Pengawasan Program Dana Rintisan Bantuan Operasional Sekolah

BAB III PENGENDALIAN DANA RINTISAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

D. Pengawasan Program Dana Rintisan Bantuan Operasional Sekolah

Pengawasan secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan administrasi yang bertujuan mengandalkan evaluasi terhadap pekerjan yang sudah diselesaikan apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Karena itu bukanlah dimaksudkan untuk mencari siapa yang salah satu yang benar tetapi lebih diarahkan kepada upaya untuk melakukan koresi terhadap hasil kegiatan. Dengan demikian jika terjadi kesalahan atau penyimpangan-penyimpagan yang tidak sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, maka segera diambil langkah-langkah yang dapat meluruskan kegiatan berikutnya sehingga terarah pelaksanaanya Sule dan Saefullah 39 Sarwoto menyatakan bahwa: Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. mendefinisikan bahwa : ” Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambialan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut ” 40 39 Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Prenada Media Jakarta, 2005, hal 317 40 Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta, cetakan keenambelas, Ghalia Indonesia, 2010, hal 94. Universitas Sumatera Utara Hakekat pengawasan adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan, kegagalan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya 41 1. Pengawasan Melekat Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan program BOS meliputi pengawasan melekat waskat, pengawasan fungsional internal, pengawasan eksternal dan pengawasan masyarakat serta, pemeriksaan BPK. Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya baik di tingkat pusat, provinsi, kabupatenkota maupun sekolah. Prioritas utama adalah program BOS adalah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota kepada sekolah. 41 Siagian, Pokok-Pokok Pengawasan, Jakarta, Rineka Cipta, 1990, hal. 34 Universitas Sumatera Utara 2. Pengawasan fungsional internal Instansi pengawasan fungsional yang melakukan pengawasan program BOS secara internal adalah inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional serta Inspektorat Daerah Provinsi dan KabupatenKota. Instansi tersebut bertanggung jawab untuk melakukan audit sesuai den gan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaaan instansi yang akan diaudit. 3. Pengawasan Eksternal Instansi pengawasan eksternal yang melakukan pengawasan program rintisan BOS adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP. Instansi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit. 4. Pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan BPK sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan pemeriksaan terhadap program rintisan BOS. 5. Pengawasan Masyarakat Dalam rangka transparansi pelaksanaan program BOS, program ini juga dapat dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di sekolah, KabupatenKota, Provinsi dan Pusat lembaga tersebut melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaksanaan program BOS di sekolah namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan BOS agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga berwenang lainnya. Universitas Sumatera Utara Pengawasan terhadap pelaksanan program Dana Rintisan BOS SM dilakukan oleh lembaga-lembaga meliputi: 1. Pengawasan internal dilakukan oleh komite sekolah dan dinas pendidikan kabupatenkota melalui pengawas sekolah. 2. Tim monitoring independen yang terdiri dari unsur Direktorat Pembinaan SMA SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. 3. Instansi pengawas Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Inspektorat Jenderal Itjen Kementerian Pendidikan Nasional, dan Badan Pengawasan Daerah Bawasda Provinsi dan Kabupaten Kota. E. Pemantauan Pelaksanaan Program Dana Rintisan Bantuan Operasional Sekolah Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas dan transaparansi pelaksanaan program Rintisan BOS SM, pemantauan dan supervisi. Pemantauan bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Dana Rintisan BOS SM apakah pelaksanaan sesuai dengan pedoman pelaksanaan Dana Rintisan BOS SM. Sedangkan supervisi ditujukan untuk mengetahui sampai seberapa besar manfaat Dana Rintisan BOS SM bagi sekolah, mengidentifikasi berbagai macam masalahhambatan yang dialami serta mencarikan solusi pemecahan masalah. Hasil pemantauan dan supervisi selanjutnya akan dijadikan bahan perumusan perencanaan program Dana Rintisan BOS SM di masa yang akan datang. Pelaksanaan pemantauan dan supervisi dilakukan secara internal oleh komite sekolah dan dinas pendidikan kabupatenkota melalui pengawas sekolah Universitas Sumatera Utara dan eksternal oleh Direktorat Pembinaan SMA dan SMK serta dinas pendidikan provinsi. 4. Pemantauan Internal a. Tingkat Sekolah melalui Komite Sekolah Pemantauan di tingkat ini adalah Komite Sekolah. Komite sekolah melakukan pemantauan terhadap program-program yang dilaksanakan di sekolahnya secara periodik dan hasilnya dicatat sebagai dokumen. Dokumen tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada sekolah dalam penyusunan laporan pertengahan dan laporan akhir programkegiatan sekolah serta untuk bahan konsultasi ketika ada pemantauan dari instansi lain yaitu Dinas Pendidikan KabupatenKota, Dinas Pendidikan Provinsi, atau Direktorat Pembinaan SMASMK. b. Dinas Pendidikan KabupatenKota melalui Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan KabupatenKota melaksanakan pemantauan sebagai bagian tugas rutinitas pembinaan sekolah. Dengan demikian pemantauan yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan kabupatenkota mencakup seluruh aspek kegiatan sekolah, termasuk pelaksanaan program Dana Rintisan BOS SM. 5. Pemantauan Eksternal a. Pusat Direktorat Pembinaan SMA SMK, melaksanakan pemantauan ke pengelola program di dinas pendidikan provinsi dalam rangka memantau pelaksanaan program Dana Rintisan BOS SM, mengetahui hasil yang sudah Universitas Sumatera Utara dicapai, dan mencatat masalah yang menjadi hambatan pelaksanaan program Rintisan BOS SM. b. Dinas Pendidikan Provinsi Dinas Pendidikan Provinsi melalui melakukan pemantauan sekolah sampel untuk memastikan akuntabilitas dari keterlaksanaan ketercapaian program di sekolah. 6. Waktu Pelaksanaan Pemantauan a. Pemantauan internal oleh kepala sekolah dan dinas pendidkan kabupatenkota sekolah dilaksanakan sepanjang pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian diharapkan kepala sekolah menyadari dan mengetahui betul perkembangan pelaksanaan program yang sedang berjalan dan sedini mungkin mengetahui kendala yang muncul sehingga dapat mengatasi berbagai persoalan yang ada. b. Pemantauan dinas pendidikan provinsi dilaksanakan pada saat program kegiatan sedang berlangsung dan pada akhir kegiatan agar dapat mengetahui proses dan hasil pelaksanaan kegiatan. c. Pemantauan oleh Direktorat Pembinaan SMA SMK atau instansi lain dari Pusat dapat dilaksanakan pada saat programkegiatan sedang berlangsung danatau setelah programkegiatan selesai dilaksanakan. 7. Aspek-aspek pemantauan: a. Alokasi dana sekolah penerima bantuan yang ditentukan berdasarkan jumlah siswa; b. Kriteria siswa miskin yang dibebaskan danatau dibantu biaya sekolahnya; Universitas Sumatera Utara c. Data siswa miskin yang dibebaskan danatau dibantu biaya sekolahnya; d. Pelaporan pelaksanaan kegiatan monitoring.

