Kebijakan Non Penal Analisishukum Pidana Hak Imunitas Advokat Dalam Melaksanakan Profesinya Sebagai Penegak Hukum Di Indonesia

88 Penindakan terhadap Advokat dengan jenis diatas dilakukan oleh Dewan Kehormatan Organisasi Advokat sesuai dengan kode etik profesi advokat. Advokat berhenti, atau diberhentikan dari profesinya secara tetap karena alasan: a. Permohonan sendiri b. Dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan tindakl pidana yang diancam dengan hukuman 4 tahun atau lebih c. Berdasarkan putusan organisasi advokat Dalam hal advokat dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai hukum tetap, Panitera Pengadilan Negeri menyampaikan salinan putusan tersebut kepada organisasi advokat. Pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh Organisasi Advokat. Pengawasan tersebut bertujuan agar advokat dalam menjalankan profesinya selalumenjunjung tinggi kode etik profesi advokat dan peraturan perundang-undangan. 134

B. Kebijakan Non Penal

Kebijakan penanggulangan kejahatan atau biasa dikenal dengan istilah “politik Kriminal” dapat meliputi ruang lingkup yang cukup luas. Menurut G.P. Hoefnagels upaya penanggulangan kejahatan dapat ditempuh dengan : 1. Penerapan hukum pidana criminal law application 2. Pencegahan tanpa pidana prevention without punishment 3. Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat mass media influencing views of society on crime and punishment mass media. 135 134 H.R. Abdussalam, op.cit., hlm. 848. 135 Barda Nawawi Arif, op.cit., hlm. 39-40. 89 Kebijakan penanggulangan kejahatan lewat jalur non penal lebih bersifat tindakan pencegahan sebelum terjadinya kejahatan. Oleh karena itu, sasaran utamanya adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan yang berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi sosial yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan atau menumbuhsuburkan kejahatan. Dengan demikian dilihat dari kebijakan penggulangan kejahatan, maka usaha-usaha non penal ini mempunyai kedudukan yang strategis dan memegang peranan kunci yang harus diintensifkan dan diidentikkan. 136 Perlunya sarana nonpenal diintensifkan dan diefektifkan, karena masih diragukannya atau dipermasalahkannya efektifitas sarana penal dalam mencapai tujuan politik krimal. Upaya non penal yang dapat dilakukan adalah 1. Meningkatkan mutu pengawasan terhadap advokat. Dalam pasal 1 angka 5 undang-undang No. 18 tahun 2003 menyatakan bahwa: “pengawasan adalah sebagai tindakan teknis dan administratif terhadap advokat dalam menjalankan profesinya sesuai dengan kode etik profesi dan peraturan perundang- undangan yang mengatur profesi advokat.” Sementara itu, siapa yang akan mengawasi ditentukan dalam pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Advokat, yaitu: ”pelaksanaan pengawasan sehari-hari dilakukan oleh Komisi Pengawasan yang dibentuk oleh Organisasi Advokat” Menurut pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Advokat, pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh Komisi Pengawas yang terdiri atas advokat senior, ahli atau akademisi, dan masyarakat. 136 Mahmud Mulyadi, op.cit., hlm. 55. 90 Tujuan daripada pengawasan ini adalah supaya advokat dalam menjalankan profesinya selalu menjunjung kode etik dan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku. 137 2. Meningkatkan fungsi internal organisasi advokat Ada 3 fungsi yang harus ditingkatkan dalam suatu organisasi advokat: a. Fungsi Pengendalian Fungsi ini berbicara tentang kekuasaan untuk mengendalikan kualifikasi anggotanya. Pengendalian ini dimulai dari hulu, ketika orang tersebut hendak bergabung dengan organisasi advokat, terus berlanjut hingga profesioanl terus menjadi anggota. Fungsi ini juga berbicara tentang kewajiban organisasi advokat untuk terus mempertahankan kompetensi intelektual anggotanya agar tetap berada pada derajat kualitas tertentu. b. Fungsi Perlindungan Fungsi ini dimaksud untuk memberikan perlindungan kepada para anggota saat menjalankan profesinya. Disisi lain dalam konteks independensi dalam masyarakat, organisasi advokat harus mampu melindungi anggotanya dari intimidasi fisik ataupun mental pada banyak kasus. Intimidasi itu akan berlalu tanpa upaya organisasi baik menempuh jalur hukum, mengklarifikasi masalah, atau upaya lainnya. c. Fungsi Pendisiplinan Peran pendisiplinan adalah intisari dari keberadaan suatu organisasi advokat yang merupakan bar association. Bar association menerapkan standar 137 V.Harlen, op.cit., hlm. 96. 91 pendisiplinan dalam bentuk kode etik, kanon, atau standar profesi lainnya bagi anggota agar tidak menyimpangkan praktek profesinya. Keberadaan norma kedisiplinan tidak akan ada artinya apabila tidak dibarengi dengan penegakannya. 138

C. Kasus Reg.No. 684 KPid.Sus2009