Pengertian dan Peran Faktor Institution dalam Pembangunan Ekonomi
melalui aktivitas kreatif dalam suatu usaha atau ventura. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan yang baru mengembangkan kapasitasnya dalam
mengadaptasi cara-cara baru maupun ide-ide yang telah ada sebelumnya yang telah dikembangkan oleh perusahaaan-perusahaan lainnya dengan
resource endowment berupa pengetahuan ekonomi yang baru yang umumnya dihasilkan
dari penelitian universitas Agarwal et al., 2007.
Melalui saluran yang ke dua, bahwa Entrepreneurship dapat
meningkatkan kompetisi untuk ide-ide baru yang melekat dalam agen-agen ekonomi, yang memfasilitasi masuknya berbagai perusahaan baru yang
melakukan proses spesialisasi untuk beberapa produk baru yang berceruk niche
di dalam suatu wilayah ataupun kota. Pada gilirannya proses ini dapat meningkatkan pertumbuhan kinerja perekonomian suatu wilayah ataupun kota.
Akhirnya, E meningkat kerena karagaman lingkungan regional akan pengetahuan
pertukaran dengan berbagai keragaman industri maupun perusahaan yang menyebabkan eksternalitas pengetahuan dan pada ujungnya meningkatkan
aktivitas inovasi maupun pertumbuhan ekonomi Hien, 2010. Menurut Fritsch 2008 pengaruh
EC terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah berlangsung melalui mekanisme: i efek turbulen pada pertumbuhan
ekonomi, ii efek perubahan ukuran distribusi dalam suatu wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi yang mengiringnya, dan iii efek dari banyaknya
partisipan pasar dalam suatu industri terhadap pertumbuhan ekonomi efek kompetisi; dan iv efek dari banyaknya
self-employed terhadap pertumbuhan ekonomi yang mengiringinya.
Efek turbulen terhadap pertumbuhan ekonomi yang mengiringinya bersifat bauran
mixed dan tak tersimpulkan inconclusive. Pada tataran industri bahwa entry-exit turnover hanya punya dampak nyata terhadap pertumbuhan
produktivitas industri dalam jangka panjang Hien, 2010. Brixy and Grotz 2006 dikutip Hien, 2010
mengklaim bahwa efek turbulensi secara positif mempengaruhi pertumbuhan TFP
total factor productivity untuk sektor jasa namun tidaklah demikian untuk sektor manufaktur. Pada tataran wilayah,
beberapa studi yang relevan telah berusaha untuk menghubungkan terhadap berbagai ukuran tentang aktivitas
E, hampir semua mencirikan tingkat start up
terhadap pertumbuhan ekonomi, umumnya dalam ukuran pertumbuhan lapangan pekerjaan Acs dan Storey, 2004.Efek perubahan dari ukuran distribusi
perusahaan-perusahaan terhadap kinerja pertumbuhan yang mengiringinya appears clear-cut. Mayoritas dari berbagai studi tersebut memposisikan bahwa
saham dari UKM baik pada tataran industri maupun tataran wilayah punya efek yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun-tahun yang mengiringi
OECD, 2000. Menurut Hien 2010 cukup banyak studi terbaru yang mengkaji dampak
E terhadap pembangunan ekonomi. Namun, hasilnya masih baur mixed tergantung pada ukuran yang digunakan untuk mengukur pembangunan ekonomi
yang digunakan GDP per kapita, pertumbuhan pekerjaan ataupun pertumbuhan produktivitas dan ukuran
E self-employed rate ataupun indeks pembentuk perusahaan yang baru. Seperti Acs dan Storey 2004 menyatakan bahwa áda
bukti dari beberapa negara tentang suatu link antara peningkatan dalam hal
formasi perusahaan baru dengan perkembangan ekonomi yang mengiringinya. Namun, hubungan ini tidak selalu muncul dalam setiap studi. Kemudian
non- appearence dari link bisa mencerminkan error pada variabel kunci. Hal ini juga
mencerminkan varibel bias yang terhilangkan. Namun ini mungkin juga disebabkan oleh perbedaan riil antarnegara ataupun antarwaktu studi.