Kapabilitas Informasi Pemberdayaan Puskesmas Berdasarkan Pengukuran Kinerja (Kasus Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta)

147 normatif dengan empiris, misalnya pada indikator insentif pegawai baik Puskesmas elite, moderate, maupun slum memiliki mutu sangat kurang atau ‘E’. Gambar 14 berikut ini adalah grafik kecenderungan dari perilaku kepuasan pegawai baik di Puskesmas elite, moderate, maupun slum. Pada grafik tergambar secara jelas, bagaimana pola kecenderungan perilaku sistem kepuasan pegawai yang meningkat namun sangat kecil peningkatannya sehingga terkesan datar. Yang perlu diperhatikan pada grafik tersebut adalah discrepancy antara kinerja yang diharapkan dengan kenyataannya tergambar begitu lebar, sehingga dapat dipastikan bahwa umpan balik negatif akan terjadi. Sistem akan mencari keseimbangan melalui tindakan koreksi terhadap kesenjangan yang ada. Tindakan koreksi diperlukan untuk perbaikan pada kelima indikator kinerja kepuasan pegawai.

2. Kapabilitas Informasi

Variabel kedua dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah kapabilitas informasi. Sejauh mana kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas memperoleh dukungan akses informasi tentang pelanggan, proses internal, dan keuangan, yang secara keseluruhan mencakup ketersediaan, kecepatan, dan keakuratan informasi tersebut. Hasil dari pengolahan data dapat disimak dalam Tabel 50 berikut ini. Penilaian pegawai terhadap indikator ketersediaan informasi yang mencakup informasi Time Kepuasan_Pegawai_Elite 1 Kepuasan_Pegawai_Moder at 2 Kepuasan_Pegawai_Slum 3 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Gambar 14 Grafik Perilaku Kinerja Kepuasan Pegawai Puskesmas Elite,Moderate, dan Slum Sumber : Hasil Kajian Penulis, 2006 148 tentang pelanggan, proses internal, dan keuangan, dinilai lebih tinggi oleh pegawai Puskesmas elite, dan moderate, dari pada penilaian pegawai di Puskesmas slum. Tabel 50 Nilai Indeks Kinerja Dari Aspek Kapabilitas Informasi Puskesmas ELITE MODERATE SLUM Triwulan Triwulan Triwulan PKC Kapabilitas Informasi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Ketersediaan Informasi 3.22 3.24 3.30 3.52 2.95 3.14 3.40 3.28 2.72 2.96 2.88 3.16 Kecepatan Informasi 3.67 3.75 3.75 3.84 3.40 3.56 3.58 3.60 3.08 3.22 3.24 3.34 Keakuratan Informasi 3.77 3.88 3.82 3.95 3.40 3.46 3.56 3.72 3.22 3.32 3.33 3.54 Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006 Ketersediaan informasi dinilai penting dalam meringankan beban kerja pegawai. Beban kerja work load pegawai diketahui melalui perbandingan jumlah pegawai Puskesmas dengan jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas, dan jumlah kunjungan pegawai Puskesmas ke masyarakat. Jumlah pegawai Puskesmas saat ini berjumlah lebih kurang 62 hingga 64, sedangkan jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas kurang lebih 200 hingga 300 orang setiap hari. Beban tersebut belum termasuk dengan pelayanan di luar gedung Puskesmas yang harus menjangkau seoptimal mungkin penduduk di wilayah di mana Puskesmas berada. Sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan, maka idealnya jumlah pegawai juga ditingkatkan terutama pegawai medis. Saat ini pegawai medis di Puskesmas rata-rata berjumlah 9 hingga 11 orang Indikator kedua yakni kecepatan informasi, nilai terendah adalah pada Puskesmas slum. Kecepatan informasi menggambarkan adanya dukungan teknologi tinggi yang membantu kelancaran arus informasi antara pegawai, antar pimpinan dan pegawai, dan arus informasi keluar-masuk Puskesmas. Pada waktu penelitian ini dilakukan, ketiga Puskesmas sampel sedang dalam proses