147 normatif dengan empiris, misalnya pada indikator insentif pegawai baik Puskesmas elite,
moderate, maupun slum memiliki mutu sangat kurang atau ‘E’. Gambar 14 berikut ini adalah grafik kecenderungan dari perilaku kepuasan pegawai
baik di Puskesmas elite, moderate, maupun slum.
Pada grafik tergambar secara jelas, bagaimana pola kecenderungan perilaku sistem kepuasan pegawai yang meningkat namun sangat kecil peningkatannya sehingga terkesan
datar. Yang perlu diperhatikan pada grafik tersebut adalah discrepancy antara kinerja yang diharapkan dengan kenyataannya tergambar begitu lebar, sehingga dapat dipastikan
bahwa umpan balik negatif akan terjadi. Sistem akan mencari keseimbangan melalui tindakan koreksi terhadap kesenjangan yang ada. Tindakan koreksi diperlukan untuk
perbaikan pada kelima indikator kinerja kepuasan pegawai.
2. Kapabilitas Informasi
Variabel kedua dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah kapabilitas informasi. Sejauh mana kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas
memperoleh dukungan akses informasi tentang pelanggan, proses internal, dan keuangan, yang secara keseluruhan mencakup ketersediaan, kecepatan, dan keakuratan informasi
tersebut. Hasil dari pengolahan data dapat disimak dalam Tabel 50 berikut ini. Penilaian pegawai terhadap indikator ketersediaan informasi yang mencakup informasi
Time
Kepuasan_Pegawai_Elite 1
Kepuasan_Pegawai_Moder at
2 Kepuasan_Pegawai_Slum
3 1
2 3
4 1
2 3
4 5
1 2 3 1
2 3 1 2 3
1
Gambar 14 Grafik Perilaku Kinerja Kepuasan Pegawai Puskesmas Elite,Moderate, dan Slum Sumber : Hasil Kajian Penulis, 2006
148 tentang pelanggan, proses internal, dan keuangan, dinilai lebih tinggi oleh pegawai
Puskesmas elite, dan moderate, dari pada penilaian pegawai di Puskesmas slum. Tabel 50 Nilai Indeks Kinerja Dari Aspek Kapabilitas Informasi Puskesmas
ELITE MODERATE
SLUM Triwulan
Triwulan Triwulan
PKC Kapabilitas
Informasi 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4
Ketersediaan Informasi
3.22 3.24
3.30 3.52
2.95 3.14
3.40 3.28
2.72 2.96
2.88 3.16
Kecepatan Informasi
3.67 3.75
3.75 3.84
3.40 3.56
3.58 3.60
3.08 3.22
3.24 3.34
Keakuratan Informasi
3.77 3.88
3.82 3.95
3.40 3.46
3.56 3.72
3.22 3.32
3.33 3.54
Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006
Ketersediaan informasi dinilai penting dalam meringankan beban kerja pegawai. Beban kerja work load pegawai diketahui melalui perbandingan jumlah pegawai
Puskesmas dengan jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas, dan jumlah kunjungan pegawai Puskesmas ke masyarakat. Jumlah pegawai Puskesmas saat ini berjumlah lebih
kurang 62 hingga 64, sedangkan jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas kurang lebih 200 hingga 300 orang setiap hari. Beban tersebut belum termasuk dengan pelayanan
di luar gedung Puskesmas yang harus menjangkau seoptimal mungkin penduduk di wilayah di mana Puskesmas berada. Sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan, maka
idealnya jumlah pegawai juga ditingkatkan terutama pegawai medis. Saat ini pegawai medis di Puskesmas rata-rata berjumlah 9 hingga 11 orang
Indikator kedua yakni kecepatan informasi, nilai terendah adalah pada Puskesmas slum. Kecepatan informasi menggambarkan adanya dukungan teknologi tinggi yang
membantu kelancaran arus informasi antara pegawai, antar pimpinan dan pegawai, dan arus informasi keluar-masuk Puskesmas. Pada waktu penelitian ini dilakukan, ketiga
Puskesmas sampel sedang dalam proses mewujudkan program Sistem Informasi Kesehatan SIK yang rencananya akan terintegrasi dengan Dinas Kesehatan.
