7
2. Obat Komplikasi
Dalam penelitian ini terdapat 3 komplikasi diabetes melitus tipe 2 yang muncul pada penderita, yaitu hipertensi, angina dan neuropati diabetik. Dapat dilihat pada tabel 3 obat
yang digunakan untuk mengatasi hipertensi terbanyak yaitu Amlodipin maleat dengan presentase 40. Amlodipin termasuk golongan Calcium Channel Blocker yang mempunyai
indikasi khusus untuk pasien yang berisiko tinggi penyakit koroner dan diabetes Depkes, 2006. Obat untuk neuropati diabetik yang digunakan dengan presentase tertinggi yaitu
kombinasi neurodex dan gabexal sebesar 63,63. Neurodex merupakan obat untuk gangguan neurologi dengan komposisi vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12 dan gabexal
merupakan terapi tambahan untuk serangan parsial sederhana dan kompleks ISO, 2014. Obat yang digunakan untuk mengatasi angina tertinggi adalah Asetosal 80 mg sebesar 62,5.
Asetosal 80 mg berkhasiat untuk mencegah agregasi platelet pada infark miokard dan angina tidak stabil ISO, 2014.
3. Obat Lain
Dalam tabel 3 selain untuk mengatasi diabetes dan komplikasi digunakan obat lain yang bertujuan untuk mengatasi keluhan atau penyakit lain yang diderita pasien. Obat yang
paling banyak digunakan adalah Sohobion sebesar 75 yang digunakan untuk terapi defisiensi vitamin B1, B6 dan B12.
4. Dosis dan Frekuensi
Dalam hal ini dosis digunakan untuk mengetahui takaran obat yang diberikan kepada pasien dan tidak mempengaruhi hasil dari penelitian. Frekuensi digunakan untuk mengetahui
jumlah pemberian obat pada pasien yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung biaya pada obat antidiabetik dan komplikasi yang telah diberikan dengan cara mengalikan
harga satuan obat dengan jumlah pemberian obat dalam satu hari pemakaian.
C. Analisis Biaya
Dalam penelitian ini analisis biaya dilakukan dari sudut pandang rumah sakit untuk mengetahui biaya medik rata-rata perbulan yang meliputi biaya antidiabetik oral, biaya
komplikasi, biaya laboratorium, biaya pendaftaran dan biaya pemeriksaan.
1. Biaya Antidiabetik Oral
Biaya Antidiabetik Oral ADO adalah biaya obat antidiabetik pada tahun 2014 berdasarkan harga satuan obat antidiabetik dikalikan dengan jumlah pemakaian per hari yang
diberikan selama satu bulan, dalam hal ini diasumsikan pasien menerima resep untuk satu bulan penuh yaitu 30 hari.
8
Tabel 3. Gambaran Biaya Rata-rata Antidiabetik Oral Pada Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalan Peserta BPJS di RS Dr Moewardi Surakarta Tahun 2014
Antidiabetik Jumlah
Biaya rata-rata ADO Per bulan ± SD Rp Sulfonilurea
36 58.759 ± 25.221
Biguanid 4
11.160 ± 0
Sulfonilurea dan Biguanid 2
105.660 ± 0
Biguanid dan Penghambat glukosidase alfa
3 98.910 ± 0
Pada tabel 3 terlihat bahwa biaya rata-rata penggunaan golongan obat yang paling murah adalah golongan biguanid sebesar Rp11.160 ± 0. Sedangkan biaya golongan obat yang
paling mahal adalah kombinasi golongan sulfonilurea dengan biguanid sebesar Rp105.660 ± 0, ini disebabkan cukup besarnya biaya antidiabetik itu sendiri karena beberapa antidiabetik
golongan sulfonilurea yang digunakan tidak tercantum dalam Formularium Nasional yang digunakan sebagai acuan pengobatan untuk peserta BPJS.
2. Biaya Komplikasi
Biaya komplikasi adalah biaya yang digunakan untuk mengatasi komplikasi yang timbul karena diabetes yang diderita pasien berdasarkan harga satuan obat dikalikan dengan
jumlah pemakaian per hari yang diberikan selama satu bulan, dalam hal ini diasumsikan pasien menerima resep untuk satu bulan penuh yaitu 30 hari.
Tabel 4. Gambaran Biaya Rata-rata Komplikasi Pada Pasien DM Tipe 2 Rawat Jalan Peserta BPJS di RS Dr Moewardi Surakarta Tahun 2014
Pasien komplikasi yang menggunakan Antidiabetik
Jumlah Biaya rata-rata Komplikasi Per bulan ± SD Rp
Sulfonilurea
36 109.249 ±68.514,87
Biguanid 4
15.060,75±11.529,4
Sulfonilurea dan Biguanid 2
7.650±636,4
Biguanid dan Penghambat glukosidase alfa
3 26.130±0
Pada tabel 5 terlihat bahwa biaya rata-rata penggunaan golongan obat komplikasi yang paling murah adalah kombinasi golongan sulfonilurea dan biguanid sebesar
Rp7.650±636,4. Sedangkan biaya golongan obat komplikasi yang paling mahal adalah golongan sulfonilurea sebesar Rp109.249 ± 68.514,87, hal ini dikarenakan pasien dengan
terapi sulfonilurea untuk mengatasi komplikasi menggunakan HCD 200 dan Tanapress, dalam percobaan ini kedua obat tersebut merupakan obat antihipertensi yang paling mahal
untuk digunakan.
3. Biaya Laboratorium
Biaya laboratorium adalah biaya pasien untuk tes laboratorium berdasarkan tarif patologi klinik RS Dr Moewardi Surakarta. Pemeriksaan yang dilakukan pasien diabetes
melitus meliputi GDP dan GD2JPP. Biaya rata-rata pemeriksaan yang harus dikeluarkan pasien sebesar Rp22.000,00 tiap bulan.