mewujudkan program Sistem Informasi Kesehatan SIK yang rencananya akan terintegrasi dengan Dinas Kesehatan. Indikator yang terakhir adalah keakuratan informasi, nampak dala m tabel bahwa urutan nilai tertinggi adalah Puskesmas elite, kemudian moderate, dan nilai terendah adalah Puskesmas slum. Informasi yang tersedia dengan cepat tidak akan bermanfaat 149 apabila ternyata tidak akurat. Keakuratan informasi ditentukan oleh bagaimana cara Puskesmas mengolah dan menyajikan data atau informasi yang diperlukan pegawai. Berikut ini Tabel 51 yang akan menyajikan mutu kinerja kapabilitas informasi menurut metode normatif. Tabel. 51 Mutu Kinerja Puskesmas dari Aspek Kapabilitas Informasi Metode Normatif ELITE MODERATE SLUM Triwulan Triwulan Triwulan PKC Kapabilitas Informasi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Ketersediaan Informasi 3.22 C 3.24 C 3.30 C 3.52 B 2.95 C 3.14 C 3.40 C 3.28 C 2.72 C 2.96 C 2.88 C 3.16 C Kecepatan Informasi 3.67 B 3.75 B 3.75 B 3.84 B 3.40 C 3.56 B 3.58 B 3.60 B 3.08 C 3.22 C 3.24 C 3.34 C Keakuratan Informasi 3.77 B 3.88 B 3.82 B 3.95 B 3.40 C 3.46 B 3.56 B 3.72 B 3.22 C 3.32 C 3.33 C 3.54 B Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006 Mutu kinerja ketersediaan informasi pada ketiga Puskesmas hampir sama yakni berada pada nilai mutu ‘C’ atau sedang, kecuali pada triwulan 4 Puskesmas elite ‘B’. Pada ‘kecepatan informasi’ mutu paling rendah adalah pada Puskesmas slum begitu pula pada mutu kinerja ‘keakuratan informasi’. Berikut ini adalah Tabel 52 yang akan mengetengahkan terlebih dahulu hasil pengolahan nilai konversi mutu kinerja kapabilitas informasi secara empirik sebagai berikut. Tabel 52 Nilai Konversi Mutu Kinerja Kapabilitas Informasi dengan Metode Empirik Nilai Persepsi Nilai Interval Konversi Empiris Peringkat Mutu Mutu Kinerja 1 2.720 - 2.966 E Sangat Kurang 2 2.966 - 3.212 D Kurang 3 3.212 - 3.458 C Sedang 4 3.458 - 3.704 B Baik 5 3.704 - 3.950 A Sangat Baik Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006 Berdasarkan pada nilai konversi tersebut, maka hasil penilaian mutu kinerja kapabilitas informasi adalah sebagai berikut. 150 T abel 53 Mutu Kinerja Puskesmas dari Aspek Kapabilitas Informasi Metode Empirik ELITE MODERATE SLUM Triwulan Triwulan Triwulan PKC Kapabilitas Informasi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Ketersediaan Informasi 3.22 C 3.24 C 3.30 C 3.52 B 2.95 E 3.14 D 3.40 C 3.28 C 2.72 E 2.96 D 2.88 D 3.16 D Kecepatan Informasi 3.67 B 3.75 A 3.75 A 3.84 A 3.40 C 3.56 B 3.58 B 3.60 B 3.08 D 3.22 C 3.24 C 3.34 C Keakuratan Informasi 3.77 A 3.88 A 3.82 A 3.95 A 3.40 C 3.46 B 3.56 B 3.72 A 3.22 C 3.32 C 3.33 C 3.54 B Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006 Secara keseluruhan dalam metode empirik, mutu kinerja kapabilitas informasi yang terbaik di antara ketiga Puskesmas adalah Puskesmas elite, peringkat kedua adalah Puskesmas moderate, sedangkan yang terakhir adalah Puskesmas slum. Sedangkan grafik yang menggambarkan kecenderungan dari perilaku sistem kapabilitas informasi Puskesmas adalah sebagai berikut. Grafik kecenderungan perilaku masih berbentuk ‘goal seeking’ karena masih terdapat kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dengan kenyataannya. Untuk memperbaiki sistem kinerja, diperlukan tindakan koreksi pada nilai kinerja yang rendah. Time Kapabilitas_Informasi_Elite 1 Kapabilitas_Informasi_Moder at 2 Kapabilitas_Informasi_Slum 3 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 3 Gambar 15 Grafik Kecenderungan Kapabilitas Informasi Puskesmas Elite, Moderate, dan Slum Sumber : Hasil Kajian Penulis, 2006 151

3. Kapabilitas Pegawai