Pemanfaatan Vegetasi TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan struktur tegakan adalah lebih mengarah ke struktur tegakan horisontal dan vertikal, yakni menyangkut luas bidang dasar, frekwensi dan kerapatan pohon.

2.4. Pemanfaatan Vegetasi

Indonesia kaya tumbuhan bermanfaat, menurut Kartawinata 2004 ada sekitar 5000 jenis tumbuhan bermanfaat, di antaranya 1259 jenis kayu, 1050 jenis tumbuhan obat, 984 jenis tumbuhan dimakan sayur-mayur, buah-buahan, biji- bijian dan umbi, 520 jenis tumbuhan mengandung minyak, resin dan produk alami lain, 328 jenis makanan hewan dan 885 jenis tumbuhan digunakan masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Meskipun begitu, jumlah jenis tumbuhan bermanfaat di Indonesia hanya 17 dari total jumlah jenis di Indonesia dan tumbuhan obat-obatan hanya 3. Pada masyarakat tradisional, sistem pengetahuan sumber daya alam khususnya keanekaragaman jenis tumbuhan, merupakan pengetahuan dasar yang penting demi kelangsungan hidup. Tingkat pengetahuan pengelolaan keanekaragaman jenis tumbuhan setiap suku atau kelompok masyarakat berbeda satu dengan suku atau kelompok masyarakat lain. Lebih khusus di Papua yang memiliki jumlah etnis 235 atau 42,7 total etnis di Indonesia dan memiliki bahasa sebanyak 240 bahasa maka sangat kaya dengan keragaman pengetahuan lokal. Pada masyarakat yang memiliki tingkat kebudayaan tinggi, mereka mampu memanfaatkan, mengelola secara optimal untuk kepentingan hidupnya, tidak hanya kepentingan kelompok tetapi juga untuk kepentingan komersial. Sebaliknya masyarakat yang memiliki kebudayaan tertinggal, pengelolaan lingkungan didasarkan kepentingan jangka pendek memenuhi keperluan hidup sehari-hari khususnya kebutuhan kelompok. Purwanto 2004b, mengemukakan bahwa secara sederhana masyarakat tradisional mengelompokan dunia tumbuhan menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan berguna dan tumbuhan tidak berguna. Khusus tumbuhan berguna, berdasarkan pemanfaatannya dapat dikelompokkan sebagai : tumbuhan bahan pangan, bahan sandang, bahan bangunan, bahan alat rumah tangga, pertanian, perang, kerajinan, kesenian, obat-obatan tradisional dan kosmetika, perlengkapan upacara adat, kayu bakar, dan lain-lain. Menurut Pandey dan Chadha 1996, ada tiga kebutuhan dasar manusia yaitu : makanan, tempat berlindung dan pakaian yang semua disediakan tumbuhan; bahkan hewan baik karnivor maupun herbivor juga bergantung pada tumbuhan karena makanannya, dan secara ekonomi selain tumbuhan menghasilkan makanan juga menghasilkan serat, kayu, getah, minyak, gula, kertas, minuman, kulit, bumbu dan obat serta berperan pada kesuburan tanah dan konservasi. Flora New Guinea dimasukan kedalam subdivisi timur pembagian flora Indo-Malasia, mempunyai tanaman berguna paling kaya bagi umat manusia. Muhadiono 2004, mengatakan bahwa hutan dataran Papua menunjukan kekayaan jenis luar biasa. Di antara penghuninya, yang penting adalah Intsia bijuga, Pometia pinnata, Pterocarpus indicus, Vitex cofassus, Homalium foetidum, Chrysophyllum roxburghii, Terminalia complanata, Celtis spp, Buchanania macrocarpa, Cryptocarya massoia, Palaquium spp, Intsia palembanica, Dracontomelon mangiferum, Canarium spp, Adina multifolia, Anisoptera spp, Koordersiodendron pinnatum, Manilkara fasciculata, Mastixiodendron pachyclados, Azadirachata excelsa, Mimosops elengi, Pericopsis mooniana, Alstonia scholaris, Pometia acuminata, P. Coriacea dan Vatica papuana. Nasendi 1989, mengatakan bahwa jenis pohon lain yang penting adalah sagu Metroxylon sagu dan pohon cemara Casuarina equisetifolia, C. papuana dan C. nodiflora. Pemanfaatan 550 jenis tumbuhan oleh masyarakat lembah Baliem Papua terdiri 526 jenis liar dan 24 jenis kultivar Purwanto 2004a. Masyarakat Tanimbar-Kei di Maluku Tenggara memanfaatkan 112 jenis tumbuhan sebagai bahan pangan, 172 jenis tumbuhan sebagai bahan obat-obatan, 40 jenis tumbuhan sebagai bahan bangunan, 42 jenis tumbuhan sebagai bahan kayu bakar dan 4 jenis tumbuhan sebagai bahan baku racun ikan Purwanto 2004b. Analisa nilai manfaat Uoga et al. 2000 ada 12 kategori pemanfaatan langsung diketahui yaitu arang batu bara terbesar kontribusinya 18.3 diikuti kayu bakar 16.8 dan medis 15.7. Kebanyakan jenis yang digunakan membuat arang adalah familisubfamili Caesalpinioideae, Combretaceae, Mimosoideae, dan Papilionoideae yang meliputi 76 total nilai pemanfaatan untuk arang batu bara. Hasil analisis vegetasi di hutan hujan dataran rendah Yongsu dan Mamberamo ditemukan 412 spesies di antaranya 8 spesies merupakan spesies baru ditemukan yang belum ada di herbarium Bogoriense spesimen contoh. Tingkat kanopi didominasi oleh Manilkara fasciculata, Mastixiodendron pachyclados, Palaquium ridleyi, Pometia pinnata, Vatica rassak, Ceratopetalum succirubun dan Parastemon urophyllus. Jumlah spesies yang ditemukan kebanyakan digunakan oleh masyarakat untuk pembuatan rumah dan perahu CABS at al. 2000. Di Wapoga Papua ditemukan 430 jenis tumbuhan berpembuluh kayu, palem 269 jenis dan 32 jenis semak dan herba. Khusus palem yang teridentifikasi 24 jenis, sisanya dianggap jenis baru karena belum ada spesimen contoh di herbarium Bogoriense salah satunya palem raksasa Licuala sp. Sebagian besar dari jenis-jenis yang ditemukan dimanfaatkan oleh masyarakat CABS at al. 1998. Pemanfaatan tumbuhan oleh Masyarakat Kabupaten Teluk Wondama disekitar CAPW sebagai bahan pangan, bahan sandang, bahan bangunan, bahan alat rumah tangga, pertanian, berburu, kerajinan, kesenian, obat-obatan tradisional, kayu bakar dan perlengkapan upacara adat. Berdasar pengalaman pemanfaatan tumbuhan secara alami dimiliki masyarakat dan mampu mengklasifikasikan setiap jenis tumbuhan berdasar fungsi dan kegunaan.

2.5. Sistem Pengetahuan Tradisional