F. Realisasi Dana Rintisan Bantuan Operasional Sekolah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP Di Kota Medan

4 120 145

Implementasi Pemberian Bantuan Hukum Cuma-Cuma (Pro Bono Publico) dalam Perkara Pidana di Kota Medan Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum (Studi di Lembaga Bantuan Hukum Medan)

16 268 163

Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bagi Siswa Kurang Mampu

3 90 211

Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota

1 48 95

Peran Komite Sekolah dalam Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (Studi Deskriptif : SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara). Penelitian ini dilakukan di SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara

2 47 85

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Pengelolaan Dana BAntuan Operasional Sekolah (BOS) Di SD N Kemasan I Surakarta.

0 6 17

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE GUGUS IRAWAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN.

0 3 19

BAB II MEKANISME PENYALURAN DANA RINTISAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KOTA MEDAN F. Landasan Hukum Dana Rintisan Bantuan Operasional Sekolah Dasar hukum pemberian Dana Rintisan BOS-SM kepada sekolah meliputi: - Aspek Hukum Administrasi Negara Tentang M

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum Administrasi Negara Tentang Mekanisme Pemberian Dana Rintisan Bantuan Operasional Sekolah Di Kota Medan

0 0 27

BAB III PENGARUH PENERAPAN MEKANISME BARU PENYALURAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH 3.1 Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah - SISTEM PENYALURAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DARI PUSAT KE DAERAH TAHUN 2005-2013 Repository - UN

0 0 10