Indikator yang terakhir adalah keakuratan informasi, nampak dala m tabel bahwa urutan nilai tertinggi adalah Puskesmas elite, kemudian moderate, dan nilai terendah
adalah Puskesmas slum. Informasi yang tersedia dengan cepat tidak akan bermanfaat
149 apabila ternyata tidak akurat. Keakuratan informasi ditentukan oleh bagaimana cara
Puskesmas mengolah dan menyajikan data atau informasi yang diperlukan pegawai. Berikut ini Tabel 51 yang akan menyajikan mutu kinerja kapabilitas informasi
menurut metode normatif. Tabel. 51 Mutu Kinerja Puskesmas dari Aspek Kapabilitas Informasi Metode
Normatif
ELITE MODERATE
SLUM Triwulan
Triwulan Triwulan
PKC Kapabilitas
Informasi 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4
Ketersediaan Informasi
3.22 C
3.24 C
3.30 C
3.52 B
2.95 C
3.14 C
3.40 C
3.28 C
2.72 C
2.96 C
2.88 C
3.16 C
Kecepatan Informasi
3.67 B
3.75 B
3.75 B
3.84 B
3.40 C
3.56 B
3.58 B
3.60 B
3.08 C
3.22 C
3.24 C
3.34 C
Keakuratan Informasi
3.77 B
3.88 B
3.82 B
3.95 B
3.40 C
3.46 B
3.56 B
3.72 B
3.22 C
3.32 C
3.33 C
3.54 B
Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006
Mutu kinerja ketersediaan informasi pada ketiga Puskesmas hampir sama yakni berada pada nilai mutu ‘C’ atau sedang, kecuali pada triwulan 4 Puskesmas elite ‘B’.
Pada ‘kecepatan informasi’ mutu paling rendah adalah pada Puskesmas slum begitu pula pada mutu kinerja ‘keakuratan informasi’.
Berikut ini adalah Tabel 52 yang akan mengetengahkan terlebih dahulu hasil pengolahan nilai konversi mutu kinerja kapabilitas informasi secara empirik sebagai
berikut. Tabel 52 Nilai Konversi Mutu Kinerja Kapabilitas Informasi dengan Metode
Empirik
Nilai Persepsi
Nilai Interval Konversi Empiris Peringkat
Mutu Mutu Kinerja
1 2.720 - 2.966
E Sangat Kurang
2 2.966 - 3.212
D Kurang
3 3.212 - 3.458
C Sedang
4 3.458 - 3.704
B Baik
5 3.704 - 3.950
A Sangat Baik
Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006
Berdasarkan pada nilai konversi tersebut, maka hasil penilaian mutu kinerja kapabilitas informasi adalah sebagai berikut.
150
T
abel 53 Mutu Kinerja Puskesmas dari Aspek Kapabilitas Informasi Metode Empirik
ELITE MODERATE
SLUM Triwulan
Triwulan Triwulan
PKC Kapabilitas
Informasi
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
Ketersediaan Informasi
3.22 C
3.24 C
3.30 C
3.52 B
2.95 E
3.14 D
3.40 C
3.28 C
2.72 E
2.96 D
2.88 D
3.16 D
Kecepatan Informasi
3.67 B
3.75 A
3.75 A
3.84 A
3.40 C
3.56 B
3.58 B
3.60 B
3.08 D
3.22 C
3.24 C
3.34 C
Keakuratan Informasi
3.77 A
3.88 A
3.82 A
3.95 A
3.40 C
3.46 B
3.56 B
3.72 A
3.22 C
3.32 C
3.33 C
3.54 B
Sumber : Hasil pengolahan data primer penelitian 2006
Secara keseluruhan dalam metode empirik, mutu kinerja kapabilitas informasi yang terbaik di antara ketiga Puskesmas adalah Puskesmas elite, peringkat kedua adalah
Puskesmas moderate, sedangkan yang terakhir adalah Puskesmas slum. Sedangkan grafik yang menggambarkan kecenderungan dari perilaku sistem kapabilitas informasi
Puskesmas adalah sebagai berikut.
Grafik kecenderungan perilaku masih berbentuk ‘goal seeking’ karena masih terdapat kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dengan kenyataannya. Untuk
memperbaiki sistem kinerja, diperlukan tindakan koreksi pada nilai kinerja yang rendah.
Time
Kapabilitas_Informasi_Elite 1
Kapabilitas_Informasi_Moder at
2 Kapabilitas_Informasi_Slum
3 1
2 3
4 1
2 3
4 5
1 2
3 1
2 3
1 2 3
1 3
Gambar 15 Grafik Kecenderungan Kapabilitas Informasi Puskesmas Elite, Moderate, dan Slum Sumber : Hasil Kajian Penulis, 2006
151
3. Kapabilitas Pegawai