eksplorasi Metode, Peranan dan Keterampilan pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Pondok Pesantren Suryalaya.

1 5 75