Taraf Kesukaran Soal Daya Pembeda

instrumen bersifat reliabel. Perhitungan lengkap analisis uji reliabilitas terdapat pada Lampiran 6.

3.6.1.3 Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran yaitu angka yang menjadi indikator mudah sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal uraian dan klasifikasinya menurut Surapanata 2004: 21 dapat dianalisis dengan rumus: � = ∑ . . . 3.4 Keterangan: P = indeks kesukaran. ∑x = jumlah seluruh skor. = skor maksimum. N = jumlah siswa. Kriteria tingkat kesukaran soal untuk instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Kriteria P 0,30 sukar 0,30 ≤ � ≤ , sedang P 0,70 mudah Setelah melakukan analisis data, didapatkan hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.5. Perhitungan lengkap analisis tingkat kesukaran soal terdapat pada Lampiran 5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Nomor Soal Soal mudah 2, 3, 5, 11 Soal sedang 1, 4, 7, 8, 9, 10, 12 Soal sukar 6

3.6.1.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah Arikunto, 2009: 211. Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.6. Rumus untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian dan klasifikasinya adalah: �� = − ℎ � . . . 3.5 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Daya Beda Klasifikasi 0,40 - 1,00 soal diterima baik 0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20 - 0,29 soal diperbaiki 0,00 - 0,19 soal tidak dipakai dibuang Setelah melakukan analisis data, didapatkan hasil analisis daya pembeda soal dengan distribusi 2 soal diterima dengan baik, 8 soal diterima tetapi perlu diperbaiki, dan 2 soal tidak dipakai. Adapun hasil analisis daya pembeda soal ditampilkan pada Tabel 3.7. Maka dari hasil ini, hanya 10 soal yang akan dipakai untuk instrumen penelitian. Perhitungan lengkap analisis daya pembeda soal terdapat pada Lampiran 7. Tabel 3.7 Hasil Analisis Kriteria Daya Pembeda Soal Kriteria Daya Pembeda Nomor Soal soal diterima baik 2, 10 soal diterima tetapi perlu diperbaiki 1, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12 soal diperbaiki - soal tidak dipakai dibuang 7, 10

3.6.2 Analsis Data Awal

Dokumen yang terkait

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Media Animasi dan Media Powerpoint terhadap Hasil Belajar pada Konsep Fluida Statis

0 6 315

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS

0 10 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS.

0 4 10

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pembelajaran Berbasis Proyek Pad

0 3 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun

0 1 11

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Materi Fluida Statis untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas X SMA/ MA.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

0 0 25

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FLUIDA STATIS

0 1 11

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FLUIDA STATIS

0 0 11

Efektivitas Blended Learning Berbasis LMS dengan Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Fluida Statis terhadap Penguasaan Konsep Siswa

2 4 9